penerimaan dokter dan perawat sistem pelayanan gratis di

advertisement
Working Paper Series No. 10
Januari 2007, First Draft
PENERIMAAN DOKTER DAN PERAWAT SISTEM
PELAYANAN GRATIS DI PUSKESMAS
KABUPATEN KAMPAR
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti
Kata kunci:
pelayanan puskesmas gratis
pusat kesehatan masyarakat
insentif
-Tidak Untuk DisitasiProgram Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta 2007
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti ; WPS no.10 Januari 2007 1st draft
Penerimaan Dokter Dan Perawat Sistem Pelayanan Gratis
Di Puskesmas Kabupaten Kampar
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti
Abstrak
Latar Belakang: Sejak diberlakukan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999
Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999
Tentang Perimbangan Keuangan Pusat Daerah dinyatakan bahwa
kewenangan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang
mencakup kewenangan disemua bidang termasuk dibidang kesehatan.
Dengan keputusan tersebut, Bupati Kampar membuat suatu kebijakan
untuk membebaskan biaya pelayanan kesehatan di puskesmas kepada
masyarakat tanpa membedakan status sosial ekonominya. Akan tetapi
kebijakan tersebut tidak diiringi dengan penambahan insentif yang adil
untuk para petugas yang bertugas memberikan pelayanan.
Cara Penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif dengan rancangan studi kasus, penelitian
ini dilaksanakan diwilayah Kabupaten Kampar dan subjek penelitian ini
adalah dokter, Kepala Puskesmas dan perawat puskesmas. Untuk
menganalisa data digunakan teknik kualitatif yaitu interpretasi naratif,
kesimpulan dan validasi data dengan teknik triangulasi
Hasil Penelitian: Kebijakan puskesmas gratis memberikan pelayanan
kesehatan di puskesmas secara gratis bagi semua masyarakat membuat
kunjungan rawat jalan meningkat hampir dua kali lipat dari biasanya.
Peningkatan ini menambah beban kerja. Kebijakan tidak disertai dengan
penambahan insentif yang adil kepada petugas. Kebijakan ini diterima
oleh petugas karena status mereka sebagai pegawai negeri sipil yang
harus tunduk kepada pemerintah. Kebijakan ini diterima oleh petugas
dalam bentuk protes yang dapat dilihat dari sikap dan tindakan mereka
saat menjalankan tugas sehari hari.
Kesimpulan: Penerapan pelayanan gratis di Kabupaten Kampar
membuat peningkatan jumlah kunjungan puskesmas dan menambah
beban kerja petugas. Karena kebijakan ini tidak didukung oleh dana yang
cukup untuk menyesuaikan dengan beban kerja itu, telah terjadi protes
diam yang tercemin dalam pemberian layanan sehari hari.
.
Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id
2
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti ; WPS no.10 Januari 2007 1st draft
ADOPTION OF FREE PUSKESMAS SERVICE POLICY AMONG
HEALTH WORKERS IN KAMPAR DISTRICT OF RIAU
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti
Abstract
Since the regulations number 22 1999 about the the local
government and the regulations number 25 1999 about the balance of
local budget was established, it was stated that the authority of the local
government to implement the government administration including the
authority in all sectors included in health sector. By this decision, the head
of local government of Kampar regency made a policy to exempt the cost
of health services in the public health centre to the public regardless of
their social economic status. Nevertheless, this policy was not
accompanied by the increasing of fair incentive to the employee who gave
the services to the public. This research was implemented by the
descriptive case study. This research was carried out in Kampar regency
territory and the subjects of the research were the doctor, the head of
public centre and the nurse of public health centre. To analyze the data it
was used the quantitative technique those are narrative interpretation,
conclusion and the validity data by triangular technique.
The policy of local government of Kampar regency gave free helath
services in the public health centre to the public made a mobile treatment
increased almost twice as much as usual. By increasing the number of
visiting to the public health centre would increase a burden of employee’s
duties. The policy was not accompanied by the increasing of incentive to
the employees. This policy was accepted by the employees because as a
civil servant who must obey to the government and it was not caused by
the income in this services for free. This policy was accepted by the
employees through the protest that can be shown from their attitude, and
treatment when they do their daily duties. In summary, free puskesmas
services policy has increased patients visit. The lack of operational cost
compensating for higher workload among health workers has created a
hidden protest at the implementation level. There is a need to review the
existing financial arrangement strategies and to modify to the one that
addresses the higher health workers workload.
