View/Open - Repository | UNHAS

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi dalam kehidupan manusia terus mengalami perkembangan. Jika
pada awal penemuan teknologi komunikasi kehidupan sehari-hari telah dimediasi
dengan telepon, dan pesan-pesan singkat, kini komunikasi diperluas dalam bentuk
jaringan yang mampu menghubungkan ratusan bahkan ribuan orang dalam waktu
yang bersamaan. Hal ini sejalan pula dengan perkembangan teknologi
komunikasi, yang ditulis oleh Cangara dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi
yang menyebutkan bahwa, kecakapan manusia dalam berkomunikasi dengan alat
cetak-mencetak berlangsung kira-kira 500 tahun, kemudian manusia tampil
berkomunikasi melalui getaran-getaran elektronik. (Cangara: 2002:8)
Pada era perkembangan media online saat ini situs jejaring sosial (social
Network site) merupakan salah satu situs yang paling gandrungi oleh masyarakat
umum. Mereka berhasil membuat gelisah kebanyakan penggunanya jika dalam
satu hari tidak beraktifitas didalamnya. Bisa jadi inilah yang disebut oleh
McLuhan sebagai Age of Anxiety (2001: 5). Sebuah kecemasan karena tidak
menggunakan teknologi terbaru.
Kini internet hadir secara global. Seperti yang dikatakan oleh McLuhan
(2001:16), dengan teknologi, jarak dan waktu yang selama ini menjadi kendala
dalam menjalin hubungan, takluk dengan sendirinya. Semesta ibaratnya makin
mengerut karena terasa dekat dengan jangkauan internet. Dengan internet
seseorang bisa menghadirkan/memperpanjang inderanya ke dimensi lain pada saat
2
yang bersamaan. Dalam internet, kita dapat mengunjungi berbagai jenis situs
sesuai dengan yang kita inginkan. Tak terkecuali situs jejaring sosial yang sedang
marak digunakan, salah satu diantaranya ialah Facebook.
Jejaring sosial Facebook menjadi situs jejaring sosial favorit di dunia. Hal
ini dibuktikan dengan survey bahwa dari 10 orang yang ditemui dan diberi
pertanyaan "Apa itu Facebook?", Sembilan orang dari mereka sudah mengenal
situs jejaring sosial yang satu ini. Bahkan anak berumur bawah 5 tahun pun sudah
ada yang mengenal situs jejaring sosial yang satu ini.(2011, misterje.blogspot.com)
Di Indonesia sendiri, pengguna Facebook telah mencapai puluhan juta
orang. Bahkan menurut survey dari checkfacebook.com, Indonesia menyumbang
pengguna Facebook sebanyak 40,139,480 pengguna. Dari data tersebut Indonesia
menempati urutan nomor 2 untuk jumlah pengguna Facebook terbanyak di dunia.
Facebook sebagai salah satu situs jejaring sosial seperti dilansir dari
Wikipedia Indonesia, memungkinkan penggunanya untuk membuat profil,
melihat daftar pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman
untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini
menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri
dan foto pengguna.
Diungkapkan oleh Soedjono dalam bukunya Port Pouri Fotografi (2007:
43) karya fotografi juga dapat dimaknakan memiliki nilai sosial karena
difungsikan sebagai medium yang melengkapi suatu kegunaan tertentu dalam
bentuk pengesahan jati diri seseorang dalam suatu pranata kemasyarakatan (sosial
institution).
3
Hal ini dinampakkan bila sebuah karya fotografi dalam format tertentu
(pas-foto) digunakan dalam berbagai tanda pengenal atau identitas kepemilikan
yang sah seperti dalam KTP, SIM, Ijazah, Pasport, dan sebagainya, ada pula foto
keluarga yang dibingkai dengan indah untuk menghiasi ruang keluarga, disamping
yang berada di dalam album, dompet, ataupun yang dikirimkan atau diunggah di
internet yang merupakan karya-karya fotografi yang memiliki aspek sosialinformal yang sifatnya personal. Masing-masing foto tersebut memiliki nilai
personal yang berbeda tingkat rasa serta emosi kejiwaannya dan menjadi sangat
bermakna dalam kehidupan sosial manusia.
