BAB II SURAT KOLOSE DALAM KONTEKS SOSIO-HISTORIS DAN KOSMOLOGI YUDAISME SERTA HELENISME 1.1. Pendahuluan Ekoteologi muncul sebagai jawaban atas pengakuan luas tentang krisis lingkungan yang serius dan mengancam kehidupan manusia di bumi. Ekoteologi berkaitan erat dengan konsep keutamaan Kristus atau ide bahwa ciptaan hanyalah obyek dari dominasi manusia. Kolose 1:15-23 merupakan teks yang sangat potensial karena merupakan satu dari teks-teks yang paling signifikan dalam keseluruhan Perjanjian Baru untuk mendeskripsikan keutamaan Yesus Kristus dan teks ini menunjukkan perhatiannya bukan saja kepada manusia dan keselamatan manusia, tetapi juga kepada dunia dan keselamatan dunia. Pada bab ini, berkaitan dengan hal-hal yang telah dijelaskan maka secara sistematis akan saya kemukakan konteks sosio-historis surat Kolose, dunia dalam perspektif Yudaisme dan Helenisme serta diakhiri dengan kesimpulan sebagai dasar yang membantu proses penafsiran dan rekonstruksi di babbab selanjutnya. 1.2.Latar Belakang Penulisan Surat Kolose Ada dua paradigma yang dapat dikemukakan dalam melakukan kritik kesejarahan terhadap teks Kolose 1:15-23, yakni sejarah dalam teks dan sejarah dari teks. Sejarah dalam teks berkaitan dengan tokoh-tokoh historis dan keadaan sosial, sedangan sejarah dari teks membahas mengenai penulis, waktu penulisan, penerima dan harapan penulis surat. 9 2.2.1 Tokoh-tokoh Surat Kolose merupakan Deutro-Pauline Epistle. Sebagian ahli mengklaim surat ini sebagai surat yang ditulis oleh Paulus sendiri dan sebagian ahli yang lain berpendapat bahwa surat ini merupakan pseudepigrafa atau ditulis kemudian oleh seseorang yang merupakan pengikut dari Paulus. Saya berpendapat bahwa Paulus bukanlah penulis dari teks ini sehingga tokoh-tokoh historis yang memainkan peranan penting dalam masa penulisan teks ini adalah anggota jemaat gereja Paulus yang menghargai otoritas Paulus, para pengajar bidat sesat, Orang Yahudi, Orang Kristen Yahudi maupun non-Yahudi yaitu jemaat Kolose. 2.2.2 Keadaan Sosial Kolose hanyalah sebuah kota kecil yang terletak di Asia Minor dengan ibukota Efesus. Sekitar seratus mil dari Efesus, di lembah Sungai Lykus, dekat suatu tempat di mana sungai itu menghubungkan Maeander, pernah berdiri tiga kota penting, yaitu: Laodikia, Hierapolis dan Kolose. Pada mulanya kota-kota itu merupakan bagian wilayah Frigia, tetapi saat itu mereka termasuk bagian provinsi Asia dari kekaisaran Romawi. Tiga kota tersebut merupakan wilayah yang kaya. Tanah gunung berapi selalu subur dan bagian-bagian yang tidak ditutupi oleh endapan kapur merupakan hamparan padang rumput yang mengagumkan. Pada hamparan padang rumput tersebut ada sekawanan besar domba dan daerah itu mungkin merupakan pusat industry wol terbesar di dunia. Jadi, ketiga kota ini berdiri 10 di wilayah yang indah dari segi geografis dan makmur karena pusat-pusat perdagangan itu.1 Gereja Kristen di Kolose bukan didirikan oleh Paulus dan ia pun tidak pernah mengunjunginya. Namun, tidak diragukan bahwa pendirian gereja itu berasal dari pengarahan Paulus sendiri. Peristiwa yang tergambar dalam teks ini adalah usaha dari penulis untuk menasihatkan jemaat di Kolose tentang ancaman yang datang dari bidat Kolose yaitu istilah yang diberikan kepada bidat yang mengancam kehidupan gereja di Kolose. Bidat Kolose ini datang dari ajaran sesat yang bernama Gnostisisme. 