plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA
KELAS X SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DENGAN PERMAINAN
EDUKATIF ULAR TANGGA PADA MATERI PROTISTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Tri Liniarti
NIM. 091434045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA
KELAS X SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DENGAN PERMAINAN
EDUKATIF ULAR TANGGA PADA MATERI PROTISTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Tri Liniarti
NIM. 091434045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA
KELAS X SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DENGAN PERMAINAN
EDUKATIF ULAR TANGGA PADA MATERI PROTISTA
Oleh:
Tri Liniarti
NIM. 091434045
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J.
NPP. P. 2237
Tanggal
Pembimbing II
Luisa Diana Handoyo, M. Si.
NPP. P. 2291
Tanggal
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA
KELAS X SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DENGAN PERMAINAN
EDUKATIF ULAR TANGGA PADA MATERI PROTISTA
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Tri Liniarti
NIM. 091434045
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi
pada tanggal 10 April 2013
dan dinyatakan memenuhi syarat.
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Ketua
: Drs. A. Atmadi, M. Si.
Sekretaris
: Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc.
Anggota
: Drs. Soetardhi Sumartodwiatmodjo, M. Pd.
Anggota
: Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S. J.
Anggota
: Luisa Diana Handoyo, M. Si.
Tanda Tangan
Yogyakarta,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
(Rohandi, Ph. D.)
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Motto
Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia
menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya.
(Alexander Pope)
Jika orang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.
( 2 Tesalonika 3:10)
Pengalaman adalah guru yang paling berharga.
(Anonim)
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Tuhan Yesus yang telah memberikan kekuatan dan menunjukkan jalan bagi setiap
langkahku.
Suami, Anak, Bapak-Ibu, Bapak-Ibu Mertua, keluarga besarku yang dengan
cintanya selalu memberikan semangat untuk terus melangkah.
Semua sahabat dan teman seperjuangan di Pendidikan Biologi 2009, terima kasih
atas semangat dan dukungannya.
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,10 April 2013
Yang menyatakan,
Tri Liniarti
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Tri Liniarti
Nomor Mahasiswa
: 091434045
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA
KELAS X SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DENGAN PERMAINAN
EDUKATIF ULAR TANGGA PADA MATERI PROTISTA”
Beserta perangkat yang ada (bila ada). Dengan demikian saya berikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 10 April 2013
Yang menyatakan
(Tri Liniarti)
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Kelas X SMA Negeri 11
Yogyakarta dengan Permainan Edukatif Ular Tangga Pada Materi Protista
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMA 11 Yogyakarta. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan keaktifan
siswa dalam penerapan pembelajaran dengan permainan edukatif ular tangga.
Berdasarkan observasi awal pembelajaran Biologi di SMA 11 Yogyakarta tahun
ajaran 2011/2012 memperlihatkan adanya beberapa kendala dalam pelaksanaan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Proses pembelajaran masih menggunakan
metode ceramah yang berdampak pada hasil belajar siswa yang belum optimal.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yang terdiri dari
lima kegiatan yaitu: (1) Planning, dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan
merencanakan kegiatan pembelajaran; (2) Acting, yaitu melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan permainan edukatif ular tangga; (3)
Observing yaitu pengambilan data tentang proses hasil belajar dan Evaluating
yaitu memberikan evaluasi pada siswa; serta (4) Reflecting, adalah kegiatan untuk
menganalisa data hasil pengamatan. Subjek penelitian adalah siswa kelas XA
SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa
sebanyak 31 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hasil belajar maupun keaktifan
siswa, pada setiap siklusnya tidak mengalami peningkatan yang sesuai target.
Pada siklus I nilai rata-rata siswa 75,36 dengan ketuntasan belajar klasikal
53,33%. Siklus II nilai rata-rata mengalami penurunan menjadi 63,14 dengan
ketuntasan belajar klasikal 14,81%. Dari data yang diperoleh, tingkat keaktifan
klasikal siswa siklus I dari 29 siswa 17,24% siswa aktif dan aktif sekali. Pada
siklus II tingkat keaktifan klasikal menurun, dari 30 siswa 6,66% siswa termasuk
kategori aktif dan aktif sekali. Tingkat keaktifan klasikal siswa belum sesuai yang
diharapkan yaitu sebesar 80% siswa aktif dan aktif sekali.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permainan edukatif ular tangga
kurang dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada materi Protista.
Disarankan untuk menggunakan metode lain yang lebih cocok dengan materi
Protista dan keadaan siswa.
Kata kunci: Permainan Edukatif Ular Tangga, Hasil Belajar, Keaktifan
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Improving Students’ Learning Outcomes and Activity Level For The 10 th Grade
Students Of SMA Negeri 11 Yogyakarta Through Educational Games “Snakes
and Ladders” on the Subject Matter of Protista
The study was conducted to examine the 10th grade students of SMA Negeri 11
Yogyakarta. The purpose of this study is to determine the learning outcomes and
increasing students’ activities in the learning application through the use of
educational games “snakes and ladders”. Based on the preliminary observations,
the learning of Biology subject in SMA 11 Yogyakarta academic year 2011/2012
showed that there are some obstacles in the implementation of Teaching and
Learning Activities. The learning process is still using the method of interactive
information. It has made an impact in terms pf the student learning’s outcomes
which were not optimal.
This classroom activity’s research was conducted in two cycles, each cycle
consisting of five activities, namely: (1) Planning, conducted to identify problems
and to plan the learning activities including the preparation of the study, making
evaluation tools and research instruments, (2) Acting, which is exercising the
learning activities using the educational games “snakes and ladders” to improve
the students’ learning outcomes, (3) Observing namely data collection process
related the student’s learning outcomes and Evaluating, which provides
evaluation of the students, and (4) Reflecting, which is analyzing the data gained
through observations. The subjects of this study were the students of class XA
SMA 11 Yogyakarta in the academic year 2012/2013 with the total number of
students is 31.
The results showed that the learning outcomes as well as the students’ activities in
each cycle were not increased as has been expected based on the research target.
In Cycle I, the average point of the students is 75.36 with classical mastery
learning level reached only 53.33%. In Cycle II, the average points of the students
decreased to 63.14 with the classical mastery learning level down to 14.81%.
From the data obtained, the level of student’s classical activity in cycle I showed
that from the total of 29 students, 17.24% of them showed that they are very active
and active. From the number, one student is categorized as very active and 4
students are active. Meanwhile, 19 students are in the inactive category. In the
second cycle, the level of students’ classical activity is decreased, from the total of
30 students, 6.66% of them is categorized as active and very active. The students’
classical activity level could not reach the expected target that is 80% of students
categorized as very active and active.
Therefore, it can be concluded that the use of educational games “snakes and
ladders” could not improve the learning outcomes and student’s activity level
specifically on the subject matter of Protista. It is recommended to use other
methods which are better suited to comprehend the subject matter of Protista as
was as the circumstances of the students.
Keywords: Snakes and Ladders Educational Games, Learning Outcomes,
Activity level
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas segala kebaikan, hikmat dan rahmat Tuhan Yesus
Kristus selama pengerjaan skripsi ini dari awal sampai akhir. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan seluruh rangkaian penelitian dan penyusunan skripsi yang
berjudul Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Kelas X SMA Negeri
11 Yogyakarta dengan Permainan Edukatif Ular Tangga Pada Materi Protista.
Menjadi suatu kebahagiaan, penulis telah dapat melewati berbagai rintangan
dalam menyelesaikan skripsi ini. Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah
untuk memenuhi sebagian tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Biologi. Penyusunan skripsi ini telah
diusahakan sebaik mungkin, akan tetapi dengan segala kerendahan hati penulis
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Rektor Universitas Sanata Dharma.
2.
Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin
penelitian.
3.
Romo Dr. Ir. P. Wiryotamtama S. J. dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si.
selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk,
dan pengarahan dalam rangka penyelesaian skripsi ini.
4.
Ibu Drs. Baniyah selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Yogyakarta yang
telah memberikan ijin penelitian.
5.
Ibu Pradipta Septi H., S.Pd.Si. selaku guru bidang studi Biologi kelas XA
yang banyak memberikan bantuan selama pelaksanaan penelitian.
6.
Ibu C. Retno Setyati, M. Biotech. yang telah meluangkan waktu untuk
membagikan ilmunya demi lancarnya skripsi ini.
6.
Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Biologi yang senantiasa memberikan
bimbingan dan ilmu kepada penulis selama menempuh perkuliahan.
7.
Siswa-siswi kelas XA SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8.
Suamiku G. Andi Yunanto dan anakku Fidelia Arcelline Yelena Yunanto
yang dengan cintanya selalu memberikan semangat untuk terus melangkah.
9.
Bapak Sumito dan Ibu Supatmi yang dengan setia memberikan dukungan
doa, semangat, cinta dan materi. Semoga doa Bapak-Ibu terwujud dalam
hidup kita.
10.
Bapak-Ibu Rusmiyati, Aletta, Buyik Nuri, dan keluarga besarku yang telah
mendukung dan membantuku untuk terus melangkah dan menyelesaikan
skripsi ini.
11.
Alm. Simbah P. Wiryodiwerno yang semasa hidupnya selalu memberikan
nasihat dan semangat, semoga Tuhan memberikan tempat yang layak
disisiNya.
12.
Sahabat dan teman-temanku Apri, Eti, Ana, Aga, Jojo, Dara, Eran, Christin,
Siska, Putu, Cio, Jose, Lazar, Yani dan Joe yang memberi dukungan dan
menemaniku saat ujian serta yang selalu memberikan warna berbeda dalam
hidupku.
13.
Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Biologi Sanata Dharma angkatan
2009 yang selalu mendukung dan memberikan masukan bagiku.
14.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
kelancaran penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan
pendidikan dan Ilmu Pengetahuan.
Yogyakarta, 10 April 2013
Penulis
Tri Liniarti
091434045
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... .
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... .
ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... .
iii
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. .
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... .
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................ .
vii
ABSTRAK .................................................................................................... .
viii
ABSTRACT .................................................................................................... .
ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. .
x
DAFTAR ISI ................................................................................................. .
xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... .
xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... .
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xvii
BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... .
1
A.
Latar Belakang Masalah ........................................................ .
1
B.
Rumusan Masalah ................................................................. .
4
C.
Batasan Masalah ................................................................... .
4
D.
Variabel ……………………………………………………… 5
E.
Tujuan Penelitian .................................................................. .
5
F.
Manfaat Penelitian ................................................................ .
6
G.
Hipotesa ……………………………………………………… 7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. .
A.
Belajar dan Pembelajaran ...................................................... .
xii
8
8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B.
Hasil Belajar .......................................................................... .
10
C.
Keaktifan Belajar ………………………………………… . .
12
D.
Permainan Edukatif Ular Tangga ……………………….. ... .
15
E.
Materi Protista …………………………………………… .. .
17
F.
Bahasan Penelitian yang Relevan …………………………… 22
G.
Kerangka Berpikir ………………………………………… .
23
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ................................................... .
23
A.
Jenis Penelitian ……………………………………………....
25
B.
Setting Penelitian ……………………………………………. 25
C.
Desain Penelitian ……………………………………………. 26
1.
Siklus I ……………………………………………… .
26
2.
Siklus II ……………………………………………… .
28
Instrumen Penelitian ………………………………………. .
31
1.
Instrumen Pembelajaran ………………………… ...... .
31
2.
Instrumen Pengumpulan Data ……………………… . .
32
E.
Analisis Data ……………………………………………… .
33
F.
Indikator Keberhasilan Penelitian ………………………. .. .
34
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………… .. .
36
A.
Deskripsi Umum dan Kondisi Belajar Siswa …………… ... .
36
B.
Deskripsi Pelaksanaan ………………………………………. 37
D.
C.
1.
Observasi Awal dan Wawancara/Dialog Awal ……….
2.
Pelaksanaan Tindakan …………………………………. 39
37
a.
Tindakan Kelas Siklus I ………………………. .
37
b.
Tindakan Kelas Siklus II ……………………… .
42
Hasil Penelitian.………………………………………… .... .
49
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
D.
1.
Hasil Belajar …………………………………………… 49
2.
Keaktifan Siswa .…………………………………….. .
52
Pembahasan ………………………………………………….
53
BAB V : PENUTUP ………………………………………………………… 59
A.
Kesimpulan ………………………………………………….. 59
B.
Saran ……………………………………………………… .
59
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. . .
61
LAMPIRAN ……………………………………………………………… . .
63
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kompetensi Dasar dan Indikator ………………….................... .
17
Tabel 3.1. Pedoman Skoring Keaktifan Siswa ……………………………..
33
Tabel 3.2. Tingkat Keaktifan Siswa ………………………………………… 33
Tabel 3.4. Indikator Keberhasilan Penelitian ……………………………. . .
35
Tabel 4.1. Permasalahan yang Muncul di Kelas XA …………………… .. .
38
Tabel 4.2. Hasil Pretest …………………………………………………… .
50
Tabel 4.3. Hasil Tes Evaluasi Siklus I …………………………………… .
51
Tabel 4.4. Hasil Tes Evaluasi Siklus II …………………………………… .
51
Tabel 4.5. Tingkat Keaktifan Siswa Siklus I ……………………………….. 52
Tabel 4.6. Tingkat Keaktifan Siswa Siklus II ………………………………. 53
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Proses Hasil Belajar ………………………………………….. 11
Gambar 2. 2. Kerangka Belajar ……………………………………………..
24
Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas …………………………… 30
Gambar 4.1
Pelaksanaan Tindakan Siklus I ……………………………….. 41
Gambar 4.2. Observasi dalam Permainan Ular Tangga ……………………. 42
Gambar 4.3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ………………………………. 46
Gambar 4.4. Observasi oleh Observer pada Siklus II ………………………
47
Gambar 4.5. Hasil Belajar Klasikal Siswa ……………............................... .
54
Gambar 4.6 Nilai Rata-rata Siswa …………………………………………. 54
Gambar 4.7. Keaktifan Klasikal Siswa dari Siklus I & II …………………..
xvi
56
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Siklus I ………………………………………………..
62
Lampiran 2. RPP Siklus I …………………………………………………… 63
Lampiran 3. Silabus Siklus II …………………………………………….....
70
Lampiran 4. RPP Siklus II ………………………………………………….. 71
Lampiran 5. Lembar Kerja Siklus I ………………………………………… 77
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa Siklus II ……………………………….... 83
Lampiran 7. Soal Pretest ……………………………………………………. 88
Lampiran 8. Evaluasi Siklus I …….………………………………………… 96
Lampiran 9. Evaluasi Siklus II ……………………………………………… 108
Lampiran 10.Permainan Edukatif Ular Tangga ……………………………… 118
Lampiran 11. Penilaian Hasil Belajar Siswa ………………………………… 129
Lampiran 12. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ……………………. 131
Lampiran 13. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II …………………… 133
Lampiran 14. Dafar Hadir Siswa ……………………………………………. 135
Lampiran 15. Surat Pengantar Penelitian dari Universitas ………………….. 141
Lampiran 16. Surat Ijin Penelitian dari Sekolah …………………………….. 142
Lampiran 17. Materi Protista ………………………………………………… 143
Lampiran 18. Dokumentasi Kegiatan ……………………………………….. 158
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, keberhasilan pencapaian kompetensi satu
mata pelajaran bergantung pada beberapa aspek di antaranya guru sebagai
fasilitator dan motivator, sarana dan prasarana, dan keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Menurut Uno dkk. (2011:75) cara seorang guru
dalam melaksanakan pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilannya.
Kecenderungan pembelajaran saat ini masih berpusat pada guru dengan
bercerita dan berceramah. Siswa kurang terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran rendah. Di samping itu, media pembelajaran jarang digunakan
sehingga pembelajaran menjadi kering dan kurang bermakna.
Proses belajar merupakan kegiatan mental mengolah bahan belajar
atau pengalaman lain yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2006:228) faktor internal yang
mempengaruhi proses belajar adalah sikap terhadap belajar, motivasi belajar,
konsentrasi belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, unjuk hasil belajar,
rasa percaya diri, mengolah bahan belajar, menggali hasil belajar, kebiasaan
belajar dan cita-cita siswa. Faktor eksternal berupa lingkungan siswa di
sekolah seperti guru sebagai pembina siswa belajar, prasarana dan sarana
dalam pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan keluarga dan
kurikulum sekolah.
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses belajar
adalah peran guru sebagai pembelajar. Peran guru sebagai pembelajar
membutuhkan langkah yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran.
Kebanyakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran Biologi masih
menggunakan metode ceramah. Penyampaian materi dengan metode
ceramah membuat siswa secara umum menganggap bahwa materi pelajaran
Biologi adalah materi yang membosankan, kurang menarik dan sulit untuk
dipahami. Siswa kurang interaksi, baik dengan sesama siswa maupun
dengan guru, serta potensi yang dimiliki siswa tidak berkembang dengan
maksimal. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran sehingga aspek pemahaman, sikap, dan ketrampilan siswa
tidak dapat dilihat secara optimal.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi kelas
X di SMA Negeri 11 Yogyakarta, proses pembelajaran yang digunakan
sebagian besar masih menggunakan metode informasi interaktif. Dalam
proses pembelajaran, banyak siswa yang asyik dengan kegiatannya sendiri.
Pada saat diberi pertanyaan, banyak siswa yang tidak mau menjawab dan
hanya diam menunggu ada teman lain yang menjawab. Siswa juga kurang
terlibat dalam pembelajaran yang dilakukan, karena kurangnya strategi
pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif. Proses pembelajaran yang
ada juga berpengaruh terhadap nilai ulangan harian yang hasilnya banyak
siswa tidak mencapai kriteria kentuntasan minimum sekolah tersebut.
Dari hasil ulangan harian tersebut, nilai terendah adalah 47, nilai
tertinggi 83, dan dengan nilai rata-rata kelas 67,2. Dari nilai tersebut,
83,33% siswa memperoleh nilai <75 dan 16,66% siswa memperoleh nilai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
≥75. Hal ini menunjukan belum berhasilnya proses pembelajaran dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
kelas, indikator keberhasilan mengajar di SMAN 11 Yogyakarta, minimal
80% hasil belajar siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),
dengan nilai KKM pada tahun pelajaran 2011/2012 adalah 75 .
Pembelajaran yang efektif dan efisien memerlukan guru yang
mengenal berbagai jenis strategi pembelajaran sehingga dapat memilih
strategi manakah yang paling tepat untuk suatu bidang pengajaran. Menurut
Uno (2011:4) pemilihan strategi pembelajaran harus mempertimbangkan
kesesuaian dengan situasi, kondisi, dan lingkungan yang akan dihadapi.
Pemilihan strategi tersebut umumnya bertolak dari rumusan tujuan
pembelajaran, analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik, dan jenis
materi yang akan dikomunikasikan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan
siswa dalam belajar yaitu dengan penggunaan strategi permainan edukatif
ular tangga. Penggunaan strategi permainan edukatif ular tangga dapat
menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, terutama dalam
berinteraksi dengan teman dan guru. Pembelajaran dengan permainan
edukatif ular tangga merupakan salah satu pembelajaran aktif dan menarik
bagi siswa. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok di mana setiap
kelompok dan anggota kelompok akan mendapatkan giliran untuk
memainkan ular tangga dan menjawab pertanyaan yang diberikan. Proses
tanya jawab dimulai, apabila kelompok yang ditunjuk tidak dapat menjawab
pertanyaan maka akan dilempar pada kelompok lain. Permainan edukatif ini
diharapkan mampu menciptakan kompetisi antar kelompok dan mampu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
meningkatkan keaktifan belajar siswa terutama dalam menjawab pertanyaan
dan bertanya.
Berdasarkan latar belakang tersebut akan dilakukan penelitian tentang
strategi belajar menggunakan permainan edukatif ular tangga dengan judul:
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA
KELAS
X
PERMAINAN
SMA
NEGERI
EDUKATIF
11
ULAR
YOGYAKARTA
TANGGA
PADA
DENGAN
MATERI
PROTISTA
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, hasil belajar dan keaktifan siswa masih
dimungkinkan untuk ditingkatkan. Salah satu cara peningkatan yang layak
untuk diujicobakan adalah penerapan metode permainan edukatif ular
tangga. Pertanyaan yang perlu dijawab melalui penelitian ini adalah:
“Apakah penerapan metode permainan edukatif ular tangga benar-benar
dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada materi Protista?”
C.
Batasan Masalah
Supaya masalah yang diteliti tidak meluas, maka perlu adanya batasan
masalah yang menjadi fokus penelitian. Batasan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XA SMA Negeri 11
Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
5
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah hasil belajar yaitu kognitif diukur lewat tes
dan keaktifan yaitu psikomotorik siswa yang dititik beratkan pada
aspek bertanya dan menjawab.
3.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan media permainan edukatif ular
tangga.
4.
Materi
: Protista
Standar Kompetensi : 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan
makhluk hidup.
Kompetensi Dasar
: 2.3 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam
kingdom protista dan peranannya bagi
kehidupan.
D.
Variabel
Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat.
Variabel bebas : permainan edukatif ular tangga.
Variabel terikat : hasil belajar dan keaktifan siswa.
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar dan keaktifan siswa pada pokok bahasan Protista dengan
metode Permainan Edukatif Ular Tangga pada Siswa Kelas XA SMA
Negeri 11 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
F.
6
Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
a.
Meningkatkan pemahaman dan keaktifan belajar siswa.
b.
Membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami
konsep Biologi materi Protista yang biasanya menghafal.
2. Bagi Guru
a.
Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran
aktif dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.
b.
Membantu guru dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai
sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih
menarik minat siswa.
c.
Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang
baik, maka dapat mewujudkan siswa yang cerdas, aktif, bersikap
baik, dan berprestasi.
3. Bagi Sekolah
Sebagai informasi untuk memotivasi tenaga kependidikan agar lebih
menerapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
4. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk mempraktikkan teori-teori yang diperoleh selama
belajar di Universitas dengan kenyataan sehari-hari dalam dunia kerja di
sekolah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
H.
7
Hipotesa
Pembelajaran menggunakan permainan edukatif ular tangga dapat
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa kelas X SMA Negeri 11
Yogyakarta pada materi Protista.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Belajar adalah suatu proses, sedangkan pembelajaran adalah
usaha yang digunakan agar proses belajar dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan. Menurut Winkel (2007:59) belajar adalah “suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap”.
Pengertian yang lain adalah menurut Slameto (2010:2-5) mengatakan
bahwa secara psikologis, belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku dalam belajar
dikatakan Slameto lebih jauh adalah (1) perubahan terjadi secara sadar, (2)
bersifat kontinu dan fungsional, (3) bersifat positif dan aktif, (4) bukan
bersifat sementara,
(5) memiliki tujuan dan terarah, dan (6) mencakup
seluruh aspek tingkah laku.
Pengertian pembelajaran menurut Sudjana (2004:28) yang mengatakan
bahwa upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan
belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian
pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar. Menurut Winkel (2007:61-62) pembelajaran adalah seperangkat
8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan
memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap
rangkaian kejadian-kejadian intern yang langsung dialami siswa.
Dalam belajar, diperlukan media atau sumber belajar yang mendukung
kegiatan belajar. Menurut Sudono (2010:7) sumber belajar adalah bahan
termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun
berbagai keterampilan kepada murid maupun guru antara lain buku
referensi, buku cerita, gambar-gambar, narasumber, benda-benda hasil
budaya. Lebih lanjut Sudono mengatakan bahwa fungsi dari sumber belajar
tersebut adalah memberikan kesempatan proses bersosialisasi kepada anak
untuk mendapatkan dan memperkaya pengetahuan dengan menggunakan
berbagai alat, buku, narasumber, atau tempat.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang bersifat positif dan
relatif menetap dalam diri seseorang, hal tersebut diperoleh dari latihan atau
pengalaman orang tersebut dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Perubahan tingkah laku tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Sedangkan pembelajaran adalah usaha guru yang dilakukan
dengan memanfaatkan segala unsur yang terkait di dalamnya dengan tujuan
peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam pembelajaran diperlukan
sumber belajar yang akan memperkaya pengetahuan dan mengajak siswa
untuk bersosialisasi dengan siswa lain.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B.
10
Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2004:49-52), hasil belajar adalah perubahan kognitif
siswa, suatu perubahan yang menyangkut tujuan yang berhubungan dengan
ingatan, pengetahuan, dan kemampuan intelektual. Perubahan kognitif
tersebut terdiri dari enam bagian sebagai berikut.
1.
Pengetahuan
Mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat materi
yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori
yang sulit.
2.
Pemahaman
Mengacu pada kemampuan memahami makna materi.
3.
Penerapan
Mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan
materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan
menyangkut pada penggunaan aturan dan prinsip.
4.
Analisis
Mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke dalam faktor
penyebab dan mampu memahami hubungan di antara bagian
yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya
dapat lebih dimengerti.
5.
Sintesis
Mengacu pada kemampuan memadukan konsep atau komponenkomponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk
baru.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6.
11
Evaluasi
Mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap
nilai-nilai materi untuk tujuan.
Hasil belajar
yang diharapkan pada perubahan psikomotorik
berhubungan dengan kemampuan yang harus dikuasai siswa untuk
mengerjakan sesuatu sebagai hasil penguasaan pengetahuan yang telah
dipelajari. Hal tersebut dapat dilihat dari kinerja siswa terhadap tugas yang
diberikan, siswa diminta untuk dapat menunjukkan kinerja yang
memperlihatkan keterampilan-keterampilan tertentu atau kreasi mereka
untuk membuat produk tertentu yang berhubungan dengan materi.
Dari segi perubahan afektif, menurut Sudjana (2004:53-54) hasil
belajar yang diharapkan adalah sikap yang berhubungan dengan aspek
menerima (receiving), menanggapi (responding), penilaian (valuing),
organisasi dan karakteristik nilai yang dapat mempengaruhi pikiran serta
tindakan siswa, misalnya sikap teliti dan cermat dalam mengerjakan tugas
pengamatan di halaman sekolah.
Pengetahuan
Belajar
Tes
Hasil
Belajar
Perilaku
Nilai
Gambar 2.1. Proses Belajar
Dari bagan di atas mencerminkan hasil belajar ditunjukkan oleh
kegiatan evaluasi belajar atau tes dan evaluasi belajar dilakukan karena
adanya kegiatan belajar. Baik dan buruknya hasil belajar sangat tergantung
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
pada pengetahuan dan perubahan perilaku individu yang bersangkutan
terhadap materi yang dipelajari.
Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor utama, menurut Sudjana
(2004:39-40) kedua faktor tersebut adalah: (1) Faktor dari dalam diri siswa
seperti motivasi belajar, kemampuan siswa, minat dan perhatian, ketekunan,
fisik dan psikis; (2) Faktor dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, seperti
kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran ini sangat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Apabila kualitas pengajaran baik, akan mempengaruhi faktor
dalam diri siswa seperti meningkatnya minat dan perhatian serta motivasi
belajar. Jadi, kedua faktor tersebut sangat berkaitan dan saling mendukung
keberhasilan belajar mengajar di dalam kelas.
C.
Keaktifan Belajar
Keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas dan segala sesuatu yang
dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik secara fisik maupun non
fisik (Mulyono, 2000:26). Aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas
fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental,
intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksud di sini penekanannya
adalah pada peserta didik, sebab dengan adanya keaktifan peserta didik
dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif.
Menurut Joni (1992:19-20 dalam Taofik 2010:11), keaktifan peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan pada saat: (1)
pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada peserta didik; (2) pendidik
berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar; (3)
tujuan keiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal peserta didik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(kompetensi
dasar);
(4)
pengelolaan
kegiatan
pembelajaran
13
lebih
menekankan pada kreativitas peserta didik, meningkatkan kemampuan
minimalnya, dan mencapai peserta didik yang kreatif serta mampu
menguasai konsep-konsep; dan (5) melakukan pengukuran secara kontinyu
dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
Jenis - jenis keaktifan dalam belajar menurut Paul D. Dierich (dalam
Hamalik, 2001: 172), keaktifan belajar dapat diklasifikasikan dalam delapan
kelompok, yaitu:
1.
kegiatan – kegiatan visual: membaca, melihat, mengamati,
eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain yang
bekerja atau bermain;
2.
kegiatan – kegiatan lisan: mengemukakan suatu fakta atau
prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu
pertanyaan, memberi saran, memberikan pendapat, wawancara,
diskusi dan interupsi;
3.
kegiatan-kegiatan
mendengarkan:
mendengarkan
penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,
mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio;
4.
kegiatan – kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan,
membuat rangkuman, mengerjakan test;
5.
kegiatan –kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat –
alat, melaksanakan pameran, menari dan berkebun.;
6.
kegiatan – kegiatan mental: merenung, menginggat, memecahkan
masalah, menganalisa faktor–faktor, melihat hubungan –
hubungan, dan membuat keputusan;
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7.
14
kegiatan – kegiatan emosional: minat, membedakan, berani,
tenang, dan lain-lain.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar:
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimiliki, peserta didik juga dapat berlatih untuk
berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merekayasa sistem
pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan peserta
didik dalam proses pembelajaran. Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan
timbulnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran, menurut
Sudjana (2004:79) yaitu :
1.
memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga
mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran;
2.
menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada
siswa);
3.
mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa;
4.
memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan
dipelajari);
5.
memberi petunjuk kepada peserta didik cara mempelajarinya;
6.
memunculkan aktivitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran;
7.
memberi umpan balik (feed back);
8.
melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga
kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur;
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9.
15
menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir
pembelajaran.
D.
Permainan Edukatif Ular Tangga
Permainan edukatif adalah suatu permainan yang digunakan sebagai
bahan pendekatan belajar bagi anak-anak untuk merangsang daya pikir.
Permainan edukatif bukan merupakan aktifitas tambahan untuk bergembira
saja, tetapi permainan ini dapat digolongkan dalam pembelajaran dan
pengajaran yang bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengaplikasikan materi yang telah dipelajari (Purwanto, 2012:23).
Menurut
Syariah
(2009)
dalam
http://manfaat-permainan-
edukatif.htm,, dalam suatu pembelajaran permainan dimanfaatkan untuk
menghilangkan stress, meningkatkan keaktifan karena keterlibatan siswa,
mencapai tujuan tanpa disadari dan meningkatkan kreativitas siswa.
Permainan ular tangga adalah salah satu permainan yang dapat diaplikasikan
dalam pembelajaran sebagai permainan edukatif.
Permainan ular tangga berasal dari India, permainan ini merupakan
permainan yang digunakan oleh umat Hindu untuk mengajarkan kepada
anak-anak tentang kebaikan dan kejahatan. Kebaikan akan membawa
pemain ke tingkat lebih tinggi, sedangkan kejahatan akan membawa pemain
turun ke tingkat yang rendah dalam kehidupan.
Pada saat ini permainan ular tangga telah banyak dimodifikasi dan
digunakan dalam pembelajaran konsep mulai dari jenjang Sekolah Dasar
sampai Universitas. Permainan ular tangga merupakan permainan papan
untuk anak-anak yang dimainkan oleh dua orang atau lebih. Papan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar
sejumlah tangga atau ular yang menghubungkannya dengan kotak lain.
Tidak ada papan permainan yang standar dalam ular tangga, setiap orang
dapat menciptakan papan sendiri dengan jumlah kotak, ular, dan tangga
yang berlainan. Namun, kotak permainan ular tangga yang biasa dipakai
adalah 100.
Setiap pemain memulai dengan pionnya di kotak pertama yang terletak
pada sudut kiri bawah dan secara bergiliran melemparkan dadu. Pion
dijalankan sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul. Setiap pion
berhenti pada kotak bernomor, pemain diberi pertanyaan sesuai nomor
berhentinya pion. Jika pemain dapat menjawab pertanyaan, pemain boleh
melempar dadu kembali dan menjalankan pionnya sesuai dengan mata dadu
yang muncul. Bila pemain tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan,
maka pemain berhenti pada kotak tersebut dan permainan dilanjutkan oleh
pemain yang lain dengan melempar dadu terlebih dahulu. Pada pemain
mendarat di ujung bawah sebuah tangga, mereka dapat langsung pergi ke
ujung tangga yang lain. Bila pion mendarat di kotak ujung atas tangga,
mereka harus turun ke ujung bawah tangga. Pemenangnya adalah pemain
pertama yang mencapai kotak terakhir dan dapat menjawab pertanyaan
dengan benar.
E.
Karakteristik Pembelajaran Konsep Protista
Konsep Protista menurut Kurikulum 2004 disajikan di kelas I semester
I. Materi Protista termasuk dalam standar kompetensi 2 yaitu memahami
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup. Kompetensi dasar dan
indikator dari materi Protista dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1. Kompetensi Dasar dan Indikator Materi Protista
No.
Komponen
1.
Kompetensi
Dasar
2.
Indikator
Deskripsi
2.2 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam
Kingdom Protista dan perannya bagi
kehidupan
1. Mendeskripsikan ciri-ciri Protista
berdasarkan pengamatan;
2. Menunjukkan ciri-ciri umum Phillum dalam
kingdom Protista;
3. Membandingkan Protista dengan makhluk
hidupnlainnya;
4. Mendeskripsikan ciri-ciri Protista tertentu
hasil pengamatan dan dari literatur;
5. Mengenali Protista berdasarkan ciri
morfologinya;
6. Memberi contoh peranan Protista bagi
kehidupan;
7. Menyusun dan mempresentasikan karya
ilmiah tentang Protista yang menguntungkan
dan yang merugikan.
Tujuan pembelajaran umum yang ingin dicapai dari konsep materi
Protista adalah siswa dapat memahami ciri-ciri Protista melalui pengamatan
dan diskusi kelompok serta peranannya dalam kehidupan.
Protista berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos yang berarti pertama
atau mula-mula, dan ksitos artinya menyusun. Kingdom ini beranggotakan
makhluk bersel satu atau bersel banyak yang tersusun sederhana. Meskipun
begitu, dibandingkan dengan monera, protista sudah jauh lebih maju karena
sel-selnya
sudah
memiliki
membran
inti
atau
eukariota.
Protista
diperkirakan sudah ada di bumi kita sejak 1-2 miliar tahun yang lalu,
sebelum ada organisme tingkat tinggi (Anshori, 2009:107).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
Anggota kingdom Protista umumnya organisme bersel satu, ada yang
berkoloni dan ada pula yang bersel banyak, tetapi belum memiliki jaringan.
Hampir semua protista hidup di air, baik air tawar maupun air laut, dan
beberapa yang hidup pada jaringan hewan lain. Kingdom ini ada yang
menyerupai hewan, tumbuhan, maupun jamur. Sebagian protista bersifat
autotrof, yaitu dapat berfotosintesis karena memiliki pigmen fotosintetik,
seperti alga dan protozoa fotosintetik, misalnya Euglena. Sebagian lainnya
merupakan Protozoa non fotosintetik yang hidup sebagai heterotrof, baik
secara fagotrof dan osmotrof. Protozoa yang merupakan jamur memiliki
siklus hidup dengan fase muda bersifat seperti amoeba dan reproduksinya
mirip dengan jamur, yang meliputi jamur air dan jamur lendir (Anshori,
2009:107-108).
Menurut Aryulina, dkk. (2010:151) dan Anshori (2009:107) kingdom
Protista dibagi menjadi tiga kelompok yaitu Protista mirip hewan, Protista
mirip jamur, dan Protista mirip tumbuhan. Berikut adalah pengelompokan
Protista:
1.
Protista mirip hewan (Protozoa)
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang memiliki
membran inti (eukariota). Protozoa umumnya memiliki alat gerak aktif
sebagai pembeda dari kelompok Protista yang lain. Protozoa dibagi
menjadi empat kelas berdasarkan alat geraknya.

