Document 372040

advertisement
The Immunomodulatory Effect of Extracted Ethanol of Pegagan (Centellaasiatica
(L.,) Urb) toward Phagocytic Activity and Capacity of Macrophage Cells in Male
Rats Sprague-Dawley lineage which Infected by Staphylococcus aureus
Jatmiko Susilo, Istianatus Sunnah*, Ni Putu Ayu Riskadewi
[email protected]
ABSTRACT
The vegetative of pegangan (Centella asiatica (L.,) urb) contains flavonoid and
triterpenoid saponin that believed to have an immunomodulatory effect. This study aims
to find the immunomodulatory effect of extracted ethanol of pegagan toward the
phagocytic activity and capacity of peritoneal macrophage cells in the Rats (Sprague
Dawley) which infected by Staphylococcus aureus.
This was an experimental study with the post-test control group design. The
samples in this study were 30 rats which divided into 5 groups: negative control (distilled
water), positive control (Phylantus niruri) with a dose of 1.26mg/200gBW and extracted
ethanol of pegangan (Centella asiatica (L.,) Urb) with the doses of 0,0625g/200gBW,
0.1250 g/200gBW, and 0,1875g/200gBW, respectively. Before the treatments
implemented, S. aureus was infected intraperitoneally on day 8th, and 10th of the test of
confirmed the presence of bacteria in the blood, the day 10th to 19th were the treatments,
in day 20th is phagocytic activity and capacity measure by hemocitometer and hand
counter.
The results of this study indicate that the extracted ethanol of pegangan (Centella
asiatica (L.) Urb) with a dose of 0.1875g/200gBW, the percentage of activity was
92.90±3.12% and capacity was 723.50±90.49 cell/ml. This mean diffrent is the not
significantly with positive control (Phylantus niruri) p-value of 0.468 and 0.331 > α
0.05).
Keywords :
Pegagan (Centella asiatica (L.,) Urb), Staphylococcus aureus, phagocytic
activity and capacity
40
Efek Imunomodulator Estrak Etanol Tanaman Pegagan (Centella asiatica(L.,) Urb)
Terhadap Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Sel Makrofag pada Tikus
Jantan Galur Sprague Dawley yang Diinfeksi Sthapylococcus aureus
Jatmiko Susilo, Istianatus Sunnah*, Ni Putu Ayu Riskadewi
INTISARI
Tanaman pegagan (Centella asiatica (L.,) urb) mengandung flavonoid dan
triterpenoid saponin, diduga mempunyai efek imunomodulator. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efek imunomodulator estrak etanol tanaman pegagan terhadap aktivitas
dan kapasitas fagositosis sel makrofag peritoneum tikus (Sprague dawley) yang diinfeksi
Staphylococcus aureus.
Penelitian eksperimental dengan desain post test control group. Sampel adalah 30
ekor tikus, dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol negatif (aquadest), kontrol positif
(Phylantus niruri) dosis 1,26mg/200gBB dan ekstrak etanol tanaman pegagan (Centella
asiatica (L.,) Urb) dosis 0,0625g/200gBB, 0,1250 g/200gBB, dan 0,1875g/200gBB.
Sebelum perlakuan diinfeksi S. aureus secara intraperitoneal pada hari ke-8, hari ke-10
uji konfirmasi keberadaan bakteri dalam darah, hari ke10 – ke-19 perlakuan,hari ke-20
pengukuran aktivitas dan kapasitas fagositosis dengan hemositometer dan hand counter.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol tanaman pegagan dosis
0,1875g/200gBB adalah nilai aktivitas 92,90±3,12 dan nilai kapasitas 723,50 ±90,49,
mempunyai efek imunomodulator yang berbeda tidak signifikan dengan kontrol positif
(Phylantus niruri) dengan meningkatkan aktivitas dan kapasitas fagositosis dengan pvalue 0,468 dan 0,331 (p>0.05).