Pada kategori tertentu, (dalam hal ini foto yang hadir sebagai Profile
Picture) karya fotografi yang ada berdasarkan fungsi dan kegunaannya hadir
dalam bentuk fotografi potrait. Dalam fotografi potrait , karya foto hampir sama
dengan kategori karya foto yang lainnya, dan perihal teknis menjadi hal yang
kedua, representasi akan identitas dan karakteristik objek menjadi hal yang paling
penting (Nugroho,2006: 264).
Terlepas dari masalah hal teknis dalam memotret, fotografi sendiri sejatinya
adalah sebuah media komunikasi, yang mengkomunikasikan pesan melalui
gambar, dan terdapat beragam makna didalamnya. Sebagai contoh bagaimana
seorang Eastakle yang banyak melakukan analisis tentang fotografi sebagai karya
seni, menyatakan bahwa fotografi adalah bentuk baru medium komunikasi :
“After painstakingly cataloging the dificiencies of picture making by
photography as compared to picture making by painting, Lady Eastlake arrive at
the surpraisingly modern conclution that photography is a new medium of
communication and has its independent and indispensable place.”( Soedjono,
2007:14)
4
Cara tiap individu menampilkan diri terhadap orang lain berbeda-beda.
Citraan melalui fotografi dalam Profile Picture tidak sekedar menjadi media
komunikasi piktorial atas sebuah informasi, peristiwa atau menjadi visualisasi dari
sebuah pribadi, lebih dari itu fotografi sebagai media juga merupakan upaya
mereka membawa identitas sosial dan budaya masing-masing dalam bereksistensi.
Nilai dalam bereksistensi inilah yang penulis ingin lihat lebih jauh di dalam
foto-foto yang ditampilkan oleh pengguna dalam Facebook. Sehingga muncullah
efek-efek pencitraan yang berpengaruh pada eksistensi diri. Kehidupan sosial
dalam Facebook tak ubahnya kehidupan sosial yang ditemui sehari-hari.
Didalamnya beragam latar belakang sosial dan budaya saling bertemu dan
berinteraksi melalui pesan-pesan verbal maupun nonverbal. Bermacam-macam
profesi dan kedudukan saling menyapa demi merajut hubungan sosial.
Jika dilihat dari wujudnya, foto jelas mengandung tanda-tanda komunikatif,
baik yang secara terang-terangan ditekankan melalui objeknya maupun hanya
bersifat dokumentatif semata. Lewat bentuk-bentuk komunikasi itulah pesan
tersebut menjadi makna. Disamping itu, gabungan antara tanda dan pesan yang
ada pada Profile Picture itulah yang diharapkan
mampu merepresentasikan
tujuan dari sang pemilik akun untuk citraan dirinya demi tercapainya eksistensi.
Penulis bertujuan untuk megkaji tanda verbal (terkait judul, caption dan
body copy) dan tanda visual (terkait dengan pose, simbol, eksposure, tata cahaya
dan unsur-unsur fotografis lainnya) Profile Picture dengan pendekatan semiotika.
Dengan demikian, analisis semiotika diharapkan menjadi salah satu pendekatan
untuk memperoleh makna yang terkandung dibalik tanda verbal dan tanda visual
5
dalam Profile Picture dan juga mengetahui bahwa foto merupakan fenomena
komunikasi yang sarat akan tanda.
Berdasar pada uraian di atas maka penulis ingin mengangkat hal tersebut
sebagai sebuah penelitian berjudul:
Representasi Eksistensi Diri pada Profile Picture dalam Situs Pertemanan
Facebook (Sebuah Analisis Semiotika).
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang diatas, penulis mengajukan rumusan masalah
yang kemudian akan menjadi titik berat penelitian. Adapun rumusan
permasalahan yang akan dijawab ialah pertanyaan mengenai :
1. Apa makna tanda dibalik penyajian Profile Picture pada Facebook?
2. Bagaimana aspek eksistensi diri direpresentasikan dalam Profile Picture
pada Facebook?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui makna dibalik tanda dalam penyajian Profile Picture
pada Facebook.
2. Untuk mengetahui represantasi eksistensi diri dalam Profile Picture
pada Facebook.
6
Kegunaan penelitian
1. Kegunaan teoritis
Penelitian
ini
secara
teoritis-akademik
bermanfaat
untuk
menambah wacana penelitian kualitatif (semiotika) yang ada dalam
khazanah penelitian fotografi khususnya dan komunikasi pada
umumnya.