Mastigophora/Flagellata
flagel;
yang
bergerak
menggunakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19
Sarcodina/Rhizopoda yang bergerak menggunakan kaki
semu/pseudopodia contohnya Amoeba sp.;

Ciliata/Ciliophora
yang
bergerak
menggunakan
bulu
getar/silia contohnya Paramaecium caudatum;

Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak tetapi berkembang
biak dengan spora.
Protozoa berperan penting dalam kehidupan manusia. Protozoa
yang hidup dalam air tawar merupakan sumber makanan bagi hewan
air seperti udang dan ikan yang menjadi sumber protein bagi manusia.
Protozoa merupakan pemangsa bakteri, sehingga dapat digunakan
untuk mengontrol jumlah bakteri (Aryulina, dkk., 2010:153). Selain
peran menguntungkan, Protozoa ada yang merugikan manusia
terutama dapat menimbulkan penyakit. Toxoplasma gondii dapat
menyebabkan penyakit
taksoplasmosis,
Plasmodium sp. dapat
menyebabkan penyakit malaria (Aryulina, dkk., 2010:105).
2.
Protista mirip jamur
Jamur yang digolongkan dalam Protista mirip jamur memiliki
ciri dalam daur hidupnya (fase vegetatif) mampu bergerak seperti
protozoa. Kelompok jamur tersebut adalah Myxomycota/jamur lendir
dan Oomycota/jamur air. Myxomycota memiliki tubuh tidak bersekat,
dan struktur tubuh vegetatifnya seperti
lendir
yang disebut
plasmodium. Contoh dari Myxomycota adalah Physarium sp., jamur
lendir yang memiliki sekat biasa disebut Acrasiomycota. Jamur
air/Oomycota memiliki dinding sel dari selulosa dan hifa yang tidak
bersekat. Yang termasuk dalam jamur air adalah Saprolegnia sp. yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
saprofit pada bangkai serangga air, Phytopthora sp. yang parasit pada
tumbuhan (Aryulina, dkk., 2010:151-153, dan Anshori 2009:116).
3.
Protista mirip tumbuhan (Alga)
Menurut Aryulina, dkk. (2010:167-185), berdasarkan pigmen
yang terkandung di dalamnya, alga digolongkan menjadi 6 divisio.

Euglenophyta
Euglenophyta dikatakan mirip hewan karena memiliki sel
yang tidak berdinding, bergerak bebas, dan berbintik mata.
Sedangkan dikatakan mirip tumbuhan karena memiliki klorofil a,
b,
dan
karotin
untuk
berfotosintesis.
Dapat
melakukan
fotosintesis dan memakan zat-zat organik dan berkembang biak
dengan pembelahan biner.

Ganggang Hijau (Chlorophyta)
Ganggang hijau merupakan ganggang uniseluler maupun
multiseluler yang memiliki klorofil yang dominan sehingga
berwarna hijau. Selain klorofil a dan klorofil b terdapat juga
pigmen karotin dan xantofil. Jenis-jenis ganggang hijau
dikelompokkan menjadi: Ganggang bersel satu tidak bergerak
(Chlorella sp.,
Cholococcum
sp.);
bersel
satu
bergerak
(Chlamydomonas sp.); berbentuk koloni yang bergerak (Volvox
globator); berbentuk koloni yang tidak bergerak (Hydrodiction
sp.); berbentuk benang (Spirogyra sp.); berbentuk lembaran
(Ulva).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21
Ganggang Cokelat (Phaeophyta)
Umumnya ganggang cokelat bersel banyak (multiselluler),
dengan pigmen cokelat (fukosantin) yang dominan disamping
memiliki klorofil a dan b. Jenis-jenis alga cokelat, antara lain
Laminaria yang mengandung yodium dan asam alginate;
Macrocystis yang yang berfungsi sebagai bahan industri.

Ganggang Merah (Rhodophyta)
Merupakan ganggang yang tubuhnya bersel banyak
(multiselluler), memilki klorofil a dan b dengan pigmen dominan
merah (fikoeritrin) dan karotin. Cara reproduksi ganggang merah
secara vegetative dengan membentuk spora dan secara generative
dengan anisogami. Jenis-jenis alga merah yang terkenal antara
lain Euchema spinosum yang berguna sebagai bahan pembuat
agar-agar dan kosmetik; Gelidium sp. dan Gracilaria sp, sebagai
bahan pembuatan agar-agar.

Ganggang Keemasan (Chrysophyta)
Ganggang ini ada yang bersel satu (uniselluler) dan bersel
banyak (multiselluler). Memiliki klorofil a dan b serta pigmen
dominan keemasan (karotin) dan fukosantin. Dapat dijumpai
hidup di air tawar ini dengan membelah diri atau dengan
zoospora spermatozoid. Jenis-jenis alga keemasan antara lain
adalah Ochromonas dan Navicula yang sering disebut dengan
diatome atau ganggang kersik yang berfungsi sebagai bahan
penggosok, campuran semen atau penyerap nitrogliserin pada
bahan peledak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22
Ganggang Api (Pyrrophyta)
Ganggang api merupakan ganggang uniseluler, memiliki
dinding sel dan dapat bergerak aktif. Habitat di laut serta bersifat
fosforesensi atau memancarkan cahaya. Memiliki pigmen
klorofil dan coklat kekuningan. Dalam jumlah yang besar, alga
api dapat menjadi racun bagi ekosistem laut karena memiliki
senyawa yang bersifat toksin.
Berdasarkan karakteristik konsep Protista tersebut, peranan media
permainan edukatif ular tangga sangat diperlukan untuk membantu siswa
memahami konsep. Banyaknya konsep yang harus dipahami siswa sangat
banyak. Permainan edukatif ular tangga dapat membantu siswa untuk
memperdalam pemahaman tentang konsep Protista. Melalui pertanyaan
yang diberikan pada permainan ular tangga, siswa dapat terbantu dalam
menghafal dan memahami konsep.
F.
Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rida Bakti Pratiwi dengan
judul penelitian: “Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Disertai
Media Pembelajaran Ular Tangga Terhadap Hasil Belajar Biologi
Ditinjau dari Aktivitas Siswa Kelas VIII SMP N 1 Kebakkramat Tahun
Ajaran 2011/2012” disimpulkan bahwa metode eksperimen disertai media
pembelajaran ular tangga berpengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah
kognitif dan psikomotor tetapi tidak berpengaruh terhadap ranah afektif.
Aktivitas siswa berpengaruh terhadap ranah afektif, dan tidak terdapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
interaksi antara metode pembelajaran dan aktivitas belajar terhadap hasil
belajar biologi siswa kelas VIII SMP N 1 Kebakkramat.
Penelitian lain oleh Wegig Satyawada dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Berbantuan Media
Permainan Ular Tangga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
VII SMP Negeri 22 Semarang pada materi Pokok Segi Empat”
menyebutkan bahwa nilai rata-rata pada siklus I 68,8 dan pada siklus II
mengalami kenaikan 75,1. Presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada
siklus I adalah 80% dan siklus II mengalami kenaikan 90,32%, sedangkan
presentase keaktifan siswa pada akhir siklus I adalah 80, 56% dan pada akhir
siklus II menjadi 90, 28%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat
disimpulkan CPS berbantuan media permainan ular tangga dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa SMP Negeri 22 Semarang.
G.
Kerangka Berpikir
Penelitian dalam bidang pendidikan masih terus dilakukan untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Pandangan banyak orang
saat ini adalah pendidikan itu merupakan fakta-fakta yang harus dihafal dan
dipahami. Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan secara
sistematis dan terarah pada terjadinya proses belajar. Metode-metode yang
digunakan saat ini banyak yang kurang membuat siswa menjadi aktif.
Sebagai contoh metode ceramah yang banyak membuat siswa menjadi bosan
dan pasif. Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan metode-metode
pembelajaran yang dapat menjadikan siswa menjadi aktif dan kreatif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi keaktifan
dan hasil belajar siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
memperbaiki proses pembelajaran terutama untuk meningkatkan keaktifan
adalah dengan menggunakan permainan ular tangga sebagai medianya.
Permainan ini akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif
bermain sambil berfikir dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Selain
itu, siswa dapat berinteraksi dengan siswa lain dalam diskusi. Dengan
aplikasi pembelajaran menggunakan permainan edukatif ular tangga,
diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, dapat dituangkan dalam
bagan sebagai berikut:
Observasi
Awal
Siswa kelas
XA
Hasil Observasi:
1. Siswa kurang aktif atau pasif dalam mengikuti proses
pembelajaran;
2. Siswa asyik dengan kegiatannya sendiri/berbicara dengan
teman/ramai;
3. Siswa sulit memahami materi pelajaran khususnya materi
Protista;
4. Siswa kurang berani dalam bertanya dan menjawab pertanyaan
guru memberikan kesempatan bertanya dan menjawab;
5. Metode penyampaian materi guru kurang variatif;
6. Guru kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya;
7. Keaktifan guru masih dominan;
8. Hasil belajar siswa rendah/tidak sesuai KKM.
Pembelajaran dengan Permainan Edukatif Ular Tangga
Keaktifan Siswa
Hasil Belajar Biologi
Aspek Psikomotorik
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir
Aspek Kognitif
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu
penelitian tindakan yang permasalahannya berasal dari kelas, menyangkut
proses pembelajaran dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan.
Dalam PTK, peneliti atau guru dapat melihat sendiri praktik pembelajaran
atau bersama guru lain, peneliti atau guru dapat melakukan penelitian
terhadap siswa dilihat dari berbagai aspek interaksinya dalam proses
pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk investigasi yang
bersifat reflektif, partisipatif dan kolaboratif yang bertujuan untuk
memperbaiki sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi
(Kusumah & Dedi 2010:9). Model yang digunakan dalam PTK ini adalah
model gabungan Sanford dan Kemmis yang telah dikembangkan oleh
Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas (Taniredja, dkk. 2010:28).
Guru dilibatkan dalam proses penelitian kelasnya, terutama pada aspek aksi
dan refleksi terhadap praktik-praktik pembelajaran di kelas.
B.
Setting Penelitian
Setting dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1.
Objek Penelitian : Hasil belajar dan keaktifan siswa
2.
Subjek Penelitian : Siswa kelas XA SMA Negeri 11 Yogyakarta
3.
Tempat Penelitian : SMA Negeri 11 Yogyakarta
25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.
C.
26
Waktu Penelitian : Bulan November 2012
Desain Penelitian
Desain atau rancangan tindakan ini direncanakan dengan beberapa
siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan dengan beberapa
tahapan, yaitu tahap perencanaan; tahap pelaksanaan; tahap observasi dan
evaluasi; serta tahap refleksi.
1.
Siklus I
a.
Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:
1.
Observasi lapangan dan wawancara dengan guru kelas
untuk melihat permasalahan yang terjadi.
2.
Analisis studi pustaka dan lapangan untuk menyusun
rencana tindakan.
3.
Melakukan persiapan yang berkaitan dengan instrument
penelitian dan pembelajaran.
b.
Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah:
1.
Guru memberikan pretest.
2.
Guru memberikan pengarahan tentang tujuan dan prosedur
pembelajaran.
3.
Guru memberikan modul sebagai bahan belajar siswa.
4.
Guru memberikan materi Protista pada sub materi ciri-ciri
protista, peranan protista, dan Protozoa menggunakan
media power point.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5.
27
Guru memperkenalkan metode permainan edukatif ular
tangga dan menjelaskan alur-alur ketetapan belajar.
6.
Guru memberikan aturan permainan ular tangga dalam
kelompok kecil berisi 4 orang setiap kelompok. Siswa
bermain dalam kelas besar, tetapi soal dikerjakan dengan
berdiskusi kelompok.
7.
Melaksanakan pembelajaran dengan permainan edukatif
ular tangga untuk pendalaman materi siswa.
c.
Tahap Observasi dan Evaluasi (Observing and Evaluation)
Observasi ditujukan pada semua komponen pendukung dalam
proses pembelajaran yaitu siswa, guru, dan metode mengajar. Hal-hal
yang dilakukan pada tahap observasi adalah guru dibantu oleh
observer mengisi lembar observasi keaktifan siswa.
Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, kemudian masuk ke
tahap evaluasi.
Hal-hal yang dilakukan pada tahap evaluasi adalah:
1.
Guru memberikan soal berupa tes evaluasi sebagai aplikasi
sejauh mana siswa memahami konsep-konsep yang telah
diajarkan melalui permainan edukatif ular tangga dengan
tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
2.
Guru melakukan tabulasi data dari lembar observasi yang
diisi oleh observer dengan tujuan untuk mengetahui
peningkatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
d.
28
Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi, hasil angket dan evaluasi yang telah dicatat
digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki rencana peneliti pada
tahap atau siklus selanjutnya. Pada tahap ini merupakan evaluasi diri
sendiri sebagai guru, untuk melihat kekurangan dan kelebihan dari
pembelajaran pada siklus I.
2.
Siklus II
Pada siklus kedua ini dilakukan untuk mendapatkan perbandingan dari
siklus I.
a.
Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:
1.
Guru membuat rencana pembelajaran berdasarkan refleksi
dari siklus I.
2.
Guru mengubah jumlah kelompok dalam ular tangga
menjadi 3 orang setiap kelompok.
3.
Melakukan persiapan yang berkaitan dengan instrument
penelitian dan pembelajaran.
b.
Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah:
1.
Guru memberikan pengarahan tentang tujuan dan prosedur
pembelajaran.
2.
Guru memberikan modul sebagai bahan belajar siswa.
3.
Guru memberikan materi Protista pada sub materi Protista
mirip jamur dan Protista mirip tumbuhan menggunakan
media power point.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.
29
Guru mengingatkan kembali cara bermain permainan
edukatif ular tangga dan menjelaskan alur-alur ketetapan
belajar.
5.
Melaksanakan pembelajaran permainan ular tangga untuk
pendalaman materi siswa.
c.
Tahap Observasi dan Evaluasi (Observing and Evaluating)
Observasi ditujukan pada semua komponen pendukung dalam
proses pembelajaran yaitu siswa, guru, dan metode mengajar. Hal-hal
yang dilakukan pada tahap observasi adalah guru dibantu oleh
observer mengisi lembar observasi aktivitas siswa.
Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, kemudian masuk ke
tahap evaluasi.
Hal-hal yang dilakukan pada tahap evaluasi adalah sebagai berikut.
1.
Guru memberikan soal berupa tes evaluasi sebagai aplikasi
sejauh mana siswa memahami konsep-konsep yang telah
diajarkan melalui permainan edukatif ular tangga dengan
tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
2.
Guru melakukan tabulasi data dari lembar observasi yang
diisi oleh observer dengan tujuan untuk mengetahui
peningkatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran.
d.
Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi, hasil angket dan evaluasi yang telah dicatat
digunakan sebagai acuan untuk mengevaluasi diri sendiri sebagai guru.
Pada tahap refleksi digunakan juga untuk melihat kekurangan dan
kelebihan dari pembelajaran pada siklus II.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
Desain PTK yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Studi Pustaka


