BAGIAN INTI EKOMA APRIL 2012

advertisement
79
PENGARUH EARNING PER SHARE, NET PROFIT MARGIN, DAN RETURN ON
ASSET TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013)
Nur Hidayati Murtiningrum
Jurusan Akuntansi
STIE Widya Dharma
Surabaya
ABSTRAK
Kinerja keuangan perusahaan merupakan hal yang sangat penting yang harus diketahui oleh
investor dalam menilai suatu saham perusahaan. Kinerja keuangan dapat dilihat dari rasio-rasio keuangan
dalam laporan keuangan perusahaan terutama faktor fundamental (EPS, NPM, ROA, ROE, DER) terhadap
return saham. Agar harga saham perusahaan di pasar modal tetap diminati oleh investor, maka
capital gain sebagai bentuk dari return saham sangat diharapkan oleh investor.
Permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah Earning per Share
berpengaruh terhadap Retun saham (2) Apakah Net Profit Margin berpengaruh terhadap
Retun saham, (3) Apakan Return on Asset berpengaruh terhadap Retun saham.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian penjelasan (explanatory research). Disebut
penelitian eksplanasi, karena: (1) menjelaskan gejala secara empiris untuk mengkaji hasil
penelitian berdasarkan teori yang ada, (2) peneliti berusaha mencari jawaban terhadap
permasalahan dan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan, (3) mengetahui hubungan
antar variabel independen dan variabel dependen.
Populasi dalam penelitian adalah perusahaan–perusahaan manufaktur yang go public di
Bursa Efek Indonesia dengan variabel periode pengamatan tahun 2012 - 2013, dengan
jumlah keseluruhan 132 perusahaan manufaktur. Sampel dihitung berdasarkan kriteri
berjumlah 43 perusahaan manufaktur.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan variabel Earning per Share, Net Profit
Margin, dan Return on Asset berpengaruh terhadap Return Saham sebesar 0,420 atau
42,0%. Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya nilai F hitung 6,507 > F Tabel 3,33 dan nilai
signifikansi hitung 0,002 < kecil dari 0,05 atau 5 %. Berarti terdapat pegaruh secara
simultan variabel Earning per Share, Net Profit Margin, dan Return on Asset terhadap
Return Saham. Sedangkan secara parsial terdapat pengaruh antara variabel Earning per
Share terhadap return saham sebesar 0,325 atau 32,5%. Variabel net profit margin
terhadap return saham 0,673 atau 67,3%. Variabel Return on Asset terhadap return saham
0,050 atau 5,0%. Setelah dilakukan uji T dan uji Sig menunjukan bahwa secara parsial
terdapat pengaruh antara Earning per Share, Net Profit Margin terhadap return saham,
sedang Return on Asset tidak berpengaruh terhadap Return Saham.
Key words: Earning per Share, Net Profit Margin, Return on Asset, Return Saham.
PENDAHULUAN
Return merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi dalam suatu
periode tertentu terhadap sekuritas
terutama saham. Return ini penting
karena digunakan sebagai salah satu
pengukur kinerja perusahaan. Return
total terdiri dari capital gain (loss)
dan yield. Capital gain atau capital
loss, merupakan selisih dari harga
sekuritas sekarang dengan periode
yang lalu. Jika harga sekuritas
sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga
sekuritas periode yang lalu (P t-1)
terjadi keuntungan modal (capital
gain), dan sebaliknya akan terjadi
kerugian modal ( capital loss ).
Yield
merupakan
persentase
penerimaan kas periodik terhadap
harga investasi periode tertentu dari
suatu investasi. Untuk saham, yield
adalah persentase dividen terhadap
harga saham periode sebelumnya.
Return total dapat juga dihitung dari
80
penjumlahan capital gain (loss) dan
dividend yield.
Return dan risiko merupakan dua
hal yang tidak terpisah, karena
pertimbangan suatu investasi. Return
dan risiko mempunyai hubungan yang
positif, artinya semakin besar risiko
yang harus ditanggung semakin besar
return yang harus dikompensasikan.
Secara umum terdapat dua
pendekatan yang sering digunakan
oleh investor untuk menganalisis dan
menilai saham di pasar modal, yaitu
analisis fundamental dan analisis
teknikal (Bodie, et al, 2005). Analisis
fundamental adalah studi tentang
ekonomi, industri, dan kondisi
perusahaan untuk memperhitungkan
nilai perusahaan. Analisa fundamental
menitik beratkan pada data-data kunci
dalam laporan keuangan perusahaan
untuk memperhitungkan apakah harga
saham sudah diapresiasi secara
akurat.
Tujuan
analisis
fundamental
adalah untuk menentukan apakah nilai
saham berada pada posisi underpriced
atau overpriced. Saham dikatakan
underpriced bilamana harga saham di
pasar saham lebih kecil dari harga
wajar atau nilai yang seharusnya
(nilai intrinsik), dan saham dikatakan
overpriced apabila harga saham di
pasar saham lebih besar dari nilai
intrinsiknya. Analisis fundamental
berlandaskan atas kepercayaan bahwa
nilai suatu saham sangat dipengaruhi
oleh kinerja perusahaan yang
menerbitkan
saham
tersebut
(Murtanto dan Harkivent, 2000).