2. Kegunaan praktis
Penelitian ini secara praktis bermanfaat mengetahui strategi kreatif
pemilik akun menyajikan foto dirinya (Profile Picture) pada situs
pertemanan Facebook dalam upaya eksistensi diri sehingga Profile
Picture yang ada pada saat ini tidak lagi dipandang sebagai pelengkap
data
diri
semata.
lebih
khusus
penulis
bermaksud
agar
masyarakat,terkhusus bagi yang mempunyai ketertarikan dalam bidang
fotografi mengatahui bahwa foto dapat dikaji dalam berbagai ilmu,
salah satunya semiotika yang dapat digunakan dalam membaca tandatanda yang diintepretasikan penuh atas kemampuan orang yang
memandang foto tersebut. Penelitian ini juga sebagai salah satu syarat
meraih gelar kesarjanaan pada jurusan komunikasi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
7
D.
Kerangka konseptual
a. Fotografi sebagai media
Pada dasarnya tanda dalam foto terdiri dari tanda-tanda verbal dan non-
verbal. Tanda verbal mancakup bahasa yang kita kenal sedangkan tanda-tanda
nonverbal adalah bentuk, warna, angle, komposisi yang disajikan dalam foto.
Karya fotografi dapat dimaknai dengan mengacu pada referensi empiris
apabila diharapkan suatu makna yang lebih ‘instantaneous’ sifatnya. Hal ini
merupakan suatu pemaknaan yang lebih spontan setelah mempersepsi sebuah
karya fotografi dari sisi kehadiran bentuk fisiknya saja. Pengenalan dan
pengetahuan tentang ‘teks’ sebagai ‘tanda’ yang berasal dari beberapa analogi dan
asosiasi dalam proses kajian semiotika terhadap elemen visual karya fotografi
baik itu yang berupa bentuk representasi alam nyata maupun yang berupa hasil
rekayasa bentuk akan dapat pula merekayasa hasil pemaknaan/intepretasi (multiinterpretable).
Penggunaan karya fotografi bisa didasarkan untuk berbagai kepentingan
dengan menyebutnya sebagai medium penyampai pesan bagi tujuan tertentu.
Karya fotografi disamping kehadirannya yang mandiri juga di manfaatkan bagi
memenuhi suatu fungsi tertentu. Sebuah karya fotografi yang dirancang dengan
konsep tertentu dengan dengan objek yang terpilih dan dihadirkan bagi
kepentingan pemiliknya untuk luahan ekspresi artistik dirinya kemudian diunggah
sebagai Profile Picture, maka karya tersebut bisa menjadi sebuah karya fotografi
ekspresi. Dalam hal ini karya foto tersebut dimaknakan sebagai suatu medium
ekspresi yang menampilkan jati diri si pemilik dalam proses bereksisitensi.
8
Kadang pula suatu karya fotografi bisa bernilai sebagai suatu narative-text
karena cara menampikannya yang disusun berurutan secara serial sehingga
memberikan kesan sebuah ceritera yang berkesinambungan antara satu gambar
dengan yang lain. Bahasa gambar yang yang tertuang dalam karya fotografi
tersebut menyiratkannya sebagai media komunikasi piktorial dalam mengisahkan
sebuah kejadian atau peristiwa secara visual dengan teknik fotografi. Dalam hal
ini maka kajian semiotika juga harus mempertimbangkan hubungan satu karya
fotografi dengan lainnya dengan mencoba mengisi visual gab yang ada sehingga
dapat difahami nilai makna yang diharapkan dengan merunutkannya sebagai suatu
bentuk ‘spatial continum’ yang berkelanjutan sebagaimana eksperimen yang
pernah dilakukan oleh Eadweard Muybridge pada masa lalu.(Soedjono,2007:42)
b. Representasi
Representasi bekerja pada hubungan tanda dan makna. Konsep
representasi sendiri bisa berubah-ubah. Selalu ada pemaknaan baru. Menurut
Julianti sebagaimana dikutip Seto (2011:124) representasi berubah-ubah akibat
makna yang juga berubah-ubah. Setiap waktu terjadi proses negosiasi dalam
pemaknaan.
Jadi representasi bukanlah suatu kegiatan atau proses statis, melainkan
proses dinamis yang terus berkembang seiring dengan kemampuan intelektual dan
kebutuhan para pengguna tanda yaitu manusia sendiri yang juga terus bergerak
dan berubah. Representasi merupakan suatu bentuk usaha konstruksi. Karena
pandangan-pandangan baru yang menghasilkan pemaknaan baru juga merupakan
pertumbuhan konstruksi. Karena pandangan-pandangan baru yang menghasilkan
9
pemaknaan baru juga merupakan hasil pertumbuhan konstruksi pemikiran
manusia.