2 Gnostisisme merupakan pandangan hidup dan pemikiran intelektual. Ajaran Gnostik mulai dengan dua asumsi dasar tentang dan roh dan materi. Roh pada dasarnya baik dan bahwa materi pada dasarnya jahat. Hal yang kedua, ia juga percaya bahwa materi bersifat kekal dan alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan. Allah itu roh maka Ia sama sekali baik dan tidak mau bekerja dengan materi yang jahat. Allah bukanlah khalik dunia ini. Bila materi sama sekali jahat dan bila Yesus adalah anak Allah, Yesus tidak mungkin memiliki tubuh yang terdiri dari darah dan daging. Bila materi jahat, maka tubuh juga jahat sehingga kita harus mengalami kelaparan, memukuli dan menyangkal tubuh, mempraktikkan hidup bertarak atau asketisme yang sangat ketat di mana setiap kebutuhan dan keinginan harus ditolak dan bila tubuh ini jahat maka tidak menjadi soal apa yang diperbuat manusia dengan tubuhnya 1 William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Surat Filipi, Kolose, 1 dan 2 Tesalonika (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 141-143. 2 Barclay, Pemahaman, 151. 11 karena yang terpenting adalah roh. Gnostik percaya akan semua jenis perantara. Yesus Kristus hanyalah salah satu dari malaikat. Ajaran tentang astrologi juga berasal dari Gnostik. Ada unsur Yahudi, filsafat-filsafat asing selain Gnostik dalam ajaran sesat yang sedang mengancam gereja di Kolose.3 2.2.3 Penulis Surat Barclay secara tegas tanpa perlu diragukan lagi mengatakan bahwa surat Kolose ditulis oleh Paulus.4 Berbeda dari pandangan tersebut, Setyawan mengemukakan bahwa Paulus dan Timotius-lah yang merupakan penulis surat, namun ada keberatan-keberatan5 yakni: pertama, kata-kata yang dipakai dalam surat ini tidak seperti kata-kata dalam tulisan Paulus yang asli. Kedua, tidak ada jejak pemikiran apokaliptis Paulus. Ketiga, sulit untuk dimengerti Paulus menulis surat kepada jemaat yang ia tidak ketahui. Keempat, gaya bahasa Yunani Kolose berbeda dengan gaya bahasa surat-surat asli Paulus. Gaya bahasa surat ini lebih kompleks. Kelima, ada pemikiran teologis baru yaitu orang percaya telah menikmati berkat penuh dari keselamatan. Keenam, ada perbedaan pemikiran tentang baptisan antara Rom. 6:3-5 dan Kol 2:1-1. Ketujuh, Paulus berinteraksi dengan masyarakat luas, hal yang belum ada dalam surat asli Paulus. Kedelapan, dalam mengemukakan tentang hakekat ajaran sesat pada surat ini, Paulus berpandangan agak positif. Jadi, penulis Kolose adalah anggota jemaat gereja Paulus yang menghargai otoritas Paulus. 3 Barclay, Pemahaman, 152-154. Pendapat ini juga dibenarkan oleh John Drane dan Dr. M. H. Bolkestein 5 Yusak B. Setyawan, Introduction To The New Testament: A Draft (Salatiga, 2010), 75-76. 4 12 Saya sependapat dengan Setyawan karena terdapat perbedaan-perbedaan antara surat-surat Paulus sebelumnya dengan surat Kolose. Pemikiran Paulus pun berbeda, pemahamannya tentang penebusan Kristus dalam surat Kolose berbeda dari surat-surat yang lain. 2.2.4 Waktu Penulisan Surat Waktu penulisan surat Kolose menjadi perdebatan di antara para ahli. Jika surat Kolose menjadi surat yang autentik ditulis oleh Paulus maka kemungkinan besar surat ini ditulis selama masa penahanan Paulus di Roma tahun 60-62 ZB, akan tetapi surat Kolose bukanlah ditulis oleh Paulus tetapi oleh anggota jemaat gereja Paulus yang menghargai otoritas Paulus. Hal yang perlu diperhatikan adalah Kolose telah hancur pada tahun 61 ZB.6 Surat Kolose mempunyai kesamaan dengan surat Efesus yang ditulis oleh orang Kristen generasi kemudian sekitar tahun 80-140 ZB.7 Kemungkinan besar surat Kolose adalah fiktif, akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika surat Kolose ditulis sebelum tahun 61 ZB. Surat ini bukanlah surat edaran karena surat ini memaparkan dengan jelas situasi suatu jemaat yang mengalami permasalahan karena munculnya guru-guru palsu yang mengajarkan ajaran sesat. 