Observasi Awal
Identifikasi masalah berdasarkan: Hasil Belajar
dan Keaktifan Siswa; respon siswa terhadap
proses pembelajaran; serta informasi dari guru
kelas X.
Rencana Tindakan Siklus I
Menyusun Instrumen Pembelajaran
Menyusun Instrumen Pengumpulan Data
Observasi dan Evaluasi Tindakan Siklus I
Mengobservasi kegiatan siswa dan guru.
Mendokumentasikan kegiatan siswa dan
guru pada saat proses pembelajaran.

Melaksanakan Tes Evaluasi.




Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Melaksanakan Pembelajaran dengan
Permainan Edukatif Ular Tangga.

Refleksi Tindakan Siklus I
Menganalisis kelebihan dan kekurangan
Siklus I
Kriteria Tercapai


Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Melaksanakan Pembelajaran dengan
Permainan Edukatif Ular Tangga.
Analisis Tindakan Siklus II
Menganalisis kelebihan dan kekurangan
Siklus II
Kriteria Tercapai


Kriteria Belum Tercapai
Rencana Tindakan Siklus II
Menyusun Instrumen Pembelajaran
Menyusun Instrumen Pengumpulan Data
Observasi dan Evaluasi Tindakan Siklus II
Mengobservasi kegiatan siswa dan guru.
Mendokumentasikan kegiatan siswa dan
guru pada saat proses pembelajaran.

Melaksanakan Tes Evaluasi.