Penulis melakukan penelitian terhadap tanda-tanda dalam foto dan
menjelaskan bagaimana proses representasi ini bekerja berdasarkan teori tanda
yang dikemukakan oleh seorang filsuf Amerika Charles Sanders Pierce. Dengan
membedahnya melalui segitiga makna Pierce. Pierce sendiri menempatkan
representasi sebagai suatu bentuk hubungan
elemen-elemen makna, jadi
representasi menurut pisau bedah yang dikemukakan oleh Pierce mengacu kepada
bagaimana sesuatu itu ditandakan dan membentuk intepretant seperti apa lalu
bagaimana segitiga makna itu berantai menjadi suatu bentuk rantai semiosis
tersendiri.
Gambar 1.D.1 : Model triadic yang digunakan Pierce
(representamen+object+interpretant=sign)
Sebuah tanda atau representamen menurut Charles S Pierce adalah sesuatu
yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu oleh Pierce
disebut interpretant- dinamakan sebagai interpretan dari tanda yang pertama, pada
10
gilirannya akan mengacu pada objek tertentu. Dengan demikian menurut Pierce,
sebuah tanda atau representamen memiliki relasi ‘triadik’ langsung dengan
intepretan dan objeknya. Apa yang dimaksud dengan proses ‘semiosis’
merupakan suatu proses yang memadukan entitas ( berupa representamen) dengan
entitas lain yang disebut sebagai objek. Proses ini oleh Pierce disebut sebagai
signifikasi.(Sobur,2001:97)
Dalam menganalisis tanda-tanda yang dimaksudkan penulis berdasarkan
pada metode Charles Sanders Pierce yang membagi tanda kedalam ikon, simbol,
dan indeks. Untuk lebih jelas melihat perbedaan antara ketiganya ialah sebagai
berikut:
Tabel 1.D.1: Jenis tanda menurut Charles Sanders Pierce
Jenis tanda
Ikon
Indeks
Simbol
Ditandai dengan
-persamaan (kesamaan)
-kemiripan
-Hubungan sebab akibat
-keterikatan
-konvensi atau
-kesepakatan sosial
Contoh
Gambar, foto,
patung
Asap=api
Gejala=penyakit
-kata-kata, isyarat
Proses kerja
-dilihat
-diperkirakan
-dipelajari
Sumber: Wibowo,2006: 35
c. Semiotika sebagai perangkat analisis
Komunikasi dan tanda tidak bisa dipisahkan . Theodorson dan Theodorson
memberikan suatu definisi yang menekankan pada penggunaan tanda atau simbol
dalam komunikasi. Menurutnya komunikasi adalah “ Transisi dari informasi, ide,
perilaku atau emosi dari satu individu atau kelompok kepada lainnya terutama
\melalui simbol” (Mcquail dalam Seto,2011:133)
11
Penelitian ini mengacu pada definisi komunikasi yang mengetengahkan
bahwa komunikasi merupakan proses transaksi, Dedy Mulyana (2007:68)
berpendapat bahwa komunikasi
sebagai proses transaksi, menganggap
komunikator secara aktif mengirim dan menafsirkan pesan. Komunikasi
berlangsung jika seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, pihak-pihak
yang berkomunikasi berada pada keadaan interdependensi dan timbal-balik .
Pendekatan semiotika dipilih penulis karena semiotika dianggap mampu
untuk menjelaskan berbagai hal yang tidak tampak dipermukaan, tapi lebih jauh
dari itu, semiotika mampu untuk membongkar makna-makna yang tersembunyi
sehingga kedalaman dan keluasan informasi akan sangat menentukan sejauh mana
galian informasi yang diperoleh.
Penulis melakukan penelitian terhadap tanda-tanda dalam foto berangkat
dari teori keberaksaraan visual yang dikemukakan Paul Messaris. Dalam teori
yang digali dari Paul messaris, gambar-gambar yang dihasilkan manusia,
termasuk fotografi, bisa dipandang sebagai suatu keberaksaraan visual. Dengan
kata lain, gambar-gambar itu bisa dibaca. Sehingga konsekuensi pendapat ini,
gambar-gambarpun merupakan bagian dari satu cara berbahasa. (Ajidarma,
2002:26)
Pendapat Messaris ini mendukung asumsi, bahwa dalam suatu foto sebagai
media visual, bukan hanya dimungkinkan untuk menarik suatu makna, melainkan
bahwa makna itu mungkin direkayasa untuk tampil dengan gagasan menghujam.