Kinerja
keuangan
perusahaan
dituangkan dalam bentuk laporan
keuangan dan diukur dengan alat ukur
dalam bentuk rasio yang diantaranya
berupa rasio profitabilitas dan rasio
solvabilitas.
Crabb (2003) menyatakan bahwa:
”Fundamental
analysis
is
an
examination of corporate accounting
reports to asses the value of company,
that investor can use to analysze a
company’s stock prices”. Pernyataan
ini menggambarkan bahwa informasi
akuntansi atau laporan keuangan
perusahaan dapat digunakan oleh
investor sebagai faktor fundamental,
untuk
menilai
harga
saham
perusahaan.
Rasio-rasio
keuangan
yang
dipakai sebagai analisis faktor-faktor
fundamental seperti cash flow untuk
mengukur
kinerja
keuangan
perusahaan (Robert Ang, 1997). Rasio
keuangan dikelompokkan dalam lima
jenis yaitu: (1) rasio likuiditas; (2)
rasio aktivitas; (3) rasio profitabilitas;
(4) rasio solvabilitas (leverage); dan
(5) rasio pasar. Rasio profitabilitas
terdiri dari enam rasio yaitu: gross
profit margin (GPM), net profit
margin (NPM), operating return on
assets (OPROA), return on asset
(ROA) atau sering disebut return on
investment (ROI), return on equity
(ROE), dan operating ratio (OPR).
Earning per Share
Earning
per
share
(EPS)
merupakan rasio yang menggambar
kan tingkat laba yang diperoleh oleh
para pemegang saham, dimana
tingkar laba (per lembar saham)
menunjukkan kinerja perusahaan
terutama dari kemampuan laba yang
dikaitkan
dengan
pasar.
EPS
menunjukkan bahwa semakin besar
tingkat kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan per lembar
saham bagi pemiliknya, maka hal
akan mempengaruhi return saham
perusahaan tersebut di pasar modal.
Oleh sebab itu, perusahaan yang stabil
akan
memperlihatkan
stabilitas
pertumbuhan
EPS,
sebaliknya
perusahaan yang tidak stabil akan
memperlihatkan pertumbuhan yang
fluktuatif.
Beberapa bukti empiris yang
mendukung teori tersebut seperti yang
dilakukan oleh Dodd dan Chen
(1996). Hasil penelitian dari Dodd
dan Chen (1996) menunjukkan bahwa
81
EPS berpengaruh positif terhadap
return saham. Penelitian oleh Kilic, et
al (1998) pada Bursa Efek Turki
dengan sampel saham perusahaanperusahaan manufaktur pada tahun
1993-1997, menemukan bahwa EPS
merupakan variabel yang berpengaruh
terhadap return saham. Catur
Wulandari (2005); Yogo Purnomo
(1998); Imron Rosyadi (2002)
masing-masing menunjukkan bahwa
EPS hubungan yang positif dan
signifikan terhadap return saham.
Berbeda denagn penelitian yang
dilakukan Rita Kusumawati (2004)
mendapati bahwa semua factor
fundamental yang diteliti termasuk
EPS tidak signifikan terhadap return
saham. Oleh karena dari penelitian
tersebut
masih
menunjukkan
perbedaan hasil, sehingga masih perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang “bagaimana pengaruh EPS
terhadap return saham”.
Net Profit Margin
Net Profit Margin merupakan
perbandingan antara laba setelah
pajak (EAT) dengan penjualan. Net
Profit Margin termasuk dalam salah
satu rasio profitabilitas. Rasio ini
digunakan untuk mengukur rupiah
laba yang dihasilkan oleh setiap
penjualan. Rasio ini memberikan
gambaran tentang laba untuk para
pemegang saham sebagai prosentase
dari penjualan. Net Profit Margin juga
dapat digunakan untuk mengukur
seluruh efisiensi, baik produksi,
administrasi, pemasaran, pendanaan,
penetuan harga maupun manajemen
pajak (Prastowo, 1995).
Bambang Riyanto (2001:37) :
"Profit margin yaitu perbandingan
antara net operating income dengan
net sales. " Munawir (2004:89):
“Profit margin ini mengukur
tingkat keuntungan yang dapat
dicapai oleh perusahaan dihubung
kan dengan penjualannya"
Husein
Umar
(2005:216):
"Margin Laba Usaha mencerminkan
kemampuan Manajemen untuk
menghasilkan laba setelah beban
operasi/usaha dan harga pokok
penjualan
dalam
hubungannya
dengan penjualan yang dilakukan"
Kasmir (2009:196), Profit Margin
adalah salah satu rasio yang
digunakan untuk mengukur margin
laba atas penjualan, rasio ini
menunjukkan pendapatan bersih
perusahaan atas penjualan.
Halim dan Sarwoko (1999: 62)
menyatakan “net profit margin yakni
perbandingan antara laba bersih (laba
setelah biaya bunga dan pajak/EAT)
dengan
penjualan”.
