Capital Budgeting - ernawati

advertisement
RESUME AKUNTANSI MANAJEMEN
CAPITAL BUDGETING
MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN SEKSI 11
DOSEN PENGAJAR : RILLA GANTINO, SE
DISUSUN OLEH :
ERNAWATI 201311150
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2015
Capital Budgeting,yaitu keseluruhan proses analisis proyek-proyek yang pengembangannya diharapkan
akan berlanjut lebih dari 1 tahun dan menentukan proyek mana yang akan dimasukkan dalam capital
budget.(Hansen mowen)
Capital Budgeting menunjukan kepada keseluruhan proses pengumpulan, pengevaluasian, penyeleksi dan
penentuan alternative penanaman modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk
jangka waktu yang lebih dari setahun maka aktiva tetap dapat dikategorikan berupa peralatan, gedung,
tanah,produk baru, system distribusi baru, serta program penelitian dan pengembangan yang baru.
Penganggaran modal pada hakekatnya adalah suatu penerapan klasik
dari
teori
ekonomi
tentang
perusahaan, yang menyebutkan sebuah perusahaan sebaiknya beroperasi pada tingkat dimana pendapat
manajerialnya sama dengan biaya manajerialnya. Jika ketentuan ini ditetapkan pada keputusan
penganggaran modal maka pendapatan marginal diartikan sebagi tingkat hasil pengambilan investasi ,
sedangkan biaya marginal diartikan sebagai biaya modal marginal perusahaan bila ketentuan ini
dilaksanakan dengan tepat, maka pengambilan keputusan penganggaran modal akan memaksimumkan
kekayaan para pemegang saham.
Adapun dua jenis proyek dalam penganggaran modal, yaitu: proyek independen dan proyeksaling ekslusif
(Hansen dan Mowen, 2005) :
1. Proyek independen adalah proyek yang jika diterima atau ditolak, tidak akanmempengaruhi arus kas
proyek lainnya
2. Proyek saling ekslusif adalah proyek-proyek yang apabila diterima, akan menghalangipenerimaan
proyek lainnya. Misalkan, keputusan untuk mengotomatisasi proses produksimenggantikan sistem manual
yang selama ini dipakai.Keputusan ini akan menghilangkan sistem produksi manual yang selama ini
dipakai karenahanya salah satu sistem yang akan dipakai.
Proses penganalisaan dan penetapan proyekdalam penganggaran modal akan melibatkan tiga faktor utama
yang saling terkait yaitumanfaat, waktu, dan resiko. Faktor manfaat terkait dengan aliran kas masuk bagi
perusahaandi masa depan. Faktor waktu terkait dengan jeda waktu antara investasi di awal periodedengan
realisasi kas masuk. Sedangkan faktor resiko terkait dengan tingkat resiko yangdihadapi sehubungan
dengan realisasi dari kas masuk di masa depan (Belkaoui, 1993; Rosyd2009).
Berbagai macam faktor yang harus diperkirakan dengan tepat dalam membuat penganggaranmodal
merupakan fungsi terpenting yang harus dijalankan oleh manajer keuangan dan parastafnya (Brigham and
Houston; 2003, Ryan and Ryan; 2002, Hansen dan Mowen, 2005).
Hal ini karena hasil dari keputusan penganggaran modal yang telah ditetapkan oleh manajerkeuangan
akan berdampak kepada perusahaan selama beberapa tahun dan menghilangkanfleksibilitas yang dimiliki
oleh perusahaan. Jika perusahaan berinvestasi berlebihan makaakan menimbulkan tingginya biaya
depresiasi dan biaya-biaya lain. Di sisi yang lain, jikainvestasi perusahaan terlalu kecil dari yang
dibutuhkan, dua permasalahan akan muncul,
1. peralatan dan software komputer yang dimilikinya tidak cukup modern sehingga menyebabkan
perusahaan tidak mampu berproduksi secara kompetitif.
2. jika kapasitasyang dimiliki oleh perusahaan tidak mencukupi, perusahaan akan kehilangan
pangsapasarnya dan harus merelakannya direbut oleh pesaing. Untuk merebut kembali
pelanggandari tangan pesaing dibutuhkan biaya penjualan yang besar, pemotongan harga jual,
danperbaikan produk dimana kesemua itu sangat besar biayanya (Brigham and Houston; 2003).
