PROFIL KAB

advertisement
Pemerintah Kabupaten Donggala
PROFIL KAB. DONGGALA
GAMBARAN UMUM DAERAH
1.2.1. KONDISI GEOGRAFIS
a. Batas Administrasi Daerah
Kabupaten Donggala dengan wilayah seluas 5,275.69 kilometer persegi,
dengan batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara
: berbatasan dengan Kabupaten Tolitoli.
 Sebelah Timur
: berbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong,
Kabupaten Poso, dan Kabupaten Sigi.
: berbatasan dengan Propinsi Sulawesi Barat,
Kabupaten Poso, dan Kabupaten Sigi.
: berbatasan dengan Kabupaten Mamuju Utara
Propinsi Sulawesi Barat dan Selat Makassar.
 Sebelah Selatan
 Sebelah Barat
Saat ini, Kabupaten Donggala terbagi atas tiga perwilayahan yang dapat
dipetakan sebagai berikut:
 Kawasan Pantai Barat, meliputi Kecamatan Labuan, Tanantovea,
Sindue, Sindue Tobata, Sindue Tombusabora, Sirenja, Balaesang,
Balaesang Tanjung, Damsol, Sojol, Sojol Utara, yang merupakan
daerah pantai dan memiliki lahan yang relatif kurang subur. Potensi
yang
menonjol
adalah
perikanan,
perkebunan,
pertanian,
peternakan, perdagangan, pertambangan. Wilayah ini memiliki
potensi tambang yang cukup besar khususnya galian C dan emas.
 Kawasan Lembah Palu, meliputi kecamatan Pinembani,
struktur wilayahnya terdiri dari daerah pegunungan.
yang
 Kawasan Donggala, meliputi Kecamatan Banawa, Banawa Selatan,
Banawa Tengah dan Rio Pakava, wilayah ini merupakan daerah yang
relatif subur. Khusus Kota Donggala sebagai ibukota Kabupaten
Donggala, yang berada di Kecamatan Banawa, infrastrukturnya
sudah mulai tertata dengan baik sehingga dapat menunjang
kegiatan pemerintahan dan pelayanan bagi masyarakat. Jenjang
pendidikan penduduk termasuk salah satu yang terbaik
dibandingkan dengan wilayah lain. Potensi pariwisata telah mulai
tergarap dengan baik. Bagian terbesar dari struktur ekonomi adalah
pertambangan, perikanan, pertanian dan perkebunan.
b. Luas Wilayah
1
Pemerintah Kabupaten Donggala
Kabupaten Donggala dengan wilayah seluas 5.275,69 km², terbagi
atas 16 kecamatan setelah berpisah dengan Kab. Sigi pada awal tahun
2009. Adapun luas dan persentase wilayah setiap Kecamatan di
kabupaten Donggala dapat dilihat pada tabel dan Gambar berikut :
Tabel 1.1. Luas Wilayah Kabupaten Donggala menurut
Kecamatan Tahun 2009
Kecamatan
01. Rio Pakawa
Luas
(Km²)
872,1630
02. Pinembani
03. Banawa
99,0449
04. Banawa Tengah
74,6448
05. Banawa Selatan
430,6663
06. Tanantovea
302,6358
07. Labuan
126,0088
08. Sindue
177,1953
09. Sindue Tombusabora
211,5547
10. Sindue Tobata
211,9213
11. Sirenja
286,9355
12. Balaesang
274,8950
13. Balaesang Tanjung
228,1850
14. Damsol
732,7569
15. Sojol
705,4146
16. Sojol Utara
139,0655
Jumlah
Sumber : Donggala Dalam Angka Tahun 2009
2
402,6076
5.275,690
Pemerintah Kabupaten Donggala
Gambar 1.1. Persentase Luas Kecamatandi Kabupaten
DonggalaTahun 2009
Sojol Utara
3%
Sojol
13%
Rio Pakava
17%
Damsol
8%
14%
Banawa 2%
8%
5%
4%
5%
4%
4%
3%
6%
Sumber Data :Donggala Dalam Angka Tahun 2009
Berdasarkan tabel dan gambar di atas diketahui Kecamatan Rio Pakava
adalah kecamatan terluas yakni 872,1630 km² atau 16,53%. Dan
kecamatan Banawa Tengah adalah kecamatan terkecil yakni 74,6448 km²
atau 1,41% dari luas total Kabupaten Donggala.
c. Topografi
Sebaran permukiman khususnya desa dan kelurahan pada kabupaten
ini mengikuti kondisi topografis yang ada, dari 148 Desa/kelurahan yang
ada, tercatat 74 Desa/Kelurahan yang berada pada daerah non pesisir
dan 74 Desa/Kelurahan yang berada pada daerah pesisir.
