BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Optimalisasi Menurut

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Optimalisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, p. 986), “Optimalisasi
adalah proses, cara dan perbuatan untuk mengoptimalkan (menjadikan paling
baik, paling tinggi, dsb)”.
Sedangkan dalam Kamus Oxford (2008, p. 358), “Optimization is the
process of finding the best solution to some problem where “best” accords to
prestated criteria”.
Jadi, Optimalisasi adalah sebuah proses, cara dan perbuatan
(aktivitas/kegiatan) untuk mencari solusi terbaik dalam beberapa masalah,
dimana yang terbaik sesuai dengan kriteria tertentu.
Dalam penelitian ini, topik yang diangkat adalah optimalisasi suatu
lokasi (gudang) sehingga dapat meningkatkan produktivitas, kualitas dan
pendapatan perusahaan.
2.2 Manajemen Operasi
Menurut Heizer, Jay dan Render (2009, p. 4), “Manajemen Operasi
adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang
dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Kegiatan yang
menghasilkan barang dan jasa, berlangsung di semua organisasi. Dalam
perusahaan manufaktur, dapat terlihat dengan jelas aktivitas produksi yang
menghasilkan barang, namun dalam organisasi yang tidak menghasilkan
produk secara fisik, fungsi produksi mungkin tidak terlihat dengan jelas”.
Manajemen operasi juga diterapkan dalam pengelolaan gudang khusus
penanganan steel coil ini, meliputi aktivitas penumpukan dan penempatan
steel coil, pengunaan alat operasi dan aliran muatan (flow material/steel coil).
2.3 Pengertian Tata Letak
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan
efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. tata letak memiliki banyak
dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam
segi kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja,
kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat
membantu organisasi mencapai suatu strategi yang menunjang diferensiasi,
biaya rendah, atau respon cepat. tujuan strategi tata letak adalah untuk
4
membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan
perusahaan.
Dalam semua kasus, desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana
untuk dapat mencapai :
 Utilitas ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
 Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
 Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang
lebih aman.
 Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
 Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata
letak tersebut akan perlu diubah).
Dari pengertian tata letak di atas dapat disimpulkan bahwa tata letak
merupakan suatu sistem yang saling berintegrasi di antara seluruh fasilitasfasilitas yang mendukung seluruh kegiatan produksi dari bahan baku atau
masukan (input) hingga (output) hingga selama dalam proses tersebut dapat
mencapai suatu nilai tambah berupa efisiensi dan efektifitas operasi
perusahaan sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar. (Heizer,
Jay dan Render (2009), p. 532).
Gudang khusus penanganan steel coil ini, memiliki pengaturan tata
letak yang khusus, karena jenis material dan pola penanganan material
berbeda dari material lain yang hanya ditumpuk di gudang.
2.3.1





Jenis Tata Letak
Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan,
orang dan informasi di dalam dan antar wilayah. Untuk mencapai
tujuan ini, seragam pendekatan telah dikembangkan. di antara
pendekatan tersebut, akan dibahas enam pendekatan tata letak :
Tata letak dengan posisi tetap : memenuhi persyaratan tata letak
untuk proyek yang besar dan memakan tempat, seperti proses
pembuatan kapal laut dan gedung.
Tata letak yang berorientasi pada proses : berhubungan dengan
produksi dengan volume rendah dan bervariasi tinggi (juga
disebut sebagai “job shop”, atau produksi terputus).
Tata letak kantor : menempatkan para pekerja, peralatan mereka
dan ruangan/kantor yang melancarkan aliran informasi.
Tata letak ritel : menempatkan rak-rak dan memberikan
tanggapan atas perilaku pelanggan.
Tata letak gudang : merupakan paduan antara ruang dan
penanganan bahan baku.
5


2.3.2
Tata letak yang berorientasi pada produk : mengusahakan
pemanfaatan maksimal atas karyawan dan mesin-mesin pada
produksi yang berulang atau berkelanjutan.
Tata letak sel kerja : menata mesin – mesin dan peralatan lain
untuk fokus pada produksi sebuah produk atau sekelompok yang
berkaitan.
(Heizer, Jay dan Render (2009), p. 533).
Tata Letak Gudang
Menurut Heizer, Jay dan Render (2009, p.540), “Tata letak
gudang adalah sebuah desain yang mencoba meminimalkan biaya
total dengan mencari panduan yang terbaik antara luas ruang dan
penanganan bahan”.
Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk
menemukan titik optimal diantara biaya penanganan bahan dan
biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gudang.
sebagai
konsekuensinya,
tugas
manajemen
adalah
memaksimalkan penggunaan setiap kotak dalam gudang yaitu
memanfaatkan volume penuhnya sambil mempertahankan biaya
penanganan bahan yang rendah. Biaya penanganan bahan adalah
biaya-biaya yang berkaitan dengan transportasi barang masuk,
penyimpanan, dan transportasi bahan yang keluar untuk
dimasukkan dalam gudang. Biaya ini meliputi peralatan, orang,
bahan, pengawasan, asuransi, dan penyusutan. Tata letak gudang
yang efektif juga meminimalkan kerusakan bahan dalam gudang.
Sesuai dengan tujuan dari tata letak gudang diatas, pada
penelitian ini dicari sebuah solusi yang dapat mengoptimalkan
semua lahan yang terdapat dalam gudang, sehingga meningkatkan
produktivitas dan menekan biaya penanganan barang.
2.4 Gudang
Menurut Warman (2004, p. 5), “Gudang (kata benda) adalah bangunan
yang dipergunakan untuk menyimpan barang dagangan. Pergudangan (kata
kerja) ialah kegiatan menyimpan dalam gudang. Jadi gudang adalah suatu
tempat yang digunakan untuk menyimpan barang baik yang berupa raw
material, barang work in process atau finished goods. Pengertian gudang yang
ada di dalam pergudangan yang berarti merupakan suatu kegiatan yang
berkaitan dengan gudang”.
Dalam penelitian ini, gudang yang diteliti adalah gudang khusus
penanganan steel coil yang terdapat di PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero).
6
2.5 Steel Coil
Steel Coil adalah gulungan dari lembaran baja dingin atau banyak
dikenal dengan nama baja putih (white steel) adalah salah satu bentuk produk
baja yang dihasilkan dari proses pengerolan dingin. Baja putih ini memiliki
sifat tipikal yang berbeda secara signifikan dengan baja hitam atau baja
lembaran panas. Baja lembaran dingin memiliki kualitas permukaan yang
lebih baik, lebih tipis dan dengan ukuran yang lebih presisi, serta mempunyai
sifat mekanis yang baik dan formability yang sangat bagus.
Baja dalam kategori ini umumnya dimanfaatkan dalam proses pembentukan
karena material ini memiliki formability, weldability, dan kualitas roughness
yang lebih baik. Baja putih ini juga dipakai untuk aplikasi dalam industri
galvanizing (zinc-coating), enamelware (porcelain-coating), dan digunakan
sebagai bahan baku pembuatan kaleng makanan berlapis timah (tin mill-black
plate) dalam industri makanan dan minuman. Untuk lembaran baja yang
dikuatkan (annealed sheet)
Aplikasi baja lembaran dingin dalam bidang-bidang sebagai berikut:
 Penggunaan Umum
 Otomotif
 Galvanized Sheet
 Pipa & Tabung
 Porcelain Enamelware dan Tin Mill Black Plate
Gambar 1. Steel Coil
2.6 Ergonomi Time Study
a. Pengukuran Waktu
Pengukuran waktu kerja (Time Study) pada dasarnya merupakan suatu
usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang diperlukan operator
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (Niebel, 1988).
7
Pengukuran waktu secara garis besar terdiri dari 2 jenis, yaitu
pengukuran waktu langsung dan pengukuran waktu tidak langsung
(Wignjosoebroto, 2000).
b. Pengukuran Pendahuluan
Pengukuran pendahuluan merupakan hal yang harus dilakukan untuk
mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat
ketelitian dan keyakinan yang diinginkan. Setelah pengukuran tahap
pertama dilakukan, selanjutnya dilakukan uji keseragaman data,
perhitungan jumlah pengukuran yang diperlukan, dan bila jumlah belum
mencukupi dilanjutkan dengan pengukuran pendahuluan tahap kedua dan
seterusnya sampai pengukuran mencukupi tingkat ketelitian dan
keyakinan yang dikehendaki. Langkah-langkah pemrosesan hasil
pengukuran pendahuluan adalah :
1. Kelompok hasil pengukuran ke dalam beberapa subgroup dan hitung
rata-rata dari tiap subgroup
2. Hitung rata-rata dari rata-rata subgroup
3. Hitung standar deviasi dari waktu penyelesaian
c. Pengujian Keseragaman Data
Menurut Wignjosoebroto (2000), Suatu data dikatakan seragam jika
semua data berada diantara dua batas kontrol, yaitu batas kontrol atas dan
batas kontrol bawah. Adapun perumusan dari batas kontrol atas dan batas
kontrol bawah adalah sebagai berikut :
d. Pengujian Kecukupan Data
Uji kecukupan data dilakukan untuk mendapatkan apakah jumlah data
hasil pengamatan cukup untuk melakukan penelitian. Untuk menghitung
banyaknya pengukuran yang diperlukan untuk tingkat ketelitian 5% dan
tingkat keyakinan 95% adalah sebagai berikut :
8
Apabila N’ ≤ N, maka jumlah data sudah cukup, tetapi apabila N’ ≥ N
maka jumlah data belum cukup.
