ESTER 5 : 1 – 14

advertisement
E S T E R
5 : 1 – 14
(Beberapa Kutipan Lepas: Informasi dan Ulasan)
1
Latar Belakang Historis
Sebagai laporan tentang suatu kejadian nyata, kisah Ester tidaklah mungkin. Tetapi
ada latar belakang historisnya. Tidak jarang sepanjang sejarah orang-orang Yahudi di perantauan dibenci, dikejar dan secara masal dibunuh oleh orang pribumi. Anti-semitisme
tua sekali. Justru dalam abad kita ini anti-semitisme itu memuncak dalam pembunuhan
masal yang diadakan Hitler. Sejarah pun membawa bukti bahwa orang Yahudi tidak segan membalas dendam kalau muncul ketika yang baik.
Dengan latar belakang itulah Kitab Ester mau memberi kekuatan kepada umat Allah
yang terancam justru karena mereka adalah umat Allah yang terpilih. Memang dalam Kitab Ester Ibrani semangat keagamaan tipis sekali, hampir tidak kelihatan. Nama Allah tidak pernah disebut dan peranan-Nya hanya tersirat dalam perkataan Mordekhai ini: “Bagi
orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain” (Est 4:14). Pihak lain itu ialah Tuhan. Karena corak profan-nya Kitab Ester lama sekali tidak mau diterima sebagai Kitab Suci. Penerjemah Yunani menambah beberapa bagian. Bagian-bagian
ini, terutama yang berupa doa, sangat mempertajam dan memperdalam ciri keagamaan
Kitab Ester. Bagian pembukaan (mimpi Mordekhai) dan bagian penutup (takbir mimpi
itu) dalam terjemahan Yunani menggarisbawahi bahwa seluruh peristiwa yang diceritakan itu sesuai dengan rencana Allah yang menyelamatkan umat-Nya [kutipan dari C. Groenen,
Pengantar ke dalam Perjanjian Lama (Yogyakarta: Kanisius, 1992), hlm. 184f.].
Informasi:
Orang Yahudi telah terlindung dari bahaya pembunuhan, lalu merayakan pesta kelepasan mereka, yaitu “Pesta Purim” pada tanggal 14 dan 15 [bulan Adar --- Februari/
Maret]. Di dalam kitab ini terdapat beberapa hal yang tidak historis, misalnya menurut
fasal 2:6, Mordekhai dibawa ke Babylon dari Yerusalem pada tahun 597 seb. Kr., dan
cerita ini terjadi satu abad sesudah tahun 597 seb.Kr. [kutipan dari J. Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama (Jakarta: BPK-GM, 1996), hlm. 162].
2
Eksposisi
[Sumber utama dan kutipan bahasa Inggris dari Quest Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2003), p. 698f.].
Ayat 3: Apakah “setengah kerajaan” sungguh-sungguh akan diserahkan kepada Ester?
Kemungkinannya tidak. Ungkapan tersebut adalah semacam basa-basi yang menan
dakan bahwa sang raja “berkenan” ditemui Ester. Namun ungkapan itu menyiratkan
juga janji untuk dipenuhinya permintaan Ester. Raja Ahasweros mestinya menyadari
bahwa Ester tak mungkin akan mendekatinya, kalau memang tak ada sesuatu yang
sangat penting untuk disampaikan Ester kepadanya. “Esther had succeeded in arousing both his admiration and his curiosity.”
2
Ayat 8: Mengapa Ester menunda sampai besok untuk menyampaikan permintaannya?
Ada beberapa kemungkinan. (1) Ester menjalankan taktik menunda waktu, agar sang
raja semakin sungguh-sungguh berkenan memenuhi permintaan Ester. (2) Ester masih kurang “PD” untuk menyampaikan permintaannya pada kesempatan ini. (3) Ester punya kemampuan khusus untuk menerima bimbingan Allah untuk menundanya
dan dengan itu waktu menjadi matang bagi sang raja untuk menemukan sendiri jasa
dan budi baik Mordekhai (6:1-2).
Ayat 14: Mengapa membuat tiang setinggi itu?
Itu menggambarkan betapa tingginya kebencian Haman kepada Mordekhai. Untuk
mencapai ketinggian itu, tiangnya barangkali ditancapkan di bubungan rumah atau di
atas tembok. Dengan itu semua orang bisa melihat Mordekhai tergantung dan sekaligus menjadi peringatan bagi orang-orang lain sebangsanya.
Informasi: Tinggi tiang itu, 28 m. atau kr [kira-kira] sama tingginya dengan tembok kota,
bukanlah dibesar-besarkan khususnya karena tujuan Haman adalah untuk
mempertontonkan betapa hinanya kebinasaan Mordekhai. Haman yakin,
bahwa raja akan menjatuhkan hukuman mati atas permintaannya [kutipan dari
Tafsiran Alkitab Masa Kini 1, Kejadian-Ester, terj. (Jakarta: YKBK/OMF, 1998), hlm. 683].
Haman’s weakness is the egocentricity that swells his pride. The irony is
that, just as in Xerxes’ [Ahasyweros] case in chapter 1, his weakness is exposed by his wife. Zeresh takes over. She tells Haman what to do, and complies. The size of the gallows represents his enormous desire for Mordecai to
publicly disgraced. Only this would satisfy Haman’s search for revenge and
personal claim [kutipan dari Debra Reid, Discovering Ruth and Esther (Leicester, England:
Crossway Books, 2000), p. 124].
3
Excursus
Kalau ada sesuatu yang dikemukakan Kitab Ester maka berikut ini ditegaskannya. Kekerasan dan kebecian menelorkan kebencian dan kekarasan. Dan itu khususnya jika kebencian dan kekerasan itu hanya berdasarkan perbedaan bangsa dan kebudayaan. Haman
serta pendukungnya benci kepada Mordekhai serta bangsanya. Ini dilampiaskan melalui
kekerasan. Hasilnya ialah kebencian dan kekerasan dari pihak Yahudi. Kitab Ester tidak
mengisahkan apakah kebencian dan kekerasan Yahudi itu kembali menimbulkan kebencian dan kekerasan. Tetapi sejarah sendiri membuktikannya. Begitulah ditetapkan rencana Tuhan, hukum sejarah: Sipa menghunus pedang akan binasa oleh pedang. Ini ajaran
Kitab Ester yang dewasa ini perlu diingat baik-baik: Kebencian dan kekerasa hanya dapat
menelorkan kebencian dan kekerasan [kutipan dari Groenen, op. cit., hlm. 185].
- - - NR - - -
3
Download