Kata Kunci: Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.,) Urb), Staphylococcus aureus,
aktivitas dan kapasitas fagositosis
imunomodulator dalam sebuah terapi
PENDAHULUAN
Penyakit
infeksimerupakan
banyak mengalami hambatan, hal ini
salah satu penyebab tingginya angka
dikarenakan
kematian
berkembang
yang beredar di pasaran relatif mahal.
termasuk Indonesia (Depkes, 2003). Hal
Imunomodulator dari bahan alam perlu
ini termasuk angka kejadian penyakit
dipertimbangkan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri
pengembangannya sehingga faktor harga
Staphylococcus
dapat ditekan (Bellanti et al., 1993).
di
negara
aureus.
Infeksi
S.
aureus sering kali menyebabkan demam
yang
menetap,
abdomen
dan
kembung,
diare.
Salah
destensi
Infeksi
berkhasiat
yang
harga
satu
sebagai
imunomodulator
dalam
tanaman
yang
imunomodulator
adalah tanaman pegagan.
Tanaman
disebabkan oleh bakteri S. aureus dapat
pegagan diketahui mengandung senyawa
menyebabkan sistem imun turun, oleh
kimia flavonoid dan triterpenoid saponin
karena
berkhasiat
dengan
itu
diperlukan
pengobatan
imunomodulator.Penggunaan
sebagai
imunomodulator,
sehingga mampu mempengaruhi sistem
41
imun tubuh yang terinfeksi bakteri.
eter,
Menurut
dilakukan
methanol, pewarna giemsa, larutan
(Besung, 2009) menunjukkan bahwa
Phosphat buffered saline (Natrium
tanaman
klorida, kalium klorida, dinatrium
penelitian
yang
pegagan
sebagai
alternatif
Nacl
fisiologis
penyakit infeksi mengandung senyawa
hydrogen
triterpenoid
hydrogen fosfat.), larutan EDTA
saponin
yang
dapat
mengaktivasi makrofag.
fosfat,
0,9%,
dan
kalium
0,2, minyak imersi, Mueller Hinton
Belum adanya penelitian yang
Agar, kaldu pepton, MSA (Manitol
menggunakan zat aktif flavonoid dan
salt agar), aquadest dan triptan
triterpenoid dalam tanaman pegagan
blue, Phylantus niruri,H2SO4 pekat
sebagai
maka
, asam klorida pekat, asam asetat
untuk
anhidridat, oktil alkohol, serbuk
imunomodulator,
penelitian
ini
bertujuan
mengetahui dan membuktikan khasiat
Mg, kloroform.
ekstrak etanol tanaman pegagan sebagai
imunomodulator
pada
tikus
yang
B. Cara Penelitian
diinfeksi S. aureus melalui pengamatan
1. Determinasi Tanaman
aktivitas dan kapasitas fagositosis.
Determinasi
tanaman
pegagan (Centella asiatica (L.,)
Urb.)dilakukan di Laboratorium
BAHAN DAN CARA
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan spuit
oral,
spuit
hematokrit,
injeksi,
tabung
mikro
Ekologi
dan
Biosistematik
Fakultas
Sains
Matematika
Biologi Universitas Diponegoro
eppendorf,
Semarang.
autoklave, inkubator, mikropipet,
2. Penyiapan Bahan
objek glass, coverslip, termometer
Tanaman
pegagan
yang
digital, alat bedah, seperangkat alat
diperoleh dari daerah Ambarawa
gelas yang telah disterilkan, laminar
Kabupaten Semarang. Tanaman
flow, hemositometer, mikroskop
pegagan
binokuler, pipet volumetrik dan
mengalir
hand counter.
kemudian dikeringkan dibawah
Bahan
yang
digunakan
dicuci
dengan
sampai
air
bersih,
sinar matahari secara langsung
tanaman pegagan, tikus Sprague
dengan
dawley,
Setelah kering tanaman pegagan
Staphylococcus
aureus,
darah, Nutrien Broth (NB) DIFCO,
dibuat
42
ditutup
serbuk
kain
hitam.
dengan
menggunakan
blender,
b. Identifikasi
kemudian diayak dengan ayakan
Saponin.
nomor 30 mesh.
3. Pembuatan
Triterpenoid
Sebanyak 3 tetes asam
Ekstrak
Etanol
asetat anhidrat dan 1 tetes
Tanaman Pegagan.