Keywords: free puskesmas service, public health center, incentive
Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id
3
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti ; WPS no.10 Januari 2007 1st draft
Latar Belakang
Sesuai dengan Undang-Undang No 23 tahun 1992 tentang
kesehatan menjelaskan bahwa pemerintah bertugas mengatur, membina,
dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan. Pemerintah dalam
penyelenggarakan upaya kesehatan yang merata terjangkau oleh
masyarakat, menggerakkan peran serta masyarakat yang bergerak
dibidang kesehatan agar dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna
dalam
penyelenggaraan
dan
pembiayaan
kesehatan
dengan
memperhatikan fungsi sosial supaya masyarakat miskin dapat terjamin.
Sejak diberlakukan Undang Undang No 22 Tahun 1999 Tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang Undang No 25 Tahun 1999 Tentang
Perimbangan Keuangan Pusat Daerah. Dan telah disempurnakan Undang
Undang No 32 tahun 2004, dinyatakan bahwa kewenangan otonomi luas
adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang
mencakup kewenangan semua bidang pemerintahan, kecuali
kewenangan dibidang politik luar negeri, pertahanan keamanan,
peradilan, moneter dan fiskal, serta agama.
Kebijakan tentang pelaksanaan otonomi daerah pada dasarnya
merupakan pemberian wewenang yang lebih besar pada suatu daerah
dalam pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
daerah tersebut. Bahwa dengan otonomi daerah telah diberikan
kewenangan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan
pemerintahan, kewenangan tersebut semestinya dipergunakan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan kepada undang undang tersebut diatas, pada saat dan
pemikiran yang sama Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar dalam hal
ini Bupati Kampar selaku Kepala Daerah Kabupaten Kampar membuat
suatu kebijakan untuk membebaskan biaya pelayanan di Puskesmas
Kabupaten Kampar Propinsi Riau.
Salah satu tujuan kebijakan ini adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Kampar. Akan
tetapi kebijakan ini tidak diiringi dengan penambahan insentif yang merata
untuk para petugas yang bertugas memberikan pelayanan. Dengan
kondisi yang seperti ini, ditakutkan mutu pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat oleh petugas puskesmas tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh masyarakat pengguna jasa pelayanan tersebut.
Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Kampar memberikan
pelayanan dasar rawat jalan di puskesmas secara gratis atau tidak
dipungut bayaran tersebut membuat kunjungan rawat jalan meningkat
hampir dua kali lipat dari biasanya. Dengan peningkatan jumlah kunjungan
puskesmas, menambah beban kerja dari petugas. Kebijakan memberikan
pelayanan dasar rawat jalan secara gratis bagi semua masyarakat yang
menggunakan pasilitas puskesmas untuk pelayanan kesehatan dasarnya,
Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id
4
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti ; WPS no.10 Januari 2007 1st draft
dimulai dari akhir tahun 2003. Memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat adalah tanggung jawab dari puskesmas sebagai pos
terdepan dalam sistem kesehatan, supaya seluruh lapisan masyarakat
dapat memanfaatkan puskesmas sebagai tempat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten
Kampar memberikan subsidi kepada puskesmas untuk keperluan yang
dibutuhkan antara lain untuk oparesional puskesmas, untuk keperluan alat
tulis kantor, untuk pembiayaan kebersihan, dan lain sebagainya, supaya
roda organisasi bisa berjalan lancar.
Sedangkan untuk pengadaan obat obatan di pusesmas
didatangkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar melalui gudang
farmasi dengan anggaran dari pemda Kabupaten Kampar. Penyaluran
obat obatan tersebut diberikan kepada puskesmas sekali dalam tiga
bulan. Adapun untuk operasional seluruh puskesmas dianggarkan melalui
biaya rutin dinas kesehatan termasuk juga anggaran anggaran yang
lainnya, akan tetapi sampai saat ini biaya pendukung untuk petugas yang
memberikan pelayanan belum ada, sementara di puskesmas tidak
dipungut biaya walaupun itu untuk kegiatan yang bersipat tindakan yang
diberikan misalnya, untuk cabut gigi, kecelakaan, rawat inap juga tidak
dipungut bayaran
Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan berdasarkan Deskriptif Kualitatif dengan
rancangan studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan pada tiga (3)
puskesmas yang berada pada wilayah Kabupaten Kampar yang terdiri (1).