Kriteria Belum Tercapai
Kesimpulan dan Rekomendasi/Saran
Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan (adaptasi dari model gabungan
Sanford dan Kemmis dalam Taniredja, 2010:28)
D.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pada waktu peneliti menggunakan
suatu metode (Suharsimi, 2011:175). Adapun instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1.
31
Instrumen Pembelajaran
a.
Rencana Program Pembelajaran (RPP)
Rencana Program Pembelajaran (RPP) berisi gambaran secara
menyeluruh dari materi yang akan disampaikan. RPP ini
digunakan agar penyampaian materi dalam pembelajaran di kelas
lebih efektif dan efisien.
b.
Silabus
Silabus disusun berdasarkan Standar Isi, kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi
dasar,
materi
pokok/pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian,
penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.
c.
Lembar Kerja Siswa
LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan
mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan
terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru,
sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan
prestasi belajar.
2.
Instrumen Pengumpulan Data
a.
Pretest
Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa
pada materi protista. Tes ini dilaksanakan sebelum materi
pembelajaran disampaikan kepada siswa. Tes ini digunakan
sebagai acuan dalam analisis data untuk mengetahui terjadi
peningkatan hasil belajar pada siswa atau tidak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
b.
32
Tes Evaluasi
Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar pada materi
protista. Tes ini diberikan disetiap akhir siklus, yang terdiri dari
tes Obyektif (A) dan Tes Uraian (B), yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan
yang dimiliki individu atau kelompok. Data tes inilah yang
dijadikan acuan untuk menarik kesimpulan pada akhir penelitian.
c.
Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa
Lembar pengamatan keaktifan siswa digunakan untuk membantu
melihat keaktifan setiap siswa dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada akhir penelitian,
lembar pengamatan keaktifan digunakan untuk menganalisis
tingkat
keaktifan
siswa
dalam
bertanya
dan
menjawab
pertanyaan. Tingkat keaktifan siswa diperoleh menggunakan
pedoman peskoran sebagai berikut:
Rentang skor keaktifan 1-4.
Tabel 3.1. Pedoman skoring keaktifan siswa
Skor
Pedoman
1
Tidak bertanya maupun menjawab
2
Bertanya dan atau menjawab 1-2 kali
3
Bertanya dan atau menjawab 3-4 kali
4
Bertanya dan atau menjawab ≥ 5 kali
Sedangkan untuk kategori keaktifan dari skor yang telah
diperoleh menggunakan ketentuan sebagai berikut: Kategori
keaktifan siswa:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
Tabel 3.2. Tingkat keaktifan siswa
Persen Keaktifan
E.
Kategori Keaktifan
76%-100%
Aktif Sekali
51%-75%
Aktif
26%-50%
Tidak Aktif
0%-25%
Sangat Tidak Aktif
Analisis Data
Analisis data tingkat aktifitas dan hasil belajar siswa dianalisis
menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif
menggunakan deskripsi kata-kata dan data kuantitatif menggunakan rumus
seperti pada keterangan di bawah ini.
1.
Analisis Tes Evaluasi
Ketuntasan dalam proses belajar mengajar ini adalah jika siswa
dapat mencapai nilai ≥75. Nilai ketuntasan dipilih sesuai dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada SMA Negeri 11
Yogyakarta untuk mata pelajaran Biologi yaitu 75. Untuk
menganalisis
ketuntasan
individu,
klasikal,
dan
rata-rata
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 =
𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢𝑕 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢𝑕 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
34
Analisis data hasil observasi keaktifan siswa dirumuskan
sebagai berikut:
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 =
G.
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝐼𝑓𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 − 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑇𝐼𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢𝑕 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Indikator Keberhasilan Penelitian
Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila ada
peningkatan hasil dari setiap tindakan siklus.
Indikator keberhasilan yang diterapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4. Indikator keberhasilan penelitian
Indikator
Awal
Target
Skor rata-rata kelas
67,2
75
16,66%
80%
Belum terukur
80% siswa aktif-aktif sekali
% capaian KKM
Keaktifan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Umum Proses Pembelajaran Siswa Kelas XA SMA 11
Yogyakarta
Sesuai dengan tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas,
maka peneliti berusaha menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan
yang terjadi tersebut. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan dan
wawancara dengan guru Biologi kelas X di SMA Negeri 11 Yogyakarta,
proses pembelajaran sebagian besar masih menggunakan metode informasi
interaktif. Sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, banyak siswa yang asyik dengan
kegiatannya sendiri. Pada saat diberi pertanyaan, siswa yang belum mengerti
maupun yang sudah mengerti tentang pelajaran yang diberikan, tidak ada
yang mau menjawab. Mereka menunggu ada teman lain yang menjawab
atau ditunjuk oleh guru untuk menjawab. Ketika ditunjuk, masih banyak
yang belum dapat menjawab pertanyaan guru dan hanya siswa tertentu saja
yang dapat menjawab dengan benar. Hal ini terbukti dari rendahnya nilai
ulangan harian yang tidak mencapai kriteria kentuntasan minimum sekolah.
Dari hasil ulangan harian tersebut, nilai terendah adalah 47, nilai
tertinggi 83 dengan nilai rata-rata kelas 67,2. Ada 83,33% siswa yang
memperoleh nilai <75 dan 16,66% siswa memperoleh nilai ≥75. Hal ini
menunjukan belum berhasilnya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Indikator keberhasilan mengajar di SMAN 11 Yogyakarta,
35
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
minimal 80% hasil belajar siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), dengan nilai KKM pada tahun pelajaran 2011/2012 adalah 75.
Selain itu, dari pretes yang diberikan nilai rata-rata siswa hanya 31,83
dengan presentasi ketuntasan klasikal 0%. Nilai tertinggi yang dicapai siswa
55 dengan nilai terendah 5.
Berdasarkan
dari
kondisi
tersebut,
maka
peneliti
bermaksud
mengadakan penelitian dengan aplikasi belajar dengan permainan edukatif
ular tangga. Dengan menggunakan strategi permainan edukatif ular tangga
dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, terutama
dalam berinteraksi dengan teman dan guru. Alasan menggunakan permainan
edukatif ini karena dalam proses pembelajarannya semua siswa berperan
aktif dan diharapkan siswa yang biasanya bersikap pasif dalam kegiatan
belajar menjadi lebih aktif. Keaktifan siswa dengan menggunakan
permainan edukatif ini dapat dilihat pada saat siswa membaca, berdiskusi,
dan menjawab pertanyaan secara lisan pada saat pelaksanaan permainan ular
tangga.
B.
Deskripsi Pelaksanaan
1.
Observasi awal dan wawancara/dialog awal
Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan September 2012 diawali
dengan dialog awal antara guru Biologi kelas X dengan peneliti. Dialog
awal dilaksanakan pada hari Senin, 17 September 2012 di ruang guru.
Dialog ini bertujuan untuk mengetahui keadaan awal pembelajaran dan
mengutarakan maksud serta tujuan penelitian yang akan dilaksanakan.
Keadaan awal yang terjadi pada proses pembelajaran kelas XA adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
adanya komunikasi searah. Banyak siswa yang tidak memperhatikan guru.
Siswa banyak yang asyik dengan kegiatannya sendiri. Siswa kurang aktif di
dalam kelas, pada saat diberi pertanyaan, siswa tidak mau menjawab,
menunggu ada teman lain yang menjawab.
Permasalahan yang ada kemudian dibicarakan bersama guru kelas
pada Rabu, 19 September 2012. Hasil dialog peneliti bersama guru kelas
adalah tentang permasalahan yang muncul adalah:
Tabel 4.1 Permasalahan yang muncul di dalam kelas XA
No.
Faktor
1.
Siswa
a.
b.
c.
d.
2.
Guru
a.
b.
3.
Proses
Pembelajaran
a.
b.
Masalah
Siswa cenderung pasif dalam proses
pembelajaran
Siswa banyak yang tidak memperhatikan dan
sibuk bermain dengan teman sebangku
Siswa kurang berani bertanya dan menjawab
pertanyaan guru
Siswa tidak mengerti dalam membedakan
kelompok-kelompok Protista
Dalam menyampaikan materi, guru tidak
banyak menggunakan metode-metode yang
bervariasi
Guru kurang dalam memberikan kesempatan
pada siswa untuk bertanya maupun menjawab
pertanyaan.
Pembelajaran yang dilakukan cenderung
searah
Keaktifan guru dalam pembelajaran masih
dominan
Dari permasalahan di atas setelah dianalisis, penyebab permasalahan
yang paling dominan adalah karena kurangnya variasi pada metode yang
digunakan oleh guru bidang studi. Hal ini menjadikan siswa kurang aktif
dalam pembelajaran. Setelah permasalahan di atas dirumuskan, maka
masalah-masalah tersebut perlu untuk dapat dipecahkan melalui sebuah
penelitian tindakan kelas. Analisis studi pustaka dilakukan untuk membantu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
menyusun rencana tindakan. Dalam penelitian ini, digunakan tindakan
sebagai solusi masalah adalah dengan pembelajaran menggunakan metode
permainan edukatif ular tangga.
Tindakan pembelajaran ini akan diaplikasikan pada siswa kelas XA
yang akan dikembangkan pada setiap siklus tindakan. Dengan pembelajaran
menggunakan permainan edukatif ular tangga ini diharapkan dapat
menjadikan siswa lebih aktif dan hasil belajarnya meningkat.
2.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siswa kelas XA berpedoman
pada rencana perbaikan pembelajaran dan perencanaan tindakan yang telah
disusun sebelumnya. Tindakan dilakukan dengan aplikasi permainan
edukatif ular tangga pada pembelajaran Biologi materi Protista. Sebelum
melaksanakan tindakan kelas siklus I, terlebih dahulu dilaksanakan pre-test
sebagai dasar perbandingan nilai sebelum tindakan dilakukan dan setelah
tindakan dilaksanakan. Pretest dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Oktober
2012 dimulai pukul 13.15-14.00 WIB. Jumlah siswa yang hadir 30 orang.
a.
Tindakan kelas siklus I
1.
Perencanaan tindakan siklus I (Planning)
Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan berdasarkan
perbaikan dari RPP yang sudah dibuat dengan memuat metode
pembelajaran permainan edukatif ular tangga. Dalam tahap ini,
peneliti juga menyusun LKS dan soal-soal evaluasi untuk siklus
I. Peneliti juga mempersiapkan lembar observasi aktivitas
bertanya dan menjawab siswa. Pembelajaran tindakan siklus I
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
akan dilakukan selama 2 jam pelajaran (2x45 menit) dengan
materi ajar Protista sub bab Protista mirip hewan.
2.
Pelaksanaan tindakan siklus I (Acting)
Tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 17
Oktober 2012, dimulai pukul 10.30-12.00 WIB. Jumlah siswa
yang hadir adalah 29 orang. Dalam melaksanakan tindakan siklus
I ini, peneliti berperan sebagai guru dengan dibantu oleh 2 orang
observer dan satu orang dokumentasi. Pada saat melaksanakan
siklus I guru kelas tidak mendampingi karena ada tugas lain di
luar sekolah.
Pada kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam. Guru menjelaskan rencana kegiatan,
pengarahan, dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru memberikan handout kepada siswa, setiap 2 orang
mendapatkan
satu
handout
pembelajaran.
Guru
mempresentasikan inti dari materi Protista mirip hewan dengan
menggunakan
power
point
selama
30
menit
kemudian
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
Guru membagi siswa dalam kelompok permainan ular
tangga, setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa. Setiap
kelompok memilih satu anggota yang akan menjadi pemain di
depan. Pemain memulai dengan pionnya di kotak pertama yang
terletak
pada
sudut
kiri
bawah
dan
secara
bergiliran
melemparkan dadu. Pion dijalankan sesuai dengan jumlah mata
dadu yang muncul. Setiap pion berhenti pada kotak bernomor,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
pemain diberi pertanyaan dari nomor satu. Jika pemain dapat
menjawab pertanyaan, pemain boleh melempar dadu kembali dan
menjalankan pionnya sesuai dengan mata dadu yang muncul.
Bila pemain tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan,
maka pemain berhenti pada kotak tersebut dan permainan
dilanjutkan oleh kelompok lain sesuai urutan nomor kelompok
dengan melempar dadu terlebih dahulu. Apabila langkah pemain
mata pionnya jatuh pada gambar Euglena bertangga, maka
pemain boleh naik ke ujung tangga. Apabila pemain mata
pionnya jatuh pada gambar Euglena dengan ekor ular, maka
pemain harus menurunkan mata pionnya ke kepala ular.
Pemenangnya adalah pemain pertama yang mencapai kotak
terakhir dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
Peraturan cara bermain dibacakan kemudian siswa diajak
bermain dalam kelas besar yang dipandu oleh guru selama 40
menit. Soal yang diberikan dikerjakan dengan berdiskusi dalam
kelompok. Langkah terakhir guru memberikan sedikit evaluasi
kegiatan permainan sebagai kesimpulan dan mengakhiri kegiatan
pembelajaran.
Gambar 4.1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.
41
Pengamatan tindakan siklus I (Observing)
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan observer. Hal yang
diamati adalah bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Banyak tidaknya siswa yang sungguh-sungguh
dalam bermain, berdiskusi, dan menjawab serta bertanya jika
tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diberikan.
Pertanyaan siswa bisa ditujukan kepada guru maupun sesama
siswa dalam permainan edukatif ular tangga untuk mendalami
materi Protista sub bab Protista mirip hewan. Observasi
dilakukan oleh guru yang dibantu dua orang rekan.
Gambar 4.2. Observasi dalam permainan ular tangga
4.
Evaluasi
Kegiatan evaluasi yang dilakukan adalah melaksanakan
Evaluasi I (post-test I) yang dilaksanakan pada hari Kamis, 18
Oktober 2012 pada pukul 13.15-14.00 WIB. Hasil dari post-test
ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
dengan perbandingan nilai pre-test yang sudah dilakukan.
Presensi diedarkan pada saat evaluasi dilaksanakan untuk
ditandatangani siswa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5.
42
Refleksi terhadap tindakan siklus I (Reflecting)
Refleksi tindakan kelas siklus I dilaksanakan setelah
pelaksanaan tindakan siklus I. Kegiatan ini dilakukan untuk
mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas yang telah
dilakukan. Berdasarkan hasil observasi tindakan kelas siklus I,
dapat dilihat bahwa proses pembelajaran dengan aplikasi
permainan edukatif ular tangga belum sesuai harapan. Perlu
diadakan beberapa tindakan perbaikan pada siswa, guru, dan
metode pembelajaran agar siswa dapat memahami materi
pelajaran secara optimal.
Keterbatasan waktu menjadikan pelaksanaan kegiatan
belum maksimal dilaksanakan. Selain itu, pelaksanaan permainan
juga belum baik karena peraturan yang kurang dipahami siswa
dan beberapa pertanyaan tidak terjawab oleh anggota kelompok.
Selain dari segi siswa, guru juga memiliki beberapa
kekurangan yang menyebabkan pembelajaran kurang maksimal.
Persiapan guru untuk mengajar sudah cukup baik, namun waktu
melaksanakan pembelajaran di depan kelas, terjadi salah istilah
antara Protista dengan Protozoa . Volume suara guru terkadang
kurang keras juga menjadi masalah bagi siswa yang duduk
dibagian belakang karena kurang menangkap apa yang
disampaikan guru.
Pada kegiatan akhir, guru mengevaluasi
kegiatan permainan sebagai kesimpulan, memberikan motivasi
pada siswa untuk belajar Protista diluar jam pelajaran sekolah,
dan tugas pekerjaan rumah untuk mendalami materi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
Dari refleksi ini, diperoleh beberapa catatan sebagai
masukan dan perbaikan untuk tindakan siklus II, yaitu:
(a). ada beberapa siswa yang belum memanfaatkan diskusi
dalam permainan dengan optimal, sehingga materi belum
dikuasai dengan baik. Hal ini mempengaruhi nilai hasil
belajar siswa yang rendah/belum mencapai KKM;
(b). permainan belum dilaksanakan dengan maksimal dan
waktu belum dimanfaatkan dengan baik;
(c). guru perlu mencermati dan mendalami materi dengan baik
agar tidak terjadi salah istilah kembali;
(d). volume suara guru harus distabilkan agar materi dapat
ditangkap sempurna oleh siswa.
Karena masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan siklus
I, maka peneliti mengadakan perbaikan tindakan pada siklus II.
b.
Tindakan kelas siklus II
1.
Perencanaan tindakan siklus II (Planning)
Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan berdasarkan
perbaikan dari siklus I. Perbaikan ini dilakukan oleh peneliti dan
diberi tambahan oleh guru bidang studi. Hal yang diperbaiki
dalam tindakan siklus II ini adalah:
(a). pada saat melakukan pembelajaran, guru perlu memberikan
motivasi untuk lebih meningkatkan keaktifan siswa dalam
bertanya maupun menjawab pertanyaan;
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
(b). permainan yang akan dilakukan dibuat lebih menarik agar
siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran;
(c). permainan dilakukan dengan kelompok yang lebih kecil,
yaitu setiap kelompok terdiri dari 3 orang agar permainan
lebih efisien;
(d). guru
harus
menegur
siswa
yang
tidak
mengikuti
pembelajaran dengan serius dan menyampaikan materi
dengan baik agar nilai hasil belajar siswa meningkat;
(e). menggunakan waktu yang ada seefektif mungkin.
Pembelajaran tindakan kelas siklus II dilaksanakan dari
perbaikan yang sudah direncanakan dan dilaksanakan selama 2
jam pelajaran (2x45 menit) dengan materi ajar Protista sub bab
Protista mirip jamur dan Protista mirip tumbuhan. Pembelajaran
dilaksanakan dengan aplikasi pembelajaran dengan permainan
edukatif ular tangga seperti pada tindakan kelas siklus I.
2.
Pelaksanaan tindakan siklus II (Acting)
Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan pada hari Rabu,
24 Oktober 2012, dimulai pukul 10.30-12.00 WIB. Jumlah siswa
yang hadir adalah 30 orang. Dalam melaksanakan tindakan siklus
II ini, peneliti berperan sebagai guru dengan dibantu oleh 1 orang
observer dan satu orang dokumentasi. Pada saat melaksanakan
siklus I guru kelas yang sudah diminta menjadi observer hanya
mendampingi satu jam pelajaran kemudian meninggalkan kelas
karena ada kegiatan di luar sekolah yang harus dihadiri, jadi guru
hanya dibantu oleh satu observer saja.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
Pada kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam. Guru menjelaskan rencana kegiatan,
pengarahan, dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru memberikan handout kepada siswa, setiap 2 orang
mendapatkan
satu
handout
pembelajaran.
Guru
mempresentasikan inti dari materi Protista mirip jamur dan
Protista mirip tumbuhan selama 40 menit dengan menggunakan
media power point kemudian memberikan kesempatan bertanya
kepada siswa. Peraturan cara bermain sama dengan pada siklus I,
bedanya dalam siklus II ini, anggota setiap kelompok lebih
sedikit yaitu 3 orang. Setelah peraturan dibacakan, kemudian
siswa diajak bermain dalam kelas besar yang dipandu oleh guru
selama kurang lebih 40 menit. Soal yang diberikan dikerjakan
dengan berdiskusi dalam kelompok.
Pada
kegiatan
akhir,
guru
mengevaluasi
kegiatan
permainan sebagai kesimpulan dan memberikan motivasi pada
siswa untuk belajar Protista diluar jam pelajaran sekolah untuk
mendalami materi. Selain itu, guru juga memberikan tugas
pekerjaan rumah.
Gambar 4.3. Pelaksanaan tindakan siklus II
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.
46
Pengamatan tindakan siklus II (Observing)
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan observer. Hal yang
diamati adalah bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran, apakah ada peningkatan dari tindakan siklus I.
Banyak tidaknya siswa yang sungguh-sungguh dalam berdiskusi,
menjawab serta bertanya. Pertanyaan siswa bisa ditujukan
kepada guru maupun sesama siswa dalam permainan edukatif
ular tangga untuk mendalami materi Protista sub bab Protista
mirip jamur dan Protista mirip tumbuhan. Observasi dilakukan
oleh guru yang dibantu satu orang rekan.
Gambar 4.4. Observasi oleh observer pada siklus II
4.
Evaluasi (Evaluating)
Evaluasi dilakukan dengan melaksanakan evaluasi II (post-
test II) hasil tindakan siklus II. Evaluasi dilaksanakan pada hari
Kamis, 25 Oktober 2012 pada pukul 13.15-14.00 WIB. Hasil
evaluasi II digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar
dengan perbandingan hasil pre-test dan hasil evaluasi I. Pada saat
evaluasi dilaksanakan, presensi diedarkan untuk ditandatangani
siswa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5.
47
Refleksi terhadap tindakan siklus II (Reflecting)
Refleksi tindakan kelas siklus II dilaksanakan setelah
pelaksanaan tindakan siklus II. Kegiatan ini dilakukan untuk
mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas yang telah
dilakukan. Berdasarkan hasil observasi tindakan kelas siklus II,
dapat dilihat bahwa proses pembelajaran dengan aplikasi
permainan edukatif ular tangga belum sesuai harapan.
Masih ada siswa yang mengantuk di dalam kelas, namun
tidak terlihat siswa yang bermain dengan siswa lain lagi.
Permainan dapat dilaksanakan dengan baik hanya selama 25
menit pertama, waktu yang seharusnya dilaksanakan selama 40
menit terpotong dengan adanya pengumuman dari sekolah yang
terlalu lama. Selain itu, banyak siswa yang dipanggil ke ruang
OSIS oleh guru Bimbingan Konseling karena keperluan tertentu
sehingga kelompok yang sudah terbentuk anggotanya berkurang.
Hal ini juga membuat konsentrasi siswa dan guru menjadi
terganggu.
Guru juga sudah lebih matang dalam persiapan materi
pembelajaran, sehingga materi dapat disampaiakan dengan baik
dan lancar. Volume suara guru sudah lebih konstan, sehingga
semua siswa dapat mendengarkan penjelasan guru.
Keterbatasan waktu kembali menjadikan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran ini belum maksimal dilaksanakan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
Dari kegiatan refleksi didapatkan hasil sebagai berikut.
(a). Siswa lebih aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan,
dapat
memanfaatkan diskusi dalam permainan dengan
lebih baik.
(b). Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami penurunan,
lebih rendah dari hasil belajar siklus I.
(c). Permainan belum dilaksanakan dengan maksimal dan
waktu yang seharusnya untuk pelaksanaan permainan
terpotong.
Dari tindakan yang sudah dilakukan, hasil pengamatan pada
kegiatan
awal,
sebagian
besar
pembelajaran dalam permainan,
siswa
serius
mengikuti
berdiskusi dan menjawab
pertanyaan dengan sungguh-sungguh. Hal ini menunjukkan
bahwa dengan permainan edukatif ular tangga, para siswa
mempunyai keberanian dan inisiatif untuk bertanya dan
menjawab yang lebih tinggi.
C.
Hasil Penelitian
1.
Hasil Belajar
a.
Hasil Pretes
Berdasarkan data diketahui bahwa rata-rata nilai pretest
siswa adalah 31,83. Secara klasikal, tidak ada siswa yang
memperoleh nilai ≥75. Pada saat dilaksanakan pretest, ada satu
siswa yang tidak masuk, jadi hanya ada 30 siswa yang mengikuti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
pretest. Hasil pretest sebelum melakukan tindakan kelas dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2. Hasil Pretes
No.
b.
Hasil Pretest
Pencapaian
1.
Nilai tertinggi
55
2.
Nilai terendah
5
3.
Rata-rata
31,83
4.
Jumlah siswa yang tuntas belajar (nilai ≥75)
0
5.
Jumlah siswa yang tidak tuntas (nilai <75)
30
6.
Presentase ketuntasan belajar secara klasikal
0%
Hasil Tes Evaluasi Siklus I/Postest I
Berdasarkan data yang diperoleh, dari 31 siswa yang
mengikuti tes evaluasi I diketahui bahwa secara klasikal, siswa
yang memperoleh nilai ≥75 ke atas adalah 16 siswa dengan
ketuntasan belajar 51,61%. Siswa yang tidak tuntas belajar ada
15 siswa atau 48,38%. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar
siswa kelas XA adalah 74,32. Ketuntasan belajar klasikal masih
sangat rendah dan belum memenuhi syarat ketuntasan belajar
klasikal yang seharusnya mencapai sekurang-kurangnya 80%
dari siswa yang memperoleh nilai 75 atau lebih. Hasil tes
evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
Tabel 4.3. Hasil Tes Evaluasi Siklus I
No.
Hasil Evaluasi Siklus I
Pencapaian
1.
Nilai tertinggi
97
2.
Nilai terendah
49
3.
Rata-rata
75,36
4.
Jumlah siswa yang tuntas belajar (nilai ≥75)
16
5.
Jumlah siswa yang tidak tuntas (nilai <75)
14
6.
Presentase ketuntasan belajar secara klasikal
53,33%
c.
Hasil Tes Evaluasi Siklus II/Postest II
Tabel 4.4. Hasil Tes Evaluasi Siklus II
No.
Hasil Evaluasi Siklus II
Pencapaian
1.
Nilai tertinggi
86
2.
Nilai terendah
23
3.
Rata-rata
63,70
4.
Jumlah siswa yang tuntas belajar (nilai ≥76)
4
5.
Jumlah siswa yang tidak tuntas (nilai <76)
27
6.
Presentase ketuntasan belajar secara klasikal
12,9%
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa rata-rata
hasil belajar siswa kelas XA adalah 63,70 sedangkan ketuntasan
hasil belajar siswa secara klasikal yang dicapai 12,9%. Jumlah
siswa yang tuntas belajar hanya 4 orang. Sedangkan siswa yang
tidak tuntas semakin banyak menjadi 27 orang. Ketuntasan
belajar klasikal semakin rendah dibandingkan dengan ketuntasan
hasil belajar dari tindakan siklus I.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
51
Keaktifan Siswa
a.
Keaktifan Siswa Siklus I
Keaktifan belajar siswa yang dimaksud adalah kegiatan
siswa yang dilakukan selama proses belajar mengajar, yaitu
keaktifan siswa yang difokuskan dalam hal bertanya dan
menjawab. Pemfokusan tersebut berdasarkan dari hasil observasi
peneliti terdahulu dimana siswa kurang memiliki keberanian
untuk menjawab pertanyaan guru maupun bertanya kepada guru.
Tabel 4.5. Tingkat Keaktifan Siswa Siklus I
Tingkat Keaktifan
Jumlah Siswa
Persentase
1. Aktif Sekali
1
3,45%
2. Aktif
4
13,79%
3. Tidak Aktif
19
65,52%
4. Sangat Tidak Akif
5
17,24%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh tingkat keaktifan
klasikal siswa yaitu 17,24% siswa aktif dan aktif sekali. Ada 24
siswa (82,76%) yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan.
Dari jumlah itu, 1 siswa termasuk kategori aktif sekali dan 4
siswa termasuk kategori aktif. Selebihnya, 19 lainnya tidak aktif.
Ada 5 siswa yang sangat tidak aktif karena tidak bertanya
maupun menjawab (17,24%). Hal ini menunjukkan keaktifan
siswa dalam bertanya dan menjawab belum tinggi, dan target
capaian 80% siswa aktif dan aktif sekali belum tercapai.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
b.
52
Keaktifan Siswa Siklus II
Pada siklus I telah dijelaskan bahwa keaktifan siswa belum
mencapai target capaian. Berdasarkan hasil observasi pada siklus
II, tingkat keaktifan klasikal sebesar 6,66% siswa aktif dan aktif
sekali. Ada 26 siswa (86,66%) yang berani bertanya dan
menjawab, baik pada saat penjelasan materi maupun pada saat
permainan edukatif ular tangga. Dari 26 siswa tersebut, 2 siswa
termasuk kategori aktif dan 24 lainnya masuk kategori tidak
aktif. Siswa yang belum memiliki inisiatif untuk bertanya dan
belum berani menjawab pertanyaan masih ada 4 siswa (13,33%).
Berikut ini adalah tabel tingkat keaktifan siswa pada siklus II:
Tabel 4.6. Tingkat Keaktifan Siswa Siklus II
Tingkat Keaktifan
Jumlah Siswa
Persentase
1. Aktif Sekali
0
0%
2. Aktif
2
6,66%
3. Tidak Aktif
24
80%
4. Sangat Tidak Akif
4
13,33%
Dalam pengamatan pada siklus II lebih banyak siswa yang
berani mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari
permainan edukatif ular tangga.
D.
Pembahasan
Setelah tindakan siklus I dan siklus II selesai dilaksanakan, dapat
dilihat adanya perubahan hasil belajar. Berikut ini adalah grafik ketuntasan
hasil belajar siswa siklus I dan siklus II:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60%
53
53.33%
50%
40%
30%
20%
10%
12.90%
0%
0%
Pretest
Evaluasi I
Evaluasi II
Gambar 4.5. Hasil Belajar Klasikal
80
70
60
50
40
30
20
10
0
75.36
63.70
31.83
Pretest
Evaluasi I
Evaluasi II
Gambar 4.6. Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa
Pada saat pretest rata-rata nilai siswa sangat rendah yaitu 31,83. Tidak
ada siswa yang mendapatkan nilai ≥75, sehingga ketuntasan hasil belajarnya
adalah 0%. Hal ini wajar karena siswa sama sekali belum mendapatkan
materi pembelajaran tentang Protista. Pada siklus I nilai rata-rata siswa
meningkat menjadi 75,36 dengan ketuntasan hasil belajar 53,33%. Siklus II
nilai rata-rata mengalami penurunan menjadi 63,70 dengan ketuntasan hasil
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
belajar 12,90%. Nilai hasil belajar pada siklus II mengalami penurunan yang
cukup banyak. Penurunan nilai hasil belajar ini disebabkan oleh beberapa
hal. Antara lain adalah perbedaan jumlah materi yang diberikan dan waktu
yang pembelajaran yang berbeda.
Materi pada pertemuan siklus II lebih banyak dari pada siklus I. Siklus
I materi yang dibahas dan diperdalam dengan permainan edukatif ular
tangga adalah Protista sub bab Protista mirip hewan. Sub bab ini hanya
terdiri dari empat kelas yang dapat dijelaskan dengan mudah. Pada siklus I,
permainan edukatif ular tangga dilaksanakan cukup lama sekitar 40 menit.
Pada siklus II, materi yang diberikan kepada siswa adalah Protista
mirip jamur dan Protista mirip tumbuhan. Sub bab ini memiliki materi yang
lebih banyak dan kelas yang dimiliki lebih beragam. Materi yang lebih
banyak ini kemungkinan membuat siswa tidak dapat memahami seluruhnya,
sehingga hasil belajarnya menurun. Pada saat memperdalam materi dengan
permainan edukatif ular tangga, waktu yang seharusnya digunakan 15 menit
terpotong oleh adanya pengumuman dari sekolah dan pemanggilan sebagian
siswa ke ruang OSIS oleh guru Bimbingan Konseling. Pada saat materi
siklus II disampaikan merupakan waktu menjelang hari raya Idul Adha,
sehingga banyak siswa yang menjadi panitia dan harus berkoordinasi untuk
melaksanakan tugas.
Dari hasil angket observasi keaktifan siswa pada tindakan siklus I dan
siklus II yang diperoleh observer menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan
yang berarti. Tingkat keaktifan klasikal siswa siklus I adalah dari 29 siswa,
17,24% siswa aktif dan aktif sekali. Dari jumlah itu, 1 siswa termasuk
kategori aktif sekali dan 4 siswa termasuk kategori aktif. Selebihnya, 19
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
lainnya termasuk kategori tidak aktif.
55
Pada siklus II tingkat keaktifan
klasikal menurun, dari 30 siswa 6,66% (2 siswa) termasuk kategori aktif.
Siklus I ada 5 siswa yang sama sekali tidak bertanya dan menjawab, pada
siklus II jumlah tersebut berkurang menjadi 4 siswa. Meskipun ada
penurunan jumlah siswa yang pasif bertanya dan menjawab dari 5 siswa
menjadi 4 siswa, namun jumlahnya tidak banyak dan tidak mempengaruhi
tingkat keaktifan klasikal.
18%
16%
14%
12%
10%
8%
6%
4%
2%
0%
17.24%
6.66%
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.7. Keaktifan Klasikal Siswa Siklus I dan Siklus II
Peningkatan keaktifan dari siklus I ke siklus II tidak begitu banyak
karena waktu yang digunakan dalam pembelajaran tersita. Peningkatan
keaktifan siswa tidak sesuai dengan target yang diharapkan yaitu ≥80%
siswa aktif dan aktif sekali sesuai skala skor yang telah ditentukan.
Dari hasil pembelajaran keseluruhan tindakan siklus I dan siklus II
yang telah dilaksanakan, hasil belajar dan keaktifan yang dicapai tidak
sesuai dengan target capaian. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
ketidaktercapaian tersebut. Sudjana (2004:39) dalam bukunya menuliskan
bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa/lingkungan. Menurut Caroll
yang dikutip oleh Sudjana (2004:40) disebutkan bahwa pencapaian hasil
belajar dipengaruhi oleh faktor internal: a) bakat pelajar; b) waktu yang
tersedia untuk belajar; c) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan
pelajaran; d) kemampuan individu; serta faktor eksternal e) kualitas
pengajaran.
Dari teori yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar di atas, dapat digunakan untuk menganalisis hasil siklus I dan
II. Pada siklus I, siswa masih membutuhkan waktu untuk menyesuaikan
pada media baru permainan edukatif ular tangga yang diberikan. Selain
penyesuaian dengan media, siswa juga menyesuaikan dengan guru pengajar
(peneliti). Pada siklus II, materi yang dibahas lebih banyak dan
membutuhkan lebih banyak waktu untuk dapat memahami materi. Dengan
adanya gangguan dari luar pada saat permainan edukatif ular tangga
menyebabkan waktu untuk belajar menjadi lebih singkat. Soal-soal yang
dibahas dan dijawab juga menjadi lebih sedikit.
Gangguan yang terjadi juga menurunkan konsentrasi siswa yang
berpengaruh pada hasil belajar baik kognitif maupun psikomotorik. Menurut
Bandura dalam Ali (2007:135) dengan teori sosial-kognitifnya, mengatakan
bahwa ada keterkaitan yang erat antara pelajar dengan lingkungannya.
Pembelajaran terjadi dalam keterkaitan antara tiga pihak yaitu lingkungan,
perilaku, dan faktor-faktor pribadi. Berdasarkan teori tersebut, ada
keterkaitan antara gangguan yang terjadi (lingkungan) terhadap perilaku
yaitu konsentrasi yang hilang dan menimbulkan kekacauan belajar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
Tindakan berakhir pada siklus II karena meskipun hasil belajar belum
tercapai dan terjadi penurunan, materi sudah disampaikan semua. Tindakan
siklus III tidak dapat dilaksanakan mengingat materi sudah selesai dan
alokasi waktu untuk materi Protista telah habis.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan
edukatif ular tangga dengan adanya gangguan kurang dapat meningkatkan
hasil belajar dan keaktifan siswa kelas XA SMA Negeri 11 Yogyakarta pada
materi Protista. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar klasikal pada siklus
I yang hanya sebesar 53,33% pada siklus II mengalami penurunan menjadi
12,90%. Sedangkan untuk nilai rata-rata kelas pada siklus I hanya sebesar
75,36 dan mengalami penurunan pada siklus II menjadi sebesar 63,70. Dari
hasil tersebut, nilai ketuntasan klasikal maupun rata-rata masih jauh dari
target yaitu untuk nilai rata-rata kelas ≥75 dan nilai hasil belajar klasikal
sebesar ≥80%.
Keaktifan siswa secara klasikal pada siklus I adalah 17,24% siswa aktif dan
aktif sekali. Pada siklus II mengalami penurunan menjadi 6,66% siswa aktif
dan aktif sekali. Dengan demikian, target capaian yang seharusnya 80%
siswa aktif dan aktif sekali tidak tercapai. Gangguan proses pembelajaran
terjadi pada siklus II berupa keterbatasan waktu yang diperpendek, sejumlah
siswa yang dipanggil keluar, dan materi yang terlalu banyak.
B.
Saran
Untuk turut serta dalam menyumbangkan pemikiran guna meningkatkan
hasil belajar dan keaktifan siswa serta untuk penelitian selanjutnya, maka
disampaikan saran-saran sebagai berikut.
58
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1.
59
Guru dapat mengaplikasikan permainan edukatif ular tangga dalam
pembelajaran Biologi sebagai alternatif pembelajaran agar siswa tidak
jenuh. Namun, permainan edukatif ular tangga harus digunakan pada
materi yang jumlahnya optimal, waktu yang disediakan cukup, dan
dihindarkan dari gangguan-gangguan.
2.
Guru hendaknya dapat memilih model dan media pembelajaran yang
tepat agar tujuan pembelajaran tercapai.
3.
Dalam pemilihan media maupun metode pembelajaran hendaknya
disesuaikan dengan kesiapan belajar siswa dan jenis materi yang
diberikan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad., 2007, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian I: Ilmu
Pendidikan Teoretis, Jakarta: Imperial Bhakti Utama.
Anshori, Moch; D. Martono., 2009, Biologi 1: Untuk Sekolah Menengah
Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X, Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Arikunto, Suharsimi., 2011, Penelitian Tindakan 2010 untuk Guru, Kepala
Sekolah dan Pengawas, Yogyakarta: Aditya Media.
Aryulina, Diah; C. Muslim; S. Manaf., 2010, Biology 1A for Senior High
School Grade X Semester 1, Jakarta: Esis.
Dahar, Ratna Wilis., 2011, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:
Erlangga.
Dimiyati, Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Rineka
Cipta.
Hamalik, Oemar., 2001, Proses Belajar Mengajar, Jakarta:Bumi Aksara..
Kusumah, Wijaya & Dwitagama, Dedi., 2010, Mengenal Penelitian
Tindakan Kelas, Jakarta:PT. Indeks.
Mulyono, Anton., 2000, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka.
Pratiwi, D.A. & Maryati, Sri., 2012, Biologi untuk SMA/MA Kelas X,
Jakarta: Erlangga.
Pratiwi, Rida Bakti., 2012, Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen
Disertai Media Pembelajaran Ular Tangga Terhadap Hasil Belajar
Biologi Ditinjau dari Aktivitas Siswa Kelas VIII SMP N 1
Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta,
http://biologi.fkip.uns.ac.id/wpcontent/uploads/2012
/02/RIDA-BAKTI-P-K4308113-P.BIO-2008.pdf,
diakses pada 8
Oktober 2012.
Purwanto, Susilo., 2012, Buku Game Edukatif untuk Pelajaran PAI SD
Kelas 1-3, Yogyakarta: DIVA Press.
Satyawada, Wegig., 2010, Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem
Solving (CPS) Berbantuan Media Permainan Ular Tangga untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 22
Semarang pada Materi Pokok Segi Empat, Universitas Negeri
Semarang,
http://garuda.dikti.go.id/jurnal/detil/id/0:28633
60
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
/q/pengarang:Wegig%20Budi/offset/0/limit/15,
Oktober 2012.
diakses
tanggal
61
5
Shaleh, M. Munawar., 2009, Rancangan Bangun Game Edukasi Ular
Tangga
pada
Aplikasi
Mobile,
http://www.unmas.ac.id/
PDF/Edisi_1.pdf, diakses tanggal 8 Oktober 2012.
Slameto, 2012, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,
Jakarta:Rineka Cipta.
Sudjana, Nana., 2004, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung :
Sinar Baru..
Sudono, Anggani., 2010, Sumber Belajar dan Alat Permainan (untuk
Pendidikan Anak Usia Dini), Jakarta: Grasindo.
Suwarno, 2009, Panduan Pembelajaran Biologi: Untuk SMA/MA Kelas X,
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suyadi, 2012, Buku Panduan Guru Profesional Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dan Penelitian tindakan Sekolah (PTS), Yogyakarta: Andi.
Suyono; Hariyanto., 2011, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep
Dasar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syariah, 2009, Manfaat Permainan Edukatif, http://manfaat-permainanedukatif.htm, diakses 8 Oktober 2012.
Taniredja, Tukiran; Pujiati, Irma; Nyata., 2010, Penelitian Tindakan Kelas
untuk Pengembangan Profesi Guru: Praktik, Praktis, dan Mudah,
Bandung:Alfabeta.
Taofik, 2010, Penerapan Metode Pembelajaran Demonstration dan
Exsperiment pada Pembelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi
Bangunan dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar dan Keaktifan
pada Peserta Didik Kelas X TGB Program Keahlian Bangunan di
SMK Negeri 2 Surakarta, 11, Universitas Sebelas Maret, Surakarta,
http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=17014,
diakses pada 16 Oktober 2012.
Uno, Hamzah B.,Nurdin, Mohamad., 2011, Belajar Dengan Pendekatan
Pailkem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif,
Menarik, Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel, W.S., 2007, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi.
Lampiran 1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
SEKOLAH
MATA PELAJARAN
KELAS/SEMESTER
STANDAR KOMPETENSI
ALOKASI WAKTU
Kompetensi
Materi
Dasar
Pembelajaran
2. 3
 Pengelompokan
protozoa
Menyajikan
 Ciri-ciri protozoa
ciri-ciri
umum filum  Peranan dari
protozoa
dalam
kingdom
protista dan
peranannya
bagi
kehidupan
:
:
:
:
:
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 11 YOGYAKARTA
BIOLOGI
X (SEPULUH)/I
2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup
4  45 menit
Kegiatan
Indikator
Penilaian
Pembelajaran
 Pengantar
 Menjelaskan
 Jenis tagihan:
materi
pengelompokan
1. Uji
protista
kompetensi
 Tanya jawab
tertulis
 Menjelaskan ciri
 Diskusi
2.
Penilaian
dari
masinguntuk
keaktifan
masing kelompok
mendalami
siswa
protista
materi
menyerupai
 Instrumen
protista
hewan
penilaian:
dengan
1. Lembar
bermain ular  Menjelaskan
observasi
tangga.
Peranan dari
keaktifan
masing-masing
 Penugasan
siswa
kelompok protista
melalui LKS
2. Soal tes
menyerupai
hewan
62
Alokasi
waktu
7  45 
menit