Kemudian
Husnan dan Pudjiastuti (2004:74)
menyatakan “rasio ini mengukur
seberapa
banyak
keuntungan
operasional diperoleh dari setiap
rupiah penjualan”. Kemudian Van
Horne dan Wachowicz (2005:224)
berpendapat bahwa “marjin laba
bersih
merupakan
ukuran
profitabilitas dari penjualan sesudah
memperhitungkan semua biaya dan
pajak penghasilan”.
Semakin tinggi rasio Net Profit
Margin berarti laba yang dihasilkan
oleh perusahaan juga semakin besar
maka akan menarik minat investor
untuk melakukan transaksi dengan
perusahaan
yang
bersangkutan.
Karena secara teori jika kemampuan
emiten dalam menghasilkan laba
semakin besar maka harga saham
perusahaan dipasar modal juga akan
mengalami peningkatan, sehingga
secara teoritis NPM berpengaruh
positif terhadap return saham.
Beberapa bukti empiris yang
mendukung teori tersebut seperti yang
dilakukan
oleh
Rechtmawan
Dwipayana (2007) menunjukkan
bahwa NPM positif dan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Kilic, et al (1998) yang
menyatakan bahwa NPM berpengaruh
terhadapa return saham. Asyik dan
82
Sulistyo (2000) hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
NPM
berpengaruh signifikan terhadap laba
perusahaan.
Sedangkan
Imron
Rosyadi (2002) menyatakan bahwa
EPS secara simultan dengan EPS,
ROA dan DER berpengaruh terhadap
return saham.
Berbeda dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Machfoedz
(1994) menunjukkan hasil bahwa
NPM tidak berpengaruh signifikan
terhadap laba perusahaan. Demikian
juga
Catur
Wulandari
(2005)
menyatakan bahwa NPM secara
signifikan tidak berpengaruh terhadap
return saham. Bukti-bukti empiris
tersebut masih terdapat perbedaan
hasil penelitian (research problem),
sehingga perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut “bagaimana pengaruh
NPM terhadap return saham”.
Return on Asset
Return
on
Asset
(ROA)
merupakan ukuran seberapa besar
laba bersih yang dapat diperoleh dari
seluruh kekayaan (aktiva) yang
dimiliki perusahaan. Return on Assets
(ROA)
menggambarkan
kinerja
keuangan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba bersih dari aktiva
yang digunakan untuk operasional
perusahaan. ROA digunakan untuk
mengetahui
kinerja
perusahaan
berdasarkan kemampuan perusahaan
dalam mendayagunakan jumlah assets
yang dimiliki, ROA akan dapat
menyebabkan apresiasi dan depresiasi
harga saham. Kinerja keuangan
perusahaan dalam menghasilkan laba
bersih dari aktiva yang digunakan
akan berdampak pada pemegang
saham perusahaan. ROA yang
semakin bertambah menggambarkan
kinerja perusahaan yang semakin baik
dan para pemegang saham akan
mendapatkan keuntungan dari dividen
yang diterima semakin meningkat,
atau semakin meningkatnya harga
maupun return saham.
Dengan meningkatnya ROA
berarti kinerja perusahaan semakin
baik dan sebagai dampaknya harga
saham
perusahaan
semakin
meningkat. Dengan meningkatnya
harga saham, maka return saham
perusahaan yang bersangkutan juga
meningkat. Dengan demikian ROA
berhubungan positif terhadap return
saham.
Return on asset (ROA) atau sering
disebut return on investment (ROI).
M.Hanafi (2008: 42) mengatakan
return
on
investment
adalah
mengukur kemampuan laba bersih
berdasarkan tingkat asset tertentu.
Pengertian return on investment
menurut Agus Sartono (2001:123):
"Return On Investment atau return on
assets
menunjukan
kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari
aktiva yang digunakan."
Selanjutnya menurut Husein
Umar (2005:216): "return on
investment (ROI) mencerminkan
kemampuan
manajemen
dalam
mengatur aktiva-aktivanya seoptimal
mungkin sehingga dicapai laba
bersih yang diinginkan". Sutrisno
(2009:267) merupakan rasio yang
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan keuntungan (tingkat
pengembalian), yang akan digunakan
untuk menutupi investasi yang
dikeluarkan.
Beberapa bukti empiris yang
mendukung teori tersebut seperti yang
dilakukan oleh Syahib Natarsyah
(2000)
hasil
penelitiannya
menunjukkan bahwa: Return On Asset
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham. Gordon
(1996) hasil dari penelitiannya
menunjukkan
bahwa
ROA
berpengaruh terhadap harga saham.
Nur Chozaemah (2004) menunjukkan
bahwa ROA mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap return
saham pada perusahaan Barang dan
Konsumsi yang go public di BEJ.
83
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Pancawati Hardiningsih dkk (2002)
menunjukkan
bahwa
ROA
berpengaruh signifikan dan positif
terhadap return saham. Ambrose
(2009) menunjukkan bahwa ROA
positif dengan return saham. Nur
Chozaemah (2004) ROA berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
Berbeda dengan hasil penelitian
yang dilakukan Rina Trisnawati
(1999) menunjukkan bahwa return on
assets (ROA) tidak signifikan
berpengaruh terhadap return saham di
pasar perdana (saat IPO) maupun
return saham dipasar sekunder.