Setiap keputusan yang diambil untuk suatu investasi, ada risiko yang harus dihadapi olehmanajemen
perusahaan. Risiko tersebut tidak mudah untuk diperkirakan akan terjadi atauakan mungkin dihadapi di
masa yang akan datang. Semakin besar ketidakpastian di dalam
suatu proyek maka akan semakin besar pula risiko yang akan dihadapi. Risiko yang mungkin dihadapi
manajemen di dalam pelaksanaan suatu proyek investasi adalah tingkatsuku bunga, nilai tukar, inflasi,
situasi keamanan dan politik dimana proyek tersebutdilaksanakan.Risiko terbagi atas 3 (tiga) yaitu :
(1) Risiko yang berdiri sendiri (stand-alone risk) yaitu risiko proyek karena tidak membagirisiko yang
ada ke dalam beberapa aset atau saham, risiko ini diukur melalui expected returndari proyek tersebut
(2) Risiko perusahaan (corporate/within firm risk) yaitu risiko yang terbagi atas beberapa asetdalam satu
portofolio, diukur melalui dampak proyek pada ketidakpastian mengenai labaperusahaan di masa
mendatang
(3) Risiko pasar (market/beta risk) yaitu tingkat risiko proyek yang terdiversifkasi denganbaik, proyek
hanyalah salah satu dari aktiva-aktiva yang ada, diukur melalui pengaruh proyekpada koefisien beta
perusahaan (Houston, 2006).
Di dalam melakuan analisa capital budgeting diperlukan estimasi arus kas. Dimulai dari investasi awal
hingga proyek itu berjalan. Pada tahap awal kas perusahaan masih negatifkarena perusahaan hanya
mengeluarkan dana untuk pelaksanaan proyek tersebut, setelahproyek tersebut selesai dan arus kas akan
menjadi positif akibatnya adanya penghasilan yangdihasilkan dari investasi tersebut.Masalah Dalam
Menghitung Aliran Kas Perusahaan mengharapkan akan menghasilkan arus kas yang lebih besar daripada
sebelummelakukan suatu investasi. Di dalam capital budgeting ini disebut sebagai arus kas
tambahan(incremental
cash
flow). Incremental
cash flow
ini yang
digunakan untuk
menghitung ataumenganalisa kelayakan suatu proyek dengan metode net present value.
Empat (4) hal yang harus diperhatikan di dalam menentukan arus kas tambahan yaitu (Ross,2008):
1. Sunk Cost Pengeluaran yang telah terjadi di masa lalu, yang tidak terpengaruh olehkeputusan
menerima atau menolak suatu proyek.
2. Opportunity Cost Biaya yang timbul karena perusahaan kehilangan kesempatan menerimasuatu
pendapatan karena aset perusahaan digunakan pada proyek yang lain.
3. Side Effect Dapat diklasifikan sebagai erosion atau synergy. Erosion terjadi ketikaproduk
baru
menurukan cash flow sedangkan synergy terjadi sebaliknya
4. Allocated Cost Dilihat sebagai pengeluaran kas jika terjadi kenaikan cost pada proyek.Arus kas dalam
suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yaitu:
a) Initial investment (Investasi awal) : Semua pengeluaran yang digunakan untukmembiayai
proyek
tersebut.
b) Free Cash Flow Arus kas bersih yang dapat dihasilkan selama proyek tersebutberlangsung. Yang
diperhitungkan disini adalah selisih arus kas masuk dan keluar(pendapatan dan biaya) setelah dikurangi
pajak dan tidak memperhitungkan bunga dandepresiasi.
c) Terminal Value Arus kas yang dihasilkan jika pada akhir periode, investasi tersebut dijual.
Nilai ini adalah nilai bersih dari penjualan tersebutNet Present Value (NPV)
Metode NPV didasarkan pada metode discounted cash flow (DCF). Metode ini adalah nilai sekarang dari
setiap arus kas termasuk arus kas masuk dan arus kas keluar, yangdidiskontokan pada biaya modal
(discount rate) proyek, dengan formulasi sebagai berikut(Houston, 2006):
NPV-CFKriteria suatu proyek investasi dapat diterima jika NPV lebih dari 0 (NPV > 0) dan suatuproyek
akan ditolak jika NPV lebih kecil dari 0 (NPV < 0) (Ross, 2008).
Ada 3 (tiga) sifat mendasar dari Net Present Value adalah:
(1) Menggunakan arus kas, arus kas ini dapat digunakan untuk keperluan lain sepertipembayaran
dividen, capital budgeting proyek yang lain atau untuk membayar bungapinjaman
(2) Menggunakan semua arus kas dari proyek, pendekatan yang lain mengabaikan arus kasdiantara
waktu tertentu,
Selain itu , Menurut Bambang Riyanto “Dasar-dasar pembelanjaan “ (2010; hal 110) mengemukakan
Capital Budgeting mempunyai arti sangat penting bagi perusahaan karena :
1. Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang . ini berarti bahwa
perusahaan harus menunggu selama waktu yang panjang atau lama sampai keseluruhan dana
yang tertanam dapat diperoleh kembali oleh perusahaan, ini akan berpengaruh bagi penyediaan
dana untuk keperluan lain
2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil forecasting akan mengakibatkan
adanya “over” atau “under investement” dalam aktiva tetap. Apabila investasi dalam aktiva tetap
terlalu besar melebihi daripada yang diperlukan akan memberikan laba tetap yang besar bagi
perusahaan . sebaliknya kalau jumlah investasi dalam aktiva tetap terlalu kecil akan
mengakibatkan kekurangan peralatan. Hal ini akan dapat mengakibatkan perusahaan bekerja
dengan harga pokok yang tinggi sehingga mengurangi daya bersaingnya atau kemungkinan lain
ialah kehilangan sebagian besar dari pasar produknya
3. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah besar, jumlah dana yang
besar itu mungkin tidka dapat diperoleh secara sekaligus. Berhubung dengan itu maka
sebelumnya dibuat rencana yang hai –hati dan teliti
4. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran tsb akan mempunyai akibat yang
panjang dan berat. Kesalahan dalam pengambilan keputusan dibidang ini tidak dapat diperbaiki
tanpa adanya kerugian.