Puskesmas Kampar, (2) Puskesmas Kampar Timur, dan (3) Puskesmas
Tambang Adapun subjek penelitian ini terdiri dari (1) pimpinan puskesmas
(2) dokter puskesmas (3) perawat puskesmas. Jumlah keseluruhan
informan adalah sebanyak duabelas orang. Pada penelitian ini jenis data
yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah data primer dan data
sekunder, data primer adalah data yang didapat melalui tehnik wawancara
dan diskusi kelompok terarah, sedangkan data sekunder melalui
pengamatan dokumen puskesmas maupun dinas kesehatan. Analisa data
untuk menggambarkan keadaan atau penomena berdasarkan fakta fakta
yang ada yang sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Maka dengan
menganalisa informasi berupa data yang terkumpul oleh peneliti tidak
menggunakan uji statistik, melainkan analisis non statistik sesuai dengan
penelitian deskriptif naratif
Hasil Dan Pembahasan
Kebijakan Pelayanan Kesehatan Gratis di Puskesmas
Dari penghujung Tahun 2003, seluru puskesmas di kabupaten
Kampar menerapkan kebijakan pelayanan gratis untuk rawat jalan yang
Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id
5
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti ; WPS no.10 Januari 2007 1st draft
ditujukan kepada masyarakat, kebijakan ini merupakan respon Bupati
bersama DPRD Kabupaten Kampar dalam bidang pelayanan kesehatan
dan menekankan posisi pemerintah sebagai posisi pemberi pelayanan
kesehatan kepada masyarakatnya, pemerintah sepakat bahwa
puskesmas bukan salah satu penghasilan dari pemasukan Pendapatan
Asli Daerah. Pelayanan kesehatan pemerintah bersifat sosial yang
ditujukan untuk masyarakat di wilayah kerjanya, Keputusan Pemerintah
Daerah Kabupaten Kampar berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Kampar Nomor 08 Tahun 2003 tentang retribusi pelayanan kesehatan
yang mana kunjungan rawat jalan tidak dipungut retribusinya/gratis.
Pemberian pelayanan gratis ini ditujukan kepada seluruh masyarakat
tanpa memandang status sosial ekonomi masyarakat tersebut, baik dari
status ekonomi mampu maupun tidak mampu. Pada awalnya kebijakan
gratis ini hanya untuk retribusi di loket rawat jalan saja, sedangkan untuk
kegiatan yang bersifat tindakan misalnya cabut gigi, kecelakaan, rawat
inap, emergensi, visum, dan loboratorium masih dipungut bayaran.
Sebelum peraturan daerah nomor 08 Tahun 2003 itu diterbitkan
retribusi yang diambil dari masyarakat di loket rawat jalan sebanyak
Rp.2.500. Di dalam pelaksanaanya masih ada puskesmas yang menarik
retribusi kepada masyarakat, sehubungan banyaknya pengaduan dari
masyarakat mengenai adanya puskesmas memungut retribusi untuk
kunjungan rawat jalan pada puskesmas induk maupun puskesmas
pembantu, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar mengeluarkan
Surat Edaran dengan Nomor 1050/440/TU-3/2005 tentang diaktifkan
kembali peraturan daerah tersebut di atas.