Sebuah foto jadinya bukan hanya representasi visual objek yang direproduksinya,
melainkan mengandung pesan.
12
Pendekatan yang dipilih oleh penulis adalah pendekatan dari Charles
Sanders Pierce yang terkenal akan teori tandanya. Pierce sebagaimana dipaparkan
Lechte (2001:227), Pierce seringkali mengulang-ulang bahwa secara umum tanda
adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Perumusan yang terlalu sederhana
ini menyalahi kenyataan tentang adanya suatu fungsi tanda. Contoh, tanda A
menunjukkan suatu fakta (atau objek B), kepada penafsirnya yaitu C. Oleh karena
itu, suatu tanda tidak pernah berubah suatu entitas yang sendirian, tetapi memiliki
ketiga aspek tersebut.
Maka dengan itu penulis menggambarkan kerangka pikir yang kelak akan
menjadi acuan dalam penyusunan skripsi ini. Kerangka konseptualnya adalah
sebagai berikut:
Kerangka Konseptual
Faktor internal & eksternal
Penyajian Profile
Picture
Ikon
Analisis
Semiotika Pierce
Indeks
simbol
Representasi
eksistensi diri
Gambar 1.D.2: Bagan kerangka konseptual
13
E. Definisi Oprasional
Sesuai dengan masalah yang diteliti yaitu mengenai analisis semiotika
penyajian foto diri (Profile Picture) pada upaya pengungkapan makna verbal
maupun nonverbal dalam representasi diri melalui situs jejaring sosial maka
penulis memberikan batasan penelitian dalam definisi operasionalnya sebagai
berikut:
a.
Representasi merupakan penggunaan tanda untuk mewakili atau
memberikan bentukan kepada suatu konsep akan hal-hal tertentu untuk
ditampilkan.
b. Eksistensi Diri merupakan suatu kondisi akan pengakuan keberadaan
seorang pribadi atas kehidupan sosialnya.
c. Profile Picture adalah salah satu aplikasi kelengkapan pribadi yang
menampilkan foto diri atau sosok pemilik akun.
d. Facebook adalah salah satu situs pertemanan yang dimotori oleh Mark
Zuckerberg yang memungkinkan penggunanya untuk membentuk
jejaring sosial maya secara global dengan berinteraksi menggunakan
fitur-fitur yang telah disediakan di dalamnya.
e. Analisis semiotika adalah metode analisis untuk mengkaji tanda.
F. Metode Penelitian
1. Objek dan Waktu Penelitian
a.
Objek penelitian adalah Profile Picture sejumlah pemilik akun
Facebook baik pria maupun wanita yang terdaftar pada friendlist
14
peneliti dengan menitik beratkan pada tanda-tanda verbal maupun
nonverbal yang ada pada Profile Picture tersebut.
b. Penelitian dilakukan selama delapan bulan terhitung dari bulan Oktober
2011 hingga Mei 2012.
2. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menggunakan definisi
sederhana, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat interpretatif
(menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode dalam menelaah
masalah penelitiannya ( Mulyana,2007: 5) dan dalam meneliti makna pada
Profile Picture menggunakan analisis semotika Charles Sanders Pierce
dalam mencari penjelasan detil tentang fenomena sistem tanda yang ada
dalam Profile Picture situs pertemanan Facebook.
Analisis semiotika pada dasarnya bersifat kualitatif-intepretaif
(interpretation) yaitu sebuah metode yang memfokuskan dirinya pada tanda
dan teks sebagai objek kajiannya, serta bagaimana peneliti menafsirkan dan
memahami kode dibalik tanda dan teks tersebut.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
berdasarkan kebutuhan analisa dan pengkajian penulis, melalui observasi
non partisipan, dimana peneliti tidak ikut ambil bagian dalam hal atau
fenomena yang diobservasi. Hal ini sesuai dengan analisis yang dilakukan
dalam penelitian ini, dimana secara subjektif, melalui teknik Purposif
Sampling peneliti mendokumentasikan
sejumlah Profile Picture yang
15
dipilih sebagai sampel untuk mewakili populasi dalam hal ini ialah lima
pemilik akun Facebook yang terdaftar pada Friendlist peneliti dengan
memilah Profile Picture yang dianggap representative dengan melihat
tematik foto yang digunakan.