Tujuan Capital budgeting, “J. Freed Weston, Thomas E . Coplan , sbb:
1. Untuk memaksimumkan kekayaan para pemegang saham (memaksimumkan nilai tukar
perusahaan) artinya dengan adanya penganggaran modal maka sebuah perusahaan sebaiknya
beroperasi pada tingkat dimana pendapatan marginal sama dengan biaya
marginal.
Pendapatan marginal diartikan sebagai tingkat pengambilan investasi , sedangkan biaya
marginal sbg biaya modal marginal perusahaan.
2. Untuk dapat memilih saat yang tepat dalam memperoleh atau kembali aktiva tetap dan mutu
aktiva yang dibeli. Hal ini sesuai dengan sifat barang modal dan para produsennya. Barang
modal tidak dipesan oleh perusahaan sebelum tampak adanya peningkatan penjualan
sehingga dirasakan kekurangan kapasitas.
Dalam capital budgeting dilihat dari sisi pengambilan keputusan , dapat dikelompokan sbb:
1. Besar proyek
Besar dari suatu proyek dapat diukur dengan dana yang diperlukan atau jenis sumber
daya langka lain nya yang diperlukan seperti tanah, luas lantai untuk peralatan dan jenis
personnil manajerial lainnya yang diperlukan.
2. Dampak terhadap risiko bisnis
Salah satu cara untuk menganalisis dampak terhadap risiko adalah dengan membedakan
atara investasi intern dan investasi ekstern berupa merger dan pengambilalihan . investasi
intern kemungkinan berupa bidang-bidang yang telah cukup dikenla perusahaan.
Kegiatan akuisisi intern mungkin tampak sangat menarik tetapi juga mungkin membawa
risiko yang besar .
3. Penurunan biaya dan peningkatan pendapatan
Pendekatan lain terhadap risiko adalah membedakan antara 3 kategori investasi :
a) Penggantian (replacement) keputusan penggantian adalah yang paling sederhana
untuk dilakukan . aktiva menjadi usang dan harus diganti agar efisiensi produksi
dapat dipertahankan . hasil dari keputusan untuk mengganti dapat diramalkan dengan
cukup pasti.
b) Perluasan (expansion) kapasitas tambahan
pada lini produk yang sudah ada
didefiniskan sebagai perluasan .
c) Pertumbuhan (growth)
Lini produk baru atau pasar geografis baru seperti investasi luar negeri . tingkat
pengalaman yang dimiliki untuk mendasari keputusan mungkin bervariasi menurut
tingkat keterkaitan bidang dan pandangan heroik
4. Investasi yang diharuskan (Mandatory) dan tak berwujud
Investasi yang diharuskan oleh aturan pemerintah merupakan sebuah kategori lain ,
perusahaan memiliki sedikit keleluasaan dalam masalah-masalah seperti ini.
5. Tingkat ketergantungan (Degree Of Dependence)
Proyek –proyek independen tidak memiliki interelasi atau hubungan timbal balik .
proyek-proyek dapat juga saling melengkapi . pengenalan pencahayaan yang lebih baik
dapat memperbaiki seluruh operasi lain . proyek-proyek dapat merupakan pengganti
(substitusi )
6. Aspek Administrasi
Setelah disusun suatu anggaran modal, maka harus dibuat jadwal pembiayaannya .
biasanya, bagian keuangan perusahaan bertanggung jawab dalam membuat jadwal dan
pencarian dana sesuai dengan kebutuhan investasi . bagian keuangan akan bekerja sama
dengan bagian operasi dalam membuat catatan yang sistematis tentang penggunaan dana
dan pemasangan mesin . program penganggaran modal yang efektif
membutuhkan
informasi sebagai dasar untuk menilai dan mengevaluasi keputusan pengeluaran modal
yaitu tahap umpan balik dan tahap pengendalian dalam penganggaran modal yang
biasanya disebut post-audit review.
Sumber :
thesis.binus.ac.id
buku Hansen mowen jilid 1
Download