2.2.5 Penerima Surat Gereja yang dimaksudkan dalam surat Kolose atau sebut saja gereja Kolose memiliki jemaat yang sebagian besar terdiri dari orang-orang bukan Yahudi. Orang 6 Setyawan, Introduction, 76. George H. Van Kooten, Cosmic Christology in Paul and the Pauline School (Germany: Mohr Siebeck, 2003), 2. 7 13 bukan Yahudi disebut orang kafir karena dianggap belum mengenal Allah. Tidak ada penjelasan mengenai pendiri gereja, kemungkinan Epafras, rekan pelayanan Paulus dan hamba setia dari Gereja Kolose-lah yang mendirikan gereja ini. Surat ini ditujukan kepada jemaat Kolose yang sebagian besar bukanlah orang Yahudi. Hal ini ditegaskan dalam Kolose 1:21, yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati. Frase ini menggambarkan mereka yang dulunya tidak mengenal perjanjian dengan Israel. 8 2.2.6 Harapan Penulis Surat Penulis surat menasihatkan jemaat tentang ancaman yang datang dari bidat Kolose dengan harapan agar mereka tetap percaya dan berpegang teguh kepada Yesus Kristus. Bidat Kolose ini menggunakan filsafat dan perkataan yang kosong untuk merusak iman jemaat dengan ajaran yang berdampak pada doktrin penciptaan dan menyangkal kemanusiaan Yesus Kristus. Pengajaran yang dilakukan oleh guru-guru palsu ini diwarnai oleh bidat gnostik yang berusaha mengalihkan kekristenan menjadi suatu filsafat dan teosofi. 1.3.Kosmologi Yudaisme dan Helenisme Naskah-naskah Perjanjian Baru tidak berasal dan ditujukan kepada dunia pada masa kini tetapi dunia pada masa lampau. Hal ini dapat mengakibatkan kekeliruan dalam memahami pesan teks, jika penafsir tidak memiliki pengetahuan mengenai dunia pada masa itu. Iman yang dibicarakan dalam naskah-naskah Perjanjian Baru tidak diperuntukkan bagi satu dunia yang bersangkut-paut secara logis, tetapi dua dunia yakni 8 Barclay, Pemahaman, 146. 14 Yudaisme dan Helenisme. Dua dunia ini memiliki perbedaan karena merupakan dunia sosial yang berbeda-beda. Sebagian besar teks-teks Perjanjian Baru menunjuk pada pertemuan Yudaisme dan Helenisme, demikian pula halnya dalam surat Kolose. Kolose 1:15-23 memberikan penekanan pada keutamaan Kristus yang berkaitan dengan kedudukan-Nya di kosmos. Ini berarti bahwa pengetahuan akan kosmologi dalam perspektif Yudaisme dan Helenisme sangat penting. Pengetahuan inilah yang akan menjadi dasar bagi penafsiran penulis. 2.3.1 Kosmologi Yudaisme Agama Yahudi bertujuan untuk menciptakan suatu kehidupan yang komunal, yang sehat dan yang berkenan kepada Allah serta mengakui bahwa keluarga merupakan unit dasariah dalam masyarakat. Bangsa Yahudi merupakan umat Allah yang sifatnya nasionalistis dan intoleran, meyakini bahwa Allah sendiri yang telah memilih dan membentuk mereka menjadi suatu bangsa, diberi hukum perjanjian dan harus hidup dalam ketaatan yang ketat kepada firman dan kehendak Allah. Peraturan-peraturan yang kelihatannya bersifat mekanis dan ritual bagi orang Yahudi merupakan tanda-tanda yang membedakan umat perjanjian dari dunia kekafiran. Keserbaragaman allah merupakan suatu kengerian keagamaan dan adanya raja ilahi merupakan penghujatan yang paling besar. Ada dua keyakinan sentral Yudaisme yakni keyakinan bahwa Allah menciptakan alam semesta, Ia adalah pencipta tunggal alam semesta dan keyakinan bahwa kehendak Tuhan telah diwahyukan kepada Israel dalam bentuk hukum yaitu Torah atau Taurat. Tradisi Yahudi memandang pemberian