ODS MIOPIA Pembimbing: dr. YB. Hari Trilunggono, Sp.M dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M Disusun Oleh: Kalih Rahmat Gusti 01.211.6427 IDENTITAS PASIEN Nama : Nn. Dian Umur : 23 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Suku : Jawa Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam Pekerjaan : Mahasiswa Alamat : Sumberarum, Tempuran, Magelang Tanggal Pemeriksaan: 22 Februari 2016 ANAMNESIS Keluhan Utama : Penglihatan kabur pada kedua mata. Riwayat penyakit sekarang Pasien datang ke poli mata RST dr. Soedjono Magelang pada tanggal 22 Februari 2016 dengan keluhan penglihatan kabur saat melihat jauh pada mata kanan dan kiri . Pasien ingin mengganti kacamatanya yang sudah terasa tidak nyaman digunakan, terutama saat melihat presentasi slide dosennya dari jarak yang jauh. Keluhan ini dirasakan sejak kurang lebih 1 bulan ini. Penglihatan kabur pada kedua mata timbul secara perlahan, awalnya kedua mata kabur dirasakan tidak terlalu mengganggu, namun lama-kelamaan dirasakan mengganggu kegiatannya. Sebelumnnya pasien menggunakan kacamata dengan minus 2,75 sejak kelas 2 SMA. Pasien mengaku belum pernah berganti kacamata sebelumnya. Pasien memiliki kebiasaan bermain game laptop dalam jangka waktu yang lama, sering menggunakan handphone dan penggunaannya di tempat dengan pencahayaannya yang kurang. Pasien merasa lebih jelas saat membaca atau melihat dengan jarak yang dekat. Jika saat perkuliahan pandangan mulai kabur, pasien memilih beristirahat dan tidak melanjutkan untuk mencatat. Pasien menyangkal adanya kesulitan apabila melihat garis lurus atau melihat garisnya seperti bengkok dan terlihat bayangan yang bisa menyebabkan pasien pusing. Pasien tidak memiliki keluhan bila membaca atau melihat benda dekat. Pasien juga tidak mengeluh penglihatan ganda. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat infeksi mata hingga membuat pasien pergi ke dokter disangkal. Riwayat operasi yang berhubungan dengan mata disangkal. Riwayat trauma terbentur benda tumpul maupun tajam disangkal. Riwayat Pengobatan Pasien baru memeriksakan mata dan menggunakan kacamata minus sejak kurang lebih 5 tahun lalu Riwayat Penyakit Keluarga Orang tua pasien yaitu ayah pasien diketahui memakai kacamata baca sedangkan ibu tidak menggunakan kacamata. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien adalah seorang mahasiswi. Biaya pengobatan ditanggung BPJS. Ayah pasien seorang PNS dan ibu pasien seorang ibu rumah tangga. Kesan ekonomi cukup. PEMERIKSAAN FISIK Kesan Umum Keadaan Umum: Baik Kesadaran: Compos Mentis Kooperatif : Kooperatif Status Gizi : Cukup Vital Sign Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 82 x/mnt Respirasi : 20 x/mnt Suhu : 36,50C Status Oftalmikus OD 4/60 OS 3/60 NO PEMERIKSAAN OD 1 Visus Koreksi Visus 4/60 S - 4,00 6/6 (pusing) S -3,75 6/7,5 (tidak pusing) 3/60 S – 4,50 6/6 2 Gerakan Bola Mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah Normal Normal - - 3 4 5 - Bulbi Eksoftalmus Endoftalmus Suprasilia Palpebra Superior Edema Hematom Xantelasma Sikatrik Entropion Ekstropion Triksiasis Lagoftalmus Ptosis Blefarospasme Hordeolum Kalazion Laserasi OS 6 Palpebra Inferior Edema Hematom Sikatrik Entropion Ekstropion Trikiasis Hordeolum Kalazion Laserasi - - - Konjungtiva Hiperemi Injeki Konjungtiva Injeksi Siliar Sekret Bangunan Patologis - - - Kornea Kejernihan Edema Infiltrat Keratik Presipitat Ulkus Sikatrik Pannus Aberasi Jernih - Jernih - - 7 - 8 9 - COA Kedalaman Hifema Hipopion Normal - Normal - - Iris Kripte Edema Iridodialisa Rubeosis Sinekia + - + - Bulat 3 mm + Normal + Normal Bulat 3 mm + Normal + Normal + + 10 11 - - Pupil Bentuk Diameter Reflek Pupil Langsung Tidak Langsung Soklusio Oklusio Isokor Lensa 1 Kejernihan 2 Dislokasi Lensa Subluksasi Luksasi Vossious Ring Roset Kapsul Lensa Keriput Iris Shadow 1 - Corpus Vitreum 3Kejernihan - Perdarahan 1 Fundus Refleks Jernih Jernih - - Jernih Jernih - - (+) cemerlang (+) cemerlang Normal Normal 4 1 TIO 6 DIAGNOSIS BANDING ◦ ODS Miopia Dipertahankan karena terdapat perbedaan visus dari kedua mata walaupun sudah dikoreksi dengan sferis negatif hasil yang didapat pada kedua mata tidak dapat maksimal atau tidak dapat mencapai 6/6. ODS Astigmatisme Miopia Simpleks Disingkirkan karena pada pasien tidak ada kesulitan