H2SO4 pekat di teteskan
Pembuatan ekstrak etanol
tanaman
dalam 0,1 g ekstrak kental,
pegagan
kemudian
diamati
menggunakan metode maserasi
perubahan
warnanya.
dan remaserasi, sebanyak 250 g
Reaksi positif triterpenoid
simplisia dimasukkan kedalam
saponin akan memberikan
panci kemudian ditambahkan
warna
etanol
1987).
625ml,
dilakukan
maserasi
selama
5
hari,
merah
(Harbone,
5. Pembuatan Suspensi Bakteri.
sedangkan remaserasi ampas
Bakteri
ditambahkan
625ml
aureus dibiakkan pada medium
remaserasi
NB cair dan diinkubasi selama
dilakukan sebanyak 2 kali.
1x24 jam pada suhu 370C.
Proses
dilakukan
Diambil 1 ml dan ditambahkan
dalam ruangan yang terlindung
9 ml medium NB baru. Pellet
dari cahaya matahari dan sering
yang
dilakukan pengadukan (Anief,
disuspensi dengan 100 ml PBS.
selama
etanol
2
hari,
tersebut
2006).
uji
Staphylococcus
diperoleh
selanjutnya
6. Prosedur Penelitian
4. Penapisan Fitokimia
a. Identifikasi Flavonoid.
Sebanyak 1 tetes HCl
pekat
ditambah0,1
gram
Hewan
uji
dikelompokkan
secara
acak
menjadi
5
tikus
per
kelompok
@
6
kelompok,
semua
kelompok
ekstrak tanaman pegagan
perlakuan diinfeki S. aureus
ditambah 0,1 g serbuk Mg ,
secara i.p 3,5 ml hari ke-8. Pada
kemudian
diamati
hari ke-9 diamati tanda-tanda
perubahan
warnanya.
infeksi yang timbul dan uji
Reaksi
flavonoid
konfirmasi keberadaan bakteri.
positif
akan memberikan warna
Pada
merah
perlakuan 3 x sehari selama 10
jingga
(Guevera,
1985)
hari
ke-10
diberikan
hari. Kelompok kontrol negatif
43
diberi aquadest, kontrol positif
95b-96b-97bb-98a
(Phylantus
Umbeliferae)-1b-2b-Genus: Centella-
niruri
dosis
1,26mg/200gBB), P1 ekstrak
dosis
0,0625g/200gBB,
ekstrak
98
Species: Centella asiatica L (Urb).
P2
2. Pembuatan Ekstrak
ekstrak dosis 0,1250g/200gBB,
P3
(Familia
Rendemen
dosis
ekstrak
etanol
tanaman pegagan diperoleh 17,33%,
0,1875g/200gBB. Pada hari ke
sesuai
1, 3, 6, dan 9 diamati lagi
dipersyaratkan yaitu > 10% dari
tanda-tanda infeksi, selanjutnya
jumlah serbuk.
pada
hari
ke20
pengukuran
kapasitas
aktivitas
dan
fagositosis
sel
a. Hasil identifikasi menunjukkan
warna
nilai
makrofag
yang
3. Uji Fitokimia
7. Analisis Data
kapasitas
standar
dilakukan
makrofag.
Data
dengan
aktivitas
dan
fagositosis
sel
dianalisis
merah
penambahan
jingga
HCl
setelah
pekat
dan
serbuk Mg, menunjukkan reaksi
dengan
positif
SPSS versi 19,0 for windows
mengandung
flavonoid
(Gambar1).
dengan taraf kepercayaan 95%.
b. Hasil identifikasi menunnjukkan
warna merah setelah penambahan
HASIL
kloroform
1. Determinasi Tanaman
menujukkan
Kunci determinasi : 1b-2b-3b4b-6b-7b-9b-10b(Gol7.
