Full - STKIP Siliwangi Bandung

advertisement
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS PROPOSAL KEGIATAN (PENTAS SENI)
DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Desi Winaningsih
09.21.0170
[email protected]
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi masih banyak siswa yang tidak tertarik menulis proposal kegiatan (pentas seni), dan
penulis tertantang untuk dapat menciptakan hasil belajar terhadap siswa agar tertarik menulis proposal kegiatan (pentas seni).
Untuk mewujudkan keinginan penulis tersebut, maka penulis mengadakan penelitian yang berjudul “Pembelajaran
Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan (Pentas Seni) dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme pada Siswa Kelas
XI”.
Penelitian ini penulis lakukan karena ingin mengetahui (1) Apakah pembelajaran keterampilan menulis proposal
kegiatan (pentas seni) dengan menggunakan pendekatan Konstruktivisme pada siswa kelas XI cukup efektif ? (2) Apakah
pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis proposal
kegiatan (pentas seni) di kelas XI ? (3) Adakah perbedaan yang signifikan kemampuan keterampilan menulis proposal kegiatan
(pentas seni) pada siswa kelas XI sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan Konstruktivisme ?
Penelitian ini dilakukan pada Tahun Ajaran 2012/2013. Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif yaitu
memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lainlain. Metode ini sesuai dengan masalah yang terdapat di dalam penelitian ini, karena dalam penelitian ini
memerlukan uji coba guna memperoleh gambaran kemampuan siswa dalam menulis proposal kegiatan (pentas
seni). Sampel penelitian adalah siswa kelas XI khususnya XI-IPA 2 sebanyak 29 siswa.
Pendekatan konstruktivisme dalam belajar merupakan salah satu pendekatan yang lebih berfokus kepada
peserta didik sebagai pusat dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini disajikan supaya lebih merangsang dan
memberi peluang kepada peserta didik untuk belajar berpikir inovatif dan mengembangkan potensinya secara
optimal.
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa nilai tes awal siswa yang tidak menggunakan pendekatan
Konstruktivisme kategori sangat baik 0%, kategori baik 13,79%, kategori cukup 24,14 % dan kategori kurang 62,07%.
Sedangkan nilai tes akhir dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme kategori sangat baik 24,14%, kategori baik
62,07%, kategori cukup 13,79%, dan kategori kurang 0%.
Kata Kunci: Proposal Kegiatan (Pentas Seni), Konstruktivisme.
PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi.
Sebagai alat komunikasi bahasa digunakan dalam
kegiatan berkomunikasi antara seseorang dengan
orang lain, antara penulis buku dengan pembaca
buku. Inilah yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Berkat adanya bahasa sebagai alat
komunikasi,
akal
dan
peradaban
manusia
berkembang pesat.
Berbahasa dengan baik berarti menguasai
keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa
mempunyai empat komponen yaitu keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
(Tarigan, 2008:1). Keempat keterampilan tersebut
pada dasarnya merupakan suatu kesatuan.
Dalam kurikulum KTSP 2006, siswa dituntut
untuk menghasilkan sebuah karya tulis.
Menurut Morsey (Tarigan, 2008:4) menulis
merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif
dan ekspresif.
Untuk mencapai pengajaran menulis yang
kreatif, tentunya guru harus berusaha mencari suatu
prosedur pengembangan pengajaran yang lebih baik
menggunakan aneka metode dan sumber belajar yang
sesuai dengan karakteristik siswa.
Salah satu cara untuk meningkatkan
keterampilan menulis proposal kegiatan (pentas seni)
dalam suasana kreatif adalah dengan menggunakan
metode yang dapat membantu siswa dalam
pembelajaran menulis proposal kegiatan (pentas
seni), tidak dibenarkan guru hanya menggunakan
metode ceramah saja. Kekurang cermatan pemilihan
metode pembelajaran akan menjadikan suasana kelas
menjadi tidak menyenangkan.
Di dalam pendekatan Konstruktivisme,
penulis harus mampu berpikir kreatif dan inovatif
dalam mengembangkan potensinya. Setelah itu,
penulis dihadapkan ke dalam pengalaman nyata.
Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan
penelitian
dengan
judul
“Pembelajaran
Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan (Pentas
Seni)
dengan
Menggunakan
Pendekatan
Konstruktivisme pada Siswa Kelas XI”.
KAJIAN TEORI DAN METODE
1. Kajian Teori
1.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran memiliki makna yang lebih
luas dari istilah pengajaran. Kata pembelajaran dan
kata pengajaran dapat dibedakan pengertiannya.
Kalau kata pengajaran hanya ada di dalam konteks
guru-murid di kelas formal, sedangkan kata
pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks gurumurid di kelas formal, akan tetapi juga meliputi
kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri oleh guru
secara fisik di dalam kata pembelajaran ditekankan
pada kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha yang
terencana dalam memanipulasi sumber-sumber
belajar agar terjadi proses belajar (Rudi Susilana,
2006:126).
