Ikatan Kimia - WordPress.com

advertisement
MATERI PEMBELAJARAN
IKATAN KIMIA
KELAS XI
GEOMETRI
MOLEKUL
MATERI PEMBELAJARAN
IKATAN KIMIA
KELAS XI
INDIKATOR
SK & KD
TUJUAN
PEMBELAJARAN
GEOMETRI
MOLEKUL
MATERI PEMBELAJARAN
IKATAN KIMIA
KELAS XI
Bentuk Molekul
GEOMETRI
MOLEKUL
Teori Domain Elektron
Teori Hibridisasi
MATERI PEMBELAJARAN
IKATAN KIMIA
KELAS XI
GEOMETRI
MOLEKUL
Gaya London
Gaya Tarik Dipol-Dipol
Ikatan Hidrogen
MATERI PEMBELAJARAN
IKATAN KIMIA
KELAS XI
GEOMETRI
MOLEKUL
Molekul Polar & Nonpolar
Pengaruh Geometri Molekul
Terhadap Kepolaran Molekul
Beberapa Bentuk Molekul Sederhana
LINEAR
SEGITIGA PLANAR
TETRAHEDRON
OKTAHEDRON
BIPIRAMIDA
TRIGONAL
Molekul Linear
Molekul linear memiliki geometri garis lurus (linear):
Molekul linear 2 atom
mempunyai satu ikatan
kovalen
Molekul linear 3 atom
mempunyai dua ikatan
kovalen dengan sudut
ikatan sebesar 180o
180o
Molekul Segitiga Planar
Memiliki geometri segitiga
sama sisi dengan 4 atom.
Ketiga atom yang terletak
pada ketiga sudut segitiga
sama sisi tersebut terikat
secara kovalen ke 1 atom
pusat.
Ikatan-ikatan kovalennya
membentuk sudut ikatan
sebesar 120o.
120o
Molekul Tetrahedron
Memiliki geometri seperti
piramida sisi segitiga dengan
5 atom.
Keempat atom yang terletak
pada keempat puncak
piramida terikat secara
kovalen ke 1 atom pusat.
Ikatan-ikatan kovalennya
membentuk sudut ikatan sebesar
109,5o
109o
Molekul Oktahedron
Memiliki geometri seperti dua
piramida empat sisi dengan 7
atom yang mempunyai alas
segiempat yang sama.
Keenam atom terikat secara
kovalen ke 1 atom pusat.
Ikatan-ikatan kovalennya
membentuk sudut ikatan
sebesar 90o
90o
Molekul Bipiramida Trigonal
Memiliki geometri seperti dua
piramida tiga sisi yang mempunyai
alas segitiga yang sama dengan 6
atom.
Kelima atom terikat secara
kovalen ke 1 atom pusat.
Ada 3 ikatan di ekuator yang
membentuk sudut ekuatorial sebesar
120o, dan 2 ikatan di arah aksial
yang membentuk sudut aksial
sebesar 90o dengan ekuator.
Teori domain elektron adalah suatu
cara meramalkan geometri molekul
berdasarkan tolak-menolak elektronelektron pada kulit luar atom pusat.
Teori ini merupakan
penyempurnaan dari
teori VSEPR
Jumlah domain
elektron
ditentukan dari
Setiap eletron ikatan
(tunggal, rangkap,
atau rangkap tiga)
Setiap pasangan
elektron bebas
Merupakan
satu domain
Domain elektron dibedakan menjadi
Domain elektron
ikatan (DEI)
Domain elektron
bebas (DEB)
memiliki
Pasangan elektron
ikatan
Pasangan elektron
bebas
Jumlah domain dapat
menggambarkan bentuk geometri
suatu senyawa.
Teori domain elektron dapat digunakan
untuk meramalkan geometri molekul suatu
senyawa dengan menggunakan rumus:
AXnEm
Dimana:
A = atom pusat
X = semua atom yang terikat ke atom pusat
E = domain elektron bebas (DEB)
n = jumlah DEI
m = jumlah DEB
Dari rumus tersebut digunakan Tabel 1
(klik tombol) untuk menentukan nama dari
bentuk molekul.
