Informasi Teknologi, sosial budaya, seni dan ilmu Pengetahuan

advertisement
Informasi Teknologi, sosial budaya, seni dan ilmu Pengetahuan
Buletin Bulanan
DEWAN RISET DAERAH
KALIMANTAN TIMUR
Pengantar
Tidak terasa bulan kedua telah datang kembali di 2017 ini. Kita bisa
bilang kalau semuanya masih biasa-biasa saja, atau sudah adakah
yang memang berubah ? Karbon dioksida bukan satu satunya gas
yang berperan dalam efek rumah kaca. Gas-gas rumah kaca
lainnya mencakup uap air, CFC, metana dan nitrogen Oksida
memegang peranan yang tidak kurang pentingnya.
Metana
dihasilkan oleh rawa-rawa, ternak dan sampah yang terurai,
sementara nitrogen oksida terutama berasal dari pembakaran bahan
bakar.
Jadi apa yang berubah ? mungkin ada perubahan tapi tidak terasa
sebagian besarnya. Politik juga telah menjadi panglima dinegeri ini,
sehingga terasa nuansanya begitu kuat. Untungnya Indonesia tidak
hanya Jakarta, tapi banyak kota dan pulau. Sebaiknya tidak ikutikutan mungkin adalah ajakan yang bijak sekarang ini. Terlalu
banyak berita bohong (hoax) tentunya menjadikan masyarakat
Februari, 2017
Indonesia semakin dewasa, karena menjadi dewasa itu adalah
pilihan (Redaksi).
Pemanasan dan perubahan global
Ketika bahan bakar fosil dibakar, dilepaskan karbon dioksida yang
telah terkubur selama jutaan tahun. CO2 ini seperti banjir uang dari
lemari besi yang telah terkunci lama sekali. Banyak klimatolog yang
sekarang berfikir CO2 tambahan itu akan membuat keseluruhan
bumi menjadi jauh lebih hangat dalam kurun satu abad. Jika mereka
benar, pemanasan global akan memunculkan suatu masa terjadinya
perubahan-perubahan lingkungan yang tidak pernah terjadi
sebelumnya : Perubahan-perubahan yang akan sulit diprediksi dan
sangat susah untuk dikembalikan seperti semula.
Pada awal 1980-an, ketika pemanasan global mulai menjadi berita
utama, terdapat silang pendapat tajam mengenai efek-efek yang
mungkin muncul. Beberapa ahli meramalkan kenaikan permukaan
laut setinggi 4 meter dalam satu abad mendatang, namun pada
akhir abad 1990-an angka itu telah menurun sampai 50 cm,
Perbedaan-perbedaan itu menyoroti fakta yang aneh : dengan
keadaan planet kita yang demikian kompleks, tidak ada seorangpun
yang benar-benar tahu apa dampak pemanasan global nantinya.
Walaupun sekarang beredar cerita-cerita menakutkan, kemungkinan
mencairnya tudung es Antartika dalam waktu depan sebenarnya
adalah nol besar. Karena ukurannya yang amat besar memberikan
isolasi terhadap perubahan suhu. Es laut merupakan masalah lain,
sebab ukurannya jauh lebih tipis. Kenaikan sedikit pada suhu laut
dapat secara dramatis mengurangi jumlah es laut musim dingin di
samudra Artika dan disekitar Antartika. Es glasial adalah es di
Informasi Teknologi, sosial budaya, seni dan ilmu Pengetahuan
gletser dan apa yang disebut dengan tudung es, terbentuk dari salju
yang terpadatkan. Es glasial dapat mencapai ketebalan 4 km (2,5
mil) dan usianya mungkin sudah ribuan tahun. Es laut adalah es
mengapung yang terbentuk pada saat laut membeku. Di kutub
utara sekalipun tebalnya tidak pernah lebih dari 5 m (15 kaki).
Kota-kota Besar
Pada tahun 1700, hanya ada lima kota yang penduduknya mencapai
lebih dari setengah juta orang : London, Paris dan Constantinople
(sekarang Istambul) di barat, serta Beijing dan tokyo di timur.
Seabad kemudian, daftar “kota super” itu hanya bertambah satu
yaitu Canton dan sebagian besar diantaranya masih cukup kecil,
sehingga bisa dilintasi dengan berjalan kaki dalam waktu setengah
jam. Sejak saat itu, kota-kota telah berkembang jauh lebih cepat
daripada populasi manusia secara keseluruhan. Pada tahun 1800-an
hanya sekitar 3% penduduk dunia yang hidup di kota-kota, dan kota
yang paling besar saat itu sekalipun akan terasa kecil dibandingkan
dengan kota-kota sekarang. Saat ini ada lebih dari 200 kota yang
berpenduduk lebih dari 1 juta orang dan lebih selusin kota yang
dihuni lebih dari 10 juta orang.
Pada awal 1500-an Belanda merupakan negeri pertama di dunia
yang 10% penduduknya bertempat tinggal di perkotaan. Saat ini,
angka itu mencapai sekitar 90% yang berarti Belanda adalah salah
satu negara paling terurbanisasi di dunia. Istilah megapolis tercetus
pertama kali oleh ahli geografi Perancis Jean Gottman, di awal
1960-an untuk mendeskripsikan kelompok kota-kota yang bergabung
menjadi pusat-pusat padat populasi yang sangat panjang. Megapolis
yang asli adalah kota Yunani kuno yang dikelilingi oleh dinding dan
Februari, 2017
panjangnya nyaris 10 km (6 mil). Ironisnya, populasinya dizaman
moderen ini hanya 5000 orang saja.
Populasi manusia yang banyak diperkotaan telah menimbulkan
masalah lingkungan hidup yang pelik. Kemiskinan, banjir dan
kebakaran kota sering terjadi, serta masalah tranportasi menjadi
masalah dimana-mana.
Masalah lingkungan hidup mestinya
bukanlah masalah kehutanan, tapi sejak era global warming di
Indonesia kelihatannya masalah kehutanan justru menjadi masalah
lingkungan hidup. Mungkin itu alasan mengapa kementrian
kehutanan bergabung dengan lingkungan hidup, menjadi kementrian
KLHK.
Teknik Pengambilan Contoh
Teknik pengambilan contoh adalah teknik yang dikembangkan oleh
para ilmuwan untuk mengatasi persoalan sensus yang memerlukan
waktu yang lama dan mahal biayanya. Populasi biasanya dibagi-bagi
lagi menjadi sub-sub populasi dengan ciri dan karakternya masingmasing. Dari sekian populasi yang ditetapkan diambilah contoh
secara proporsional dan acak dengan besaran tertentu (biasanya
tergantung biaya yang tersedia) dan mestinyalah contoh tersebut
bersifat representatif (mewakili populasi yang ada). Teknik ini
dipercaya lebih baik daripada melaksanakan sensus, karena terhindar
dari kesalahan akibat faktor manusia yang melaksanakan sensus
tersebut. Pada pilpres atau pilkada sekarang ini banyak orang tidak
percaya kepada banyak lembaga survey, karena sampel yang diambil
tidak lagi credible, artinya mengabaikan sistim acak dan lebih
mengutanamakan keberpihakan. Kondisi seperti ini adalah model
pembelajaran yang buruk untuk masyarakat banyak. Semoga tidak,
Download