Tabel 1.2. Jumlah Desa/ Kelurahan/ UPT menurut Letak
di Kabupaten Donggala
Kecamatan
Letak
Desa Non
Desa Pesisir
Pesisir
14
01. Rio Pakava
14
02. Pinembani
6
-
6
14
7
7
04. Banawa Tengah
7
3
4
05. Banawa Selatan
15
5
10
06. Tanantovea
8
2
6
07. Labuan
6
3
3
08. Sindue
12
5
7
09. Sindue Tombusabora
5
2
3
10. Sindue Tobata
5
2
3
03. Banawa
3
Desa/ Kel
Pemerintah Kabupaten Donggala
Kecamatan
Desa/ Kel
Letak
Desa Non
Desa Pesisir
Pesisir
10
3
11. Sirenja
13
12. Balaesang
10
8
2
8
8
-
12
8
4
15. Sojol
9
8
1
16. Sojol Utara
4
3
1
148
74
74
13. Balaesang Tanjung
14. Damsol
JUMLAH
Sumber : Donggala Dalam Angka Tahun 2009
d. Hidrologi dan Klimatologi
Data iklim memiliki peranan yang sangat penting dalam
perencanaan pertanian, seperti mengatur pola tanam. Oleh karena itu,
data iklim yang lengkap dan periode pengamatan yang lama sangat
dibutuhkan. Untuk daerah Kabupaten Donggala, data iklim yang tersedia
masih sangat terbatas, terdiri atas data curah hujan baik dari stasiun
pengamatan yang ada di wilayah Kabupaten Donggala maupun di luar
kabupaten ini, yaitu stasiun Meteorologi Bandara Mutiara Palu.
Tabel 1.3.
Rata-rata Parameter Cuaca pada Stasiun Meteorologi
Mutiara Palu menurut Bulan
Bulan
Suhu
Udara
(oC)
Tekanan
Udara
( mb)
Kelembab
an Udara
(%)
Penyinar
an
Matahari
(%)
Curah
Hujan
(mm)
Kecepat
an
Angin
( Knots)
Arah Angin
Terbanyak
Januari
26,70
1.011,00
78,00
58
37,00
4,3
Utara
Pebruari
27,10
1.010,00
75,00
39
12,80
4,5
Utara
Maret
26,50
1.010,10
79,00
54
135,00
4,3
Barat Laut
April
26,40
1.009,60
81,00
56
59,40
3,5
Utara
Mei
26,70
1.010,20
77,00
61
30,10
3,5
Barat Laut
Juni
26,60
1.010,90
79,00
56
55,00
3,2
Barat Laut
Juli
25,90
1.010,80
82,00
46
186,80
2,8
Barat Laut
Agustus
25,70
1.010,90
83,00
48
199,00
2,6
Barat Laut
September
26,50
1.010,90
80,00
57
60,70
3,2
Utara
Oktober
26,80
1.010,60
80,00
62
102,90
3,2
Utara
Nopember
26,90
1.009,60
80
67
49,50
3,5
Utara
Desember
26,90
1.010,40
79
47
20,90
4,0
Utara
Rata-rata
26,56
1.010,40
79,00
54,25
79,09
3,55
Utara
Sumber : Donggala Dalam Angka Tahun 2009
Sebagaimana dengan daerah-daerah lain di Indonesia, Kab.
Donggala memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan.
Musim panas terjadi antar bulan april – bulan september, sedangkan
musim hujan terjadi pada bulan oktober – bulan maret.
4
Pemerintah Kabupaten Donggala
Hasil pencatatan suhu udara pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu
tahun 2009 bahwa suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan
Pebruari (27,10 °C) dan suhu udara terendah terjadi pada bulan agustus
(25,70 °C). Sementara kelembaban udara yang dicatat pada Stasiun
yang sama berkisar antara 75% - 83%. Kelembaban udara rata-rata
tertinggi terjadi pada bulan agustus yang mencapai 83%, sedangkan
kelembaban udara rata-rata terendah terjadi pada bulan pebruari
yaitu 75%.