Taurat kepada bangsa 15 Israel sebagai peristiwa bersejarah yang membentuk perjanjian yang kekal antara Allah dan Israel, Rakyat Terpilih. Yudaisme memperlakukan Taurat sebagai media yang sakral untuk komunikasi antara Allah dan Israel. Taurat adalah objek yang eksklusif dari cinta, pengabdian dan penghormatan. Taurat dianggap sebagai perantara antara Allah dan dunia.9 Ada lima pandangan mengenai Taurat, yakni pertama, Taurat dipercayai telah diciptakan sebelum pembentukan dunia, sebelum segala sesuatu ada. Kedua, Taurat terletak pada dada Allah. Ketiga, Taurat adalah anak perempuan Allah. Keempat, melalui anak sulung, Allah menciptakan langit dan bumi dan anak sulung itu adalah Taurat dan yang kelima, kata-kata Taurat merupakan kehidupan bagi dunia. Para ahli Taurat menghasilkan tafsiran monumental Taurat, yaitu Talmud yang merupakan dasar bagi Yudaisme masa kini dan menjadikan sinagoge sebagai sarana terbaik untuk mengajarkan Taurat. Talmud adalah catatan tentang diskusi para rabi yang berkaitan dengan hukum Yahudi, etika, kebiasaan dan sejarah. Doktrin utama dari Talmud Yudaisme adalah kedaulatan mutlak Allah dan kekuasan-Nya atas dunia.10 Allah adalah zat yang kekal, pencipta alam semesta, dan sumber moralitas. Semua tergantung pada keberadaan Allah dan semua berasal dari Allah. Kisah penciptaan menjadi titik tolak untuk menggambarkan kebesaran Allah. Allah yang berkuasa diyakini menciptakan dunia dari ketiadaan, creatio ex nihilo. Midrash adalah salah satu dari ajaran para rabi selain Mishna. Midrash. memahami ayat pertama dalam Taurat melalui pendekatan pada setiap kata atau 9 Lawrence E. Toombs, Di Ambang Fajar Kekristenan (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1978), 126. Hannu Toyryla, “Theories of Creation in Judaism,” 1998, http://www.proquest.com (diunduh 06 Juni 2012), 2. 10 16 huruf. Huruf pertama Taurat dimulai dengan huruf b, huruf ini memiliki beberapa arti yakni, yang pertama untuk mengajarkan bahwa ada dua dunia, yang sekarang dan yang akan datang, arti ini didapatkan dari penafsiran peran ganda huruf Ibrani. Sumber lain juga menyatakan bahwa alam semesta ini merupakan suatu kesatuan proses yang saling bergantung, berasal dari sumber dan diarahkan untuk berakhir. Pemahaman ini melahirkan pandangan bahwa dunia terbagi menjadi dua yakni masa kini dan masa akhir yang akan datang. Dunia akhir disebut juga sebagai akhir zaman. Orang Yahudi yang hidup pada abad pertama sebelum Kristus memahami bahwa selamat berarti mendapat bagian dalam zaman yang akan datang, namun hidup masa kini tak boleh diremehkan sebagai suatu babakan yang kurang penting dalam perjalanan menuju kemuliaan, karena status seseorang pada hari penghakiman, tergantung kepada perbuatannya, yang diukur dengan standar ganda yakni kepercayaan dan ketaatan, iman dan perbuatan. Arti kedua dari huruf b didasarkan pada bentuk huruf yang terbuka di bagian depan tetapi tertutup pada sisi-sisi lainnya. Ini mengajarkan bahwa manusia hanya dapat menyelidiki apa yang ada di depan, bukan apa yang terjadi sebelum penciptaan dan apa yang ada di atas atau di bawah. Penciptaan seperti sebuah misteri yang mendalam dan belum pernah dapat sepenuhnya dipahami oleh pikiran manusia. Arti yang ketiga menjelaskan bahwa permulaan huruf b dalam Taurat yang merupakan huruf kedua dari alfabet Ibrani, bukan a yang merupakan huruf pertama dikarenakan b adalah bahasa dari berachah yaitu berkat, sedangkan a adalah bahasa dari arirah yakni kutukan.11 11 Toyryla, “Creation in Judaism,” 3. 