Agen Perubahan

advertisement
Memimpin Perubahan
(Referensi: Leading Change, John P Kotter, Harvard Business School), 1996
Eko Sakapurnama
Kekuatan untuk
Perubahan
karakteristik
demografi sosial
Kekuatan
Eksternal
kemajuan
teknologi
kekuatan
ekonomi
tekanan sosial
politik
Kekuatan
Internal
• Prospek SDM :
• Kebutuhan yang tidak
terpenuhi
• Ketidakpuasan kerja
• Absensi dan perputaran pekerja
• Produktivitas
• Perilaku Kepuasan Manajerial :
• Konflik
• Kepemimpinan
1. Allowing to much complacency
2. Failing to Create a Sufficiently Powerful Guiding
Coalition
3. Underestimating the power of Vision
4. Undercommunicating the vision
5. Permitting the obstacles to block the New Vision
6. Failing to create Short-term Wins (Quick Wins)
7. Declaring Victory too soon
8. Neglecting to anchor Changes Firmly in the Corporate
Culture
Kegagalan dalam
Perubahan Organisasi
PEMIMPIN SEBAGAI
AGEN PERUBAHAN (CHANGE AGENT)
Agen Perubahan
(Change Agent)
• Bertanggung jawab
menjalankan kegiatan
dalam rangka perubahan
Orang yang bertindak selaku
katalis dan memikul tanggung
jawab untuk mengelola dan
menjalankan aktivitas
perubahan.
Resistensi terhadap Perubahan
Menginginkan
Perubahan
Paradoks
Organisasi
Tet
api
Resisten untuk
Berubah
Politik Perubahan
Pendorong
perubahan
Agen perubahan
eksternal
Karyawan baru
Manajer yang
terpinggirkan
Rencana Delapan Tahap dari Kotter untuk
Menerapkan Perubahan
1. Membangun sense of urgency dengan cara menciptakan
alasan kuat yang mendukung perubahan.
2. Membentuk suatu koalisi sehingga memiliki kekuatan untuk
mendorong perubahan.
3. Menciptakan suatu visi baru untuk mengarahkan perubahan
dan strategi untuk mewujudkan visi tersebut.
4. Mengkomunikasikan visi tersebut ke semua anggota
organisasi.
Lanjutan...
5.
6.
7.
8.
Mendayai orang lain untuk bertindak sesuai visi tersebut dengan
cara menghapuskan hambatan-hambatan untuk berubah serta
mendorong mereka untuk mau mengambil resiko dan mencari
solusi terhadap persoalan secara kreatif.
Merencanakan, menciptakan, dan merayakan kemenangankemenangan jangka pendek yang mengarahkan organisasi
menuju visinya yang baru.
Mengonsolidasi perbaikan, meninjau kembali perubahan, dan
membuat berbagai penyesuaian yang dipandang perlu dalam
program-program baru.
Menjalankan perubahan dengan cara menunjukkan hubungan
antara perilaku baru dan keberhasilan organisasi.
KEPEMIMPINAN STRATEJIK
DAN PERUBAHAN
LESSON LEARNED FROM
DAHLAN ISKAN DI PT. PLN
o Lahir: 17 Agustus 1951
di Magetan, Jawa Timur
o CEO surat kabar Jawa
Pos dan Jawa Pos News
Network sejak 1982
o Direktur Utama PLN
sejak 23 Desember 2009
Riwayat Hidup
Dahlan Iskan
Gaya Kepemimpinan Dahlan Iskan
diperlukan untuk menganalisis situasi
dan kondisi PLN sebelum diambil
tindakan dan keputusan, agar
kebijakan yang dihasilkan oleh PLN
dapat tepat sasaran, efektif dan efisien
 Mempunyai
visi dan target
yang
jelas 
 gerakan sehari sejuta sambungan;
 membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011
 Rencana mundur tahun 2012
 Membangun
budaya yang sehat
 Disiplin dan tepat waktu
 birokrasi diminimalkan
 Mendukung
pemberantasan
korupsi lewat transparansi
 Jan 2010, mempersilahkan BPK dan KPK
mengakses data keuangan
 Rapat-rapat direksi yang
efisien
 Cukup 1 jam
 s/d medio 2011, rapat direksi telah
memutuskan 282 keputusan = 12 keputusan
per minggu
 Komunikasi yang
simpel
 Chatting, bbm, sms, dan CEO’s note (lembar
kertas yang berisi kritik, rekomendasi atau
perintahnya pada tim)
 Mempersiapkan
kaderisasi
 April 2011, 20 ribu karyawan PLN di-uji
kompetensi u/ sertifikasi
Supervisor dan Pekerja
Keras
 Kunjungan kerja 400 kota/kabupaten setahun
o
o
o
o
“Orang yang terlalu sering
diberi arahan akan jadi bebek.
Orang yang terlalu sering
diberi instruksi akan jadi besi.
Orang yang terlalu sering
diberi peringatan akan jadi
ketakutan.
Orang yang terlalu sering
diberi pidato kelak hanya bisa
minta petunjuk”
Prinsip Dahlan Iskan
Kewajiban pemimpin
1. Menciptakan budaya kepatuhan terhadap pedoman
perilaku dan kebijakan perusahaan yang menyadarkan
pegawai atas tugas dan tanggung jawabnya.
2. Mendorong
terbangunnya
perilaku
etis
dalam
melaksanakan pekerjaan agar tercapai kinerja individu dan
kinerja perusahaan yang terbaik.
3. Mencegah terjadinya masalah kepatuhan :
• Sosialisasikan kebijakan yang berlaku.
• Sediakan fasilitas informasi untuk memahami semua
kebijakan yang berlaku.
Kewajiban pemimpin
• 4. Mendeteksi permasalahan :
• Mengembangkan sistem pengaduan yang efektif.
• Mengontrol secara berkala untuk meminimalkan pelanggaran.
• 5. Merespon permasalahan.
• Melakukan tindakan koreksi bila ada permasalahan.
• Memberikan penghargaan kepada pegawai yang
• 6. Menjadi teladan di tempat kerjanya.
• Memberikan hukuman bagi yang melanggar.
• Melaporkan sesuai prosedur yang berlaku.
dalam penyelenggaraan perusahaan yang
baik
(Good Corporate Governance)
terdapat
Pedoman Perilaku PT PLN
Kepemimpinan PLN
Kelebihan
• Mampu menginspirasi dan membuat semangat
kerja dari setiap orang yang berada didekatnya
• Pekerja keras untuk bisa tetap bertahan dalam
kondisi apapun
• Sosok man of action
• Berfikir kritis
• Sederhana dengan ide cemerlang
• Tidak pernah terlibat kasus korupsi
• Kemampuan manajerial sangat bagus dan cara
berkomunikasinya sangat sederhana sehingga
mudah dipahami oleh rakyat banyak
• Cepat dalam mengambil keputusan dan juga
dinilai memiliki integritas yang tinggi
Kekurangan
• Latar belakang pendidikan yang tidak sesuai
• Belum teruji menghadapi tekanan besar dari
parpol/politisi
• Kepemimpinannya hanya berdasar dari
pengalaman
KESIMPULAN
Dahlan Iskan menerapkan gaya kepemimpinan situasional dan
transformasional dalam memimpin PT PLN sehingga setiap
masalah yang dihadapi dapat diselesaikan hingga ke akar
permasalahannya secara efisien dan efektif
Download