Alat/Bahan/Sumber
Belajar
Sumber :
Buku Biologi kelas X
yang relevan, buku lain
yang berkaitan dengan
materi protista, handout,
LKS, internet
Alat
Laptop, viewer, alat tulis
Bahan
Papan permainan ular
tangga, bidak, dadu,
kartu soal, kartu jawab.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran
Lampiran3 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 11 Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
:X/I
Alokasi Waktu
: 3 x pertemuan
A.
Standar Kompetensi
2.
B.
Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhul hidup.
Kompetensi Dasar
2.2. Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam Kingdom Protista dan bagi
kehidupan.
C.
Indikator

Kognitif Produk
1. Menjelaskan pengelompokan protozoa
2. Menjelaskan ciri dari masing-masing kelompok protozoa
3. Menjelaskan peranan dari masing-masing kelompok protozoa

Kognitif Proses
1. Mengidentifikasi pengelompokan protozoa
2. Menganalisis ciri dari masing-masing kelompok protozoa
3. Mengidentifikasi peranan dari masing-masing kelompok protozoa

Psikomotor
Memainkan permainan ular tangga dan menjawab pertanyaan dengan
benar.

Afektif Karakter
1. Berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
2. Berani bertanya tentang materi yang tidak diketahui dengan jelas.
3. Jujur pada saat mengerjakan soal pretes dan soal evaluasi siklus I.

Afektif Sosial
Berdiskusi kelompok dengan semangat kerja dan saling menghargai
pendapat teman.
63
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
D.
64
Tujuan Pembelajaran

Kognitif Produk
1. Setelah berdiskusi, bertanya dan menjawab, serta bermain ular
tangga, siswa dapat menjelaskan pengelompokan protozoa.
2. Setelah berdiskusi, bertanya dan menjawab, serta bermain ular
tangga, siswa dapat menjelaskan ciri dari masing-masing kelompok
protozoa.
3. Setelah berdiskusi, bertanya dan menjawab, serta bermain ular
tangga, siswa dapat menjelaskan peranan dari masing-masing
kelompok protozoa.

Kognitif Proses
1. Setelah mengerjakan LKS dan bermain ular tangga, siswa dapat
mengidentifikasi pengelompokan protozoa.
2. Setelah mengerjakan LKS dan bermain ular tangga, siswa dapat
mengidentifikasi peranan dari masing-masing kelompok protozoa.
3. Setelah mengerjakan LKS dan bermain ular tangga, siswa dapat
menganalisis ciri dari masing-masing kelompok protozoa

Psikomotor
Siswa dapat memainkan permainan ular tangga dengan media yang
sudah dibuat dan disiapkan.

Afektif Karakter
1. Melalui kegiatan yang dirancang guru, siswa dapat mengerjakan
LKS dengan serius.
2. Dengan mengerjakan soal pretest dan postest, siswa belajar jujur
jujur.
3. Dengan menggunakan permainan ular tangga, siswa berani dan
percaya diri dalam bertanya dan menjawab pertanyaan.

Afektif Sosial
Melalui kegiatan yang dirancang guru, siswa mampu berdiskusi
kelompok dalam permainan ular tangga dengan semangat kerja dan
saling menghargai pendapat teman.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
E.
F.
65
Materi Pembelajaran

Pengelompokan protozoa

Ciri-ciri protozoa

Peranan protozoa dalam kehidupan manusia
Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran :Informasi
interaktif,
Diskusi,
Penugasan,
Permainan Edukatif Ular Tangga
G.
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (1 x 45 menit)
Kegiatan
(Waktu)
Fase
Melakukan
apersepsi,
menyampaikan
Pendahuluan
tujuan.
5 menit
Inti
35 menit
Akhir
5 menit
Kegiatan Guru dan
Siswa
Guru
memberi
pengantar
kepada
siswa untuk memulai
materi Bab 5 dengan
memberikan Pretes.
Nilai
Karakter
 Guru memberikan  Kerja
soal pretes kepada
keras
siswa dan meminta  Tanggung
Memnyampaikan
siswa
untuk
jawab
masalah.
mengerjakan soal  Jujur
tersebut
dalam
waktu 30 menit.
Penghargaan
 Guru memberikan
ucapan
terima
kasih kepada siswa
dan memberikan
tugas
untuk
membaca
materi
Protista.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
Kegiatan
(Waktu)
Pendahuluan
5 menit
Inti
(80 menit)
Fase
Melakukan
apersepsi,
menyampaikan
tujuan, dan
memotivasi
siswa.
Menyampaikan
masalah,
mengorganisasik
an siswa,
membimbing
siswa, evaluasi.
Kegiatan Guru dan
Siswa
Guru
memberi
pengantar
ruang
lingkup materi tentang
Protista.
Guru
menanyakan kepada
siswa “siapakah di
antara kalian yang
sudah pernah terkena
penyakit malaria?; apa
yang
menyebabkan
penyakit tersebut?”
 Eksplorasi:
 Guru
memberikan
pengertian
tentang Protista
dan mengajak
siswa
untuk
menyebutkan
kelompok
Protista.
 Guru
memberikan
materi tentang
pengelompokan
protozoa, ciriciri
protozoa,
dan
peranan
protozoa.
 Elaborasi:
 Guru mengajak
siswa bermain
ular tangga
untuk
memperdalam
materi.
 Guru mengajak
siswa untuk
duduk
berkelompok.
Setiap
kelompok
terdiri dari 4
orang.
Nilai
Karakter
 Kerja keras
 Rasa ingin
tahu
 Komunikatif
 Tanggung
jawab
 Toleransi
 Kerja keras
 Rasa ingin
tahu
 Komunikatif
 Tanggung
jawab
 Jujur
 Toleransi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
 Guru
memberikan
pengarahan/me
mbacakan
aturan tentang
cara bermain
ular tangga.
 Guru memandu
siswa bermain
ular tangga.
 Konfirmasi:
 Guru bersama
siswa
menyimpulkan
hal-hal
yang
belum diketahui
dari
hasil
bermain
ular
tangga.
 Guru
menjelaskan
tentang hal-hal
yang
belum
diketahui.
Penutup
5 menit
Penghargaan
 Kerja keras
 Rasa ingin
tahu
 Komunikatif
 Tanggung
jawab
 Jujur
Guru mengajak siswa
untuk menyimpulkan
hasil bermain ular
tangga dilihat dari
materi
tentang
pengelompokan
protozoa,
ciri-ciri
protozoa, dan peranan
protozoa.
 Kerja keras
 Rasa ingin
tahu
 Komunikatif
 Tanggung
jawab
 Jujur
 Toleransi
Kegiatan Guru dan
Siswa
Guru
memberi
pengantar
kepada
siswa untuk melihat
pemahaman siswa dan
hasil
belajar
dari
pertemuan 2 dengan
memberikan
tes
Nilai
Karakter
Pertemuan 3 (1 x 45 menit)
Kegiatan
(Waktu)
Fase
Melakukan
Pendahuluan apersepsi,
5 menit
menyampaikan
tujuan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
evaluasi.
Inti
35 menit
Akhir
5 menit
H.
Menyampaikan
masalah.
Penghargaan
 Guru memberikan  Kerja keras
soal
evaluasi  Tanggung
kepada siswa dan
jawab
meminta
siswa  Jujur
untuk mengerjakan
soal tersebut dalam
waktu 35 menit.
 Guru memberikan
ucapan
terima
kasih kepada siswa
dan
memberikan
tugas
untuk
membaca
materi
Protista mirip jamur
dan alga.
Sumber Belajar
1.
Aryulina, Diah; C. Muslim; S. Manaf. 2010. Biology 1A for Senior
High School Grade X Semester 1. Jakarta: Esis.
2.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi: Untuk SMA/MA
Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Hal: 51-59.
3.
Anshori, Moch; D. Martono. 2009. Biologi 1: Untuk Sekolah
Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hal: 107-123.
4.
Pratiwi, D.A. & Maryati, Sri., 2012, Biologi untuk SMA/MA Kelas X,
Jakarta: Erlangga.
5.
I.
Pertanyaan untuk bermain ular tangga.
Alat dan Bahan
Media power point, LCD, Laptop, Papan bermain ular tangga, dadu,
pion/bidak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
J.
69
Penilaian
Jenis Penilaian: Pretes, Tes Evaluasi I, Tes Evaluasi II, dan Skor dari
Permainan Ular Tangga.
Instrumen
: Soal, Kunci Jawaban
Yogyakarta, 08 Oktober 2012
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Biologi
Pradhipta Septi H., S.Pd., Si.
Praktikan
Tri Liniarti
09143404
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 3
SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
SEKOLAH
MATA PELAJARAN
KELAS/SEMESTER
STANDAR KOMPETENSI
ALOKASI WAKTU
Kompetensi
Materi
Dasar
Pembelajaran
2. 3
 Pengelompokan
protista
Menyajikan
menyerupai jamur
ciri-ciri
dan protista
umum filum
menyerupai
dalam
tumbuhan/alga
kingdom
 Ciri-ciri protista
protista dan
menyerupai jamur
peranannya
dan protista
menyerupai
bagi
tumbuhan/alga
kehidupan
 Peranan protista
menyerupai jamur
dan protista
menyerupai
tumbuhan/alga
: SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 11 YOGYAKARTA
: BIOLOGI
: X (SEPULUH)/I
: 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup
: 5  45 menit
Kegiatan
Alokasi
Indikator
Penilaian
Pembelajaran
waktu
7  45 
 Pengantar
 Menjelaskan
 Jenis tagihan:
menit
materi
pengelompokan
1. Uji
protista
kompetensi
 Tanya jawab
tertulis
 Menjelaskan ciri
 Diskusi
2. Penilaian
dari masinguntuk
keaktifan
masing
kelompok
mendalami
siswa
protista

materi
menyerupai
jamur

Instrumen
protista
dan protista
penilaian:
dengan

menyerupai
1.
Lembar
bermain ular
tumbuhan
observasi
tangga.
keaktifan

Menjelaskan
 Penugasan
siswa
Peranan dari
melalui LKS
2. Soal tes
masing-masing
kelompok protista
menyerupai
hewan
70
Alat/Bahan/Sumber
Belajar
Sumber :
Buku Biologi kelas X
yang relevan, buku lain
yang berkaitan dengan
materi protista, handout,
LKS, internet
Alat
Laptop, viewer, alat tulis
Bahan
Papan permainan ular
tangga, bidak, dadu,
kartu soal, kartu jawab.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 11 Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
:X/I
Alokasi Waktu
: 2 x pertemuan
A.
Standar Kompetensi
2.
B.
Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhuk hidup.
Kompetensi Dasar
2.2. Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam Kingdom Protista dan
peranannya bagi kehidupan.
C.
Indikator

Kognitif Produk
1. Menjelaskan pengelompokan Protista mirip jamur dan alga
2. Menjelaskan ciri dari masing-masing kelompok Protista mirip
jamur dan alga
3. Menjelaskan peranan dari masing-masing kelompok protozoa
Protista mirip jamur dan alga

Kognitif Proses
1. Mengidentifikasi pengelompokan Protista mirip jamur dan alga
2. Menganalisis ciri dari masing-masing kelompok Protista mirip
jamur dan alga
3. Mengidentifikasi peranan dari masing-masing kelompok Protista
mirip jamur dan alga

Psikomotor
Memainkan permainan ular tangga dan menjawab pertanyaan dengan
benar.

Afektif Karakter
1. Berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
2. Berani bertanya tentang materi yang tidak diketahui dengan jelas.
3. Jujur pada saat mengerjakan soal pretes dan soal evaluasi siklus I.
71
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

72
Afektif Sosial
Berdiskusi kelompok dengan semangat kerja dan saling menghargai
pendapat teman.
D.
Tujuan Pembelajaran

Kognitif Produk
1. Setelah berdiskusi, bertanya dan menjawab, serta bermain ular
tangga, siswa dapat menjelaskan pengelompokan Protista mirip
jamur dan alga
2. Setelah berdiskusi, bertanya dan menjawab, serta bermain ular
tangga, siswa dapat menjelaskan ciri dari masing-masing kelompok
Protista mirip jamur dan alga
3. Setelah berdiskusi, bertanya dan menjawab, serta bermain ular
tangga, siswa dapat menjelaskan peranan dari masing-masing
kelompok Protista mirip jamur dan alga

Kognitif Proses
1. Setelah mengerjakan LKS dan bermain ular tangga, siswa dapat
mengidentifikasi pengelompokan Protista mirip jamur dan alga.
2. Setelah mengerjakan LKS dan bermain ular tangga, siswa dapat
mengidentifikasi peranan dari masing-masing kelompok Protista
mirip jamur dan alga.
3. Setelah mengerjakan LKS dan bermain ular tangga, siswa dapat
menganalisis ciri dari masing-masing kelompok Protista mirip
jamur dan alga.

Psikomotor
Siswa dapat memainkan permainan ular tangga dengan media yang
sudah dibuat dan disiapkan.

Afektif Karakter
1. Melalui kegiatan yang dirancang guru, siswa dapat mengerjakan
LKS dengan serius.
2. Dengan mengerjakan soal pretest dan postest, siswa belajar jujur
jujur.
3. Dengan menggunakan permainan ular tangga, siswa berani dan
percaya diri dalam bertanya dan menjawab pertanyaan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

73
Afektif Sosial
Melalui kegiatan yang dirancang guru, siswa mampu berdiskusi
kelompok dalam permainan ular tangga dengan semangat kerja dan
saling menghargai pendapat teman.
E.
Materi Pembelajaran

Pengelompokan Protista menyerupai jamur dan alga

Ciri-ciri Protista menyerupai jamur dan alga

Peranan Protista menyerupai jamur dan alga dalam kehidupan
manusia
F.
Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran :Informasi
interaktif,
Diskusi,
Penugasan,
Permainan Edukatif Ular Tangga
F.
Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran :Informasi interaktif, Diskusi, Permainan Edukatif
Ular Tangga
G.
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
Kegiatan
(Waktu)
Fase
Melakukan
apersepsi,
Pendahuluan menyampaikan
5 menit
tujuan, dan
memotivasi
siswa.
Kegiatan Guru dan Siswa
Nilai
Karakter
Guru
menyampaikan
tujuan pembelajaran. Guru
mengingatkan
kembali
materi yang telah dipelajari
pada
pertemuan
sebelumnya.
Guru
menanyakan kepada siswa
“Siapa yang belum pernah
makan agar-agar?; terbuat
dari apakah agar-agar
tersebut?”
 Eksplorasi:
 Guru
mengajak  Kerja
siswa
untuk
keras
 Rasa
menyebutkan
ingin
contoh-contoh
Protista mirip jamur
tahu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Inti
(80 menit)
Penutup
5 menit
Menyampaikan
masalah,
mengorganisasika
n siswa,
membimbing
siswa, evaluasi.
Penghargaan
dan protista mirip
tumbuhan
yang
dikenal siswa.
 Guru memberikan
materi
tentang
Protista mirip jamur
dan Protista mirip
tumbuhan.
 Elaborasi:
 Guru mengajak
siswa bermain ular
tangga untuk
memperdalam
materi.
 Guru mengajak
siswa untuk duduk
berkelompok. Setiap
kelompok terdiri
dari 3 orang.
 Guru memberikan
pengarahan/memba
cakan aturan
tentang cara bermain
ular tangga.
 Guru memandu
siswa bermain ular
tangga.
 Konfirmasi:
 Guru bersama siswa
menyimpulkan halhal yang belum
diketahui dari hasil
bermain ular tangga.
 Guru menjelaskan
tentang hal-hal yang
belum diketahui.
Guru mengajak siswa
untuk menyimpulkan hasil
bermain ular tangga dilihat
dari materi tentang Protista
mirip jamur dan Protista
mirip tumbuhan.
74
 Komunik
atif
 Tanggun
g jawab
 Toleransi
 Kerja
keras
 Rasa
ingin
tahu
 Komunik
atif
 Tanggun
g jawab
 Jujur
 Toleransi
 Kerja
keras
 Rasa
ingin
tahu
 Komunik
atif
 Tanggun
g jawab
 Jujur
 Kerja
keras
 Rasa
ingin
tahu
 Komunik
atif
 Tanggun
g jawab
 Jujur
 Toleransi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
Pertemuan 2 (1 x 45 menit)
Kegiatan
(Waktu)
Pendahuluan
5 menit
Inti
35 menit
Akhir
5 menit
H.
Fase
Melakukan
apersepsi,
menyampaikan
tujuan.
Memnyampaikan
masalah.
Penghargaan
Kegiatan Guru dan Siswa
Nilai
Karakter
Guru memberi pengantar
kepada siswa untuk melihat
pemahaman siswa dan
hasil
belajar
dari
pertemuan
2
dengan
memberikan tes evaluasi.
 Guru memberikan  Kerja
soal evaluasi kepada
keras
siswa dan meminta  Tanggung
siswa
untuk
jawab
mengerjakan soal  Jujur
tersebut
dalam
waktu 35 menit.
 Guru memberikan
ucapan terima kasih
kepada siswa dan
mengakhiri Bab 5
materi Protista.
Sumber Belajar
1.
Aryulina, Diah; C. Muslim; S. Manaf. 2010. Biology 1A for Senior
High School Grade X Semester 1. Jakarta: Esis.
2.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi: Untuk SMA/MA
Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Hal: 51-59.
3.
Anshori, Moch; D. Martono. 2009. Biologi 1: Untuk Sekolah
Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hal: 107-123.
4.
Pratiwi, D.A. & Maryati, Sri., 2012, Biologi untuk SMA/MA Kelas X,
Jakarta: Erlangga.
5.
Pertanyaan untuk bermain ular tangga.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
I.
76
Alat dan Bahan
Media power point, LCD, Laptop, Papan bermain ular tangga, dadu,
pion/bidak.
J.
Penilaian
Jenis Penilaian: Pretes, Tes Evaluasi I, Tes Evaluasi II, dan Skor dari
Permainan Ular Tangga.
Instrumen
: Soal, Kunci Jawaban
Yogyakarta, 08 Oktober 2012
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Biologi
Pradhipta Septi H., S.Pd., Si.
Praktikan
Tri Liniarti
091434045
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 5
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I
(PEKERJAAN RUMAH)
1.
Nama
:_____________________
No/Kelas
: ____________________
Dari bagan di bawah ini, jelaskan siklus hidup Plasmodium sp. di dalam
tubuh nyamuk Anopheles dan di dalam tubuh manusia!
77
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
2.
Lengkapilah bagian-bagian dari struktur tubuh paramecium di bawah ini!
3.
Sebutkan dan jelaskan 10 peranan (merugikan dan menguntungkan)
Protozoa dalam kehidupan manusia!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HASIL PEKERJAAN LKS
79
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA 1
1.
Siklus hidup Plasmodium :
Fase dalam tubuh manusia (fase aseksual)
Apabila nyamuk Anopheles betina menggigit manusia (1), melalui air
liur, sporozoid Plasmodium yang berbentuk pipih dan bergerak masuk ke
dalam tubuh. Sporozoid mengikuti aliran darah dan mencapai sel-sel hati
atau sistem limfa (2). Dalam sel-sel hati, sporozoid membelah membentuk
sel-sel baru yang disebut merozoid (3). Merozoid dapat menginfeksi sel-sel
hati yang lain dan menyerang eritrosit. Eritrosit yang diserang merozoid
akan pecah. Merozoid akan membelah dengan sangat cepat, sehingga
banyak sekali eritrosit yang pecah (4). Pada saat inilah penderita akan
mengalami anemia.
Fase dalam tubuh nyamuk (fase seksual)
Pada saat penderita digigit nyamuk kembali, merozoid akan terhisap
nyamuk (6). Di dalam tubuh nyamuk, merozoid tumbuh menjadi sel
penghasil gamet atau gametosit (7). Ada dua macam gametosit, yaitu
makrogametosit atau penghasil gamet betina dan penghasil mikrogametosit
atau penghasil gamet jantan (8). Peleburan kedua gamet ini akan
menghasilkan zigot yang terjadi pada usus nyamuk. Zigot yang terbentuk
akan menembus dinding usus nyamuk. Dalam dinding usus nyamuk, zigot
tumbuh menjadi oosit (kista berdinding tebal). Oosit akan berkembang
menjadi sporozoid yang banyak sekali dan bergerak menuju kelenjar liur
nyamuk (9). Jika nyamuk ini menggigit orang yang sehat maka dimulailah
siklus hidup Plasmodium.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
Paramecium dan bagian-bagiannya:
3.
Peranan merugikan dan menguntungkan Protozoa
a.
Peranan Menguntungkan