Hebble (2009) menunjukkan bahwa
ROA tidak signifikan terhadap return
saham. Hasil penelitian dari Imam
Ghozali
dkk
(2002)
yang
menunjukkan bahwa ROA tidak
signifikan berpengaruh terhadap
return saham.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan
penelitian terdahulu, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Earning per share (EPS)
terhadap Return Saham.
H1: EPS berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham
2. Pengaruh Net Profit Margin (NPM)
terhadap Return Saham.
H2: NPM berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham
3. Pengaruh Return on Asset (ROA)
terhadap Return Saham
H3: ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham
Kerangka Konseptual
Model konseptual teori atau kerangka
berpikir sebagai paradigma penelitian
yang dapat dijelaskan pada Gambar1.
EPS
NPM
Return Saham
ROA
Gambar 1. Model Kerangka
Konseptual Teori
Variabel independen Earning per
share (EPS), Net Profit Margin,
Return on Assets. Sedang variabel
dependen adalah return saham.
METODE
Rancangan penelitian ini adalah
survei (survey). Menurut John W.
Creswell (2003:153) A survey design
provides a quantitative or numeric
description of trends, attitudes, or
opinions of a population by studying a
sample of that population. Sedang
menurut Davis dan Cosenza (1993),
survei adalah rancangan penelitian di
mana peneliti hanya mengukur
variabel yang ada dan tidak
memanipulasi variabel tersebut, serta
utamanya ditujukan untuk mencari
hubungan di antara variabel-variabel
dan menguji sejumlah hipotesis.
Tergolong Survei karena penelitian
ini
bertujuan
untuk
membuat
generalisasi yang ditarik dari sampel
tentang beberapa karakteristik, sikap
atau perilaku dari populasi (Hasan,
1990). Penelitian ini dirancang
sebagai suatu penelitian lapangan
(field study) untuk menguji hipotesis
dan variabel-variabel yang akan
dianalisis dimasukan dalam suatu
model persamaan.
Jenis penelitian ini termasuk
penelitian penjelasan (explanatory
research).
Disebut
penelitian
eksplanasi, karena: (1) Menjelaskan
gejala yang ditimbulkan oleh obyek
penelitian (2) Peneliti berusaha
mencari jawaban terhadap venomena
84
faktor-faktor yang mempengaruhinya
(3) Menguji hubungan antar variabel
yang dihipotesiskan (Donald and
William, 1977). Penelitian ini juga
tergolong jenis asosiatif, yaitu
penelitian yang berusaha untuk
melihat hubungan atau pengaruh
antara dua variabel, seberapa besar
hubungan itu serta bagaimana arah
hubungan tersebut.
Populasi adalah gabungan dari
seluruh elemen yang berbentuk
peristiwa, hal, atau orang yang
memiliki karakteristik serupa yang
menjadi pusat perhatian peneliti,
karenanya dipandang sebagai semesta
penelitian (Ferdinand, 2006). Populasi
dalam
penelitian
ini
adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia adalah 148
perusahaan manufaktur dan yang
tercatat di BEI.
Sampel adalah bagian dari
populasi
yang
akan
diteliti
karakteristiknya. Sampel penelitian
sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang
dimiliki
oleh
populasi
(Sugiyono, 1998). Besarnya jumlah
sampel yang diambil dari populasi
dalam penelitian tidak ada ketentuan
baku ataupun rumusan yang pasti,
hanya saja semakin besar penggunaan
sampel dalam suatu penelitian akan
semakin baik (Borg & Gall, 1983).
Pemilihan
sampel
dilakukan
secara purposive dengan kriteria:
1. Perusahaan manufaktur yang
tercatat di BEI dengan laporan
keuangan lengkap dan telah diaudit
periode 2012-2013.
2. Perusahaan tidak mempunyai
ekuitas negatif, tidak rugi usaha dan
melakukan kuasi reorganisasi periode
2012-2013.
3. Perusahaan tidak melakukan
merger dan delisting periode 20122013.
Jumlah sampel yang ditetapkan
berdasar kriteria adalah sebesar 47
perusahaan yang terpilih sebagai
sampel. Penetapan sampel dengan
menggunakan metode purposive
sampling, sesuai kriteria.
Dalam penelitian ini, data
sekunder dikumpulkan dengan cara
melakukan metode dokumentasi. Data
diperoleh
dari
internet,
yaitu
www.idx.go.id dan Indonesia Capital
Market Directory (ICMD) untuk
memperoleh data laporan keuangan
tahunan publikasian tahun 2012-2013.
Justifikasi ini ditegaskan oleh Sekaran
(2009;55) bahwa data sekunder salah
satunya dapat diunduh melalui
internet. Dari laporan keuangan
tersebut diambil informasi yang
relevan dengan variabel-variabel
dalam penelitian serta metode untuk
mengklasifikasikan perusahaan.