dan
H2SO4
reaksi
pekat,
positif
mengandung triterpenoid saponin
Daun
(Gambar
tersusun dalam roset)-92a-93b-94ba-
Gambar 1. Uji Favonoid
Gambar 2. Uji Triterpenoid
Saponin
44
2)
4. Hasil Pengamatan.
Tabel I.Hasil Rata-Rata dan SD Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Sel
Makrofag Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Tanaman Pegagan
Kelompok
Hewan Uji
Aktivitas (%)
Kapasitas (sel/ml)
Mean
SD
Mean
SD
Mean
SD
Mean
SD
Mean
SD
45,57
3,41
94,55
3,02
77,65
4,86
86,58
4,55
92,90
3,12
193,33
28,01
776,17
88,70
284,00
93,82
450,33
129,47
723,50
90,49
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
P1(0,0625g/200gBB)
P2(0,1250g/200gBB)
P3(0,1875g/200gBB)
Pengaruh pemberian perlakuan terhadap aktivitas dan kapasitas fagositosis sel makrofag
dapat dilihat pada diagram berikut:
1000,0
776,2
800,0
723,5
600,0
400,0
200,0
450,3
284,0
% Aktivitas
193,3
45,6
94,6
77,6
86,6
92,9
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
Dosis
0,0625 g
Dosis
0,1250 g
Dosis
0,1875 g
Kapasitas
0,0
Perlakuan
Gambar 3. Diagram Pengaruh Pemberian Perlakuan Terhadap Aktivitas dan
Kapasitas Fagositosis Sel Makrofag
5. Hasil Uji LSD
a. Aktivitas
Tabel II. Uji Post Hoc
Pasangan Perlakuan
P-value
Kesimpulan
K (-) vs (+)
0,000
Berbeda signifikan
K (-) vs P1
0,000
Berbeda signifikan
K (-) vs P2
0,000
Berbeda signifikan
K (-)vs P3
0,000
Berbeda signifikan
K (+) vs Dosis P1
0,000
Berbeda signifikan
K (+) vs Dosis P2
0,001
Berbeda signifikan
K (+) vs Dosis P3
0,468
Berbeda Tidak signifikan
P1 vs Dosis P2
0,000
Berbeda signifikan
P1 vs Dosis P3
0,000
Berbeda signifikan
P2 vs Dosis P3
0,009
Berbeda signifikan
45
b. Kapasitas
Tabel III. Uji Post Hoc
P-value
Kesimpulan
0,000
Berbeda signifikan
0,101
Berbeda Tidak signifikan
0,000
Berbeda signifikan
0,000
Berbeda signifikan
0,000
Berbeda signifikan
0,001
Berbeda signifikan
0,331
Berbeda Tidak signifikan
0,004
Berbeda signifikan
0,000
Berbeda signifikan
0,000
Berbeda signifikan
Pasangan Perlakuan
K (-) vs (+)
K (-) vs P1
K (-) vs P2
K (-)vs P3
K (+) vs Dosis P1
K (+) vs Dosis P2
K (+) vs Dosis P3
P1 vs Dosis P2
P1 vs Dosis P3
P2 vs Dosis P3
Keterangan :
K (-)
: Aquadest 2,5 ml/200 g BB secara oral
K (+)
: Phylantus niruri dosis 1,26 mg/200g BB secara oral
P1
: Ekstrak tanaman pegagan0,0625 g/200g BB secara oral
P2
: Ekstrak tanaman pegagan 0,1250 g/200g BB secara oral
P3
: Ekstrak tanaman pegagan0,1875 g/200g BB secara oral
tabel
Pembahasan
Berdasarkan kunci determinasi,
tanaman
tersebut
adalah
I
ekstrak
mempunyai
tanaman
tanaman
pegagan
efek
imunomodulator
sebagai
yang
dapat
Pegagan(Centella asiatica L (Urb)).
meningkatkan aktivitas dan kapasitas
Berdasarkan
fagositosis sel makrofag.
hasil
penelitian,dapat
disimpulkan bahwa kelompok kontrol
negatif
yang
diberikan
Dari berbagai variasi perlakuan
aquadest
dosis ekstrak tanaman pegagan, yang
mempunyai nilai aktivitas dan kapasitas
memiliki efek berbeda tidak bermakna
fagositosis
dengan kontrol positif (Phylantus niruri)
paling rendah diantara
kelompok
perlakuan
45,57±3,41
dan
yaitu
sebesar
dalam
193,33±28,01.