82
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan
zooplankton. Zooplankton merupakan sumber makanan bagi
udang, ikan, kepiting yang menjadi bahan makanan bagi
manusia;

Foraminifera yang telah mati, kerangkanya
sebagai petunjuk
adanya minyak bumi;

Ada Protozoa yang memangsa bakteri, sehingga berperan untuk
mengontrol bakteri;

Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi
tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
b.
Peranan Merugikan

Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis;

Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria;

Trypanosoma
gambiense
dan
Trypanosoma
rhodosiense,
penyebab penyakit tidur;

Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar;

Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin
wanita;

Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 6
LEMBAR KERJA SISWA II
(PEKERJAAN RUMAH)
a.
Lengkapilah Tabel di bawah ini!
Ciri-Ciri
Euglenophyta
Alga Hijau
(Chlorophyta
Alga Keemasan
(Chrysophyta)
Alga Merah
(Rhodophyta)
Pigmen
Habitat
Bentuk
Talus
Reproduksi:
a. Aseksual
b. Seksual
Dinding Sel
Peranan
b.
Lengkapilah gambar di bawah ini dengan keterangan yang sesuai!
83
Alga Coklat
(Phaeophyta)
Alga Api
(Pyrrophyta)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA 2
a.
Tabel ciri-ciri Alga:
Ciri-Ciri
Pigmen
Habitat
Bentuk
Talus
Reproduksi:
a. Aseksual
Euglenophyta
Klorofil a, b,
dan karotin
untuk
fotosintesis.
Air tawar,
tanah, tempat
lembab
Alga Hijau
(Chlorophyta
Klorofil a, b, ßkarotin, xantofil.
Klorofil a, c, ßkarotin, xantofil.
90% air tawar,
10% di air laut
Air tawar dan
laut,
Air laut, air tawar
Bulat, filament,
lembaran
Pembelahan
binner
zoospora
konjugasi
konjugasi
b. Seksual
Dinding Sel
Peranan
Alga Merah
(Rhodophyta)
Klorofil a,
b,Fikoeritrin,
Karotenoid,
fikosianin
Bulat,
lembaran
Tidak
memiliki
dinding sel
Indikator
pencemaran
organik,
produsen
primer
perairan
Alga Keemasan
(Chrysophyta)
Berupa batang,
seperti telapak
tangan.
Zoospore
berflagella
banyak
Fertilisasi
spermatium dan
sel telur
Benang atau
seperti tumbuhan
tingkat tinggi
Membentuk spora
haploid
Fertilisasi
spermatium dan
sel telur
selulosa
Kersik, silika
Manan dan xilan
Fitoplankton
dalam perairan,
Sumber
makanan,
suplemen
(Clorella)
Asam alginate
untuk pembuatan
plastic, kosmetik,
bahan penggosok,
makanan ikan laut
Bahan agar-agar,
memadatkan
media bakteri,
bahan kosmetik,
bahan makanan
Alga Coklat
(Phaeophyta)
Alga Api
(Pyrrophyta)
Klorofil a, c,
fukosantin,
karotin, santofil
Xantofil,
fikobilin,
klorofil a&c
Pantai, Air laut,
Air tawar
Air laut
Benang atau
seperti tumbuhan
tingkat tinggi
Zoospora
berflagel 2,
fragmentasi
Oogami dan
isogami
Terbentuk dari
selulosa, asam
alginat
Penghasil asam
alginat sebagai
bahan campuran
pembuatan es
krim, sumber
iodium
Bulat, filament
Pembelahan
binner
Pembentukan
gamet
Terbentuk dari
selulosa
Berperan dalam
rantai makanan
(penyeimbang
ekosistem)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
b.
Gambar Euglena dan keterangannya:
85
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 7
PRETEST
A.
KISI-KISI SOAL PRETES
B.
Mendeskripsikan
ciri-ciri Protista
yang menyerupai
hewan, jamur, dan
tumbuhan
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 12,
10, 15, 18, 19
13
Mengidentifikasi
Protista yang
menguntungkan dan
merugikan manusia
11, 14, 17,
8, 20
C
C
4
5
Sintesis/Cipta
(aplikasi)
C3
Evaluasi
C2
Analisis
C1
Penerapan
Pemahaman
(Pengetahuan)
Indikator
Ingatan
Aspek
C6
16
SOAL PRETEST
1.
2.
3.
Anggota kingdom Protista yang bersifat uniseluler berbeda dengan
Eubacteria dan Archaebacteria tertutama karena Protista bersifat…
a. prokariot
b. eukariot
c. autotrof
d. heterotrof
e. aerob
Ciri-ciri dari Protista adalah…
a. Prokariot, eukariot, uniseluler
b. Eukariot, uniseluler, multiseluler
c. Uniseluler, multiseluler, memiliki beberapa jaringan
d. Prokariot, eukariot, uniseluler, multiseluler
e. Prokariot, eukariot, uniseluler, multiseluler, memiliki beberapa
jaringan
Myxomycota merupakan Protist mirip jamur dan memiliki sifat seperti
Amoeba karena…
a. dapat bergerak dengan kaki semu
b. dapat bergerak dengan silia
c. bersifat saprofit
d. menghasilkan lendir
e. tidak memiliki klorofil
88
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
89
Ciri yang membedakan protista dengan monera adalah ....
a. Bersifat prokariota-Bersifat eukariota
b. Bersel banyak-Bersel satu
c. Bersifat eukariota-Bersifat prokariota
d. Memiliki jaringan-Berupa sel atau koloni
e. Dapat berfotosintesis-Semua bersifat heterotrof
Jamur lendir memperoleh makanan dengan cara…
a. parasit
b. saprofit
c. predator fagosit
d. fotoautotrof
e. kemoautotrof
Yang bukan merupakan contoh Protozoa (Protista mirip hewan)
adalah…
a. Amoeba, Stentor, Plasmodium
b. Amoeba, Plasmodium, Trypanosoma
c. Stentor, Plasmodium, Trypanosoma
d. Stentor, Trypanosoma, Foraminifera
e. Plasmodium, Trypanosoma, Saprolegnia sp
Alga memiliki pigmen warna yang digunakan untuk…..
a. Fotosintesis
b. Sitesis protein
c. Respirasi sel
d. Reproduksi
e. Cadangan makanan
Jenis Protista yang banyak dimanfaatkan dalam pembuatan agar-agar
adalah….
a. Alga cokelat
b. Alga merah
c. Alga hijau
d. Alga keemasan
e. Diatom
Reproduksi seksual pada alga merah akan membentuk gamet jantan
dan gamet betina yang disebut….
a. Spermatium dan oogonium
b. Spermatogonium dan karpogonium
c. Spermatosit dan oosit
d. Spermatium dan karpogonium
e. Spermatogonium dan oogonium
Alga cokelat memiliki pigmen cokelat yang disebut…..
a. Fikoeritrin
b. Karoten
c. Santofil
d. Fukosantin
e. Klorofil
Penyakit malaria disebabkan oleh ….
a. Trypanosoma
b. Entamoeba
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
90
c. Didinium
d. Plasmodium
e. Toxoplasma
Euglena sp. dapat dikatakan mirip tumbuhan dan mirip hewan. Hal
berikut yang menyatakan bahwa Euglena mirip tumbuhan adalah..
a. memiliki flagel
b. memiliki vakuola makanan
c. memiliki kloroplas
d. tidak memiliki dinding sel
e. memiliki membran inti
Perkembangbiakan secara aseksual pada Paramaecium melalui cara
….
a. pembentukan tunas
b. konjugasi
c. membelah diri/
pembelahan biner
d. transduksi
e. isogami
Balantidium coli merupakan Protozoa dan masuk dalam kelas Ciliata.
Dapat menyebabkan diare karena hidup parasit pada tubuh manusia,
yaitu pada organ ….
a. hati
b. usus besar
c. lambung
d. saluran pencernaan
e. usus halus
Pigmen yang sangat dominan pada phylum Phaeophyta adalah ….
a. fukosantin
b. fikosianin
c. karoten
d. klorofil
e. fikoeritrin
Protista mirip tumbuhan yang salah satu anggotanya apabila
populasinya meledak menyebabkan gelombang merah (red tide)
berasal dari phylum ….
a. Euglenophyta
b. Apicomplexa
c. Actinopoda
d. Dinoflagellata
e. Rhodophyta
Protista yang merupakan penyebab penyakit tidur adalah ….
a. Trypanosoma brucei
b. Leishmania tropica
c. Entamoeba histolitica
d. Trichomonas vaginalis
e. Entamoeba dysentriae
Phylum Rhizopoda bergerak menggunakan ….
a. silia
b. pseudopodia/kaki semu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19.
20.
C.
JAWABAN SOAL PRETEST
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
D.
c. flagela
d. flagela ampitrik
e. bulu getar
Contoh Protista yang memiliki ciri-ciri seperti anggota
hewan, kecuali ….
a. Paramaecium
b. Spirullina
c. Trypanosoma
d. Plasmodium
e. Amoeba
Berikut adalah contoh spesies dari kingdom Protista yang memiliki
manfaat sebagai alat gosok dan bahan pembuat cat, yaitu ….
a. Gracilaria
b. Eucheuma
c. Gellidium
d. Diatom
e. Chlorella
B
B
A
C
C
E
A
B
D
D
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
D
C
C
B
A
E
A
B
B
D
PEDOMAN PENILAIAN
Total skor adalah 100 :
Soal Obyektif Pilihan Ganda
Total skor
= jumlah jawaban benar x 4
= 20 x 4
= 100
91
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
E.
HASIL PRETES
92
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 8
EVALUASI SIKLUS I
A.
KISI-KISI SOAL EVALUASI SIKLUS I
B(2)
Menjelaskan ciriciri kelompok
protista
menyerupai
hewan
A(1), A(9), A(3),
Menjelaskan
A(5), A(8), A(4),
Peranan
A(11) , B(1)
C3
C4
C5
C6
B(4)
A(6)
(aplikasi)
Sintesis/Cipta
Menjelaskan
pengelompokan
protista
menyerupai
hewan
Evaluasi
C2
Analisis
C1
Penerapan
Indikator
Pemahaman
Ingatan
(Pengetahuan)
Aspek
A(2)
A(7),
C(2)
dari A(10),
B(5)
A(12),
masing-masing
B(3),
kelompok protista
C(1)
menyerupai
hewan
B.
SOAL EVALUASI SIKLUS I
A. Berilah tanda silang pada huruf di depan jawaban yang benar! (Skor
12)
1. Contoh Protista yang memiliki ciri-ciri seperti anggota hewan, kecuali ….
a. Paramaecium
b. Spirullina
c. Trypanosoma
d. Plasmodium
e. Amoeba
96
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97
2. Reproduksi aseksual pada Plasmodium berlangsung di dalam tubuh
manusia, yaitu di dalam…
a. plasma darah
b. leukosit
c. eritrosit
d. trombosit
e. mukosa usus
3. Ciri-ciri dari Protista adalah…
a. Eukariot, uniseluler, multiseluler
b. Uniseluler, multiseluler, memiliki beberapa jaringan
c. Prokariot, eukariot, uniseluler, multiseluler
d. Prokariot, eukariot, uniseluler, multiseluler, memiliki beberapa
jaringan
e. Prokariot, eukariot, uniseluler
4. Berikut ini adalah Protozoa yang merugikan bagi manusia, kecuali…
a. Entamoeba histolytica
b. Lieshmania sp.
c. Taxoplasma gondii
d. Foraminifera
e. Plasmodium sp.
5. Balantidium coli dapat menyebabkan penyakit diare pada
manusia. Protozoa tersebut hidup di dalam …
a. usus halus
b. usus besar
c. lambung
d. saluran pencernaan
e. hati
6. Seorang siswa mengamati air kolam dengan menggunakan mikroskop.
Dalam pengamatannya, ia menemukan organisme yang berbentuk seperti
sandal, memiliki kaki-kaki kecil di seluruh permukaan tubuhnya, berwarna
bening dan bergerak dengan lincah. Berdasarkan ciri-ciri tersebut,
organisme yang ditemukan adalah Protista menyerupai…
a. hewan
b. tumbuhan
c. jamur
d. hewan atau tumbuhan
e. hewan atau jamur
7. Ciri yang membedakan Protista dengan Monera adalah ....
a. Protista bersifat prokariota-Monera bersifat eukariota
b. Protista bersel banyak- Monera bersel satu
c. Protista bersifat eukariota- Monera bersifat prokariota
d. Protista memiliki jaringan- Monera berupa sel atau koloni
e. Protista dapat berfotosintesis- Monera semua bersifat heterotrof
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98
8. Penyakit malaria disebabkan oleh ….
a. Trypanosoma
b. Entamoeba
c. Didinium
d. Plasmodium sp.
e. Toxoplasma
9. Perkembangbiakan secara aseksual pada Paramaecium melalui cara ….
a. pembentukan tunas
b. konjugasi
c. membelah diri/ pembelahan biner
d. transduksi
e. isogami
10.Protista yang merupakan penyebab penyakit tidur adalah ….
a. Trypanosoma brucei
b. Leishmania tropica
c. Entamoeba histolitica
d. Trichomonas vaginalis
e. Entamoeba dysentriae
11. Phylum Rhizopoda bergerak menggunakan ….
a. silia
b. pseudopodia/kaki semu
c. flagella
d. flagela ampitrik
e. bulu getar
12. Protozoa berperan penting dalam menyeimbangkan lingkungan, yaitu
untuk…
a. mengontrol jumlah bakteri
b. mengontrol jumlah nyamuk
c. mengontrol jumlah zooplankton
d. mengontrol jumlah bentos
e. mengontrol perairan
B. Lengkapilah pernyataan di bawah ini! (Skor 15)
1. Dalam klasifikasi, Protista merupakan kingdom tersendiri. Anggota
Protista memiliki ciri: inti selnya memiliki_______________________,
dilihat
dari
banyaknya
sel
bersifat
multiseluler
dan
________________________ serta dilihat dari tingkat organisasinya
bersifat _____________________.
2. Protozoa dibagi menjadi empat kelas berdasarkan alat geraknya yaitu kelas
______________________________,
__________________________,
__________________________, dan kelas __________________ tidak
memiliki alat gerak.
3. Protozoa yang hidup di air merupakan __________________________
dan _______________________. Protozoa ini digunakan sebagai sumber
makanan bagi hewan air seperti kepiting, udang, dan ikan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
4. Protozoa merupakan Protista yang digolongkan menurut alat geraknya.
Salah satu kelas Protozoa tidak memiliki alat gerak yaitu
____________________. Ciri utamanya adalah pada salah satu tahapan
siklus hidupnya memiliki bentuk ___________________.
5. Nyamuk _____________________ betina dapat menularkan penyakit
_________________ melalui gigitannya. Air liur nyamuk ini mengandung
_________________ yang akan masuk ke dalam tubuh manusia yang
digigit dan di dalam sel hati berkembang menjadi merozoit yang akan
menyerang sel ________________________.
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas! (Skor 8)
1. Nyamuk Anopheles betina menularkan penyakit malaria melalui
gigitannya pada tubuh manusia. Jelaskan secara singkat bagaimana siklus
hidup Plasmodium sp. di dalam tubuh nyamuk maupun di dalam tubuh
manusia sehingga dapat menimbulkan penyakit!
2. Gambarkan struktur tubuh dari Paramecium sp. dan berilah keterangan
bagian-bagiannya!
C.
JAWABAN SOAL EVALUASI I
I.
PILIHAN GANDA
1.
2.
3.
4.
II.
5.
6.
7.
8.
B
A
C
D
9.
10.
11.
12.
C
A
B
A
ISIAN SINGKAT\
1.
2.
3.
4.
5.
III.
B
C
A
D
membran inti; uniseluler; eukariot
flagellate; rhizopoda; ciliate; sporozoa
zooplankton; bentos
sporozoa; spora
Anopheles; malaria; sporozoit; darah merah
URAIAN
1.
Nyamuk Anopheles betina menyuntikkan sporozit/sporozoit ke
dalam tubuh manusia melalui gigitannya. Di dalam tubuh
manusia, sporozoit akan masuk ke dalam darah dan menuju ke
sel-sel hati. Di dalam sel-sel hati, sporozoit akan membelah
membentuk merozoit. Merozoit ini akan menyerang dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
D.
menginfeksi eritrosit dan membentuk gametosit. gametosit tidak
dapat menghasilkan gamet jika berada di dalam tubuh manusia.
Ketika nyamuk Anopheles menggigit manusia yang terinfeksi,
maka gametosit akan masuk ke dalam tubuh nyamuk kembali
dan menghasilkan gamet. Di dalam tubuh nyamuk, gamet akan
menghasilkan mikrogamet dan makrogamet yang melebur
menjadi zigot dan menembus dinding usus nyamuk. Di dalam
dinding nyamuk, zigot akan menjadi oosit; oosit membentuk
sporozoit yang akan menuju air liur nyamuk. Pada saat
menggigit, sporozoit akan menginfeksi tubuh manusia.
Paramecium sp.
PEDOMAN PENILAIAN
Total skor adalah 100 :
1.
Soal Obyektif I ( Pilihan Ganda )
Total skor = 12
2.
100
Soal Obyektif II ( Isian Singkat)
Nomor Soal
Skor
1
3
2
4
3
2
4
2
5
4
Total Skor = 15
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.
Soal Esai
Nomor 1 skor 4
Nomor 2 skor 4
Total Skor : 12 + 15 + 8 = 35
Nilai
= 35 : 3,5
= 10 (x 10)
= 100
101
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
E.
HASIL EVALUASI SIKLUS I
102
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
106
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
107
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 9
EVALUASI SIKLUS II
A.
KISI-KISI SOAL EVALUASI II
Menjelaskan
pengelompokan protista
B2, B3
Menjelaskan ciri dari
masing-masing kelompok
protista menyerupai jamur
dan protista menyerupai
tumbuhan
A5,
Sintesis/Cipta
(aplikasi)
C4
C5
C6
B1
A7, A4, A6, A8,
A9, B5
A11,
A12,
C1
Menjelaskan Peranan dari A2, A3
masing-masing
C3
Evaluasi
C2
Analisis
C1
Penerapan
Indikator
Pemahaman
Ingatan
(Pengetahuan)
Aspek
A1, C2
A10
, B4
kelompok
protista menyerupai hewan.
B.
SOAL EVALUASI SIKLUS II
A. Berilah tanda silang pada huruf di depan jawaban yang benar! (Skor 12)
1. Salah satu manfaat Protista yang menyerupai jamur adalah…
a. sebagai bahan makanan
b. menghasilkan antibiotik
c. pembusuk bahan organik di perairan
d. dapat diolah menjadi makanan suplemen
e. membasmi hama
2. Agar-agar dapat dibuat dari ekstrak ganggang genus…
a. Eucheuma
b. Oedogonium
c. Chlorella
d. Fucus
e. Ulva
3. Tanah diatom merupakan endapan dari…
a. ganggang biru
b. ganggang hijau
108
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109
c. ganggang merah
d. ganggang cokelat
e. ganggang keemasan
4. Alga memiliki pigmen warna yang digunakan untuk…..
a. Fotosintesis
b. Sitesis protein
c. Respirasi sel
d. Reproduksi
e. Cadangan makanan
5. Tempat penyimpanan cadangan makanan pada alga adalah…
a. Selulosa
b. Gumi
c. Pirenoid
d. Xilan
e. Manan
6. Reproduksi seksual pada alga merah akan membentuk gamet jantan dan
gamet betina yang disebut….
a. Spermatium dan oogonium
b. Spermatogonium dan karpogonium
c. Spermatosit dan oosit
d. Spermatium dan karpogonium
e. Spermatogonium dan oogonium
7. Alga cokelat memiliki pigmen cokelat yang disebut…..
a. Fikoeritrin
b. Karoten
c. Santofil
d. Fukosantin
e. Klorofil
8. Euglena sp dapat dikatakan mirip tumbuhan dan mirip hewan. Hal berikut
yang menyatakan bahwa Euglena mirip tumbuhan adalah..
a. memiliki flagel
b. memiliki vakuola makanan
c. memiliki kloroplas
d. tidak memiliki dinding sel
e. memiliki membran inti
9. Pigmen yang sangat dominan pada phylum Phaeophyta adalah ….
a. fukosantin
b. fikosianin
c. karoten
d. klorofil
e. fikoeritrin
10. Protista mirip tumbuhan yang salah satu anggotanya apabila populasinya
meledak menyebabkan gelombang merah (red tide) berasal dari phylum
….
a. Euglenophyta
b. Apicomplexa
c. Actinopoda
d. Dinoflagellata
e. Phyrrophyta
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
110
11. Myxomycota merupakan Protista mirip jamur dan memiliki sifat seperti
Amoeba karena…
a. dapat bergerak dengan kaki semu
b. dapat bergerak dengan silia
c. bersifat saprofit
d. menghasilkan lendir
e. tidak memiliki klorofil
12. Jamur lendir memperoleh makanan dengan cara…
a. parasit
b. saprofit
c. predator fagosit
d. fotoautotrof
e. kemoautotrof
B. Lengkapilah pernyataan di bawah ini! (Skor 15)
1. Protista menyerupai jamur terdiri dari dua filum yaitu
_______________________ dan _______________________, dikatakan
menyerupai jamur karena _____________________.
2. Protista yang menyerupai tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ciricirinya, antara lain adalah adanya dinding sel, bentuk cadangan makanan,
dan pigmen domain. Protista tersebut dikelompokkan menjadi ________
kelompok yaitu _________________________,
__________________________, __________________________,
__________________________, __________________________, dan
_______________________.
3. Protista menyerupai jamur yang parasit dikelompokkan dalam
_______________________.
4. Protista mirip tumbuhan banyak yang memberikan peran menguntungkan
bagi manusia. Sebagai contoh adalah ____________________________
yang dapat digunakan sebagai penghasil yodium untuk obat penyakit
gondok dan ________________ sebagai sumber makanan suplemen
bergizi tinggi.
5. Pada ganggang, reproduksinya terjadi dengan cara seksual dan aseksual.
Reproduksi aseksual dengan cara pembelahan _______________,
fragmentasi, dan pembentukan ____________.
C. Jawablah pertanyaann di bawah ini dengan jelas! (Skor 8)
1. Gambarkan struktur tubuh dari Euglena dan berilah keterangan bagianbagiannya!
2. Sebutkan dan jelaskan tiga peranan alga yang merugikan dan
menguntungkan bagi manusia!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C.
111
JAWABAN EVALUASI SIKLUS II
I.
II.
PILIHAN GANDA
1.
C
5.
C
9.
A
2.
A
6.
D
10.
E
3.
E
7.
D
11.
A
4.
A
8.
C
12.
C
ISIAN SINGKAT
1.
Myxomycota ; Oomycota
2.
Euglenophyta;
Pyrrophyta;
Rhodophyta; dan Chrysophyta
3.
Myxomycota
4.
Laminaria digitalis; Chlorella
5.
biner; spora
III. URAIAN
1. Gambar struktur tubuh Euglena
Chlorophyta;
Phaeophyta;
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
112
Alga yang merugikan :

Alga Api/Phyophyta memiliki senyawa yang bersifat toksin
dan dapat menyebabkan keracunan. dalam jumlah yang
banyak
(blooming),
dapat
menyebabkan
kematian
organisme laut.