Teknik Analisis Data
Untuk
menganalisa
data
penelitian harus menggunakan teknik
atau metode cara tepat agar hasilnya
sesuai dengan tujuan
penelitian.
Metode analisis data ini penulis
menggunakan program SPSS 17.0
dengan taraf (α) signifikansi sebesar
5%.
1. Analisis deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik
yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau
generalisasi
(Sugiyono,
2009).
Statistik deskriptif yang digunakan
antara lain mean, standard deviation,
maximal dan minimal.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian
tentang kenormalan distribusi data.
Penggunaan uji normalitas karena
pada analisis statistik parametik,
asumsi yang harus dimiliki oleh data
adalah bahwa data tersebut harus
85
terdistribusi normal yang berarti data
akan mengikuti bentuk distribusi
normal (Santosa & Ashari, 2005 :
231).
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas. Jika variabel
bebas saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal
(Ghozali 2007:91).
Uji Heteroskedastisitas
Uji
Heteroskedastisitas
ini
digunakan untuk menguji apakah
terdapat ketidaksamaan varian dari
residual
pengamatan
satu
ke
pengamatan lainnya atau disebut
(heteroskedastisitas). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Untuk menguji apakah telah
terjadi heteroskedastisitas adalah
dengan melihat grafik scaterplot
dimana apabila titik-titik dalam grafik
menyebar dan tidak membentuk pola
tertentu
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas, namun sebaliknya
jika titik-titik membentuk pola
tertentu (bergelombang, melebar
kemudian menyempit) maka terjadi
heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah kerelasi antar
anggota sampel yang diurutkan
berdasarkan waktu. Autokorelasi
menunjukan adanya kondisi yang
berurutan antara gangguan atau
distribusi yang masuk dalam regresi
(Algifari, 2000). Uji autokorelasi
bertujuan untuk mengetahui apakah
terjadi korelasi antara anggota
serangkaian data observasi yang
diurutkan menurut waktu (time
series).
Data
penelitian
ini
sudah
dilakukan uji asumsi klasik yaitu Uji
Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji
Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi.
HASIL
Temuan-temuan dari analisis data
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Uji Secara Simultan
Besarnya
pengaruh
variabel
Earning per share (EPS), Net Profit
Margin, dan Return on Asset terhadap
return saham ialah sebesar 0,844 atau
84,4% sedangkan sisanya 15,6 %
dijelaskan oleh variabel lain diluar
model regresi ini. Untuk menguji
apakah model regresi sudah benar
atau layak dilakukan pengujian
dengan menggunakan uji F dan uji
signifikansi.
Besarnya
F-hitung
87.153 > F-Tabel 3.186 berarti model
regresi sudah benar dan layak.
Demikian juga angka signifikansi
0,000 < 0,05 tingkat signifikansi yang
ditetapkan, berati model regresi ini
juga sudah benar dan layak. Berarti
terdapat pegaruh secara simultan
variabel Earning per Share, Net Profit
Margin, dan Return on Asset terhadap
Return Saham.
2. Uji Secara Parsial
2.1. Uji Hipotesis 1: Earning per
Share berpengaruh positif terhadap
Return Saham
Dari
hasil
temuan
dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa
Earning per Share berpengaruh
positif dan signifikan terhadap return
saham sebesar 0,325 atau 32,5%. Hal
ini ditunjukkan bahwa nilai t-hitung
2,068 > dari t-tabel 2,045 artinya
signifikan, dan nilai p-value 0,048 <
0,05 artinya juga signifikan. Dengan
demikian Ho ditolak dan Ha diterima
artinya
Earning
per
Share
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham terbukti
kebenarannya.
2.2. Uji Hipotesis 2: Net Profit
Margin
berpengaruh
positif
terhadap Return Saham
86
Dari
hasil
temuan
dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa
Net Profit Margin berpengaruh positif
dan signifikan terhadap return saham
sebesar 0,673 atau 67,3%. Hal ini
ditunjukkan bahwa nilai t-hitung
4,195 > dari t-tabel 2,045 artinya
signifikan, dan nilai p-value 0,000 <
0,05 artinya juga signifikan. Dengan
demikian Ho ditolak dan Ha diterima
artinya
Net
Profit
Margin
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham terbukti
kebenarannya.
return saham
akan meningkat
sebesar 0,304.
4. Jika Return on Assets ditingkatkan
sedang Earning per Share dan Net
Profit Margin tetap, maka return
saham akan meningkat sebesar
0,035.
Hasil persamaan regresi tersebut
menunjukkan bahwa koefisien regresi
semua variabel bebas: EPS, NPM,
dan ROA bertanda positif. Hal ini
menunjukkan bahwa kenaikan EPS,
NPM, dan ROA akan dapat
meningkatkan return saham.