Sedangkan menurut (Mulyasa, 2003:100)
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Berdasarkan beberapa pernyataan tentang
konsep pembelajaran di atas, maka penulis
menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah memiliki
makna yang lebih luas dari istilah pengajaran, yaitu
kata pembelajaran dan kata pengajaran, dan proses
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
1.2 Keterampilan Menulis
Hastuti dkk. (Nurjamal & Warta Sumirat,
2010:71) menyatakan bahwa keterampilan menulis
merupakan suatu kegiatan yang mempunyai
hubungan dengan proses berpikir dan keterampilan
ekspresi dalam bentuk tertulis. Kemampuan menulis
merupakan kemampuan yang kompleks.
1.3 Menulis
Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa
yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif
dan ekspresif (Tarigan, 2008:3).
Menulis menurut Lado, (Tarigan, 2008:22)
ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat
membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau
mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan menulis
adalah suatu kegiatan mengungkapkan ide atau
gagasan melalui sebuah tulisan dengan mengikuti
aturan-aturan tertentu sehingga para pembaca dapat
memahaminya.
1.3 Proposal Kegiatan
Proposal adalah suatu rencana yang
dituangkan dalam bentuk rancangan kerja, atau dapat
pula dikatakan bahwa proposal adalah suatu proyekkegiatan yang diajukan kepada pimpinan untuk
mendapatkan pertimbangan-persetujuan (Nurjamal
dan Warta Sumirat, 2010:146).
Proposal Kegiatan yang dimaksud di sini
adalah sebuah usulan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan pada waktu dan momentum tertentu.
Mengingat suatu kegiatan itu akan memerlukan
perencanaan yang matang, pelaksanaan yang baik,
dan dukungan dana yang memadai, maka proposal itu
pun dimaksudkan dalam rangka pencarian dana
karena biasanya dana tersebut tidak semua-nya
tersedia pada penyelenggara (Nurjamal dan Warta
Sumirat, 2010:146).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud proposal kegiatan
adalah sebuah usulan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan pada waktu dan momentum tertentu
yang diajukan kepada pimpinan untuk mendapatkan
persetujuan, dan dukungan dana yang memadai.
1.4 Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme dalam belajar
merupakan salah satu pendekatan yang lebih
berfokus kepada peserta didik sebagai pusat dalam
proses pembelajaran. Pendekatan ini disajikan supaya
lebih merangsang dan memberi peluang kepada
peserta didik untuk belajar berpikir inovatif dan
mengembangkan
potensinya
secara
optimal
(Hanafiah, 2009:62).
Sedangkan menurut Brooks and Brooks
(Hanafiah, 2009:62) pembelajaran Konstruktivisme
adalah suatu pendekatan dalam belajar mengajar
yang mengarahkan pada penemuan suatu konsep
yang lahir dari pandangan, dan gambaran serta
inisiatif peserta didik.
Berdasarkan
pendapat
di
atas,
dapat
disimpulkan
bahwa
konstruktivisme
adalah
pendekatan yang lebih berfokus kepada peserta didik
untuk belajar berpikir inovatif dalam belajar
mengajar yang mengarahkan pada penemuan suatu
konsep.
Langkah-langkah
Konstruktivisme
dalam
pembelajaran menulis proposal kegiatan (pentas seni)
adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Mempersiapkan
bahan
ajar
yang
akan
disampaikan
b. Tahap proses kegiatan belajar mengajar sebagai
berikut:
- Siwa praktik membuat proposal kegiatan pentas
seni
- Guru mengajukan pertanyaan yang terkait dengan
materi pembelajaran,yaitu tentang pengertian
proposal, tujuan proposal, manfaat proposal dan
sistematika proposal
- Guru menjelaskan tentang sistematika penulisan
proposal, isi dan uraian unsur-unsur proposal
- Peranan guru. Dalam pendekatan ini guru atau
pendidik berperan membantu agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan
lancar. Guru tidak mentransferkan pengetahuan
yang telah dimilikinya, melainkan membantu
siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri.
- Evaluasi. Pandangan ini mengemukakan bahwa
lingkungan belajar sangat mendukung munculnya
berbagai pandangan dan interpretasi terhadap
realitas, kontruksi pengetahuan, serta aktifitasaktifitas lain yang didasarkan pada pengalaman.
- Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar
adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
- Pada akhir pembelajaran, peserta didik memiliki
tingkat pengetahuan yang berbeda sesuai dengan
kemampuannya.
2. Metode
Metode penelitian merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Penggunaan metode yang tepat dapat
membantu memecahkan masalah dalam penelitian.