apabila melihat garis lurus atau melihat garisnya seperti bengkok serta dari hasil pemeriksaan visus, pasien hanya bisa dikoreksi dengan lensa sferis negatif. Koreksi lensa silinder tidak memberikan pengaruh terhadap pasien. ODS Hipermetropia Disingkirkan karena pada pasien terdapat keluhan pandangan kabur saat melihat jarak jauh namun pasien dapat melihat jelas pada jarak dekat. Dari hasil pemeriksaan koreksi visus ODS dengan lensa sferis negatif memberikan kemajuan visus yang bermakna. Pada hipermetropia pandangan kabur saat melihat jarak jauh dan jarak dekat dan hasil koreksi visus dengan lensa sferis positif. PEMERIKSAAN PENUNJANG : Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang DIAGNOSIS ODS Miopia TERAPI Medikamentosa ◦ ◦ ◦ ◦ Oral : tidak ada Topikal : tidak ada Parenteral : tidak ada Operatif : Operasi LASIK Non Medikamentosa ◦ Kacamata sesuai koreksi: OD : S – 4,00 (pusing) S - 3,75 (lebih nyaman) OS : S – 4,50nsa Kontak EDUKASI Menjelaskan kepada pasien bahwa gangguan penglihatan ini hanya bisa disembuhkan dengan operasi LASIK Penggunaan kaca mata maupun lensa kontak hanya membantu untuk memperbaiki tajam penglihatannya saja, tidak menyembuhkan dari keluhan tersebut. Operasi LASIK adalah operasi yang bisa mengurangi minus pada mata, namun banyak persyaratannya dalam menjalani operasi ini, termasuk usia pasien saat dilakukan operasi harus ≤ 20 tahun untuk kasus miopi yang ringan, untuk miopi tinggi bisa dilakukan pada usia sekitar 25 tahun, maka dari itu pada pasien ini belum bisa dilakukan operasi LASIK karena usia pasien masih berumur 22 tahun. Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa bila membaca jangan terus menerus dan usahakan dalam posisi tegak , hindari membaca buku sambil tiduran dan dengan pencahayaan yang kurang. Jika menggunakan komputer pastikan pencahayaan cukup. Arah cahaya terbaik jika menggunakan komputer adalah dari lampu meja bercahaya lembut dari arah samping. Kurangi tingkat terang (Brightness) monitor. Hindari penggunaan komputer dalam jarak dekat dan dalam waktu yang lama. Apabila kacamata sudah dirasakan tidak nyaman dan terasa kabur, harus kontrol kembali ke dokter. PROGNOSI S OD OS Ad Visam Dubia Ad Bonam Dubia Ad Bonam Ad Sanam Ad Bonam Ad Bonam Ad Functionam Dubia Ad Bonam Dubia Ad Bonam Ad Cosmeticam Ad Bonam Ad Bonam Ad Vitam Ad Bonam Ad Bonam KOMPLIKASI Strabismus Ablasio retina RUJUKAN Tidak dilakukan rujukan pada pasien ini. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Miopia atau sering disebut juga rabun jauh merupakan kelainan refraksi mata dimana berkas sinar sejajar yang datang memasuki mata tanpa akomodasi, jatuh pada fokus yang berada di depan retina. Dalam keadaan ini objek yang jauh tidak dapat dilihat secara teliti karena sinar yang datang saling bersilangan pada badan kaca, ketika sinar tersebut sampai di retina sinar-sinar ini menjadi divergen, membentuk lingkaran yang difus dengan akibat bayangan yang kabur. Etiologi dan Patogenesis Etiologi dan patogenesis pada miopia tidak diketahui secara pasti dan banyak faktor memegang peranan penting dari waktu kewaktu. Teori miopia menurut sudut pandang biologi menyatakan bahwa miopia ditentukan secara genetik. Bukti lain juga menunjukkan bahwa faktor prenatal dan perinatal turut berperan serta dalam pembentukan miopi. Penyakit ibu yang dikaitkan dengan penderita miopia kongenital adalah hipertensi sistemik, toksemia dan penyakit retina. Berbagai macam faktor lingkungan dan kebiasaan juga dapat mempengaruhi terjadinya miopia, dalam hal ini seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau seseorang yang menghabiskan banyak waktu dengan membaca tanpa istirahat dengan pencahayaan yang kurang akan lebih besar kemungkinan untuk menderita miopia Klasifiksi Miopia Berdasarkan penyebabnya: Miopia aksialis ◦ O;eh karena jarak anterior dan posterior bola mata terlalu panjang. Normal jarak 23 mm. Dapat merupakan kelainan kongenital ataupun akuisita Miopia kurvatura ◦ Kornea Kongenital : keratokonus dan keratoglosus Akuisita : keratektasia ◦ Lensa Luksasi / subluksasi lensa Katarak imatur ◦ Cairan mata Diabetes mellitus Berdasarkan tingginya dioptri: ◦ Miopia sangat ringan, dimana miopia sampai dengan 1 dioptri ◦ Miopia ringan, dimana miopia antara1-3 dioptri ◦ Miopia sedang, dimana miopia antara 