2.3. Uji Hipotesis 1: Return on
Assets
berpengaruh
positif
terhadap Return Saham
Dari
hasil
temuan
dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa
Return on Assets tidak berpengaruh
terhadap return saham sebesar 0,050
atau 5,0%. Hal ini ditunjukkan bahwa
nilai t-hitung 0,328 < dari t-tabel
2,045 artinya tidak signifikan, dan
nilai p-value 0,745 > 0,05 artinya juga
tidak signifikan. Dengan demikian Ho
diterima artinya Return on Assets
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Earning per Share
terhadap Return Saham
Hasil ini menunjukan bahwa dari
beberapa
bukti
empiris
yang
mendukung teori tersebut seperti yang
dilakukan oleh Dodd dan Chen
(1996). Hasil penelitian dari Dodd
dan Chen (1996) menunjukkan bahwa
EPS berpengaruh positif terhadap
return saham. Penelitian oleh Kilic, et
al (1998) pada Bursa Efek Turki
dengan sampel saham perusahaanperusahaan manufaktur pada tahun
1993-1997, menemukan bahwa EPS
merupakan variabel yang berpengaruh
terhadap return saham. Catur
Wulandari (2005); Yogo Purnomo
(1998); Imron Rosyadi (2002)
masing-masing menunjukkan bahwa
EPS hubungan yang positif dan
signifikan terhadap return saham.
Hasil yang berbeda penelitian
yang dilakukan oleh Claude, at al
(1996) berhubungan dengan EPS
lebih banyak disorot dari segi price
earning ratio (PER)-nya. Penelitian
tersebut tidak menghubungkan antara
EPS dengan return saham Demikian
juga Rita Kusumawati (2004)
mendapati bahwa semua factor
fundamental yang diteliti termasuk
EPS tidak signifikan terhadap return
saham. Yeye Susilowati (2011)
variabel EPS, NPM, ROA, ROE
semua tidak berpengaruh signifikan
Persamaan Model Regresi
Berdasar output SPSS pada tabel
coefficient persamaan regresi dapat di
rumuskan sebagai berikut :
Y= 0,203 + 0,001 X1+ 0,304 X2 +
0,035 X3
Persamaan ini dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Jika segala sesuatu pada variabel
independen dianggap konstan,
maka return saham adalah 0,203.
2.
Jika
Earning
per
Share
ditingkatkan sedang Net Profit
Margin, dan Return on Assets
tetap, maka return saham akan
meningkat sebesar 0,001.
3. Jika Net Profit Margin ditingkatkan
sedang Earning per Share, dan
Return on Assets tetap, maka
87
terhadap return saham kecuali DER
berpengaruh positif terhadap return
saham. Oleh karena dari penelitian
tersebut
masih
menunjukkan
perbedaan hasil, sehingga masih perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang “bagaimana pengaruh EPS
terhadap return saham”.
Sementara Sahib Natarsyah (2000)
menunjukkan bukti bahwa ROA
secara
signifikan
berpengaruh
terhadap return saham di pasar
sekunder.
Minar
Simanungkalit
(2009) hasil serempak (uji F)
menunjukkan
bahwa
ROA
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap return saham.
2. Pengaruh Net Profit Margin
terhadap Return Saham
Hasil penelitian ini menunjukan
bukti empiris penelitian yang
mendukung seperti dilakukan Kilic, et
al (1998) yang menyatakan bahwa
NPM berpengaruh terhadapa return
saham. Asyik dan Sulistyo (2000)
hasil penelitian menunjukkan bahwa
NPM berpengaruh signifikan terhadap
laba perusahaan. Sedangkan Imron
Rosyadi (2002) menyatakan bahwa
EPS secara simultan dengan EPS,
ROA dan DER berpengaruh terhadap
return saham. Hasil ini berbeda
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Machfoedz (1994) menunjukkan
hasil bahwa NPM tidak berpengaruh
signifikan terhadap laba perusahaan.
Demikian juga Catur Wulandari
(2005) menyatakan bahwa NPM
secara signifikan tidak berpengaruh
terhadap return saham. Bukti-bukti
empiris tersebut masih terdapat
perbedaan hasil penelitian (research
problem), sehingga perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut “bagaimana
pengaruh NPM terhadap return
saham”.
Namun dalam kenyataannya teori
tersebut mendukung penelitian yang
dilakukan
beberapa
peneliti
sebelumnya. Salah satu bukti empiris
yang dilakukan Rina Trisnawati
(1999) menunjukkan bahwa return on
assets (ROA) tidak signifikan
berpengaruh terhadap return saham di
pasar perdana (saat IPO) maupun
return saham dipasar sekunder.
Hebble (2009) menunjukkan bahwa
ROA tidak signifikan terhadap return
saham. Hasil penelitian dari Imam
Ghozali
dkk
(2002)
yang
menunjukkan bahwa ROA tidak
signifikan berpengaruh terhadap
return saham.
Dari
dua
kelompok
hasil
penelitian tersebut (di pasar perdana
dan di pasar sekunder) ternyata
menunjukkan hasil yang berbedabeda, sedangkan teori yang mendasari
menyatakan semakin tinggi ROA
berarti kinerja perusahaan semakin
baik dan harga saham semakin tinggi
ternyata tidak terbukti, sehingga
masih
muncul
permasalahan
penelitian
tentang
“bagaimana
pengaruh ROA terhadap return
saham”di periode berikutnya.