Seiring dengan keinginan Bupati Kampar untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakatnya, bupati memandang perlu untuk
memberikan pelayanan gratis disegala lini dengan itu Bupati Kampar
mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 04 Tahun 2006 tentang
pembebasan retribusi pelayanan kesehatan di puskesmas merevisi surat
edaran yang terdahulu, adapun retribusi yang digratiskan meliputi sebagai
berikut: (1) rawat kunjungan, (2) rawat inap, (3) visum luar, (4) tindakan
medis ringan, (5) tindakan medis sedang, (6) tindakan medik gigi,
(7) pemeriksaan penunjang, (8) diagnostik. Dengan kebijakan gratis ini
hampir seluruh tindakan dan kegiatan di puskesmas tidak dipungut
bayaran, bukan di loket rawat jalan saja yang gratis tetapi seluruhnya
gratis, otomatis sejak kebijakan ini dikeluarkan masyarakat yang datang
ke puskesmas untuk berobat meningkat dua kali lipat dari biasanya,
dengan peningkatan jumlah kunjungan puskesmas menambah beban
kerja dari petugas, ironisnya kebijakan pelayanan gratis ini tidak disertai
dengan peningkatan kesejahteraan untuk petugas dalam bentuk insentif.
Petugas mengatakan dengan kebijakan pelayanan gratis ini,
mereka berpendapat bahwa ini merupakan tidak mendidik dan merupakan
suatu pembodohan terhadap masyarakat itu sendiri, masyarakat tidak
didik untuk menghargai arti pentingnya kesehatan. lebih jauh lagi petugas
Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id
6
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti ; WPS no.10 Januari 2007 1st draft
berpendapat terkesan dengan pelayanan gratis ini beban kerja petugas
tidak diperhitungkan dalam pendapatan mereka.
Gambar 1. Skema Pelayanan Gratis Puskesmas
Pelayanan Gratis Puskesmas
Tahun 2003
Tahun 2004
Tahun 2005
Tahun 2006
Mulai
gratis
retribusi
loket
rawat
jalan
Puskesmas
ada yang
memungut
retribusi
kepada
masyarakat
Ada pengaduan,
Dinas
mengeluarkan
surat edaran agar
Perda Tahun 2003
diaktifkan kembali
Gratis
total,
revisi
Perda
yang
lama
Dampak Puskesmas Gratis Terhadap Kunjungan Pelayanan
Sejak dikeluarkan peraturan bupati, masyarakat berbondongbondong datang ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,
dengan kondisi seperti ini membuat jumlah kunjungan meningkat dua kali
lipat dari biasanya. Kutipan hasil wawancara dengan informan, “Kebijakan
sistem pelayanan gratis ini sangat terasa sekali dimana jumlah pasien
meningkat lebih dari lima puluh persen, berarti beban kerja kami juga
meningkat”. Dampak lain dari kebijakan gratis ini membuat tidak ada lagi
perbedaan antara pasien yang menggunkan kartu miskin dengan pasien
umum lainnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas.
Kutipan hasil wawancara dengan informan, “Kalau bisa janganlah, jadi
bingung antara geb antara pasien umum dengan pasien miskin, kalau bisa
ada perbedaan antara pasien JPKMM dengan pasien umum, supaya tidak
buang-buang uang untuk menengah keatas”. Dengan adanya pelayanan
gratis ini membuat masyarakat tidak menghargai dan meresapi arti
penting kesehatan itu sendiri.
Penerimaan Petugas Terhadap Puskesmas Gratis
Penerimaan petugas kesehatan dalam hal kebijakan gratis yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar lebih didasarkan
karena hampir seluruh petugas adalah sebagai pegawai Negeri Sipil dan
Pegawai Honor Daerah yang digaji oleh pemerintah. Alasan menerima
Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id
7
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti ; WPS no.10 Januari 2007 1st draft
kebijakan pelayanan gratis di puskesmas itu oleh karena dia seorang
Pegawai Negeri Sipil yang makan gaji dari pemerintah, kutipan hasil
wawancara dengan informan, “Otomatis menerima apalagi kita pegawai
pemda, mau tidak mau kita harus mau menerima.