Tabel 1
Domain elektron di
sekitar atom pusat
DEI (n)
DEB (m)
AXnEm
Bentuk Molekul
2
2
0
AX2
Linear
3
0
AX3
Segitiga sama sisi trigonal
2
1
AX2E
Bengkok
4
0
AX4
Tetrahedron
3
1
AX3E
Piramida Trigonal
2
2
AX2E2
Planar bentuk V atau non-linear
5
0
AX5
Bipiramida Trigonal
4
1
AX4E
Jungkat-jungkit (seesaw)
3
2
AX3E2
Planar bentuk T
2
3
AX2E3
Linear
6
0
AX6
Oktahedron
5
1
AX5E
Piramida Segiempat
4
2
AX4E2
Planar Segiempat
3
4
5
6
Berikut gambar strukturnya:
Linear
Bipiramida
Trigonal
Linear
Trigonal
Planar
Bengkok
Tetrahedron
Planar
bentuk V
Planar bentuk T
Planar Segiempat
Piramida
Trigonal
Oktahedron
Jungkat-jungkit
(seesaw)
Piramida
Segiempat
Back to Tabel
Sumber: http://wanibesak.wordpress.com
Contoh 1 :
Menentukan geometri molekul BeF2
 Atom pusat Be mengikat 2 atom F
Konfigurasi Be dgn n.a = 4 (2,2)
ev = 2
Konfigurasi F dgn n.a = 9 (2,7)
ev = 7
 Rumus Lewis BeF2
F B F
DEI = 2
DEB = 0
Be
Diperoleh = AX2 E0
atau AX2
Berdasarkan Tabel 1, maka
geometri molekul BeF2
adalah linear.
Jumlah domain elektron di
sekitar atom pusat = 2
F
Dari rumus AXnEm
F
Contoh 2 :
Menentukan geometri molekul NH3
 Atom pusat N mengikat 3 atom H
Konfigurasi N dgn n.a = 7 (2,5) ev = 5
Konfigurasi H dgn n.a = 1 (1)
ev = 1
 Rumus Lewis NH3
Dari rumus AXnEm
Diperoleh = AX3 E1 atau
AX2E
Berdasarkan Tabel 1, maka
geometri molekul NH3 adalah
piramida trigonal.
Jumlah domain elektron
di sekitar atom pusat = 4
H N H
H
DEB = 1
N
H
DEI = 3
H
H
Hibridisasi adalah peleburan orbital-orbital dari
tingkat energi yang berbeda menjadi orbital-orbital
yang setingkat.
Orbital-orbital baru yang terbentuk dari proses
hibridisasi disebut orbital hibrida.
Dalam hibridisasi yang bercampur adalah jumlah
orbital bukan jumlah elektron.
Jumlah orbital hibrida (hasil hibridisasi) sama
dengan jumlah orbital yang terlibat pada hibridisasi
itu.
Proses hibridisasi berlangsung dalam tahap-tahap
berikut.
1. Elektron mengalami promosi atau
perpindahan ke orbital yang tingkat
energinya lebih tinggi, kecuali molekul yang
mempunyai pasangan elektron bebas, seperti
H2O dan NH3.
2. Orbital-orbital bercampur atau berhibridisasi
membentuk orbital hibrida yang ekuivalen
Geometri molekul dari orbital hibrida dapat dilihat
pada Tabel 2.
Orbital Hibrida
Geometri
Molekul
Contoh
sp
Linear
BeF2 , HgCl2
sp2
Trigonal Planar
BF3 , SO3
sp3
Tetrahedral
NH3 , H2O, NH4+
sp3d
Trigonal
Bipiramida
PF5 , SF4 , BrF3
Oktahedral
ClF5 , PF6
Bujursangkar
XeF4
sp3d2
CONTOH:
Proses hibridisasi pembentukan molekul CH4 (metana)
 Konfigurasi elektron atom C dgn n.a = 6 adalah: 1s2, 2s2, 2p2
 Konfigurasi elektron terluar atom C sebagai berikut.