Curah hujan tertinggi yang dicatat pada Stasiun Meteorologi
Mutiara Palu Tahun 2009 terjadi pada bulan agustus 199,00 mm²,
sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan pebruari yaitu 12,80
mm².
Sementara itu kecepatan angin rata-rata berkisar antara 2,6 - 4,5
knots. Sama dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2009 arah angin
terbanyak datang dari arah utara sepanjang tahun.
1.2.2. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFIS
a. Jumlah Penduduk
Dari hasil Registrasi Penduduk Akhir Tahun 2009 diketahui jumlah
penduduk Kabupaten Donggala mencapai 296.396 jiwa, yang terdiri dari
penduduk laki-laki 148.538 jiwa dan penduduk perempuan 147.858 jiwa.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat
kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan. Hingga akhir tahun
2009 kepadatan penduduk tercatat sebanyak 56 jiwa/km², dengan luas
wilayah Kabupaten Donggala 5.275,69 km².
Bila dilihat penyebaran penduduk pada tingkat kecamatan, ternyata
Kecamatan Banawa merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk
tertinggi yaitu 339 jiwa/km², sedangkan Kecamatan Pinembani
merupakan wilayah yang terjarang penduduknya yaitu sebanyak 18
jiwa/km².
Tabel 1.4. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
di Kabupaten Donggala Tahun 2009
No.
5
Kecamatan
Luas
Wilayah
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
(Jiwa/Km²)
1
Rio Pakava
872,16
2.430
28
2
Pinembani
402,61
7.299
18
3
Banawa
99,04
33.612
339
4
Banawa Tengah
74,64
10.187
136
5
Banawa Selatan
430,67
26.526
62
6
Tanantovea
302,64
15.803
52
Pemerintah Kabupaten Donggala
No.
Kecamatan
Luas
Wilayah
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
(Jiwa/Km²)
7
Labuan
126,01
13.160
104
8
Sindue
177,20
20.296
115
9
211,55
11.205
53
10
Sindue
Tombusabora
Sindue Tobata
211,92
9.801
46
11
Sirenja
286,94
19.646
68
12
Balaesang
274,89
22.972
83
13
Balaesang Tanjung
228,18
10.239
44
14
Damsol
732,76
33.255
45
15
Sojol
705,41
28.429
40
16
Sojol Utara
139,07
9.835
71
5.275,69
296.396
56
Jumlah
Sumber : Donggala Dalam Angka Tahun 2009
b. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin di Kabupaten Donggala Tahun 2009 adalah
sebesar 100, yang berarti setiap 100 perempuan terdapat 100 laki-laki
atau jumlah penduduk laki-laki sama dengan jumlah penduduk
perempuan. Pada tingkat kecamatan, jumlah penduduk laki-laki lebih
banyak daripada penduduk perempuan, kecuali Kecamatan Rio Pakawa,
Pinembani, Banawa, Tanantovea, dan Damsol.
Tabel 1.5. Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Rasio
Jenis Kelamin Tahun 2009
No.
6
Kecamatan
Laki-Laki
Perempuan
Rasio Sex
11.132
12.998
86
3.548
3.751
95
16.802
16.810
100
1
Rio Pakava
2
Pinembani
3
Banawa
4
Banawa Tengah
5.145
5.042
102
5
Banawa Selatan
14.018
12.508
112
6
Tanantovea
7.880
7.923
99
7
Labuan
6.590
6.570
100
8
Sindue
10.570
9.726
109
9
Sindue Tombusabora
5.646
5.559
102
10
Sindue Tobata
4.996
4.805
104
11
Sirenja
10.034
9.612
104
Pemerintah Kabupaten Donggala
No.
Kecamatan
Laki-Laki
Perempuan
Rasio Sex
12.097
10.876
111
5.377
4.862
109
12
Balaesang
13
Balaesang Tanjung
14
Damsol
15.883
17.372
91
15
Sojol
14.313
14.116
101
16
Sojol Utara
4.507
5.328
148.538
147.858
Jumlah
85
100
Sumber : Donggala Dalam Angka Tahun 2009
c. Struktur Usia
Komposisi atau struktur umur penduduk di Kabupaten Donggala
menunjukkan bahwa terdapat hampir 40 persen penduduk masih di
bawah 15 tahun, hal ini menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten
Donggala masih tergolong penduduk muda.