1. Bentuk Protes Tehadap Kebijakan Gratis
Kebijakan ini menimbulkan protes dari sebagian petugas yang
bertugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Bentuk
protes yang nyata seperti turun ke jalan tidak ada. Protes diwujudkan
dalam sikap, bahasa. dan tindakan dalam keseharian pada saat
menjalankan tugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,
kutipan hasil wawancara dengan informan, Sebagian petugas bisa
menerima, tapi sebagian lagi nampak dari sikapnya bekerja setengah
terpaksa, kerna disini nampak dengan pasien bertambah banyak, beban
kerja bertambah banyak, sedangkan finansial yang diterima belum jelas…
dijanjikan tapi belum pasti, kadang kadang mereka ngomel, jam bekerja
udah jelas bertambah. Untuk sampai tidak datang sih ngak ada ya pak
ya,,, cuman yang nampak mereka dalam melakukan pelayanan dengan
malas, itu yang dapat kita lihat”. Bentuk protes yang lain, ada yang
mengatakan tidak ada untungnya pelayanan gratis ini, berikut ini kutipan
wawancara dengan informan. “keuntungannya tidak ada hanya
menambah beban kerja saja”, “masyarakat datang dengan sangat
leluasa”, “tanpa menenggang rasa”, menguras lebih banyak wabtu, lebih
banyak tenaga”
2. Ketaatan Dalam Menjalankan Tugas
Sejak diberlakukan pelayanan gratis di puskesmas, mau tidak mau,
suka tidak suka, petugas yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat harus taat dalam menjalankan tugas, walaupun ketaatan ini
berbentuk protes, berikut ini kutipan hasil wawancara mendalam dengan
infoman: “Taat,,, tapi dengan bentuk protes yang seperti tadi, mungkin
dengan kesal, ngomel sambil bekerja, setengah setengah, jadi taat taat
dalam kata masuk, masuk sih masuk, diruangan duduk. Cuma pelayanan
prima terhadap pasien itu agak sulit didapat” Tingkat kepatuhan dalam
menjalankan tugas sebatas sebagai Pegawai Negeri Sipil masih cukup
tinggi walaupun bekerja dengan setengah terpaksa. Pekerjaan apabila
dilakukan dalam setengah terpaksa akan merugikan pasien itu sendiri
sehingga pelayanan prima yang diharapkan pasien tidak didapatkannya,
harapan dan kenyataan yang diterima tidak sama. Ketaatan dalam
menjalankan tugas pelayanan gratis ini lebih dikarena sebagai Pegawai
Negeri Sipil,
Pendapatan Petugas Terhadap Pelayanan Gratis
Keputusan untuk memberikan pelayanan gratis di puskesmas untuk
seluruh pelayanan masyarakat tanpa memandang status sosial ekonomi
Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id
8
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti ; WPS no.10 Januari 2007 1st draft
masyarakat, secara otomatis meningkat jumlah kunjungan puskesmas,
sebelum keputusan ini di keluarkan, puskesmas masih ada pendapatan
yang di ambil kepada pasien dari kegiatan yang sipatnya tindakan,
misalnya saja tindakan cabut gigi, kecelakaan, circumsisi, rawat inap,
pemeriksaan laboratorium, dan yang lainnya. Akan tetapi sejak
dikeluarkan keputusan ini, semua pendapatan yang diatas tadi sudah
tidak ada lagi, berkenaan dengan itu penerimaan terhada pelayanan gratis
ini tidak ada hubungannya dengan pendapatan, penerimaan ini lebih dititik
beratkan kepada kepatuhan sebagai Pegawai Negeri Sipil, bukan karena
mendapatkan pendapatan dari pelayanan gratis ini, berikut ini kutipan
hasil wawancara mendalam dengan informan “Awalnya dokter juga
komplein dong? Saya rasa tidak ada hubungannya deh, menerima denga
adanya pendapatan nggak juga, menerima kita bukan pengaruh
kependapatan, sebenarnya yang pertama kita komplein pengobatan gratis
seharusnya pemda mengantisipasi seperti jumlah obat, insentif untuk para
petugas, macam macamlah, kerena otomatis pengobatan gratis ini
meningkatkan jumlah pasien, yang kita komplein awalnya itu? Hubungan
dengan sarana kita yang tersedia, bukan kerena kita digratisin kita tidak
menerima nggak,,, bukan kerena itu. Awalnya kita memang komplein”
Gambar 2. Bagan Penerimaan Dana Sebelum Pelayanan Gratis
Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id
9
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti ; WPS no.10 Januari 2007 1st draft
Gambar 3. Bagan Penerimaan Dana Setelah Pelayanan Gratis
Keadilan Pembagian Jasa Medis
Rasa adil dalam menerima jasa medis sangat didambakan oleh
seluruh petugas, karena apabila keadilan sudah tidak ada lagi membuat
gairah bekerja dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat akan terganggu, motivasi dalam bekerja juga tidak ada,
apabila rasa adil dalam menerima jasa medis sangat mendorong para
petugas untuk bekerja lebih keras lagi di dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat, berkenaan dengan itu penerimaan terhada
pelayanan gratis ini tidak ada hubungannya dengan pendapatan.