17 Kata Ibrani tyviÞarEB. secara harafiah berarti pada mulanya. Frase pada mulanya dalam narasi kejadian menyatakan bahwa Allah menciptakan dunia dari ketiadaan. Awalan b berarti dapat, namun biasanya awalan ini diartikan dalam, oleh atau demi. Reshit menafsirkan awalan ini secara alegoris yakni kebijaksanaan, Taurat atau Israel. Bagian pertama Alkitab atau Taurat dikaitkan dengan kepentingan Israel. Hal ini menciptakan pandangan umum bahwa dunia telah diciptakan untuk orangorang Yahudi guna memenuhi Taurat, bahkan keabadian dunia tergantung kepada orang-orang Yahudi dalam menerima hukum Taurat. Berbagai tahapan atau elemen penciptaan juga dijelaskan sebagai sebuah alegori untuk sejarah bangsa Yahudi. 12 Pemisahan merupakan bagian integral dari penciptaan. Alkitab dan Yudaisme pasca-Alkitab meyakini bahwa Tuhan sengaja memisahkan langit dari bumi, lahan kering dari air, benda-benda hidup dari benda-benda mati serta manusia dari hewan. Tindakan menetapkan batas-batas atau pemisahan ini berfungsi sebagai dasar pemikiran terhadap perbedaan antara yang suci dan yang profan, yang diijinkan dan yang dilarang. Rabinik Yudaisme memandang bahwa Tuhan telah menciptakan dunia dengan baik, secara tertib dan penuh keteraturan tetapi dunia itu sendiri adalah tidak sempurna atau suci. Manusia diberi tempat yang istimewa dalam kerangka penciptaan karena diciptakan menurut gambar Allah menurut Kej 1:26. Yudaisme meyakini bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling istimewa dan alam diciptakan untuk manusia. Arti yang tepat dari penciptaan menurut gambar Allah diperdebatkan oleh para teolog Yahudi di abad pertengahan. Sebagian para rabi menyatakan bahwa 12 Toyryla, “Creation in Judaism,” 3-5. 18 penciptaan menurut gambar Allah mencerminkan superioritas manusia terhadap ciptaan yang lain sehingga menaklukan serta mengeksploitasi adalah hal yang diperbolehkan. Ada juga yang mengemukakan bahwa penciptaan menurut gambar Allah melibatkan tanggung jawab manusia terhadap seluruh ciptaan. Midrash Ecclesiastes Rabba 7:13, menyatakan bahwa manusia tidak seharusnya mengabaikan alam atau membawa alam pada kehancuran, karena sebagai mitra Allah manusia bertanggungjawab untuk melindungi alam. Keyakinan bahwa dunia dan segala sesuatu di dalamnya adalah milik Allah, berkaitan erat dengan gagasan penatalayanan manusia atas alam, yang dapat diterjemahkan sebagai kebijakan pelestarian. Alam adalah ciptaan Allah sehingga Yudaisme harus memahami bahwa dunia alam bukanlah milik manusia tetapi milik Allah. Dunia tidak diciptakan untuk kebutuhan manusia tetapi untuk kemuliaan Allah. Yudaisme pada masa antar-perjanjian sangat dipengaruhi oleh agama Persia. Agama Persia adalah agama Zoroaster yang mulai muncul pada abad 6 SZB. Agama ini bersifat politheistis dan kaya sekali akan ajaran tentang malaikat dan setan. Agama Zoroaster menjadi agama negara apada zaman Darius I. Yudaisme memang menyakini bahwa Allah menciptakan roh-roh gelap dan roh-roh terang, tetapi mereka tidak dapat mengancam kedaulatan universal dari Allah. Malaikat-malaikat menjadi perantara untuk menjembatani jurang antara manusia dan Allah. Pada kitab hari-hari peringatan, ada tiga golongan malaikat yang dibentuk pada hari pertama penciptaan yaitu malaikat-malaikat hadirat, malaikat-malaikat pengudusan dan malaikat-malaikat 19 yang lebih rendah, yang memimpin hal-hal tertentu seperti api, angin dan awan. Malaikat merupakan sekutu terkuat Allah dalam melawan kejahatan. 