Remidial Teaching

advertisement
Remedial Teaching
Setiap pendidik atau guru pasti berharap yang terbaik untuk peserta didiknya. Dalam hal
ini, setiap guru pasti ingin peserta didiknya mmpu menerima pelajaran dengan baik tanpa
ada kesulitan. Dengan demikian, pada saat evaluasi pembelajaran atau ujian akan
didapatkan nilai yang baik bagi setiap siswa. Nilai yang baik disini tentunya nilai yang
sudah melampaui batas KKM ketuntasan yng telah ditentukan. Namun perlu diketahui
guru, bahwa setiap insan atau anak memiliki tipe kecerdasannya masing-masing atau
berbeda. Ada yang dalam satu kali penjelasan materi langsung bisa dimengerti dengan
baik, dan ada yng sebaliknya, harus 2 kali bahkan lebih dalam penjelasan agar paham.
Dengan keterbatasan waktu efektif kegiatan belajar mengajar, dengan terpaksa guru
hanya mampu memberikan pengulangan materi beberapa kali saja selanjutnya
mengadakan ujian.
Dengan demikian, bagaimana jika masih ada peserta didik yang belum mengerti atau
paham dengan materi yang disampaikan?? sehingga nilai atau skor yang didapatkan
pada saat ujian kurang maksimal dan belum memenuhi KKM?? Apakah dibiarkan begitu
saja?? Tentu sebagai pendidik yang baik tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi.
Pastinya akan berusaha memberiakn yang terbaik bagi peserta didiknya. Disinilah
remedial teaching berperan. Apa itu remedial teaching???
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Remedial Teaching berasala dari dua kata, yaitu
remedial yang berarti pertama, berhubungan dengan perbaikan, pengajaran ulang bagi
murid yang hasil belajarnya jelek, dan bersifat menyembuhkan. Selanjutnya teaching
berarti pengajaran, proses perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan, perihal
mengajar, dan segala sesuatu mengenai mengajar. Pembelajaran remedial adalah
pembelajaran yang diberikan pada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada
KD tertentu dengan menggunakan metode yang diakhiri dengan penilaian untuk
mengukur kembali tingkat ketuntasan pada peserta didik. Pada hakikanya semua peserta
didik melampaui standar kompetensi yang telah dirancang, hanya saja waktu yang
dibutuhkan dalam pencapaian berbeda-beda. Oleh karena itu perlu diadakan program
pembelajaran remedial (perbaikan).
A. Prinsip :
1. Adaptif
Metode maupun materi yang digunakan saat pembelajaran remedial harus
dapat menyesuaikan dengan situasi dan tujuan dari pembelajaran remedial.
2. Interaktif
Dalam pembelajaran remedial harus terjadi banyak interaksi antara peserta
didik dengan guru.
3. Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian
Karena pembelajaran remedial tidak termasuk dalam pembelajaran yang
direncanakan, sehingga penilaian dan metodenya harus dapat menyesuaikan
dengan kondisi peserta didik.
4. Pemberian umpan balik sesegera mungkin
Pemberian umpan balik sangatlah penting dalam sebuah pembelajaran
5. Pelayanan sepanjang waktu
Guru harus dapat memberikan pelayanan penuh terhadap peserta didik dan
menyediakan waktu sebanyak mungkin supaya peserta didik dapat
berkonsultasi dengan guru secara leluasa.
Sebelum remedial teaching dilakukan, seorang guru harus melakukan
diagnosis kesulitan belajar yang terjadi pada peserta didik. Kesulitan belajar dibagi
menjadi 3, yaitu:
1. Kesulitan ringan (kurang perhatian saat mengikuti pelajaran)
2. Kesulitan sedang (gangguan belajar dari luar peserta didik, seperti : factor
keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan)
3. Kesulitan berat (biasanya terjadi pada pembelajaran anak inklusi (tuna
daksa, tuna rungu, tuna netra, dll))
B. Teknik untuk mendiagnosa kesulitan:
1. Tes prasyarat
Tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan
untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum.
Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat keterampilan.
2. Tes diagnosis
Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam
menguasai kompetensi tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi
bilangan, apakah peserta didik mengalami kesulitan pada kompetensi
penambahan, pengurangan, pembagian, atau perkalian.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta
didik untuk menggali lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang dijumpai
peserta didik.
4. Observasi
Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat
perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat
diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar peserta didik.
C. Pelaksanaan pembelajaran remedial dapat berupa:
1. Pembelajaran ulang dengan metode dan media berbeda.
2.
3.
4.
5.
Belajar mandiri atau pemberian bimbingan secara khusus.
Pemberian tugas.
Belajar kelompok (dengan tentor sebaya).
Diakhiri dengan tes atau ujian/ulangan.
D. Syarat atau prinsip tes ulang :
1. Tes ulang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai nilai minimum
sebuah mata pelajaran, atau disebut dengan KKM (Kompetensi Ketuntasan
Minimal)
2. Nilainya tidak melebihi nilai ketuntasan minimal
E. Since bloom (1968) menekankan pentingnya dari diagnosis pembelajaran dengan
cara :
1. Feedback
2. Prescribed remediation, Banyak penelitian eksperimental yang berkaitan
dengan pembelajaran sains telah dilaporkan di bidang ini.
3. Membantu siswa yang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
menghadapi masalah.
4. Menyediakan waktu yang cukup untuk belajar kepada siswa sesuai dengan
kecepatan belajar yang dimilikinya secara individual (rate of learning).
5. Membatasi ruang lingkup bahan yang harus dipelajari siswa dengan tingkat
kesulitan tertentu.
F. Yeanny and Miller 1983 melakukan penelitian yang dikemukakan oleh (Okey,
1974) sebagai berikut :
1. Komponen umum dari diagnosis remedial
 Menetapkan tujuan pembelajaran dan indicator
 Memperdalam kompetensi dasar dan mengembangkan diagnose
 Mengajar menggunakan prosedur yang dipilih
 Tes menggunakan diagnosis pengukuran
 Remediasi dan diagnosis ulang
 Mengadministasi tes summative
 Tujuan dari penelitian
 Menentukan dan membandingkan besarnya efek pembelajaran remedial
 Membandingkan efek pada sma atau smp dengan universitas
 Menganalisis pengalaman siswa setelah ikut tes summative
2. Kesimpualan yang didapat