Penerimaan ini lebih dititik beratkan kepada kepatuhan sebagai
Pegawai Negeri Sipil, bukan karena mendapatkan pendapatan dari
pelayanan gratis ini, berikut ini kutipan hasil wawancara mendalam
dengan informan sebagai berikut:“ sangat tidak adil la”, “Dimana mau bisa
adil, karena sistemnya gini kalau berbicara masalah insentif dari APBD
belum ada, dokter dapat, perawat tidak dapat, ya… tidak adil” Bagi
petugas puskesmas di Kampar menganggap ada ketimpangan dalam pola
pembiayaan pelayanan, jika pemerintah daerah mau memperhatikan dan
bertindak adil, maka dana pemerintah untuk puskesmas diberikan sesuai
dengan biaya seluruh pelayanan termasuk insentif para petugas, dalam
kenyataannya dana untuk puskesmas dianggap tidak memadai karena
tidak mencakup biaya insentif pegawai, berikut ini kutipan hasil
wawancara mendalam dengan informan “ kami merasakan tidak adil,
bagai mana bisa adil, kalau seperti ini, kan masyarakat udah kita
usahakan kalau bisa pemerintah yang mengusahakan kita”. Rasa
ketidakadilan juga dirasakan oleh sebaian pelaku medis karena petugas
tersebut membandingkan dengan pelaku medis yang lebih tinggi lagi,
Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id
10
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti ; WPS no.10 Januari 2007 1st draft
berikut ini kutipan wawancara mendalam dengan informan: “apalagi sudah
kita bandingkan kemarin sama dokter spesialis, jauh gitu ya, jauh sekali…
dia 7 juta, kita 1 juta, padahal kalau dilihat dari keaktifan cara masuk,
keintensifan kita masuklah, wabtu kerja tentu lebih banyak kita, di Kampar
baru diberikan buat dokter doang, sementara para medisnya belum
Beban Kerja Petugas Sesuai Dengan Penghasilan Yang Didapat
Seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan puskesmas hampir
50% dari sebelum gratis, mau tidak mau juga menambah beban kerja dari
petugas. Akan tetapi kebijakan ini tidak diiringi dengan penambahan
penghasilan yang sesuai dari pemerintah untuk petugas, berikut ini
kutipan wawancara mendalam dengan beberapa informan sebagai
berikut: “Tidak sama sekali, kita terima hanya gaji pokok dari pemerintah,
beda dengan yang memang ada program dari dinas, itukan dari program,
tidak dari pelayanan, tidak ada dana tambahan atau dana yang sesuai
dengan kerja yang ada dilapangan”
Beban kerja dengan penghasilan yang didapat dari pemerintah
tidak sesuai sama sekali, penghasilan yang diterima dari pemerintah
adalah gaji, sedangkan penghasilan lain untuk pelayanan gratis ini belum
diterima. Sejak pelayanan gratis ini di berlakukan jam penerimaan
kunjungan pasien juga bertambah, penghasilan juga tidak bertambah,
berikut ini kutipan wawancara mendalam dengan informan sebagai
berikut: “Oh,,, tidak, contoh honor daerah gajinya hanya Rp.600000.
mereka untuk transportasi aja berapa? Untuk makan siang berapa?, kita
pulang jam setengah tiga, untuk makan siang?, sangat tidak sesuai”,
“kalau gaji dari pemerintah tetap aja berdasarkan pangkat dan golongan,
ada yang beban kerjanya banyak pada hal pangkat dan golongannya
rendah ya,,, tetap aja penghasilannya rendah”, Orang yang pangkat dan
golongannya rendah tetap saja penghasilan yang didapatkannya sedikit,
walaupun beban kerjanya banyak, seiring meningkatnya jumlah kunjungan
puskesmas, dengan pelayanan gratis beban kerja petugas tidak seimbang
dengan penghasilan yang didapat dari pemerintah daerah.