Tabel 1.6. Jumlah dan Persentase Penduduk Berdasarkan
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009
Kelompok Umur
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
0
-
4
17.670
17.588
35.258
5
-
9
20.915
20.819
41.734
10
-
14
20.197
20.104
40.301
15
-
19
14.349
14.283
28.632
20
-
24
13.591
13.529
27.119
25
-
29
13.342
13.281
26.623
30
-
34
10.814
10.764
21.578
35
-
39
9.395
9.351
18.746
40
-
44
6.572
6.542
13114
45
-
49
5.854
5.827
11.680
50
-
54
5.300
5.275
10.575
55
-
59
3.167
3.153
6.320
60
-
64
2.930
2.916
5.846
65
-
69
1.731
1.723
3.453
70
-
74
1.323
1.317
2.641
1.391
1.385
2.776
148.538
147.858
296.396
75 +
Jumlah
Sumber : Donggala Dalam Angka Tahun 2009
Dengan melihat perbandingan jumlah penduduk yang berusia non
produktif dengan penduduk usia produktif dapat diketahui besarnya
7
Pemerintah Kabupaten Donggala
angka ketergantungan pada tahun 2009 yaitu sebesar 74. Artinya bahwa
setiap 100 orang penduduk usia produktif (15-64 tahun) menanggung
sebanyak 74 orang penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan 65
tahun ke atas).
d. Pendidikan
Penduduk Kabupaten Donggala tergolong penduduk muda, berarti
pada umumnya penduduk masih berada pada usia sekolah. Dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana termaktub dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 maka dibutuhkan sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai, terutama dalam rangka
menyukseskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Pada Tahun 2008 jumlah sekolah Taman Kanak-kanak (TK) di
Kabupaten Donggala sebanyak 155 buah dengan murid sebanyak 4.987
orang, sedangkan jumlah guru sebanyak 664 orang dan rasio antara
murid dan guru sebesar 8.
Untuk jelasnya jumlah sekolah di Kabupaten Donggala Tahun 2008
sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
G RAF IK 1.1 J UML AH S E K OL AH DI K AB UP AT E N DONG G AL A
T AHUN 2008 - 2009
310
350
316
300
250
200
155
165
150
71
100
90
27
28
50
0
TK
SD
S LTP
2008
S LTA
2009
Sumber : Donggala Dalam Angka Tahun 2009
Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) terdapat 316 unit sekolah yang
terdiri dari 295 unit Sekolah Negeri dan 21 unit Sekolah Swasta. Jumlah
murid SD Negeri dan Swasta yang tercatat pada Tahun 2009 adalah
47.127 orang dengan jumlah guru 1.901 orang sehingga rasio murid
terhadap guru adalah sebesar 25 yang artinya setiap 1 orang guru
mengasuh 25 orang murid.
8
Pemerintah Kabupaten Donggala
Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) terdapat 90
sekolah yang terdiri dari SLTP/MTs Negeri sebanyak 67 buah dan
SLTP/MTs Swasta sebanyak 23 buah. Jumlah murid sebanyak 10.915
orang, dengan jumlah guru sebanyak 599 orang, dan rasio murid
terhadap guru sebesar 18 yang artinya setiap 1 orang guru mengasuh 18
orang murid.
Pada Tahun 2009 terdapat 22 Sekolah Menengah Umum (SMU) dan
6 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jumlah murid SMU sebanyak 5.045
dengan jumlah guru 205 orang dengan rasio murid terhadap guru
sebesar 25 yang artinya setiap 1 orang guru mangasuh 25 orang murid,
sedangkan SMK menampung sebanyak 1.855 orang siswa yang diasuh
oleh 92 orang guru dengan rasio murid terhadap guru sebesar 20 yang
artinya setiap 1 orang guru mengasuh 20 orang murid.
1.2.3. KONDISI EKONOMI
A. Potensi Unggulan Daerah
Menyangkut potensi wilayah Kabupaten Donggala, secara umum
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber Daya Alam (SDA)
Dalam konteks SDA, yang ingin dikembangkan Tahun 2009,
adalah sumber daya hutan, sumber daya lahan dan bahan tambang.
Sumber daya alam di Kabupaten Donggala tercatat seluas 527.569 Ha,
dengan rincian sebagai berikut :
- Kawasan Lindung seluas 107.457,96 Ha, yang terdiri dari : Hutan
Lindung 83.092,98 Ha, Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam 24.364,98 Ha.