meningkatkan
kapasitas
fagositosis
aktivitas
adalah
dan
dosis
Kelompok perlakuan yang diberikan
0,1875g/200gBB. Peningkatan berbagai
ekstrak
dosis
tanaman
pegagan
dosis
tersebut,
nilai
aktivitas
dan
0,1875g/200gBB memiliki nilai aktivitas
kapasitas mengalami peningkatan pula .
dan kapasitas yang paling besar yaitu
Hal ini disebabkan oleh kandungan
92,90±3,12 dan 723,50±90,49, dimana
senyawa kimia dari tanaman pegagan
nilai aktivitas dan kapasitasnya berbeda
yaitu flavonoid dan triterpenoid saponin
tidak signifikan dengan kontrol positif
lebih
Phylantus niruri. Berdasarkan hasil dari
meningkatkan aktivitas dan kapasitasnya
46
banyak
sehingga
kemampuan
juga semakin besar. Flavonoid dapat
2. Pemberian ekstrak etanol tanaman
memperbaiki sistem imun karena akan
pegagan (Centella asiatica (L.,)
menstimulasi pelepasan sitokin IL-12
Urb.) pada dosis 0,1875g/200g BB
oleh sel T. IL berfungsi merangsang
mempunyai
produksi IFN-y oleh sel NK dan sel T
imunomodulator pada tikus putih
CD4, sementara IFN-y berperan memicu
jantan galur Sprague dawley yang
pelepasan proliferasi limposit yang akan
diinfeksi Staphylococcus aureus.
mengaktivasi
adanya
makrofag,
bakteri
sehingga
yang
masuk
1. Perlu
dilakukan
sehingga
kapasitas
lebih
enzim
lizozim
oleh
dan
bantuan
elastase
sebagai
Saran
menyebabkan peningkatan aktivitas dan
fagositosisi
efek
akan
uji
toksisitas
penggunaannya
aman
dan
efektif
dapat
pada
manusia.
menyebabkan bakteri lisis. Oleh karena
2. Perlu
dilakukan
penelitian
itu adanya kandungan flavonoid dan
mengenai efek
triterpenoid
ekstrak
terhadap respon hipersensitivitas
tanaman pegagan dapat meningkatkan
dan titer antibodi sel imun pada
aktivasi makrofag
tikus.
dengan
saponin
pada
yang dinyatakan
peningkatan
aktivitas
imunomodulator
dan
kapasitas fagositosis.
UCAPAN TERIMAKASIH
Kepadasemua
pihak
yang
membantu dalam penyelesaian skripsi
ini, terimakasih atas bimbingan dan
masukan yang diberikan kepada penulis.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Ekstrak etanol tanaman pegagan
(Centella
asiatica
mempunyai
(L.,)
efek
peningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Urb.)
1. DepKes RI, 2003, Imunisasi
terhadap
untuk anak dan Dewasa, HTA
aktivitas
dan
Indonesia: 1-22.
kapasitas fagositosis sel makrofag
pada
tikus
putih
jantan
2. Bellanti JA, Kadlec JV., 1993,
galur
Imunologi
Umum,
In:
Sprague dawley yang diinfeksi
Immunologi III, Diterjemahkan
Staphylococcus
oleh Wahab AS,Soeripto N.,
aureus
sebagai
parameter imunomodulator.
Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta, hal. 1, 7-8,18.
47
3. Besung,
2009,
(Centella
Pegagan
asiatica)
Sebagai
Alternatif Pencegahan Penyakit
Infeksi Pada Ternak, Veteriner
Udayana Vol.1 No. 2 : 61-67
4. Anief, Moh.,2006. Praktek dan
Teori Ilmu Meracik Obat,169,
Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
5. Guevara
BQ,
1985,
Recio
BV,
Phytochemical,
Microbiological
and
Pharmacological Screening of
Medical
Center
Plants.
University
Research
of
Santo
Tomas, Manilla Philippine. 5-24
6. Harborne, J.B., 1987, Metode
Fitokimia,
oleh
KosasihPadmawinata dan Iwang
Soediro, Cetakan Kedua, 69244, Penerbit ITB, Bandung.
48
Download