3. Pengaruh Return on Assets
terhadap Return Saham
Hasil penelitian ini menunjukan
bukti empiris bahwa hasil penelitian
tidak mendukung dari penelitian
Pancawati Hardiningsih dkk (2002)
menunjukkan
bahwa
ROA
berpengaruh signifikan dan positif
terhadap return saham. Ambrose
(2009) menunjukkan bahwa ROA
positif dengan return saham. Nur
Chozaemah (2004) ROA berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan dapat ditarik simpulan
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Earning per Share
terbukti berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
88
2. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel Net Profit Margin
mempunyai pengaruh terhadap
return
saham
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel
Return
on
Assets
mempunyai pengaruh terhadap return
saham perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI
Implikasi Teori
Secara teori penelitian ini
memberikan justifikasi ilmiah apakah
variabel EPS, NPM, dan ROA
mempunyai pengaruh terhadap return
saham. Berdasarkan hasil pengujian
sebagaimana diuraikan sebelumnya,
maka hasil penelitian ini dapat
memberikan kontribusi implikasi
teoritis sebagai berikut:
1. Variabel independen EPS, NPM,
ROA, tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham, namun
demikian bukan berarti secara
teoritis menyimpang. Variabelvariabel independen tersebut masih
dapat digunakan untuk penelitian
lebih
lanjut,
karena
masih
berpengaruh positif terhadap return
saham, dan juga diketahui bahwa
nilai signifikansi variabel EPS dan
ROE
masih
dibawah
nilai
signifikansi marjinal 10%, sehingga
EPS dan ROE masih sangat
potensial
digunakan
sebagai
variabel
yang
mempengaruhi
return saham.
2. Bagi
para
akademisi,
hasil
penelitian ini dapat digunakan
sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya dibidang manajemen
keuangan terutama yang terkait
dengan faktor-faktor fundamental
dan return saham.
digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan,
terutama
bagi
investor dan manajemen sebagai
berikut:
1. Investor
sebaiknya
juga
memperhatikan faktor-faktor diluar
EPS, NPM, dan ROA yang
mencerminkan kinerja keuangan
perusahaan selain return saham
misalnya Debt to Equity Ratio.
2. Bagi manajemen, faktor kinerja
keuangan selain sangat diperlukan
oleh para investor untuk menilai
return saham, return saham juga
diperlukan untuk kemakmuran para
pemegang saham.
DAFTAR RUJUKAN
Ambrose. 2009. “Secured Debt and
Corporate Performance Evidence
FEITs”. The Pennsy Luania State
University, National University of
Singapure.
Asyik, Nur Fajrih dan Soelistyo.
2000.
“Kemampuan
Rasio
Keuangan dalam Memprediksi
Laba (Penetapan Rasio Keuangan
sebagai discriminator)”. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia.
Vol. 15, No.3: 313-331.
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan. BPEE
UGM, Yogyakarta
Bodie, Zvi, Kane, Alex. & Marcus,
Alan J. 2005. Investmens. 6 Th
Edition. New York:Mc Graw Hill
Catur Wulandari. 2005. Pengaruh
Beberapa Faktor Fundamental
terhadap Perbahan Harga Saham
di BEJ. Tesis. FE UMM.
Implikasi Kebijakan
Setelah mengatahui hasil
penelitian
ini,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
menguraikan
implikasi kebijakan yang dapat
Claude. et al., 1996. “Political Risk,
Economic Risk, and Finacial
Risk”.
Finacial
Analysis
Journal, Nov-Dec: 29-45.
89
Crabb, Peter R. 2003. “Finance and
Investment using The Wall Street
Journal”, McGraw-Hill, New
York.
Creswell, John W. 2004. Research
Design.
California:
Sage
Publications, Inc.
Dodd, J.L. dan Simmin, Chen. 1996.
“EVA a New Pancea?”. B&E
Reviev, July-September, pp.26-28.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode
Penelitian Manajemen. Edisi 2.
Semarang.
BP
Universitas
Diponegoro.
Gordon. 1996. “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Indeks Harga
Saham Perusahaan Industri”.
Jurnal Ekonomi dan Manajemen.
Vol. 4.
Halim
dan
Sarwoko.
1999.
Manajemen
Keuangan
.
Yogyakarta: BPFE.
Hanafi Mamduh M. 1996. Analisis
Laporan Keuangan. UPP AMP
YKPN, Yogyakarta.
Hasan,
M.Z.
1990.
Statistik
Inferensial
Lanjut:
Analisis
Regresi dan Jalur. Malang: PPTK
IKIP Malang.
Hebble Annette. 2005. “Corporate
Governance
and
Firm
Characteristic”,
Journal
of
Business
of
Economics,
Universitas of St Thomas.
Husein, Umar. 2005. Evaluasi Kinerja
Perusahaan.
Jakarta:
PT.
Gramedia: Pustaka Utama.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti.
2004. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Imam Ghozali. 2005. Aplikasi
Analisis Multivariate dengan
Program
SPSS.
Universitas
Diponegoro, Semarang.