Alga cokelat: Sargassum muticum: pertumbuhan yang
banyak menjadi gulma bagi perairan laut.
Alga yang menguntungkan:

Alga
hijau/Chlorophyta
:
sebagai
produsen
dalam
ekosistem. Chlorella digunakan sebagai sumber suplemen
makanan; Ulva sebagai sayuran/makanan.

Alga keemasan : tanah diatom dari Diatome dapat
digunakan sebagai bahan peledak, campuran semen, dan
bahan penggosok.

Alga Merah: Eucheuma dan Gellidium menghasilkan
gelatin sebagai bahan agar-agar.

Alga cokelat: Laminaria digitalis sebagai penghasil
yodium; Macrocystis pyrifera sebagai penghasil asam
alginate dan pengental es krim.
D.
PEDOMAN PENILAIAN
Total skor adalah 100 :
1.
Soal Obyektif I ( Pilihan Ganda )
Total skor = 12
2.
Soal Obyektif II ( Isian Singkat)
Nomor Soal
Skor
1
3
2
7
3
1
4
2
5
2
Total Skor = 15
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.
Soal Esai
Nomor 1 skor 4
Nomor 2 skor 4
Total Skor : 12 + 15 + 8 = 35
Nilai
= 35 : 3,5
= 10 (x 10)
= 100
113
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
E.
HASIL EVALUASI
114
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
115
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
116
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
117
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 10
PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA
A.
B.
PERALATAN
1.
Beberan (Modifikasi dari Ular tangga)
2.
Tanda Pemain/Pion/Bidak
3.
Penentu Langkah/Dadu
4.
Kartu Soal
5.
Kartu Jawab
6.
Lembar Skoring
CARA BERMAIN
1.
Beberan digantung di depan kelas, kartu soal dan kartu jawab
diletakkan di meja dalam keadaan tertutup.
2.
Siswa dibentuk dalam kelompok, jumlah anggota kelompok siklus I
dan II berbeda. Siklus I setiap kelompok terdiri dari 4 siswa, siklus II
setiap kelompok terdiri dari 3 siswa.
3.
Pemain diambil dari masing-masing kelompok yang ada secara
bergiliran, setiap kelompok diwakili oleh 1 pemain dan maju ke
depan disamping ular tangga.
4.
Masing-masing pemain mengambil undian untuk menentukan siapa
yang menjalankan permainan pertama kali.
5.
Setiap
pemain
wakil
dari
kelompok
mengambil
tanda
pemain/pion/bidak sesuai gilirannya.
6.
Pemain mengocok dadu dan menjatuhkannya di atas meja,
permukaan atas dadu menunjukkan berapa langkah pemain maju
meletakkan pionnya. Kemudian mengambil soal sesuai nomor urut
dan menjawab pertanyaan.
7.
Apabila tidak dapat menjawab pertanyaan, wakil dari kelompok
tersebut dapat bertanya kepada anggota kelompoknya. Apabila
kelompokya tidak dapat menjawab, maka dilempar ke kelompok
yang lain.
8.
Untuk mengecek apakah jawabannya benar maka dapat dibuka kartu
jawab yang sesuai dengan nomor soalnya.
118
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9.
119
Apabila langkah pemain mata pionnya jatuh pada gambar Euglena
bertangga, maka pemain boleh naik ke ujung tangga. Apabila pemain
mata pionnya jatuh pada gambar Euglena dengan ekor ular, maka
pemain harus menurunkan mata pionnya ke kepala ular.
10.
Waktu menjawab pertanyaan setiap pemain dibatasi 8 kali hitungan
(8 detik).
11.
Skor diberikan pada pemain atau siswa lain yang menjawab benar
dan dicatat pada lembar skoring.
12.
Permainan diulang sesuai nomor urut hasil undian.
13.
Nomor pemain yang sudah pernah memainkan diambil agar
pengundian tidak berulang.
Akhir Permainan
Didasarkan pada:

Waktu yang ditentukan sudah berakir.

Sudah ada pemain wakil kelompok yang mencapai finis.
Penilaian
Nilai merupakan penjumlahan dari:

Jumlah skor yang diperoleh setiap pertanyaan yang terjawab yaitu 5.

Langkah yang berhasil ditempuh.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C.
120
BEBERAN/PAPAN ULAR TANGGA
FINISH 48
47
46
45
44
43
36
37
38
39
40
41
42
35
34
33
32
31
30
29
22
23
24
25
26
27
28
21
20
19
18
17
16
15
8
9
10
11
12
13
14
7
6
5
4
3
2
START
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
D.
121
PAPAN SKORING ULAR TANGGA
Kesempatan
Menjawab
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
SKOR
Kel.1
Kel.2
Kel.3
Kel.4
Kel.5
Kel.6
Kel.7
Kel.8
Kel.9
Kel.10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
Skor
Total
Langkah
TOTAL
122
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
E.
SAOL DAN JAWABAN ULAR TANGGA SIKLUS 1
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
123
SOAL
JAWABAN
Anggota kingdom Protista yang bersifat
uniseluler berbeda dengan Eubacteria dan
Archaebacteria tertutama karena Protista
bersifat…
Reproduksi aseksual pada Plasmodium
berlangsung di dalam tubuh manusia, yaitu
di dalam…
Contoh Protozoa yang merugikan bagi
manusia karena dapat menyebabkan penyakit
disentri adalah…
Balantidium coli dapat menyebabkan
penyakit …
Balantidium coli merupakan Protozoa yang
merugikan dan hidup di dalam …
Protozoa berperan penting dalam
menyeimbangkan lingkungan, yaitu
sebagai…
Protista memiliki ciri utama yaitu…
eukariot
Perkembangbiakan secara aseksual pada
Paramaecium melalui cara ….
Protista yang merupakan penyebab penyakit
tidur adalah …
Phylum Rhizopoda bergerak menggunakan
….
Dalam klasifikasi, Protista merupakan
kingdom tersendiri. Anggota protista
memiliki ciri antara lain inti selnya
memiliki…… atau disebut……
membelah
diri/pembelahan biner
Trypanosoma brucei
eritrosit/ sel darah merah
Entamoeba histolytica
diare
usus besar
Mengontrol
bakteri.
jumlah
Eukariot, uniseluler, dan
multiseluler
Ciri utama yang membedakan antara Monera Monera
bersifat
dan Protista adalah…
prokariot,
Protista
bersifat eukariot
Seorang siswa mengamati air kolam dengan hewan
menggunakan mikroskop. Dalam
pengamatannya, ia menemukan organisme
yang berbentuk seperti sandal, memiliki
kaki-kaki kecil di seluruh permukaan
tubuhnya, berwarna bening dan bergerak
dengan lincah. Berdasarkan ciri-ciri tersebut,
hewan yang ditemukan adalah Protista
menyerupai…
Penyakit malaria disebabkan oleh ….
Plasmodium sp.
Pseudopodia/kaki semu
Membran inti/eukariot
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
124
Dilihat dari banyaknya sel, Protista bersifat Uniseluler/bersel
satu
… dan …
dan multiseluler/bersel
banyak
Protozoa yang hidup di air dan digunakan Zooplankton dan bentos
sebagai sumber makanan oleh hewan air
seperti kepiting, udang, dan ikan berupa…
dan …
Habitat sebagian besar Protozoa adalah di … Perairan (air laut dan air
tawar)
Selain hidup di air, Protozoa ada juga yang tanah.
hidup di…
Protozoa yang tidak memiliki alat gerak Sporozoa
adalah…
Reproduksi seksual Protozoa adalah dengan Penyatuan
inti
cara…
vegetative/konjugasi.
Berdasarkan namanya, Protozoa berarti…
Proto=pertama;
zoa=hewan
Hewan pertama
Protozoa memiliki ukuran tubuh mikroskopis 10-200
µm
(mikro
yaitu berukuran antara…
meter/mikron)
Yang dimaksud dengan sitosma pada Mulut sel.
Paramecium adalah..
Protozoa memiliki ciri khusus yaitu…
Uniseluler
dan
heterotrofik (mengambil
makanan dari MH lain)
Makanan Protozoa umumnya adalah…
bakteri
Protozoa dimasukkan ke dalam empat kelas, Rhizopoda,
Ciliata,
yaitu…
Flagellata, dan Sporozoa
Penggolongan Protozoa berdasarkan…
Alat gerak
Protozoa yang bentuknya menyerupai sandal
termasuk ke dalam kelas… dan bergerak
menggunakan…
Fungsi pseudopodia/kaki semu pada kelas
Rhizopoda adalah..
Contoh hewan pada kelas Rhizopoda adalah..
Ciliata/Ciliophora;
cilia/rambut getar
Alat
gerak
dan
memangsa makanan
Amoeba
proteus,
Globigerina
Pada tubuh Paramecium, memiliki dua Alat reproduksi yaitu
nucleus,
yaitu
mikronukleus
dan pada saat konjugasi.
makronukleus. Mikronukleus berfungsi
sebagai…
Vakuola kontraktil dalam tubuh Paramecium Mengeluarkan
sisa
berfungsi untuk…
makanan dalam bentuk
cair ke luar sel melalui
membran sel.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
125
Inti sel Paramecium dan hewan lain Mengatur aktivitas sel.
berfungsi untuk…
Trikokis pada Ciliata berfungsi untuk…
Mempertahankan
diri
dari musuh.
Ciliata yang hidup parasit pada usus hewan Balantidium coli
adalah…
Flagellata yang hidup bersimbiosis dengan Trichonympha
pada usus kecoa dan rayap adalah…
campanula
Sitoplasma pada Rhizopoda terdiri dari …
Ektoplasma
dan
Endoplasma
Ektoplasma dan endoplasma pada Rhizopoda Penjuluran dan penarikan
berfungsi dalam…
pseudopodia/kaki semu
Pada saat memangsa makanan, pseudopodia Membulat, mengelilingi
akan mengubah bentuk yaitu…
makanan,
menjadi
vakuola makanan.
Makanan pada Rhizopoda akan dicerna di Vakuola makanan.
dalam…
Pada tubuh Paramecium, memiliki dua Pertumbuhan
dan
nucleus,
yaitu
mikronukleus
dan perkembangbiakan.
makronukleus. Makronukleus berfungsi
sebagai…
Kelas Flagellata/Mastigophora bergerak Flagellum/bulu cambuk
menggunakan…
Ciri utama kelas Sporozoa adalah…
Pada salah satu siklus
hidupnya,
membentuk
spora
Dalam tahap siklus hidup Plasmodium sp. Sporozoit
penularan dari nyamuk Anopheles ke dalam
tubuh manusia dalam bentuk…
Di dalam sel hari, Sporozoit yang dibawa Merozoit
oleh nyamuk Anopheles akan berubah
menjadi…
Penyebab penyakit Kala-Azar adalah…
Leishmania
sp.
(Leishmania donovi)
Penyebab penyakit toksoplasmosis adalah… Toxoplasma gondii
Toxoplasma sp. sangat berbahaya bagi ibu
hamil karena dapat…
Jika kita memiliki hewan peliharaan Kucing
di rumah, kita harus berhati-hati karena dapat
membawa penyakit … melalui kotorannya.
Cara memotong siklus hidup Plasmodium
agar tidak menyebar adalah…
Membunuh embrio atau
bayi lahir cacat.
toksoplasmosis.
Mencegah
adanya
nyamuk
dengan:
mencegah
adanya
genangan,
menutup
tempat air, dsb.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
F.
126
SAOL DAN JAWABAN ULAR TANGGA SIKLUS 2
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
SOAL
Myxomycota merupakan Protist mirip
jamur dan memiliki sifat seperti Amoeba
karena…
Jamur lendir memperoleh makanan dengan
cara…
Salah satu manfaat Protista yang
menyerupai jamur adalah…
Jamur dibagi menjadi dua filum yaitu…
JAWABAN
dapat bergerak dengan
kaki semu
predator fagosit
pembusuk bahan organik
di perairan
Myxomycota
dan
Oomycota
Myxomycota
Protista mirip jamur yang parasit
dikelompokkan dalam filum…
Protista mirip tumbuhan dikelompokkan Pigmen
domain,
menjadi 6 kelompok berdasarkan…
komponen
penyusun
dinding sel, jumlah dan
posisi flagellum, bentuk
cadangan makanan.
Reproduksi seksual pada ganggang/alga Penyatuan dua gamet
dengan cara…
yang berbeda jenis
Reproduksi aseksual pada ganggang/alga Pembelahan
biner,
dengan cara…
fragmentasi,
dan
pembentukan spora
Euglena sp dapat dikatakan mirip tumbuhan Memiliki kloroplas
dan mirip hewan. Hal berikut yang
menyatakan bahwa Euglena mirip
tumbuhan adalah..
Alga memiliki pigmen warna yang
fotosintesis
digunakan untuk…..
Jenis Protista yang banyak dimanfaatkan
Alga merah
dalam pembuatan agar-agar adalah….
Reproduksi seksual pada alga merah akan
Spermatium
dan
membentuk gamet jantan dan gamet betina karpogonium
yang disebut….
Alga cokelat memiliki pigmen cokelat yang fukosantin
disebut…..
Protista mirip tumbuhan yang salah satu Pyrrophyta
anggotanya apabila populasinya meledak
menyebabkan gelombang merah (red tide)
berasal dari phylum ….
Tanah diatom merupakan endapan dari…
diatom
Tempat penyimpanan cadangan makanan
pirenoid
pada alga adalah…
Pigmen yang sangat dominan pada phylum fukosantin
Phaeophyta adalah ….
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
Jamur air disebut juga…
Oomycota
Jamur lendir disebut juga…
Myxomycota
Jamur yang parasit pada anggur dan
menyebabkan buah anggur menjadi putih
dan rusak adalah…
Jamur air melakukan reproduksi secara
seksual dengan…
Jamur air melakukan reproduksi secara
aseksual dengan…
Jamur lendir memiliki sel-sel yang hidup
bebas yang disebut dengan…
Contoh jamur lendir adalah…
Plasmopora viticola
Habitat ganggang/alga
adalah…
pada
127
Penyatuan gamet jantan
dan betina
Sporangium
(berisi
zoospora)
Amoeba
Dictyostelium discoideum
umumnya Di lingkungan perairan
Talus atau filament yang
Cara reproduksi aseksual ganggang/alga
putus
dapat
tumbuh
dengan fragmentasi yaitu…
kembali
menjadi
ganggang/alga sempurna
Dinding sel induk akan
membelah/pecah
dan
Cara reproduksi aseksual ganggang/alga
spora keluar kemudian
dengan spora adalah…
tumbuh menjadi ganggang
baru yang haploid.
Ganggang dibagi menjadi enam kelompok, Euglenoid
kelompok yang memiliki pigmen merah
yang menutupi fotoreseptor dan dapat
mendeteksi cahaya adalah…
Ganggang yang memiliki flagel dan hidup Euglenoid
di air tawar adalah…
Ganggang keemasan disebut juga…
Chrysophyta
Ganggang keemasan memiliki pigmen
dominan…
Reproduksi Chrysophyta dengan cara
aseksual yaitu melalui pembelahan biner
dan…
Red tide yang disebabkan oleh ganggang
api
dapat
membunuh,
karena
menghasilkan…
Ganggang
api
yang
menghasilkan
toksin/racun bagi syaraf brevetoksin
adalah…
Ganggang yang dapat berpendar termasuk
dalam kelompok…
Santofil/keemasan
Pembentukan spora.
Racun/toksin
Gymnodinium breve
Ganggang api/Pyrrophyta
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
Ciri utama ganggang hijau yang tidak
dimiliki oleh ganggang lain adalah…
Ulva
termasuk
dalam
kelompok
ganggang/alga…
Ganggang coklat memiliki pigmen dominan
yaitu…
Cadangan makanan pada ganggang coklat
disimpan di dalam…
Ganggang
merupakan
organisme
fotoautotrof. Yang berarti…
128
Memiliki
pigmen
dominan klorofil
Hijau
fukosantin
laminarin
Menggunakan
cahaya
matahari untuk membuat
makanan/fotosintesis.
pada fikoeritrin
Pigmen dominan yang terdapat
ganggang merah adalah…
Cadangan makanan ganggang merah
berupa…
Reproduksi seksual alga cokelat mirip
dengan tumbuhan tinggi yaitu, pada ujung
daun fertil terbentuk …………….. yaitu
badan yang mengandung alat pembiak.
Alat pembiak yang menghasilkan ovum dan
spermatozoid pada alga cokelat….
Ganggang cokelat yang menghasilkan
yodium dan
digunakan sebagai obat
penyakit gondok adalah…
Ganggang yang mengandung kalium tinggi
dan digunakan sebagai pupuk pertanian dan
pakan ternak adalah…
Sisa-sisa ganggang … yang berupa
cangkang dan membentuk tanahan dapat
digunakan sebagai bahan peledak.
Manfaat ganggang bagi manusia beraneka
ragam, contohnya adalah… yang digunakan
sebagai suplemen bergizi tinggi.
Ulva, Caulerpa, dan Enteromorpha
bermanfaat bagi manusia dan digunakan
sebagai…
Ganggang yang menghasilkan gelatin dan
digunakan untuk bahan pembuat agar-agar
dan campuran kue kering adalah…
Tepung florid
reseptakel
konseptakel
Laminaria digitalis
Ganggang
cokelat
(Laminaria lavaniea)
Keemasan/Chrysophyta
Chlorella
Sumber makanan berupa
sayuran
Eucheuma
Gelidium sp.
sp.
dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 11
PENILAIAN ASPEK KOGNITIF SISWA KELAS XA
SMA 11 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Nilai
Pretes
45
Nilai
Siklus I
77
Nilai
Siklus II
60
4350
30
43
60
4
4351
50
83
80
5
4352
30
80
43
6
4353
55
83
54
7
4354
25
49
71
8
4355
25
83
71
9
4356
5
66
23
10
4357
50
89
66
11
4358
91
77
12
4359
50
51
48
13
4360
30
71
46
14
4361
35
74
66
15
4362
25
57
69
16
4363
35
97
86
17
4364
30
90
74
18
4365
30
79
60
19
4366
45
66
54
20
4367
15
79
74
21
4368
25
70
51
22
4369
15
79
40
No
NIS
1
4348
2
4349
3
129
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
4370
30
66
61
24
4371
35
74
67
25
4372
20
64
54
26
4373
35
69
69
27
4374
30
81
77
28
4375
30
90
69
29
4376
20
80
69
30
4377
25
66
54
31
4378
35
94
54
32
4379
45
63
66
JUMLAH
955
2304
1893
RATA-RATA
31,83
75,36
63,70
Yogyakarta, 06 November 2012
Guru Kelas
Peneliti
Pradipta Septi H., S.Pd., Si.
Tri Liniarti
130
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 12
HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA KELAS XA
SIKLUS I
A.
Tabel Hasil Observasi Keaktifan
131
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B.
132
Tingkat Keaktifan Klasikal Siswa
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 aktif −aktif sekali
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 𝑕 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
5
29
𝑥 100%
17,24%
𝑥 100%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 13
HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA KELAS XA
SIKLUS II
A.
Tabel Hasil Observasi Keaktifan
133
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
134
Pradhipta Septi H., S.Pd., Si.
B.
Tingkat Keaktifan Klasikal Siswa
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 −𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑕 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 𝑕 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
2
30
𝑥 100%
6,66%
𝑥 100%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 14
DAFTAR HADIR SISWA
A.
No
Daftar Hadir Siswa
NIM
Pre
S.I
Post
S.II
Post
11 Okt. 2013
17 Okt. 2013
18 Okt. 2013
24 Okt. 2013
25 Okt. 2013
.
.
.
.
.
1
4348
2
4349
3
4350
.
S
S
.
.
4351
.
.
.
.
.
5
4352
.
.
.
.
S
6
4353
.
.
.
.
.
4354
.
.
.
.
.
8
4355
.
.
.
.
.
9
4356
.
.
.
I
.
10
4357
.
.
.
.
.
11
4358
A
.
.
.
.
12
4359
.
.
.
.
S
13
4360
.
.
.
.
.
4361
.
.
.
.
.
15
4362
.
.
.
.
.
16
4363
.
.
.
.
.
4364
.
.
.
.
.
18
4365
.
.
.
.
.
19
4366
.
.
.
.
.
4367
.
.
.
.
.
21
4368
.
.
.
.
.
22
4369
.
S
.
.
.
23
4370
.
.
.
.
.
4371
.
.
.
.
.
4372
.
.
.
.
.
4
7
14
17
20
24
25
135
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
4373
.
.
.
.
.
27
4374
.
.
.
.
.
4375
.
.
.
.
.
29
4376
.
.
.
.
.
30
4377
.
.
.
.
S
4378
.
.
.
.
.
4379
.
.
.
.
.
28
31
32
136
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B.
Daftar Hadir Evaluasi I
137
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
138
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B.
Daftar Hadir Evaluasi II
139
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
140
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 15
SURAT PENGANTAR DARI UNIVERSITAS
141
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 16
SURAT KETERANGAN PENELITIAN DARI SEKOLAH
142
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 17
PROTISTA
Tabel 1.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
No.
Komponen
Deskripsi
1.
Standar Kompetensi
2. Memahami prinsip-prinsip
pengelompokan makhluk hidup
2.
Kompetensi Dasar
2.3 Menyajikan ciri-ciri umum filum
dalam Kingdom Protista dan
perannya bagi kehidupan
Protista berasal dari bahasa yunani, yaitu protos yang berarti pertama
atau mula-mula, dan ksitos artinya menyusun. Kingdom ini beranggotakan
makhluk bersel satu atau bersel banyak yang tersusun sederhana. Meskipun
begitu, dibandingkan dengan monera, protista sudah jauh lebih maju karena
sel-selnya sudah memiliki membran inti atau eukariota. Protista
diperkirakan sudah ada di bumi kita sejak 1-2 miliar tahun yang lalu,
sebelum ada organisme tingkat tinggi. (Anshori:2009)
Anggota kingdom Protista umumnya organisme bersel satu, ada yang
berkoloni dan ada pula yang bersel banyak, tetapi belum memiliki jaringan.
Hampir semua protista hidup di air, baik air tawar maupun air laut, dan
beberapa yang hidup pada jaringan hewan lain. Kingdom ini ada yang
menyerupai hewan, tumbuhan, maupun jamur. Sebagian protista bersifat
autotrop, yaitu dapat berfotosintesis karena memiliki pigmen fotosintetik,
seperti alga dan protozoa fotosintetik, misalnya Euglena. Sebagian lainnya
merupakan Protozoa non fotosintetik yang hidup sebagai heterotrop, baik
secara Fagotrop dan Osmotrop. Protozoa yang merupakan jamur memiliki
siklus hidup dengan fase muda bersifat seperti amoeba dan reproduksinya
mirip dengan jamur, yang meliputi jamur air dan jamur lendir. (Anshori:
2009)
a.
Protista yang Menyerupai Hewan
1.
Ciri-ciri Protozoa
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah
memiliki membran inti (eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis,
yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat
bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa
umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki
semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia),
namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar
Protozoa hidup bebas di air tawar dan laut sebagai komponen biotik.
Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan dan
manusia. Protozoa hidup secara heterotrop dengan memangsa bakteri,
protista lain, dan sampah organisme. (Anshori: 2009)
Sel protozoa umumnya terdiri dari membrane sel, sitoplasma,
vakuola makanan, vakuola kontraktil, dan inti sel. Membran sel
berfungsi sebagai pelindung serta pengatur pertukaran makanan dan
gas. Vakuola makanan terbentuk dari proses makan sel dengan cara
menelan oleh setiap bagian membrane sel melalui sitosma/mulut sel.
Zat-zat makanan hasil cernaan dalam vakuola makanan masuk ke
dalam sitoplasma secara difusi dan sisanya dikeluarkan melalui
143
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
144
membrane plasma. Vakuola kontraktil berfungsi untuk mengeluarkan
zat sisa makanan berbentuk cair ke luar sel melalui membrane sel. Inti
sel berfungsi mengatur aktivitas sel. (Anshori: 2009)
Gambar Proses pencernaan makanan pada Paramecium
2.
Reproduksi Protozoa
Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual
dengan pembelahan biner. Sebagian lagi Protozoa melakukan
reproduksi seksual dengan penyatuan sel generatif (sel gamet) atau
dengan penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi seksual dengan
penyatuan inti vegetatif disebut konjugasi.
3.
Penggolongan Protozoa
Gambar Klasifikasi Protozoa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
145
Berdasarkan alat geraknya, digolongkan atas:
a.
Mastigophora atau Flagellata, bergerak menggunakan bulu
cambuk (Flagela).
Flagellata berasal dari kata flagel artinya cambuk atau
Mastigophora dari mastig artinya cambuk, phora artinya gerakan.
Semua anggota filum flagellata bergerak menggunakan flagel. Bentuk
tubuh flagellata tetap karena dilindungi oleh pelikel. Di antara
Flagellata ada yang hidup bebas, ada pula yang hidup bersimbiosis
dalam tubuh hewan, tetapi kebanyakan bersifat parasit. Flagellata
berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner secara
longitudinal, sedangkan reproduksi seksual belum banyak diketahui.
(Aryulina, 2010)
b.
Sarcodina atau Rhizopoda, bergerak menggunakan kaki semu
(pseudopodia).
Contoh Rhizopoda yang sangat dikenal adalah Amoeba sp.
Amoeba memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia). Bentuk
sel amoeba tidak tetap, sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan
endoplasma. Habitat organisme ini di air tawar, air laut, tempat-tempat
basah, dan sebagian kecil hidup di dalam tubuh hewan atau manusia.
Ektoplasma Amoeba sp. bersifat lebih kental dari endoplasma,
sehingga aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam
penjuluran dan penarikan pseudopodia. Dengan cara ini Amoeba
bergerak untuk menangkap makanan. Amoeba berkembang biak secara
aseksual dengan pembelahan biner. Apabila kondisi lingkungan tidak
menguntungkan, amoeba dapat memper-tahankan hidupnya dengan
membentuk kista. Kista adalah bentuk penebalan plasma guna
melindungi diri dari lingkungan yang tidak menguntungkan. (Aryulina,
2010)
c.
Ciliata atau Ciliophora, bergerak menggunakan bulu getar
(silia)
Ciliata bergerak dengan menggunakan rambut getar (silia). Silia
ini ada yang tumbuh merata pada seluruh permukaan tubuh, tetapi ada
pula yang hanya tumbuh pada bagian tertentu dari tubuh hewan
tersebut. Ciliata umumnya hidup bebas di lingkungan berair yang
banyak mengandung bahan organik, dan ada pula yang hidup parasit.
Ciliata yang hidup bebas contohnya Paramaecium caudatum,
Didinium, Stentor, dan Vorticella. Hanya sedikit jenis ciliata yang
hidup sebagai parasit, contohnya Balantidium yang hidup pada usus
besar ternak atau manusia.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
146
Gambar Struktur tubuh Paramecium
Ciliata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan
biner membujur. Reproduksi seksual dilakukan dengan konjugasi.
Pembelahan biner dan proses konjugasi Ciliata pada Paramaecium
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar Konjugasi dan pembelahan biner pada Paramecium
d.
Sporozoa, tidak memiliki alat gerak khusus dan
berkembang biak dengan spora.
Hewan-hewan bersel satu yang tidak memiliki alat gerak
dikelompokkan dalam sporozoa. Anggota filum Sporozoa hidup
sebagai parasit pada hewan atau manusia. Pada salah satu tahapan
siklus hidupnya memiliki bentuk seperti spora. Tubuh Sporozoa
berbentuk bulat atau oval, mempunyai nukleus, tetapi tidak
mempunyai vakuola kontraktil. Makanan diserap langsung dari
hospesnya melalui permukaan tubuh, demikian pula respirasi dan
ekskresinya melalui permukaan tubuh.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
147
Beberapa contoh hewan yang termasuk dalam filum Sporozoa
adalah
Toxoplasma
gondii
yang
menyebabkan
penyakit
Toksoplasmosis. Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia
melalui makanan, misalnya daging yang tercemar kista toxoplasma
dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma gondii membahayakan bagi
ibu hamil karena dapat mengakibatkan bayi yang lahir cacat, bahkan
dapat membunuh embrio. Contoh lainnya adalah Plasmodium yang
menyebabkan penyakit malaria pada manusia. (Aryulina, 2010)
Sel darah merah
Plasmodium
Gambar Plasmodium dalam sel darah merah manusia
Plasmodium masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina. Di dalam tubuh manusia, Plasmodium
menyerang sel darah merah dan sel hati. Dikenal ada 4 jenis
Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria, yaitu Plasmodium
vivax, Plasmodium ovale yang menyebabkan penyakit malaria tertiana,
Plasmodium falciparum menyebabkan penyakit malaria tropikana, dan
Plasmodium malariae menyebabkan penyakit malaria kuartana. Siklus
hidup Plasmodium terbagi menjadi dua, yaitu di dalam tubuh manusia
dan di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina. (Anshori: 2009)
Gambar Siklus hidup Plasmodium dalam tubuh manusia
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
148
1)
Fase dalam tubuh manusia (fase aseksual)
Ketika nyamuk Anopheles betina menggigit manusia,
melalui air liur, sporozoid Plasmodium (berbentuk pipih,
bergerak) masuk ke dalam tubuh, mengikuti aliran darah hingga
akhirnya mencapai sel-sel hati atau sistem limfa. Dalam sel-sel
hati, sporozoid membelah membentuk sel-sel baru yang disebut
merozoid. Merozoid dapat menginfeksi sel-sel hati yang lain dan
menyerang eritrosit. Eritrosit yang diserang merozoid akan
pecah. Merozoid akan membelah dengan sangat cepat, sehingga
banyak sekali eritrosit yang pecah. Oleh karena itu, penderita
akan menunjukkan gejala anemia.
Pada saat eritrosit pecah, suhu tubuh penderita akan naik.
Siklus pembentukan merozoid akan berulang setiap 48 atau 72
jam, atau dalam waktu tidak tentu bergantung pada jenis
Plasmodium. (Anshori, 2009)
2) Fase dalam tubuh nyamuk (fase seksual)
Fase seksual Plasmodium mulai terjadi ketika merozoid
tumbuh menjadi sel penghasil gamet (gametosit). Terdapat dua
macam gametosit, yaitu makrogametosit (penghasil gamet
betina) dan penghasil mikrogametosit (penghasil gamet jantan).
Gametosit ini hanya dapat dihasilkan dalam tubuh nyamuk
Anopheles betina. Jadi, sekarang kalian mengetahui mengapa
penyakit malaria ditularkan melalui vektor nyamuk Anopheles
betina. Selanjutnya gametosit akan membentuk gamet,
makrogametosit membentuk makrogamet dan mikrogametosit
membentuk mikrogamet. Peleburan kedua gamet ini akan
menghasilkan zigot. Proses ini terjadi pada usus nyamuk. Zigot
yang terbentuk akan menembus dinding usus nyamuk. Dalam
dinding usus nyamuk, zigot tumbuh menjadi oosit (kista
berdinding tebal). Oosit akan berkembang menjadi sporozoid
yang banyak sekali dan bergerak menuju kelenjar liur nyamuk.
Jika nyamuk ini menggigit orang yang sehat maka dimulailah
siklus hidup Plasmodium. (Anshori, 2009).
4.
Peranan Protozoa dalam kehidupan manusia
a.
Peran yang menguntungkan
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan
zooplankton yang menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air
termasuk udang, ikan, kepiting yang secara ekonomis bermanfaat bagi
manusia. Peran protozoa lainnya adalah dalam mengontrol jumlah
bakteri di alam karena protozoa merupakan pemangsa bakteri.
Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di dasar laut
membentuk tanah globigerina, yang berguna sebagai petunjuk adanya
minyak bumi. Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut
menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan
penggosok. (Anshori, 2009).
b. Peran yang merugikan
Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk
organisme kosmopolit. Oleh karena itu, beberapa jenis protozoa dapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
149
mengancam kesehatan manusia karena dapat menyebabkan penyakit.
Protozoa yang merugikan manusia sebagai penyebab penyakit antara
lain:
 Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis;
 Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria;
 Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense,
penyebab penyakit tidur;
 Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar;
 Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin
wanita;
 Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.
Gambar Kerangka Radiolaria dan Leishmania sp.
b.
Protista Menyerupai Jamur
Beberapa kelompok jamur tidak dikelompokkan ke dalam dunia Fungi
atau jamur, tetapi dikelompokkan ke dalam dunia Protista, sebab pada satu
tahap dalam daur hidupnya, yaitu pada fase vegetatif, jamur tersebut mampu
bergerak seperti protozoa. Kelompok jamur tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Myxomycota (Jamur Lendir)
Jamur ini memiliki tubuh tidak bersekat, ada yang bersel satu dan
ada yang bersel banyak. Struktur tubuh vegetatifnya berbentuk seperti
lendir yang disebut plasmodium dan mengandung banyak sekali inti.
Plasmodium mampu bergerak secara amoeboid untuk memperoleh
makanan berupa bahan organik. Merupakan predator fagsit karena
dapat menelan bakteri, hama, spora, dan komponen organik. Jika
plasmodium sudah dewasa akan membentuk sporangium yang sangat
kecil, bertangkai dan berisi banyak spora. Spora yang sudah masak
akan tumbuh membentuk sel gamet yang berflagel. Reproduksi
generatifnya dengan cara singami, yaitu melalui peleburan dua gamet
yang bentuk dan ukurannya sama. Hasilnya berupa zigot yang nantinya
tumbuh menjadi tumbuhan dewasa. Contoh : Physarium sp. Jenis
jamur lendir yang memiliki sekat disebut Acrasiomycota. (Anshori,
2009).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
150
Gambar Myxomycota
Oomycota (Jamur Air)
Kelompok jamur yang memiliki dinding sel dari selulosa dan hifa
yang tidak bersekat. Reproduksi vegetatif dengan zoospora, yaitu spora
berflagel dua yang mampu bergerak bebas. Sementara itu reproduksi
secara generatif dengan pertemuan gamet jantan dan betina, lalu
membentuk zigot berdinding tebal kemudian mengalami periode
istirahat membentuk oospora. Fase hidup hasil reproduksi generatif ini
lebih panjang bila dibanding dengan fase vegetatif.
Contoh:

Saprolegnia sp, hidup saprofit pada bangkai serangga yang
mati di air;

Phytopthora infestan, parasit pada tanaman kentang;

Phytopthora nicotinae, parasit pada tanaman tembakau;

Phytopthora faberi, parasit pada tanaman karet;

Pytium sp, hidup parasit pada tanaman yang sedang
berkecambah.
2.
Gambar Saprolegnia pada tubuh hewan
c.
dan Saprolegnia di air
Protista Menyerupai Tumbuhan
Alga (ganggang), bukan lagi merupakan nama formal sebuah
kelompok taksonomik, nama tersebut hanya merupakan nama umum bagi
sejumlah organisme yang berfotosintesis secara sederhana. Kebanyakan ahli
botani mengelompokkan ke dalam dunia tumbuhan, tetapi karena semua
ganggang tidak memiliki sebagian ciri-ciri pokok dunia tumbuhan maka ia
dikelompokkan ke dalam dunia tersendiri, yaitu Protista. Sebagai organisme
bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler) alga memiliki
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
151
klorofil yang dapat berfungsi untuk fotosintesis. Selain klorofil, alga juga
memiliki pigmen lain, seperti fikosianin (warna biru), fikoeritrin (warna
merah), fikosantin (warna coklat), xantofil (warna kuning) dan karotena
(warna keemasan). (Anshori, 2009).
Beberapa alga ada yang berthalus, yaitu struktur tubuhnya yang berupa
akar, batang, dan daun tidak sejati. Reproduksi vegetative alga secara
membelah diri, fragmentasi atau membentuk spora. Sedangkan, secara
generatif dengan menyatukan dua sel gamet jantan dan betina. Hasil
peleburan dua gamet yang berukuran sama disebut dengan isogami, dan
peleburan dua gamet dengan ukuran yang berbeda disebut anisogami.
(Aryulita: 2010).
Sebagai vegetasi perintis, alga menempel pada makhluk hidup lain
atau di tempat-tempat basah dan lembab. Sedangkan, beberapa jenis alga
banyak ditemukan di perairan, baik air tawar maupun air laut sebagai
plankton. Berdasarkan pigmen atau zat warna yang dikandungnya,
alga/ganggang dikelompokkan menjadi 6 divisio, sebagai berikut.
1.
Euglenophyta
Euglenophyta biasanya hidup di air tawar, di tanah, maupun di
tempat yang lembab. Alga ini memiliki ciri mirip hewan dan mirip
tumbuhan. Euglenophyta dikatakan mirip hewan karena memiliki sel
yang tidak berdinding, bergerak bebas, dan berbintik mata. Sedangkan
dikatakan mirip tumbuhan karena memiliki klorofil a, b, dan karotin
untuk berfotosintesis. Dapat melakukan fotosintesis dan memakan zatzat organik dan berkembangbiak dengan pembelahan biner.
Gambar Struktur tubuh Euglena
2.
Ganggang Hijau (Chlorophyta)
Ganggang hijau merupakan ganggang uniseluler maupun
multiseluler yang memiliki klorofil yang dominan sehingga berwarna
hijau. Selain klorofil a dan klorofil b terdapat juga pigmen karotin dan
xantofil. Jenis ganggang ini hampir 90 % hidup di air tawar dan 10 %
hidup di laut sebagai plankton, menempel pada batuan atau tumbuhan
lain. Jenis-jenis ganggang hijau dikelompokkan menjadi:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a.
152
Ganggang bersel satu tidak bergerak
1) Chlorella sp. berbentuk bulat, hidup di air tawar atau
air laut, reproduksi secara vegetatif dengan membelah
diri, banyak digunakan untuk mempelajari fotosintesis
dan sebagai sumber suplemen.
2) Cholococcum sp. berbentuk bulat, hidup di air tawar,
reproduksi secara vegetative dengan membentuk
zoospora secara generatif dengan isogami.
Gambar Ganggang Hijau (Chlorella)
b.
Bersel satu bergerak
Chlamydomonas sp, berbentuk bulat telur, memiliki dua
flagel, kloroplasnya berbentuk mangkok atau pita mengandung
pyrenoid dan sigma. Reproduksinya dengan membelah diri dan
konjugasi.
Gambar Reproduksi aseksual dan seksual pada Chlamydomonas.
c.
Berbentuk koloni yang bergerak
Volvox globator, bentuk koloninya menyerupai bola yang
tersusun atas ribuan volvox yang satu dengan yang lain
dihubungkan oleh benang-benang sitoplasma.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
153
Gambar Volvox globator
d.
Berbentuk koloni yang tidak bergerak
Hydrodiction sp, koloninya berbentuk jala, banyak
ditemukan di air tawar, reproduksinya secara vegetatif dengan
fragmentasi dan secara generatif dengan konjugasi.
Gambar Hydrodiction sp.
e.
Berbentuk benang
Spirogyra sp., kloroplasnya berbentuk spiral, hidup di air
tawar.
Gambar Spirogyra sp.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
154
f.
Berbentuk lembaran
Ulva, hidup di laut menempel pada batu dan dapat
dimakan. Reproduksinya secara vegetative dengan membentuk
zoospore dan secara generatif dengan isogami.
Gambar Siklus hidup Ulva
3.
Ganggang Cokelat (Phaeophyta)
Umumnya ganggang cokelat bersel banyak (multiselluler),
dengan pigmen cokelat (fukosantin) yang dominan disamping
memiliki klorofil a dan b. Bentuk tubuhnya yang menyerupai
tumbuhan tingkat tinggi karena memiliki bagian menyerupai akar,
batang, dan daun membuat ganggang ini mudah dikenali. Banyak
ditemukan di pantai atau perairan laut dangkal. Cara reproduksi
ganggang cokelat secara vegetatif dengan fragmentasi dan generatif
melalui isogami atau oogami.
Bentuknya seperti tumbuhan tinggi, memiliki batang-batang dan
cabang yang beruas-ruas, hidup di air tawar. Reproduksinya secara
vegetative dengan fragmentasi dan secara generatif dengan pertemuan
sel telur yang dihasilkan oleh oogonium dan sel sperma yang
dihasilkan oleh anteridium. Jenis-jenis alga cokelat, antara lain:
a.
Laminaria, memiliki batang, daunnya berbentuk lembaran,
mengandung yodium dan asam alginat.
b.
Macrocystis, menghasilkan yodium dan asam alginat yang
berfungsi sebagai bahan industri.
c.
Sargasum, daunnya berbentuk lembaran, di antara batang
dan tangkainya terdapat gelembung udara.
d.
Fucus, bentuk daun berupa lembaran dan ada bagian tepi
daun terdapat gelembung. Ada cara reproduksi vegetatif
alga coklat mirip dengan tumbuhan tinggi yaitu, pada ujung
daun fertil terbentuk reseptakel, yaitu badan yang
mengandung alat pembiak. Alat pembiaknyadisebut
konseptakel yang menghasilkan ovum dan spermatozoid.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
155
(a)
(b)
Gambar Contoh ganggang cokelat (a) Laminaria setchellii dan (b)
Fucus
4.
Ganggang Merah (Rhodophyta)
Merupakan ganggang yang tubuhnya bersel banyak
(multiselluler), memilki klorofil a dan b dengan pigmen dominan
merah (fikoeritrin) dan karotin. Bentuk tubuh yang menyerupai
tumbuhan tinggi dan hidup di laut banyak dimanfaatkan manusia untuk
bahan makanan agar-agar. Cara reproduksi ganggang merah secara
vegetative dengan membentuk spora dan secara generative dengan
anisogami.
Jenis-jenis alga merah yang terkenal antara lain:
a.
Euchema spinosum, sebagai bahan pembuat agar-agar dan
kosmetik, banyak terdapat di perairan Indonesia.
b.
Gelidium sp. dan Gracilaria sp, sebagai bahan pembuatan
agar-agar banyak terdapat di perairan negara yang agak
dingin.
c.
Batracnospermum.
(a)
(b)
Gambar Ganggang merah (a) Euchema spinosum dan
(b) Gelidium sp.
5.
Ganggang Keemasan (Chrysophyta)
Ganggang ini ada yang bersel satu (uniselluler) dan bersel
banyak (multiselluler). Memiliki klorofil a dan b serta pigmen
dominan keemasan (karotin) dan fukosantin. Dapat dijumpai hidup di
air tawar ini dengan membelah diri atau dengan zoospora
spermatozoid.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
156
Jenis-jenis alga keemasan antara lain sebagai berikut.
a.
Bersel tunggal
1) Ochromonas, bentuknya seperti bola, memiliki flagel
yang panjangnya tidak sama, reproduksinya dengan
membelah diri.
2) Navicula, sering disebut dengan diatome atau
ganggang kersik, bentuk tubuhnya kotak atau elips,
jika mati fosilnya akan membentuk tanah diatome yang
berfungsi sebagai bahan penggosok, campuran semen
atau penyerap nitrogliserin pada bahan peledak.
Reproduksinya membelah diri dengan memisahkan
bagian tubuhnya yang terdiri dari hipoteka (kotak) dan
epiteka (tutup).
3) Diatome sp.
b.
Bersel banyak
Vaucheria, tubuhnya berbentuk benang, hidupnya di air
tawar, reproduksinya secara vegetatif dengan membentuk
zoospora dan secara generatif dengan pertemuan sel telur yang
dihasilkan oleh oogonium dan sel sperma yang dihasilkan oleh
antheridium.
(a)
(b)
(c)
Gambar 1.20 Ganggang Cokelat (a) Ochromonas (b) Pinnularia
(c) Vaucheria
6.
Ganggang Api (Pyrrophyta)
Ganggang api merupakan ganggang uniseluler, memiliki dinding
sel dan dapat bergerak aktif. Habitat di laut serta bersifat fosforesensi
atau memancarkan cahaya. Di bagian tubuh bagian luarnya memiliki
celah yang terdapat flagel. Memiliki pigmen klorofil dan coklat
kekuningan. Dalam jumlah yang besar, alga api dapat menjadi racun
bagi ekosistem laut karena memiliki senyawa yang bersifat toksin.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar Contoh ganggang api (Pyrrophyta)
157
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran1818
Lampiran
DOKUMENTASI
Menjelaskan Materi Siklus I
Observasi Oleh Observer Siklus I
Permainan Ular Tangga Siklus I
158
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Penjelasan Materi Siklus II
Observasi dan Pelaksanaan Permainan Ular Tangga Siklus II
Papan Permainan Ular Tangga
159
Download