Hasil yang didapat akan muncul dan akan mempengaruhi secara signifikan
terhadap diagnosis remedial
Dapat membedakan antara tes summativ dan tes diagnosis


Seseorang harus dapat menyimpulkan bahwa siswa science itu bisa.
Bahwa tanpa adanya pengajaran remedial mereka dapat mendiagnosis
sendiri masalahnya dengan adanya atau dengan diberikannya feedback.
Pemberian feedback pada peserta didik lebih mudah dan memiliki resiko
lebih rendah daripada melaksanakan pembelajaran remedial yang
kompleks dan bersiklus.
3. Efek dari diagnosis pembelajaran remedial pada prestasi siswa biology,
menurut Okey (1974)



Kelemahan-kelemahan siswanya merupakan komponen dasar dalam
diagnosis pembelajaran remedial (DRT)
Diagnosis Herein dapat didefinisikan sebagai teknik untuk mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan siswa dlam pembelajaran atau latihan dari
pembelajaran dengan tes, observasi, dan project.
Data yang dikumpulkan dari diagnosis disajikan dalam analisis kebutuhan
4. Remediation :



Melalui inquiry-discovery (Bruner, 1966)
Berdasarkan asumsi bahwa pembelajaran masih dipengaruhi oleh teknik
pembelajaran dari guru (Bryant)
Menjadi dasar untuk implementasi
Semoga Bermanfaat
Download