2s2
2px1 2py1 2pz0
 Satu e- dari orbital 2s mengalami promosi ke orbital 2pz
menghasilkan konfigurasi e- baru
2s2
2px1 2py1 2pz0
2s2
2px1 2py1 2pz1
Konf. e- baru
2s2
2px1 2py1 2pz1
2s2
Keempat orbital 2s, 2px , 2py , dan orbital 2pz
masing-masing berisi sebuah elektron (orbital
setengah penuh) dapat menerima 4 e- dari 4
atom H dan membentuk CH4
2px1 2py1 2pz1
Orbital sp3
H
H H H
Keempat orbital ini berubah bentuk menjadi orbital
hibrida sp3 yang ekuivalen berbentuk tetrahedral.
Jadi bentuk molekul CH4 adalah tetrahedral.
Molekul Non-polar
Molekul yang tidak memperlihatkan
adanya kutub positif dan kutub
negatif dalam molekulnya.
Contoh : molekul diatomik seperti H2,
Cl2, O2 ,dan BCl3
Molekul Polar
Molekul yang memperlihatkan
adanya kutub positif dan kutub
negatif dalam molekulnya.
Contoh : molekul diatomik yang terdiri dari
dua atom bebeda keelektronegatifan
seperti NH3, H2O, dan HCl
Perhatikan contoh pada gambar berikut.
δ+
Cl
H
H
H2
Cl
B
Cl
Cl
H
δ-
δH
N
H
BCl3
HCl
δ+
NH3
Molekul Nonpolar
Molekul Polar
Molekul nonpolar mempunyai
bentuk simetris
Molekul polar mempunyai
bentuk tidak simetris
Distribusi rapatan elektron
molekul nonpolar merata
Distribusi rapatan elektron
molekul polar tidak merata
H
Kepolaran Molekul
Hal ini akan menentukan
resultan momen dipol
ikatan-ikatan kovalennya.
Dapat diperkirakan dari
geometri molekulnya.
Momen dipol = 0, molekul
bersifat non-polar
Momen dipol ≠ 0, molekul
bersifat polar
CONTOH
Klik Tombol
Meramalkan Kepolaran Molekul BCl3
Bentuk molekul BCl3
yang segitiga sama sisi
menyebabkan dipoldipol ketiga ikatan
saling meniadakan.
BCl3 memiliki 3 ikatan
kovalen B—Cl yang bersifat
polar, karena atom Cl lebih
elektronegatif daripada
atom B
Cl
Momen dipol = 0
Cl
B
Cl
Jadi…
Molekul BCl3 bersifat non-polar
Meramalkan Kepolaran Molekul NH3
Bentuk molekul
NH3 yakni piramida
trigonal
menyebabkan
dipol-dipol ketiga
ikatan tidak saling
meniadakan.
Molekul NH3 memiliki 3 ikatan
kovalen N—H yang bersifat polar,
karena keelektronegatifan N > H.
Momen dipol ≠ 0
N
H
H
H
Jadi,…
Molekul NH3 bersifat polar
Menjelaskan bahwa partikel-partikel
(atom atau molekul) di dalam zat
non-polar (unsur atau senyawa nonpolar) juga dapat mengalami gaya
antar-partikel yang lemah.
Gaya ini disebut gaya tarikmenarik dipol sesaat dengan
dipol terimbas atau gaya London.
Fritz London (1930),
Ahli Fisika Jerman
Sumber: www.phy.duke.edu
Mekanisme terbentuknya gaya London pada molekul
non-polar :
Molekul Non-polar
e- ee- e- e-
Dalam molekul tersebut, elektron-elektron tiada hentihentinya bergerak dan digambarkan terdistribusi secara
simetris.
Akan tetapi, ada saatnya dimana elektronelektron dapat terkonsentrasi di satu sisi dari
molekul.
Hal ini menyebabkan kerapatan elektron molekul
terdistribusi tidak merata.
Sehingga terjadi pengkutuban atau pembentukan
dipol, yang disebut dipol sesaat.