- Kawasan Budi Daya Kehutanan seluas 194.799,20 Ha, yang terdiri
dari : Hutan Produksi Terbatas 158.216,35 Ha, Hutan Produksi Tetap
12.421,91 Ha, Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi 24.160,94 Ha.
- Kawasan Budidaya Non Kehutanan 225.311,84 Ha, yang terdiri dari
: Perikanan 3.125,50 Ha, Perkebunan 70.942,89 Ha, Pemukiman
6.480,00 Ha, Pertambangan 650,00 Ha, Pertanian Lahan Basah
14.055 Ha, Pertanian Lahan Kering 130..058,45 Ha.
Berkaitan dengan Hal tersebut, komoditas unggul di Kabupaten
Donggala yang akan dikembangkan diantaranya adalah padi sawah
dengan Luas Panen 22.311 Ha dan Produksi 109.733 Ton. Padi ladang
dengan luas panen 748 Ha dengan produksi mencapai 1.953 Ton.
Bawang merah dengan luas tanam 100 Ha dan luas panen 89 Ha
dengan produksi mencapai 542 ton.
9
Pemerintah Kabupaten Donggala
Komoditas peternakan yang dapat dikembangkan adalah sapi
mencapai 26.986 ekor dan kambing mencapai 21.835 ekor.
Komoditas-komoditas tersebut diatas memberikan kontribusi yang
besar bagi pembentukan PDRB di Kabupaten Donggala. Oleh karena itu
pola pengembangan pertanian, peternakan maupun perkebunan yang
diadopsi adalah pola yang berbudaya industri dengan orientasi pasar
dalam rangka pengembangan industri yang berbasis sumberdaya lokal.
Bahan tambang yang terkandung dalam kekayaan alam Kabupaten
Donggala, antara lain berupa sirtu, granit, andesit, dasit, basalt,
lempung, dan batu gamping. Dari beberapa bahan tambang yang
tersedia tersebut, baru sebagian kecil yang dimanfaatkan berupa
galian C, sedangkan sebagian besar masih merupakan potensi yang
memerlukan promosi untuk menarik minat investor.
Selain SDA di Kabupaten Donggala terdapat potensi alam yang
dapat dikembangkan untuk pembangunan yaitu :
- Sungai seluas 5.964,25 Ha yang dapat dipergunakan untuk sumber
air bersih, pembangkit listrik, irigasi dan perikanan;
- Danau yang dapat digunakan untuk perikanan, obyek wisata dan
pembangkit listrik.
Di Kabupaten Donggala terdapat 2 (dua) danau dengan luas
4.364,44 Ha, yaitu: Talaga Dampelas dan Rano; dan
- Laut yang luasnya sama dengan daratan Kabupaten Donggala dan di
dalamnya terdapat 15 (lima belas) pulau yang tidak hanya
menyimpan potensi perikanan, tetapi dapat juga untuk obyek
wisata. Untuk itulah maka pada Tahun 2009 yang telah disusun
rencana induk pengembangan pariwisata Kabupaten Donggala yang
meliputi potensi wisata bahari, alam, budaya dan cagar alam.
2. Sumber Daya Buatan
Prasarana jalan kabupaten berdasarkan jenis permukaannya
dirinci atas jalan aspal sepanjang 400,51 km, jalan kerikil sepanjang
190,92 km, jalan tanah sepanjang 117,38 km dan sisanya sepanjang
57,78 km belum tembus. Kondisi jalan kabupaten yang ada saat ini di
Kabupaten Donggala adalah sepanjang 41,32 km dalam kondisi baik,
sepanjang 197,72 km dalam kondisi sedang, sepanjang 145,39 km
dalam kondisi rusak dan sepanjang 382,16 km yang kondisinya rusak
berat.
Lintas kapal yang masuk dan keluar dari Kabupaten Donggala
dilayani oleh 2 (dua) pelabuhan yaitu pelabuhan Wani dan Ogoamas.
Sementara pelabuhan Donggala sebagai pelabuhan samudera tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya karena kondisinya yang tidak
lagi memenuhi syarat untuk dioperasikan. Disamping itu pemerintah
daerah telah mengoperasionalkan 5 (lima) unit terminal angkutan yang
berfungsi untuk melayani dan mengkoordinir arus penumpang barang
antar wilayah.