13 2.3.2 Kosmologi Helenisme Helenisme merupakan hasil peragian kebudayaan yang dilakukan oleh Aleksander Agung. Hasil proses peragian ini menciptakan suatu kebudayaan yang tidak murni Yunani dan tidak pula murni Timur, kebudayaan ini diberi nama Helenistis, sebuah paham ke-Yunani-an yang menerima bangsa lain dalam kehidupan bermasyarakat di bawah pemerintahan Aleksander. Kebudayaan ini akhirnya mempengaruhi Roma ketika Roma berhasil menaklukan kekuasaan wangsa Seleukid yang menguasi wangsa Ptolomei. Kekuasaan dua wangsa ini muncul setelah kematian Aleksander Agung. Tentara Roma merebut Yunani, tetapi kebudayaan Yunani mengalahkan Roma. Kota Roma dipenuhi oleh segala macam ahli dan petualang Yunani. Bahasa Latin terdesak oleh bahasa Yunani sebagai bahasa orang yang berpendidikan. Pendidikan Yunani kemudian menjadi pra-syarat untuk masuk dalam bidang politik, sosial dan ekonomi. Inilah alasan betapa kuatnya pengaruh kebudayaan Yunani dalam kekaisaran Romawi. Kebudayaan Yunani atau Yunani-Romawi begitu terasa dalam kota Kolose pada masa itu. Ini karena kota Kolose termasuk dalam kekaisaran Romawi. Sinkretisme ajaran Yahudi dan Yunani yang terjadi dalam masyarakat Kolose, nampaknya disebabkan oleh kebudayan Yunani yang toleran. Agama negara Roma memang terdiri dari pemujaan terhadap sejumlah dewa-dewi, pemujaan terhadap 13 Lawrence E. Toombs, Di Ambang Fajar Kekristenan (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1978), 101-105. 20 kaisar dan ibukota Roma pun didewakan. Ini bukanlah hal yang diharuskan karena masyarakat Helenistis toleran dalam hal-hal ketuhanan sehingga setiap orang dapat memilih dewa-dewi yang ingin dipuja maupun agama lain yang dianut dalam hal ini agama Yahudi. Kosmologi Helenisme sangat bermacam-macam karena dipengaruhi oleh para penegak dan pendukung tata susila yang agak luhur dan tinggi yaitu para filsafat dengan aliran filsafatnya. Aliran filsafat yang mempengaruhi masyarakat kota Kolose pada masa itu yakni Gnostik, Philo, Mazhab Stoa dan Neoplatonisme. Penulis surat Kolose nampaknya juga dipengaruhi oleh filsafat-filsafat ini. 2.3.2.1 Gnostik Salah satu sinkretisme yang dualistis-pantheistis dan berusaha menggabungkan filsafat barat dengan agama timur ialah gnostik, yakni ajaran tentang gnostis. Kata gnostik berarti pengetahuan, tetapi yang dimaksudkan oleh ajaran ini ialah suatu hikmat tinggi yang rahasia dan tersembunyi tentang asal dan tujuan hidup manusia. Puncak pengaruh gnostik terjadi pada tahun 150 SZB. Adapun dalam kosmologinya, Gnostik meyakini bahwa dunia ini diciptakan melalui serangkaian emanasi yang dipancarkan oleh Allah. Emanasi itu semakin lama, semakin menjauh dari Allah sampai akhirnya berhubungan dengan materi. Emanasi inilah yang telah menciptakan dunia.Setiap emanasi yang semakin menjauh dari Allah, semakin kurang mengenal tentang-Nya dan pada akhirnya emanasi yang berlangsung terus itu menjadi memusuhi Allah. Pencipta dunia ini yaitu demiurgos, kurang mengenal dan memusuhi Allah. 21 2.3.2.2 Philo Pada zaman kira-kira dua abad SZB, ada kurang lebih sejuta orang Yahudi di Mesir. Mereka terdiri dari tiga kelompok, yang pertama adalah mereka yang setia kepada ajaran nenek-moyang mereka dengan mengharapkan Mesias, yang kedua adalah mereka yang jatuh kepada aliran ortodoks dan yang terakhir adalah mereka yang mencoba mencampur agama Yahudi dengan filsafat Helenis.14 Philo, seorang Yahudi dari Aleksandria yang hidup sekitar tahun 20 SZB – 40 SZB, dianggap mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap penulis-penulis Perjanjian Baru. Philo menerima teori Plato bahwa di balik dunia yang kelihatan terdapat