3-6 dioptri ◦ Miopia tinggi, dimana miopia 6-10 dioptri ◦ Miopia sangat tinggi, dimana miopia >10 dioptri Secara klinik Miopia stasioner, miopia simpleks, miopia fisiologik ◦ Timbul pada usia muda, kemudian berhenti. Dapat juga naik sedikit pada waktu atau segera setelah pubertas atau didapat kenaikan sedikit sampai usia 20 tahun. Besarnya dioptri kurang dari -5D atau – 6D Miopia progresif ◦ Ditemukan pada semua umur dan mulai sejak lahir. Kelainan mencapai puncaknya waktu masih remaja, bertambah terus sampai usia 25 tahun atau lebih. Besarnya dioptri melebihi 6 dioptri. Miopia maligna ◦ Miopia yang berjalan progresif, karena disertai kelainan degenerasi koroid dan bagian lain dari mata. Gejala Klinis Gejala subjektif: ◦ Kabur bila melihat jauh dan jelas bila melihat dekat ◦ Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat ◦ Mempunyai kebiasaan mengernyitkan dahi atau memicingkan mata saat melihat objek yang jauh ◦ Lekas lelah bila membaca, pusing, silau, ngantuk, melihat kilatan cahaya (astenovergen) Gejala objektif: ◦ Miopia simpleks : Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relatif lebar. Kadang-kadang ditemukan bola mata yang agak menonjol Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai kresen miopia (myopic crescent) yang ringan di sekitar papil saraf optik ◦ Miopia patologik : Gambaran pada segmen anterior serupa dengan miopia simpleks Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kelainan-kelainan pada : Korpus Vitreum : dapat ditemukan kekeruhan berupa pendarahan atau degenerasi yang terlihat sebagai floaters Papil saraf optik : terlihat pigmentasi peripapil, myopic crescent, papil terlihat lebih pucat yang meluas terutama ke bagian temporal. Myopic crescent dapat ke seluruh lingkaran papil sehingga seluruh papil dikelilingi oleh daerah koroid yang atrofi dan pigmentasi yang tidak teratur Makula : berupa pigmentasi di daerah retina, kadang-kadang ditemukan perdarahan subretina pada daerah makula. Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina. Akibat penipisan ini maka bayangan koroid tampak lebih jelas dan disebut sebagai fundus tigroid. Penatalaksanaan Penggunaan Kacamata Penggunaan kacamata untuk pasien miopia masih sangat penting. Kacamata yang diberikan adalah kaca mata sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Penggunaan Lensa Kontak Lensa kontak ada dua macam yaitu lensa kontak lunak (soft lens) serta lensa kontak keras (hard lens). Pengelompokan ini didasarkan pada bahan penyusunnya. Keuntungan lensa kontak lunak adalah nyaman, mudah memakainya, dislokasi lensa yang minimal, dapat dipakai untuk sementara waktu. Kerugian lensa kontak lunak adalah memberikan ketajaman penglihatan yang tidak maksimal, risiko terjadinya komplikasi seperti keratitis, tidak mampu mengoreksi astigmatisme, serta perawatannya sulit. Kontak lensa keras mempunyai keuntungan yaitu memberikan koreksi visus yang baik, bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama (awet), serta mampu mengoreksi astigmatisme kurang dari 2 dioptri. Kerugiannya adalah memerlukan fitting yang lama, serta memberikan rasa yang kurang nyaman LASIK LASIK adalah suatu tindakan koreksi kelainan refraksi mata yang menggunakan teknologi laser dingin (cold/non thermal laser) dengan cara merubah atau mengkoreksi kelengkungan kornea. Untuk dapat menjalani prosedur LASIK perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu: ◦ Ingin terbebas dari kacamata dan lensa kontak ◦ Kelainan refraksi: Miopia sampai -1.00 sampai dengan - 13.00 dioptri. Hipermetropia + 1.00 sampai dengan + 4.00 dioptri Astigmatisme 1.00 sampai dengan 5.00 dioptri Usia minimal 18 tahun ◦ Tidak sedang hamil atau menyusui ◦ Tidak mempunyai riwayat penyakit autoimun ◦ Mempunyai ukuran kacamata/ lensa kontak yang stabil selama paling tidak 6 (enam) bulan ◦ Tidak ada kelainan mata, yaitu infeksi, kelainan retina saraf mata, katarak, glaukoma dan ambliopia ◦ Telah melepas lensa kontak (Soft contact lens) selama 14 hari atau 2 (dua) minggu dan 30 (tiga puluh) hari untuk lensa kontak (hard contact lens) Komplikasi Komplikasi lain dari miopia sering terdapat pada miopia tinggi berupa ablasio retina, perdarahan vitreum, perdarahan koroid dan strabismus esotropia biasanya mengakibatkan mata berkonvergensi terus-menerus. THANK YOU :*