2.7 Peramalan
Menurut Heizer, Jay dan Render (2009, p. 46), “Peramalan
(Forecasting) adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa masa
depan. Peramalan memerlukan pengambilan data historis dan
memproyeksikannya ke masa depan dengan beberapa bentuk model
matematis. Bisa jadi prediksi subjektif atau intuitif tentang masa depan”.
2.7.1 Metode-Metode Peramalan
Metode yang digunakan pada peramalan ada dua yaitu metode
peramalan kualitatif dan peramalan kuantitatif. Masing-masing metode
peramalan mempunyai kelebihan tersendiri. Peramalan kuantitatif
lebih baik digunakan untuk peramalan jangka pendek, sedangkan
peramalan kualitatif lebih baik digunakan untuk peramalan jangka
panjang.
1. Metode Kualitatif
Ada lima teknik peramalan kualitatif yang berbeda :
a. Juri dari opini eksekutif
b. Gabungan armada penjualan
c. Metode Delphi
d. Survey pasar komsumen
e. Pendekatan Naif
2. Metode Kuantitatif
Ada empat metode peramalan kuantitatif, yaitu :
a. Rata-rata bergerak (moving average)
Rata-rata bergerak (moving average) bermanfaat jika kita
mengasumsikan bahwa permintaan pasar tetap stabil sepanjang
waktu. Rata-rata bergerak empat bulan diperoleh dengan
menjumlahkan permintaan selama empat bulan dan dibagi 4.
Data bulan terakhir ditambahkan ke jumlah data tiga bulan
sebelumnya, dan bulan yang paling awal dihilangkan. Secara
matematis, rata-rata bergerak sederhana (yang menjadi estimasi
dari permintaan periode berikutnya) ditunjukan sebagai :
b. Penghalusan eksponensial (Exponential smoothing)
Penghalusan eksponensial (Exponential smoothing) adalah
metode peramalan yang mudah digunakan dan efisien bila
digunakan dengan komputer. Meskipun merupakan teknik rata-
9
rata bergerak, penghalusan eksponensial mencakup
pemeliharaan data masa lalu yang sangat sedikit. Rumus
penghalusan eksponensial dasar adalah sebagai berikut :
Dimana α adalah timbangannya, atau konstanta penghalusan,
yang nilainya antara 0 sampai 1. Persamaan bisa juga ditulis
secara matematis dengan :
Dimana,
Ft
α
= Ramalan baru
= Ramalan sebelumnya
= Konstanta penghalusan
= Permintaan actual periode sebelumnya
c. Proyeksi trend (Trend Projection)
d. Regresi linier (Linear regression)
2.7.2 Akurasi Peramalan
Validasi metode peramalan terutama dengan metode-metode
diatas tidak dapat lepas dari indikator-indikator dalam pengukuran
akurasi peramalan. Keakuratan yang menyeluruh dari model-model
peramalan bias ditentukan dengan membandingkan nilai-nilai yang
diramalkan dengan nilai-nilai aktual. Kesalahan peramalan (forecat
error) didefinisikan dengan :
Bagaimanapun juga terdapat sejumlah indikator dalam pengukuran
akurasi peramalan, tetapi paling umum digunakan adalah mean
absolute deviation, mean absolute percentage error dan mean squared
error.
a. Mean Absolute Deviation (MAD)
MAD merupakan nilai total absolut dari forecast error dibagi
dengan data. Atau yang lebih mudah adalah nilai kumulatif absolut
10
error dibagi periode. Jika diformulasikan maka formula untuk
menghitung MAD adalah sebagai berikut :
b. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)
Rata-rata persentase kesalahan kuadrat merupakan pengukuran
ketelitian dengan cara persentase kesalahan absolut. MAPE
menunjukkan rata-rata kesalahan absolut perkiraan dalam bentuk
persentasenya terhadap data aktualnya.
c. Mean Squared Error (MSE)
Menurut Gaspersz (2004), mean squared error biasa disebut
juga galat peramalan. Galat peramalan tidak dapat dihindari dalam
sistem peramalan, namun galat ramalan ini harus dikelola dengan
benar. Pengelolaan terhadap galat ramalan akan menjadi lebih
efektif apabila peramal mampu mengambil tindakan yang tepat
berkaitan dengan alasaan-alasan terjadinya galat ramalan itu.
Dalam sistem peramalan, penggunaan berbagai model peramalan
akan memberikan nilai ramalan yang berbeda dan derajat dari galat
ramalan yang berbeda pula.