10
Pemerintah Kabupaten Donggala
Selain itu pula terbangun jaringan telekomunikasi sebanyak 1.017
sambungan yang telah dilayani pada kecamatan Banawa. Selain itu
telah terpasang pula sambungan telepon type bisnis sejumlah 33 unit
wartel, untuk meningkatkan pelayanan komunikasi kepada masyarakat
di Kabupaten Donggala, hingga pada Tahun 2009.
Mencermati berbagai potensi yang tersedia di wilayah Kabupaten
Donggala sebagaimana diuraikan di atas, maka ditetapkan tiga potensi
andalan Kabupaten Donggala, yakni potensi ekonomi, potensi
pariwisata dan potensi sumber daya alam lainnya. Potensi ekonomi
Kabupaten
Donggala
berfokus
pada
pertanian,
perkebunan,
peternakan, dan perikanan. Dalam Hal ini, Kabupaten Donggala,
berupaya untuk :
- Meningkatkan produksi dan pemasaran padi, buah-buahan, sayuran,
peternakan dan perikanan dari tahun ke tahun;
- Mengembangkan tanaman perkebunan terutama perkebunan rakyat
yang menghasilkan komoditi ekspor.
Potensi pariwisata Kabupaten Donggala dikembangkan atas dasar
beberapa dimensi antara lain pengembangan nilai budaya yang sudah
ada dalam masyarakat, pengembangan nilai ekonomi masyarakat dan
mempertahankan karakteristik dasar dari masyarakat serta nilai adat
istiadat dan agama. Khusus untuk wisata alam, Kabupaten Donggala
telah memiliki berbagai obyek wisata yang cukup potensial untuk
dikelola secara lebih intensif, antara lain Pantai Pasir Putih Tanjung
Karang, Pantai Enu dan Towale, serta beberapa obyek wisata alam
lainnya. Potensi sumber daya alam lainnya yang ada di Kabupaten
Donggala adalah berupa bahan galian tambang A, B, dan C, serta
hutan yang memerlukan pengelolaan yang lebih intensif dan terpadu.
B. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB
Indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
program dan kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten Donggala dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), PDRB per Kapita dan Laju Pertumbuhan Ekonomi yang
dihasilkan. Jumlah PDRB dapat dihitung berdasarkan harga berlaku
(current price) maupun berdasarkan harga konstan (constant price).
Adapun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Donggala Tahun 2009 yang diukur berdasarkan harga berlaku sebesar
3.229.541 Juta Rupiah, nilai ini mengalami peningkatan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 2.782.785 Juta rupiah.
Demikian pula terjadi peningkatan yang signifikan pada Produk Domestik
Regional Bruto riil yang mencapai 1.576.739 Juta rupiah dibandingkan
tahun sebelumnya sebesar 1.464.914 juta rupiah. Dengan demikian
secara umum PDRB Kabupaten Donggala Tahun 2009 baik atas dasar
harga berlaku maupun konstan mengalami peningkatan yang cukup
signigikan.
11
Pemerintah Kabupaten Donggala
Laju pertumbuhan PDRB riil Tahun 2009 mencapai 7,63 Persen.
Sedikit mengalami penurunan dibanding tahun 2008 sebesar 7,87 persen
namun secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Donggala masih
berada di atas rata-rata pertumbuhan Nasional. Artinya masih cukup
tinggi, stabil dan terkendali khususnya pada beberapa tahun belakangan
ini. Kondisi ini dimungkinkan sudah semakin baiknya pondasi ekonomi
Kabupaten Donggala yang sebagian besar ditopang oleh sektor pertanian.
Jika dilihat secara sektoral seluruh sektor ekonomi mengalami
pertumbuhan positif, dimana pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor
jasa-jasa yaitu sebesar 10,74 persen. Sektor yang mengalami
pertumbuhan terbesar kedua adalah Angkutan dan Komunikasi yaitu
sebesar 10,05 persen, kemudian disusul sektor bangunan sebesar 8,77
persen, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 8,46 persen,
sektor perdagangan, Hotel dan Restoran 7,56 persen, kemudian sektor
penggalian 7,33 persen, kemudian sektor pertanian 6,24 persen,
kemudian sektor listrik dan air bersih 5,74 persen dan sektor indutri
pengolahan yang mengalami pertumbuhan terendah yaitu 5,15 persen.
(1). Laju Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi masing-masing sektor dapat dicermati
secara seksama pada tabel berikut :
Tabel 1.7. Laju Pertumbuhan Ekonomi Donggala Tahun 2009
(berdasarkan PDRB Harga konstan Tahun 2000)
No.