Dipol sesaat
Mekanisme terbentuknya gaya London pada molekul
non-polar :
Adanya dipol sesaat akan mempengaruhi
kerapatan elektron dari molekul terdekatnya.
Akibatnya molekul tersebut akan memiliki
dipol yang disebut dipol terimbas.
Perhatikan ilustrasi berikut.
Dipol terimbas
Dipol sesaat
Dipol terimbas
Mekanisme terbentuknya gaya London pada molekul
non-polar :
Adanya dipol sesaat dan dipol terimbas memungkinkan
terbentuknya ikatan antar molekul.
Ikatan ini dinamakan gaya tarik dipol sesaat-dipol terimbas
atau gaya London.
Perhatikan ilustrasi berikut.
Dipol terimbas
Dipol sesaat
Gaya London
Dipol terimbas
Berlaku untuk molekul-molekul yang
bersifat polar.
Sebab, molekul-molekul polar mempunyai dua
kutub (δ+) dan (δ-).
δ+
δKedua kutub ini merupakan
dipol permanen.
Perhatikan ilustrasi berikut.
Dipol-dipol molekul-molekul tersebut tarik-menarik
pada kutub dengan muatan sejenis dan tolak-menolak
pada kutub dengan muatan berlawanan.
Gaya tarik-menarik yang terjadi lebih besar
dibandingkan dengan gaya tolak-menolak. Inilah yang
disebut dengan gaya tarik-menarik dipol-dipol.
Kenaikan titik didih senyawa-senyawa dapat diketahui
dari besar Mr-nya.
Semakin besar Mr semakin
besar titik didihnya.
Perhatikan titik didih HF, HCl, HBr, dan HI pada grafik
berikut.
http://www.chem-is-try.org
Berdasarkan besarnya Mr, HI seharusnya memiliki titik didih paling tinggi,
sehingga urutan kenaikan titik didihnya:
HI > HBr > HCl > HF
http://www.chem-is-try.org
Tetapi ternyata tidak demikian, berdasarkan grafik di atas urutan titik
didihnya adalah:
HF > HI > HBr > HCl
http://www.chem-is-try.org
HF menyimpang dari kecendrungan tersebut, hal yang sama juga terjadi pada
H2O dan NH3.
(Perhatikan grafik di atas)
Keduanya menunjukkan penyimpangan dari kecenderungan titik didih kelompoknya.
Apa yang terjadi dengan HF, H2O dan NH3…?
Penyimpangan tersebut disebabkan oleh adanya ikatan
lain yang disebut…
Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen terjadi pada molekul-molekul yang sangat
polar dan memiliki atom Hidrogen.
Kutub positif pada atom H berikatan dengan kutub negatif
atom lain dari molekul di sekitarnya yang memiliki
keelektronegatifan lebih besar, seperti atom fluor, oksigen, dan
nitrogen.
Contoh:
Pembentukan ikatan hidrogen antarmolekul HF
 Antara atom H dan atom F terdapat perbedaan
keelektronegatifan yang cukup besar.
 Sehingga ikatan H—F sangat polar.
δ+
δ-
H
F
Contoh:
Pembentukan ikatan hidrogen antarmolekul HF
 Atom H yang bermuatan positif membentuk suatu gaya tarik menarik
yang relatif kuat dengan atom F dari molekul HF lain disekitarnya.
Perhatikan ilustrasi berikut.
δδ+
F
δ+
H
δ-
δ-
F
F
δ+
H
H
δ-
δ+
H
δ-
F
δ+
H
F
δ+
H
δ-
F
Gaya tarik-menarik ini
yang disebut Ikatan
Hidrogen
Indikator Pencapaian Kompetensi
Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori
domain elektron.
Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori
hibridisasi.
Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik
leleh) berdasarkan perbedaan gaya antar molekul
(gaya van der waals, gaya London, dan ikatan
hidrogen).
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa
dapat:
Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori
domain elektron.
Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori
hibridisasi.
Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik
leleh) berdasarkan perbedaan gaya antar molekul
(gaya van der waals, gaya London, dan ikatan
hidrogen).
Download