Gambar 4. Bagan Penghasilan Dan Beban Kerja Dari Pemerintah
Daerah
Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id
11
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti ; WPS no.10 Januari 2007 1st draft
Aliran Dana Dari Pemerintah
Salah satu tehnik yang lumrah digunakan untuk lebih mendorong
produktivitas kerja yang lebih tinggi petugas dalam memberikan pelayan
kepada masyarakat adalah dengan jalan memberikan insentif finansial
berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh petugas itu sendiri, aliran
dana yang diberikan pemerintah dalam pelayanan gratis ini kepada
petugas adalah berbentuk insentif, insentif yang diberikan oleh pemerintah
daerah hanya diberikan kepada dokter saja sementara perawat dan
petugas yang lain tidak diberikan, aliran dana tersebut diberikan setiap
bulan kepada petugas tersebut, berikut ini kutipan wawancara mendalam
dengan informan sebagai berikut:“Samapai,,, kita mendistribusikan
kepetugas secara jelas, sejauh apa mereka bertanggung jawab dengan
dana itu, kalau memang teralokasi dana itu satu juta, satu juta petugas itu
pun tahu”,
Sedangkan untuk dana non miskin yang pernah dijanjikan sampai
saat ini belum keluar, berikut ini kutipan hasil wawancara dengan informan
sebagai berikut: sampai sekarang untuk dana non miskin belum ada, tapi
kita udah disuruh bikin berapa jasa pelayanan, SPJ udah disuruh bikin,
kita udah mulai tahu berapa gambaran dananya, tapi sampai sekarang
belum ada yang turun, jadi aliran dananya dari pemeritah daerah terus ke
dinas terus kekita” Sejak pelayanan gratis aliran dana yang berbentuk
insentif dari pemerintah daerah yang hanya diberikan kepada dokter saja
sampai kepetugas tersebut setiap bulannya, dana yang berasal dari
pemerintah daerah itu diserahkan pada dinas kesehatan, dinas kesehatan
menyerahkan kepada juru bayar puskesmas, juru bayar puskesmas
menyerahkan pada staf yang bersangkutan. tetapi dana yang dijanjikan
yang berasal dari non miskin belum keluar.
Kepuasan Bekerja Dalam Pelayanan Gratis
Kepuasan bekerja adalah keadaan emosional petugas dalam
bemberikan pelayanan kepada masyarakat apalagi pelayanan gratis di
puskesmas, kepuasan bekerja tersebut nampak dalan sikap petugas
tersebut pada saat memberikan pelayanan kepada pasien, berikut ini
kutipan
wawancara
mendalam
dengan
informan
sebagai
berikut:“Kepuasan kerja dirasakan sedikit berkurang, karena jumlah
pasien meningkat tidak diiringi dengan penambahan insentif untuk
petugas”, “Sebagai PNS kita akan bekerja sebagaimana yang telah
ditetapkan, Cuma agak mengganggu”, Orang bekerja tidak akan merasa
puas apabila tidak disertai dengan pendapatan yang memadai.
Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id
12
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti ; WPS no.10 Januari 2007 1st draft
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan pelayanan gratis di
puskesmas dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Sejak diberlakukan
sistem pelayanan gratis di Puskesmas Kabupaten Kampar terjadi
peningkatan jumlah kunjungan hampir dua kali lipat, (2) Penerimaan dan
ketaatan petugas kesehatan dalam hal kebijakan gratis yang dikeluarkan
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar lebih didasarkan karena
disebabkan hampir seluruh petugas adalah sebagai pegawai Negeri Sipil
dan Pegawai Honor Daerah yang digaji oleh pemerintah, (3) Penerimaan
kebijakan pelayanan gratis ini menimbulkan protes dari petugas yang
diwujudkan sikap dan bahasa dalam keseharian saat menjalankan tugas,
(4) Kebijakan pelayanan gratis ini tidak disertai dengan penambahan
insentif yang adil kepada petugas, (5) Kepuasan bekerja yang diraskan
oleh petugas di dalam pelayanan gratis ini agak sedikit berkurang
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari data yang diperoleh terhadap
kebijakan sistem pelayanan gratis di puskesmas, disarankan kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar dari sisi penyedia pelayanan
seharusnya memperhatikan komponen health system yaitu bukan hanya
kepada masyarakat selaku penerima pelayanan, tetapi pemerintah juga
harus memperhatikan kesejahteraan petugas selaku pemberi pelayanan
kepada masyarakat, seperti pemberian kesejahteraan dalam bentuk
insentif yang adil dalam bentuk jasa pelayanan. Dengan demikian pihak
pemberi pelayanan dan penerima pelayanan sama sama menguntungkan.