dunia yang sesungguhnya. Philo menggabungkan gagasan-gagasan Yunani dan Yahudi. Ia adalah seorang sinkretik yang berusaha untuk memasukkan ajaranajaran agama Yahudi ke dalam dunia Yunani. Pada ajaran mengenai kosmos, Philo menjelaskan bahwa Allah digambarkan sebagai yang transenden dalam arti yang bersemayam jauh di atas segala sesuatu. Allah adalah roh dan dunia adalah benda. Allah yang demikian dipandang tidak layak secara langsung menciptakan dunia. Oleh karena itulah, Ia memakai tokoh perantara. Tokoh ini dapat disebut dengan berbagai macam sebutan yakni idea atau gagasan yang dipakai sebagai pola dalam menciptakan dunia, kekuatan ilahi yang bekerja di dalam dunia ataukah malaikat-malaikat yaitu para utusan Allah yang melaksanakan kehendak-Nya. Semua istilah ini dipersatukan dalam istilah logos. Logos adalah pencipta dunia ini. 14 Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: Kanisius, 1980), 63. 22 Ia dipengaruhi oleh teori Plato tentang ide-ide. Ia menganggap logos sebagai penduduk dunia gagasan, namun ia juga menghubungkan logos dengan pengungkapan gagasan itu, ia dipengaruhi juga oleh latar belakang Ibrani dan Yunani. Pertama, logos tidak memiliki kepribadian khusus, tidak dijadikan, digambarkan sebagai gambar Allah dan melalui gambaran itu seluruh alam semesta dibentuk. Logos merupakan idea dari segala idea, disebut kebijaksanaan. Kedua, logos sebagai Allah kedua, anak sulung Allah, parakletos, yang secara tidak langsung menyatakan keberadaannya sebelum segala sesuatu ada. Logos dianggap kekal dan merupakan duta Allah, sebagai pembela manusia serta imam besar. Ketiga, gagasan logos tidak dihubungkan dengan terang dan hidup dalam Philo seperti halnya dalam injil Yohanes. Keempat, tidak menduga bahwa logos dapat menjadi manusia. Hal ini merupakan sesuatu yang asing bagi pemikiran Yunani, karena mereka percaya bahwa benda materi bersifat jahat. Kelima, logos memiliki fungsi perantara untuk menjembatani jurang pemisah antara Allah yang transenden dengan dunia. Logos dapat dianggap sebagai personifikasi dari perantara yang efektif, walaupun tidak pernah dinyatakan secara pribadi.15 Seluruh kosmos terdiri dari empat elemen yakni air, bumi, udara dan api. Semua spesies yang berasal dari elemen ini fana dan dapat dirusak. Manusia juga demikian karena tercampur dengan empat elemen tersebut. Elemen ini materi yang tidak hidup, bergerak sendiri dan tidak berdaya dihadapan Allah. Ia menentang pendewaan terhadap elemen-elemen ini. 15 16 16 Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 365. Van Kooten, Cosmic, 62-66. 23 Philo juga meyakini bahwa komponen-komponen dari alam semesta terpisah-pisah karena posisi yang ditempati oleh mereka, akan tetapi semuanya disatukan oleh ikatan kesatuan. Ikatan ini ialah Allah. Ia memegang segala sesuatu dan segala sesuatu larut dalam diri-Nya. 17 2.3.2.3 Mazhab Stoa Pendirinya adalah Zeno dari Citium, Siprus, 336-264 SZB. Sebutan Stoa diturunkan dari stoa poikila, tiang-tiang di gang tempat ia mengajarkan filsafatnya. Pandangan dunia Stoa adalah materialistis. Hanya apa yang bersifat jasmanilah yang dianggap nyata. Kaum Stoa meyakini bahwa Yang Ilahi atau Allah dan alam adalah satu. Dunia adalah tubuh Allah. Allah bercampur dengan materi, melingkupinya, membentuk, menyusun dan membuatnya menjadi dunia. Dunia telah disusun atas empat elemen yakni air, bumi, udara dan api. Dunia juga dipandang monistik yakni dunia sekaligus materiil, ilahi dan rasional. Ia merupakan kesatuan homogen namun di dalam kesatuan tersebut, ia