Universitas Surabaya - News Detail

advertisement
07 September 2017
Universitas Surabaya - To Be The First University in Heart and Mind
http://www.ubaya.ac.id
Pelaku Perundungan Juga Korban
SESI sharing dengan orang tua di aula SMPN 26 Malang berlangsung heboh. Seorang bapak bernama Muhammad Ali curhat
dengan sedikit emosional. Dari tadi yang dibahas korban bullying saja. Bagaimana dengan pelaku? Kasihan, sudah dikeluarkan dari
sekolah, namanya di masyarakat juga jelek, papar Ali dengan berapi-api. Dia juga masih anak-anak lho, imbuhnya.
Pertanyaan Ali seperti mencubit kita. Pelaku bullying juga berhak mendapat perlakuan yang benar dari orang dewasa. Nurlita Endah
Karunia SPsi MPsi, psikolog sekaligus dosen psikologi Universitas Surabaya (Ubaya), membenarkan bahwa pelaku perundungan itu
juga korban. Dia tidak boleh asal dihukum.
Menurut Lita, sapaan Nurlita, jika menerima laporan bahwa anaknya melakukan bullying di sekolah, orang tua jangan langsung
memarahi. Dudukkan dia, tanyai baik-baik. Kenapa dia melaku kannya, jelas Lita. Jika sudah ketemu penyebabnya, orang tua perlu
menghubungi sekolah untuk merumuskan bersama, apa yang bisa membuatnya berhenti mem-bully teman. Jangan lupa juga, tambah
Lita, koreksi diri. Jangan-jangan anak menjadi pelaku bully karena meniru ibu atau ayah di rumah. Atau, anak merasa kurang
dihargai sehingga mencari pengakuan dari teman-teman dengan cara yang salah.
Hal yang juga banyak dicurhatkan orang tua adalah bagaimana mengajari anak merespons bullying. Memang tidak semua anak
dibekali sifat pemberani. Anak yang secara psikologis lemah rentan menjadi korban bully. Karena itu, penting membekalinya
dengan pertahanan diri yang kuat. Misalnya, ketika seorang bunda wadul putrinya diejek karena tubuhnya besar. Ejekan harus
dilawan, bukan dengan fisik, melainkan dengan sikap tegas.
Misalnya, dibalas aja, ’Kalau aku gendut, masalah buat kamu?’. Atau, ’Biar aja yang penting cantik’.
Biasanya pelaku akan diam karena merasa korban
punya power, kata Lita. Tanya jawab berlangsung seru hingga acara berakhir. Saking semangatnya, setelah sesi itu, para orang tua
masih mengerubuti Lita untuk curhat dan konsultasi gratis. (adn/fam/c19/na)
Jawa Pos, 7 September 2017
Page 1/1
Download