Disamping itu pemerintah daerah juga harus memperhatikan dana
operasional puskesmas, ketersediaan obat obatan dan alat medis sebagai
penunjang mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Perlu
dilakukan peninjauan kembali kebijakan pelayanan gratis ini, pada
penelitian ini didapatkan informasi bahwa kebijakan pelayanan gratis ini
sebenarnya tidak mendidik masyarakat, masyarakat kurang meresapi arti
penting menjaga kesehatan
Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id
13
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti ; WPS no.10 Januari 2007 1st draft
Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan RI. 1992. Undang Undang Tentang Kesehatan.
Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 2003. Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan. Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar .2005. Profil Dinas Kesehatan
Kesehatan Kabupaten Kampar. Bangkinang.
Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujutkan Good Governance Melalui Pelayanan
Publik. Yogyakarta Gadja Mada University Press.
Handoko , Hani. 2001 Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.
Edisi kedua. Yogyakarta BPFE.
Hanif, 2006. Penerapan pelayanan Rawat Jalan Gratis di Puskesmas
Padang Pariaman, Tesis Program Pasca Sarjana IKM, UGM
Yogyakarta.
Hanif, Mamduh. 2003. manajemen. Edisi revisi. Yogyakarta UPP AMP
YKPN.
Kusnanto, Hari. Metode Kualitatif Dalam Riset Kesehatan. Yogyakarta,
Aditya Media.
Nawawi, Hadari. 2002. Menajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis
Yang Kompetitif. Edisi Kedua. Yogyakarta, Gadjah Mada University.
Parizot, Isabelle. Chauvin, Pierre & Paugam, serge. 2005. The Moral
Career of
Poor Patients in Free Clinics. Jaurnal Social Science & Medicene 61, April,
1369-1380.
Profil Puskesmas, 2005. Profil Puskesmas Kampar, Airtiris
Profil Puskesmas, 2005. Profil Puskesmas Kampar Timur, Kampar
Profil Puskesmas, 2005. Profil Puskesmas Tambang, danau Bingkuang
Ratminto. & Winarsih ,Atik, Septi. 2005. Menajemen Pelayanan
Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizens Charter
dan Standar Pelayanan Minimal. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id
14
Elfian, Mubasysyir Hasanbasri, Ali Ghufron Mukti ; WPS no.10 Januari 2007 1st draft
Saimi, 2005. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pemamfaatan pelayanan
Persalinan Gratis di Puskesmas Kabupaten Lombok Tengah
Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tesis Program Pasca Sarjana IKM,
UGM Yogyakarta.
Simamora, Henry. 2004. Menajemen Sumber Daya Manusia Edisi ketiga
Yogyakarta. STIE YKPN.
Siagian, Sondang. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Cetakan
kesepuluh, Jakarta, PT Bumi Aksara.
Trisnantoro, L. , 2005. Desentralisasi Kesehatan Di Indonesia dan
Perubahan Fungsi Pemerintah 2001 – 2003 . Yogyakarta, Gadjh
Mada University Press.
Trisnantoro, L. , 2005. Aspek Strategis Menajemen Rumah Sakit Antara
Misi Sosial dan Tekanan Pasar. Yogyakarta, Penerbit. Andi
Utarini, Adi. Tak Kenal Maka Tak Sayang , Mengenal Metode Penelitian
Kualitatif dan Paradigmanya.
Wijono, Djoko.2002. Menajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Teori
Strategi dan Aplikasi. Voume I. Surabaya, Airlangga University
Press.
Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM
http://lrc-kmpk.ugm.ac.id
15
Download