Imron Rosyadi. 2002. “Keterkaitan
Kinerja Keuangan dengan Harga
Saham”. Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan, Vol.1, No. 1.
Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan
Analisis Investasi. BPEE UGM:
Yogyakarta.
Kasmir. 2009. Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Mas’ud Machfoed. 1994. “Financial
Ratio Analysis and The Prediction
of Eraning Changs in Indonesia”,
Kelola, No. 7/III/1994:114-134.
Minar
Simanungkalit.
2009.
Pengaruh Profitabilitas dan Rasio
Leverage Keuangan Terhadap
Return Saham pada Perusahaan
Makanan dan Minuman Terbuka
di Indonesia. Tesis. USU. Medan.
Murtanto dan Harkivent. 2000.
“Analisis Pengaruh Infromasi
Laba”, Jurnal Ekonomi, Vol.6
No.3, hal. 992-1021.
Noer Sasongko dan Nila Wulandari.
2006. Pengaruh EVA Dan RasioRasio Profitabilitas Terhadap
Harga Saham. Jurnal Ekonomi,
Vol 19. Hal 64-79.
Nur Chozaemah. 2004. Pengaruh
Beberapa Faktor Fundamental
terhadap
Perubahan
Harga
Saham (Studi pada Perusahaan
Barang dan Konsumsi yang Go
Public Di BEJ). Tesis. UMM.
Pancawati Pancawati, L. Suryanto dan
Anies Chariri. 2001. “Pengaruh
Faktor Fundamental dan Risiko
90
Ekonomi terhadap Return Saham
pada Perusahaan di BEJ: Studi
Kasus Basic Industry dan
Chemical”. Jurnal Bisnis Strategi
vol.8, Desember 2001, th VI
Program MM UNDIP.
Prastowo. 1995. Analisis Laporan
Keuangan Konsep dan Aplikasi.
AMP YKPN, Jakarta.
Rechtmawan
Dwipayana.
2007.
Analisis Pengaruh Faktor-Faktor
Fundamental Terhadap Harga
Saham pada Sektor Perbankan di
BEJ Periode Tahun 2003-2006.
Tesis. UNDIP. Semarang
Rina Trisnawati. 1999. “Pengaruh
Informasi Prospektus pada Return
Saham
di
Pasar
Modal”.
Simposium Nasional Akuntansi II
dan Rapat Anggota II. Ikatan
Akuntan Indonesia, Kompartemen
Akuntan
Pendidik,
24-25
Sept.,hal. 1-3.
Rita Kusumawati. 2004. Analisis
Pengaruh Faktor Fundamental
terhadap return Saham Kasus
pada Perusahan Manufaktur Di
BEJ Periode 1998-2001. Jurnal
Analisis Bisnis dan Ekonomi, Vol
2. Hal 69-83.
Riyanto, Bambang. 2008. Dasardasar Pembelajaran Perusaha
an.Yogyakarta: BPFE.
Robert Ang. 1997. Buku Pintar Pasar
Modal
Indonesia.
Jakarta.
Mediasoft Indonesia.
Sekaran, Uma. 2006. Research
Methode
For
Business:
Metodologi Penelitian Untuk
bisnis. Jakarta. Salemba Empat.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung. Penerbit:
Alfabeta,.
Syahib Natarsyah. 2000. “Analisis
Pengaruh Faktor Fundamental dan
Risiko Sistematik terhadap Harga
Saham (Kasus Industri Barang
Konsumsi yang Go-Public Di
Pasar Modal Indonesia)”. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia,
Vol.15 No. 3.
Yeye Susilowati, dan Tri Turyanto.
2011. ”Reaksi Signal Rasio
Profitabilitas terhadap Return
Saham
Perusahaan”.
Jurnal
Dinamika
Keuangan
dan
Perbankan. Vol 3 nomor 1.
Semarang, Universitas Stikubank.
Yogo Purnomo. 1998. “Keterkaitan
Kinerja Keuangan dengan Harga
Saham”, Usahawan, Desember.
No.12, Th XXVII:33-38.
Van Horne, James C. and John M.
Wachowicz. 2005. Fundamentals
of Financial Management/Prinsipprinsip
Manajemen
Keuangan.(Edisi Kedua Belas).
Jakarta: Salemba Empat.
91
LAMPIRAN
Tabel 1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
No.
Variabe
l
1.
Return
Saham
Definisi
Pengurangan harga
saham pada tahun t
dengan harga saham
tahun sebelumnya
kemudian dibagi
dengan harga saham
sebelumnya.
2. EPS
Rasio antara earning
after taxs terhadap
total saham yang
diterbitkan
3. NPM
Rasio antara earning
after tax terhadap net
sales
4. ROA
Rasio antara earning
after tax terhadap
total asset
Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini
Pengukuran
Skala
Pengukuran
Referensi
Pt  Pt 1
Pt 1
Rasio
Jogiyanto
(2000)
EAT
Ss
Rasio
Tandelilin
(2001)
EAT
Net Sales
Rasio
Prastowo
(1995)
EAT
Total Aktiva
Rasio
Tandelilin
(2001)
Download