Sektor
1
2
3
4
5
6
7
8
Pertanian
Pertambangan dan penggalian
Industri Pengolahan
Listrik dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, dan restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
Pertumbuhan Ekonomi
9
Laju Pertumbuhan (%)
2007
2008
2009**)
6,79
7,02
6,24
7,21
7,33
7,33
5,02
5,05
5,15
5,26
5,53
5,74
8,46
8,56
8,77
7,45
7,45
7,56
9,81
9,83
10,05
6,92
8,25
8,46
9,65
7,58
10,58
7,87
10,74
7,63
Sumber : Donggala Dalam Angka Tahun 2009
**) Angka target yang akan dicapai
(2). Struktur Ekonomi
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Tahun 2009 Sektor
Pertanian masih tetap menjadi leading sektor dengan kontribusi 44,06%
kemudian menyusul Sektor Jasa-jasa 18,26%, Sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran sebesar 14,49%, Sektor Angkutan dan Komunikasi 6,08%,
sektor Bangunan 6,84%, Sektor Industri Pengolahan 4,68%, Sektor
Penggalian 3,19%, sektor Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan
2,09%, serta Sektor listrik dan Air Bersih 0,29%. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
12
Pemerintah Kabupaten Donggala
Tabel 1.8. Konstribusi Menurut Sektor Terhadap Pembentukan
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007–2009**)
(Persentase)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sektor
Pertanian
Pertambangan dan penggalian
Industri Pengolahan
Listrik dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, dan
Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
Jumlah
2007
2008
2009**)
46,19
3,39
4,64
0,29
6,81
46,62
3,26
4,60
0,29
6,72
44,06
3,19
4,68
0,29
6,84
13,93
13,99
14,49
6,03
6,17
6,08
2,10
2,11
2,09
16,63
17,26
18,26
100,00
100,00
100,00
Sumber : Donggala Dalam Angka 2009.
**) Angka target yang akan dicapai
(3). PDRB Per Kapita
PDRB per Kapita merupakan indikator makro ekonomi lainnya yang
dapat menggambarkan tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah.
Selama kurun waktu Tahun 2007-2009 kondisi PDRB per kapita penduduk
Kabupaten Donggala dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.9. Pendapatan Regional dan Angka-angka Perkapita
Tahun 2007 – 2009
Atas Dasar Harga Berlaku
No
Rincian
1
Produk domestik regional bruto atas
dasar harga pasar
Penyusutan barang-barang modal
Produk domestik regional netto
Pajak tak langsung netto
Produk domestik regional netto Adb
Faktor
Jumlah penduduk pertengahan tahun
Produk domestik regional bruto
perkapita
2
3
4
5
6
7
Sumber : Donggala Dalam Angka 2009.
13
2007
2008
2009**)
2.328.920
2.782.785
3.229.541
115.282
2.213.638
32.605
2.181.034
137.748
2.645.037
38.959
2.606.078
159.862
3.069.679
45.213
3.024.465
262.167
8.883.750
266.989
10.422.845
271.900
11.877.693
Pemerintah Kabupaten Donggala
Tabel 1.10. Pendapatan Regional dan Angka-angka Perkapita
Tahun 2007 – 2009
Atas Dasar Harga Konstan 2000
No
Rincian
1
Produk domestik regional bruto atas dasar
harga pasar
Penyusutan barang-barang modal
Produk domestik regional netto
Pajak tak langsung netto
Produk domestik regional netto Adb
Faktor
Jumlah penduduk pertengahan tahun
Produk domestik regional bruto perkapita
2
3
4
5
6
7
2007
2008
2009**)
1.357.987
1.464.914
1.576.139
67.220
1.290.767
19.012
1.271.755
72.513
1.392.401
20.509
1.371.892
78.049
1.498.690
22.074
1.476.616
262.167
5.179.855
266.989
5.486.795
271.900
5.798.973
Sumber : Donggala Dalam Angka 2009.
Sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2009 yang
mencapai 7,59% diikuti pula dengan peningkatan pendapatan per Kapita
pada harga konstan yang mencapai Rp.5.798.973,- yang berarti
meningkat (5,69%) dari Tahun 2008 yang hanya mencapai sebesar
Rp.5.486.795,-,
sementara
pada
harga
berlaku
mencapai
Rp.11.877.693,-, yang berarti juga meningkat (13,96%) dari Tahun 2008
yang capaiannya sebesar Rp.10.422.845
14
Download