Maka metode yang digunakan adalah metode
deskriptif, yaitu memaparkan atau menggambarkan
sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi,
peristiwa, kegiatan, dan lain-lain ( Arikunto, 2010:3).
Metode ini sesuai dengan masalah yang terdapat di
dalam penelitian ini, karena dalam penelitian ini
memerlukan uji coba guna memperoleh gambaran
kemampuan siswa dalam menulis proposal kegiatan
(pentas seni).
Teknik penelitian merupakan salah satu usaha
bagaimana cara yang harus ditempuh dengan
menggunakan metode tertentu, agar tujuan dan
sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai.
Berdasarkan pertanyaan di atas, maka dalam
penelitian ini digunakan teknik-teknik sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap sesuatu
objek yang akan diteliti. Penulis mengadakan
kunjungan langsung dan bertatap muka dengan
objek yang akan diteliti.
2. Studi kepustakaan
Teknik ini dimaksudkan untuk mempelajari
sumber-sumber kepustakaan yang relevan dengan
masalah penelitian. Penulis terlebih dahulu
mengumpulkan buku-buku yang ada hubungannya
dengan permasalahan yang akan diteliti. Buku
referensi ini dimaksudkan untuk menunjang serta
memperkuat hasil penelitian penulis.
3. Tes
Pemerolehan data berupa nilai, dilakukan dengan
dua cara yaitu memberikan tes awal dan tes akhir.
Tes awal digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam menulis proposal kegiatan (pentas
seni)
sebelum
menggunakan
pendekatan
Konstruktivisme.
Sedangkan
tes
akhir
menggunakan pendekatan Konstruktivisme dalam
pembelajaran keterampilan menulis proposal
kegiatan (pentas seni).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aspek penilaian yang digunakan dalam
menulis proposal kegiatan (pentas seni) adalah
sebagai berikut:
1. Sistematika.
2. Kerapian.
3. Penggunaan diksi (pilihan kata).
4. Ejaan.
5. Isi proposal.
Berikut ini adalah hasil nilai pretes yang
diperoleh dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah
160,8 dengan rata-rata 5,54. Sedangkan postes yang
diperoleh dari keseluruhan siswa yaitu berjumlah
229,1 dengan rata-rata 7,9.
Siswa yang mendapat kategori sangat baik
pada tes pretes 0%. Selanjutnya siswa yang mendapat
kategori baik berjumlah 4 siswa dengan persentase
13,79%. Kemudian siswa yang mendapat kategori
cukup berjumlah 7 siswa dengan persentase 24,14%.
Sedangkan yang mendapat kategori kurang berjumlah
18 siswa dengan persentase 62,07%.
Siswa yang mendapat kategori sangat baik
pada tes postes berjumlah 7 siswa dengan persentase
24,14%. Selanjutnya siswa yang mendapat kategori
baik berjumlah 18 siswa dengan persentase 62,07%.
Kemudian siswa yang mendapat kategori cukup
berjumlah 4 siswa dengan persentase 13,79%.
Sedangkan yang mendapat kategori kurang 0%.
Perbandingan Hasil Nilai Pretes dan Postes
No
1
2
3
4
Kategori
Sangat
Baik
Baik
Cukup
Kurang
Pretes
0%
Postes
24,14%
Selisih
-24,14%
13,79%
24,14%
62,07%
62,07%
13,79%
0%
-48,28%
-10,35%
62,07%
SIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran keterampilan menulis proposal
kegiatan (pentas seni) dengan menggunakan
pendekatan Konstruktivisme pada siswa kelas XI
yaitu:
1. Dari hasil pengamatan berlangsungnya kegiatan
proses belajar mengajar dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme ternyata efektif
diterapkan dalam pembelajaran menulis proposal
kegiatan (pentas seni).
2. Pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan
kemampuan
siswa
dalam
pembelajaran
keterampilan menulis proposal kegiatan (pentas
seni) dapat dilihat dari hasil postes lebih tinggi
dibandingkan hasil pretes.
3. Terdapat perbedaan kemampuan menulis proposal
kegiatan (pentas seni) pada siswa kelas XI
sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan
Konstruktivisme. Dari hasil analisis, nilai tes
pretes siswa yang tidak menggunakan pendekatan
Konstruktivisme kategori sangat baik 0%, kategori
baik 13,79%, kategori cukup 24,14% dan kategori
kurang 62,07%. Sedangkan nilai tes postes dengan
menggunakan
pendekatan
Konstruktivisme
kategori sangat baik 24,14%, kategori baik
62,07%, kategori cukup 13,79% dan kategori
kurang 0%.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2009. Konsep
Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Refika
Aditama.
Nurjamal, Daeng dan Warta Sumirat. 2010.
Penuntun Perkuliahan Bahasa Indonesia.
Bandung : Alfabeta, cv.
Tarigan, H.G. 2008. Menulis sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung :Angkasa
Bandung.
Download