Keputusan ini diambil karena menurut pengamatan, ternyata ada
suatu kecenderungan pola pergantian Profile Picture seseorang terhadap
tema-tema kekinian sehingga sampel yang dipilih cukup memadai untuk
memberi gambaran akan suatu upaya eksistensi diri seseorang melalui
Profile Picture pada situs pertemanan facebook.
Kemudian untuk keperluan pendukung interpretasi data digunakan
studi kepustakaan dengan mempelajari dan mengkaji literatur yang
berhubungan dengan permasalahan untuk mendukung dan memperkuat
landasan teori permasalahan yang dibahas.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara periset sebagai instrumen riset
memberi makna kepada data menggunakan cara berfikir induktif yaitu cara
berfikir yang berangkat dari hal-hal khusus (fakta empiris) menuju hal-hal
yang umum (tataran konsep).
Langkah pertama adalah melihat dan memilah pemilik akun sebagai
sampel penelitian berdasarkan tematik foto yang ada pada folder Profile
Picture yang memiliki korelasi dengan tujuan& rumusan masalah penelitian
Peneliti akan menganalisis dengan menggunakan analisis semiotika
Charles Sanders Pierce, dimana proses pemaknaan tanda yang bermula dari
16
persepsi atas dasar, kemudian dasar merujuk pada objek, akhirnya terjadi
proses intepretan.
Penerapan dari model triadic Pierce ini dilakukan dalam penelitian
ini sebagai berikut: bagaimana peneliti melihat gambar atau tanda-tanda
yang ada pada suatu profile picture yang membuatnya merujuk pada suatu
objek, yakni pada sebuah konsep eksistensi diri. Proses selanjutnya ialah
saat menafsirkannya. Misalnya, bahwa gambar tersebut menandakan bahwa
pemilik akun ingin manampilkan ia sedang berada pada situasi kekinian
dirinya atau keterwakilan lambang atau simbol atas pribadinya melalui apa
yang ditampilkannya sebagai Profile Picture untuk diketahui oleh orangorang yang menjadi temannya pada akun facebooknya dalam rangka
bereksistensi.
Selanjutnya, dalam menganalisis sebuah foto (Profile Picture)
penulis mempertimbangkan beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Bagaimana dengan nilai estetika foto itu? Bagaimana menampilkan
foto, apa jenis bidikan kamera yang dipakainya? Makna apa yang
terkandung dengan pengambilan jarak, pendek atau close up?
Bagaimana dengan lighting (pencahayaan)? Apakah menggunakan foto
berwarna? Bagaimana sisi pengambilan foto tersebut?
2. Apakah makna keseluruhan dari
foto itu?
Mood
apa
yang
ditimbulkannya? Bagaimana foto itu melakukakannya.
3. Bagaimana desain foto itu? Bagaimana komponen atau elemen-elemen
dasar foto itu disusun?
17
4. Apa hubungannya yang muncul antara elemen gambar dan elemen
tertulis (jika ada) serta mengatakan apa ia (pemilik foto) pada kita(
objek yang memandang)?
5. Tanda dan lambang-lambang apa yang kita temukan? Peran apa yang
dimainkan oleh tanda-tanda dan simbol-simbol itu dalam Profile
Picture?
6. Jika yang terpampang adalah gambar-gambar pribadi (orang lakilaki,perempuan, anak-anak, binatang) dalam foto itu, seperti apa? Apa
yang bisa dikatakan tentang ekspresi-ekspresi, pose, model rambut,
jenis kelamin, warna rambut,etnisnya,pendidikannya, hubungan yang
satu dengan yang lain (dsb)?
7. Apa yang dikatakan background pada kita? Arti apa yang dimiliki oleh
background?
8. Kegiatan apa yang terjadi dalam foto itu? Dan apa artinya?
9. Tema-tema apa yang ada dalam foto itu? Foto itu tentang apa?
10. Bagaimana mengenai bahasa yang digunakan dalam foto?(pada
beberapa Profile Picture biasanya disertai dengan body copy) apakah
memberikan informasi atau menimbulkan semacam respon emosional,
atau keduanya? Teknik apa yang digunakan oleh pemiliknya: humor,
makna kehidupan, perbandingan, sindiran seksual, (dsb)?
Download