tertata secara hierarkis. Seluruh realitas bersifat materiil, akan tetapi ada materi yang lebih padat, benda-benda dan ada yang halus yakni kekuatan-kekuatan yang menggerakkan, biasanya disebut api atau jiwa. Seluruh alam semesta dijiwai atau diresapi oleh logos atau Budi Ilahi. Logos bukanlah sesuatu yang terpisah dari alam semesta, karena ia adalah jiwa alam semesta itu sendiri. Ia menjiwai manusia dan menghubungkannya dengan segala sesuatu karena manusia mengambil bagian dalam kesatuan tersebut. Logos adalah 17 Van Kooten, Cosmic, 45. 24 hukum alam universal yang mendasari segala gerak, menentukan segala sesuatu yang terjadi. Dalam alam semesta berlaku determinisme mutlak. Segala sesuatu tidak dapat terlepas dan berada di dalam determinisme mutlak tersebut. 2.3.2.4 Neoplatonisme Ide yang sangat baik oleh Plotinus disebut to en - to hen atau Yang Esa. Yang Esa adalah yang pertama, yang paling baik, paling tinggi dan kekal. Yang esa tidak dapat dikenal oleh manusia karena ia tidak dapat dibandingkan dengan apa pun juga. Ia adalah pusat daya dan kekuatan. Seluruh realitas berasal dari pusat itu lewat suatu proses mengalir keluar atau pancaran yang disebut emanasi. Pada proses emanasi ini yang pertama keluar ialah noux – nous. Nous diterjemahkan sebagai budi, akal ataupun roh. Nous merupakan gambaran dari to hen. Nous mengalirkan keluar yuch - psyhke atau jiwa. Psykhe merupakan penghubung antara roh dan materi. Psykhe kemudian disusul oleh mh on - me on, yaitu materi atau zat. Materi bersama dengan psykhe dunia merupakan jagat raya. Materi adalah tingkatan paling rendah dan sumber kejahatan.18 Plotinus berpendapat bahwa Yang Paling Awal merupakan sebab yang pertama. Yang Esa adalah semuanya, tetapi tidak mengandung satu pun dari banyaknya makhluk. Dasar makhluk tidak mungkin kalau makhluk itu sendiri, akan tetapi Yang Esa-lah yang menjadi dasar semua makhluk. Corak filsafat Plotinus berkisar pada konsep Yang Satu. Artinya, semua yang ada bersumber dan akan kembali kepada Yang Satu. 18 Jan Hendrik Rapar, Pengantar Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 13. 25 1.4. Kesimpulan Surat Kolose merupakan Deutro-Pauline Epistle yang ditujukan kepada jemaat yang mendapatkan ancaman dari suatu bidat. Tidak diketahui dengan pasti siapa pengarang surat Kolose dan kapan surat ini ditulis dengan tepat, akan tetapi cukup jelaslah bahwa surat ini mencerminkan tradisi gereja purba. Unsur Yudaisme dan Helenisme dalam hal kosmos mewarnai perikop Kolose 1:15-23. Yudaisme meyakini bahwa taurat adalah instrument penciptaan sehingga melalui taurat, Allah menciptakan dunia ini. Penciptaan dari ketiadaan. Alam memanifestasikan keteraturan dan rancangan yang bijaksana, tidak ada yang berlebihan. Allah telah menciptakan segala sesuatu dengan tertib dan baik, akan tetapi dunia itu sendiri yang tidak sempurna dan suci. Yudaisme memberikan tempat yang istimewa bagi manusia dalam kerangka penciptaan karena manusia diciptakan seturut gambar Allah. Alam diciptakan untuk manusia. Kosmologi dalam Helenisme sangat dipengaruhi oleh aliran-aliran filsafat. Gnostik meyakini bahwa dunia diciptakan oleh emanasi yang dipancarkan oleh Allah. Philo dan mengemukakan bahwa logos-lah yang menciptakan dunia. Aliran filsafat yang lain yaitu mazhab Stoa menjelaskan bahwa dunia adalah tubuh Allah dan terdiri dari empat elemen yakni api, air, udara dan bumi. Plotinus yang memperkenalkan filsafat Neoplatonisme mengemukakan mengenai teori emanasi yakni jagat raya adalah hasil emanasi yang bersumber dari Yang Esa. 26