Rata-rata kesalahan kuadrat memperkuat pengaruh angka-angka
kesalahan besar, tetapi memperkecil angka kesalahan prakiraan
yang lebih kecil dari satu unit.
d. Tracking Signal
Menurut Gaspersz (2004),suatu ukuran bagaimana baiknya
suatu ramalan memperkirakan nilai-nilai aktual suatu ramalan
diperbaharui setiap minggu, bulan atau triwulan, sehingga data
permintaan yang baru dibandingkan terhadap nilai-nilai ramalan.
Tracking signal dihitung sebagai running sum of the forecast
errors dibagi dengan mean absolute deviation.
11
Tracking signal yang positif menunjukkan bahwa nilai aktual
permintaan lebih besar daripada ramalan, sedangkan apabila negatif
berarti nilai aktual permintaan lebih kecil daripada ramalan. Pada setiap
peramalan, tracking signal terkadang digunakan untuk melihat apakah
nilai-nilai yang dihasilkan berada di dalam atau di luar batas-batas
pengendalian dimana nilai-nilai tracking signal itu bergerak antara -4
sampai +4.
2.8 Feasibility Study
Feasibility study, analisis kelayakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan
suatu investasi. Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak suatu gagasan
investasi atau perencanaan pengadaan asset tertentu. Pengertian layak adalah
gagasan investasi yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti
finansial. Untuk mengambil suatu keputusan dalam memilih suatu investasi,
diperlukan perhitungan dan analisis yang tepat untuk menilai dan
menentukan investasi yang menguntungkan ditinjau dari segi finansial. Pada
umumnya ada tiga metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam
penilaian aliran kas dari suatu investasi, yaitu Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR) dan Discounted Payback Period (PP)
1. Net Present Value (NPV)
Analisis Net Present Value (NPV) digunakan untuk menentukan nilai
ekivalensi pada saat ini dari arus kas (cashflow), pendapatan dan
pengeluaran yang dilakukan di waktu mendatang dari suatu rencana
investasi atau perencanaan pengadaan aset tertentu. Sehingga, apabila
arus kas di masa mendatang dapat diperkirakan dengan pasti dan dengan
penentuan tingkat bunga yang dipilih, nilai saat ini (present value) dari
rencana investasi tersebut akan dapat dihitung.
Pada metode Net Present Value dimensi perencanaan atau periode sangat
penting diperhatikan karena akan sangat berpengaruh bagi keakuratan
atau ketepatan penggunaan metode ini. Pada analisis NPV, sebuah
rencana investasi dapat diterima apabila rencana investasi mempunyai
Net Present Value, NPV > 0. Semakin besar nilai NPV, makan akan
semakin baik pula alternatif investasi tersebut untuk dipilih. Nilai
12
sekarang bersih dari investasi j, pada tingkat suku bunga i, dengan jangka
waktu n, dapat ditulis sebagai berikut.
Dimana : r
Ft
n
F0
= tingkat pengembalian yang diinginkan
= aliran dana bersih untuk periode t
= umur ekonomis proyek
= investasi awal
2. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return, tingkat pengembalian dari suatu investasi atas
penggunaan sejumlah dana, didefinisikan sebagai suatu tingkat suku
bunga dari suatu investasi dalam jangka waktu tertentu yang akan
menyebabkan nilai ekivalensi biaya atau investasi sama dengan nilai
ekivalensi penerimaan. Suatu rencana investasi dikatakan layak jika
memiliki IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank yang berlaku
(Minimum Attractive Rate of Return/MARR). Jika terjadi sebaliknya,
rencana investasi tersebut dianggap tidak layak untuk direalisasikan.
Nilai pengembalian investasi j, dengan suku bunga ij, yang memenuhi
persamaan berikut.
Pemecahan nilai ij secara langsung sangat sukar dan pendekatan yang
selalu digunakan untuk mencari nilai terdekat adalah dengan cara cobacoba (trial and error). Namun, nilai ij dapat dengan mudah dicari dengan
menggunakan computer. Jika aliran dana (cashflow) bersifat tetap tiap
periode dapat menggunakan RATE function dengan format
RATE(n,A,P,F), tetapi jika aliran dana berbeda-beda tiap periode dapat
menggunakan IRR function dengan format IRR(first_cell:last_cell).
3. Discounted Payback Period (PP)
Discounted Payback Period, periode pengembalian, didefinisikan
sebagai jangka waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh keuntungan
yang sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk investasi tersebut dalam
bentuk present value. Cara ini merupakan suatu ukuran dari kecepatan
pengambilan dana ke bidang usaha yang bersangkutan. Cara ini relatif
13
lebih mudah dimengerti dan umum digunakan dalam perhitungan
kelemahan karena meperhitungkan seluruh pendapatan (income) dan
pengeluaran (expense) sebelum terjadinya fluktuasi bunga (interest).
Semakin kecil periode waktu pengambilannya, semakin cepat proses
pengembalian suatu investasi.
14
Download