BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

advertisement
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN
A. Kajian Pustaka
1. Investasi
a. Pengertian Investasi
Investasi merupakan penggunaan modal untuk menciptakan uang,
baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui
ventura yang lebih
berorientasi
ke
risiko,
yang
dirancang untuk
mendapatkan perolehan modal (Downes & Goodman dalam Warsono,
2002). Reilly et al. (2003) menyatakan “Investment is the current
commitment of dollars for a periode of time in order to derive future
payment that will compensate that investor”. Dapat disimpulkan bahwa
investasi
adalah
komitmen
penggunaan uang untuk objek tertentu
dengan tujuan bahwa nilai objek tersebut selama jangka waktu investasi
akan meningkat, paling tidak bertahan dan selama jangka waktu tersebut
dapat memberikan hasil pada investor.
Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu pertama
investasi pada aset - aset finansial (financial asset) yang dilakukan di
pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat
berharga pasar uang dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar
9
modal, misalnya berupa saham, obligasi, warrant, opsi, dan lain - lain.
Kedua investasi pada aset - aset riil (real assets) yang berupa pembelian
aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan
perkebunan dan lainnya.
b. Tujuan Investasi
Pada dasarnya investor
berinvestasi
dengan
tujuan
untuk
„menghasilkan uang‟. Tetapi pernyataan tersebut nampaknya terlalu
sederhana sehingga diperlukan adanya jawaban yang tepat mengenai
tujuan investasi yang
lebih
investasi
untuk meningkatan
adalah
luas. Tujuan
yang
lebih
kesejahteraan
luas
dari
investor.
Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa
diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah pendapatan
dimasa mendatang (Tandelilin, 2010). Menurut Tandelilin (2010), ada
beberapa tujuan mengapa seseorang berinvestasi, antara lain adalah :

Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa
yang akan datang

Mengurangi tekanan inflasi

Dorongan untuk menghemat pajak
Dalam
berinvestasi di pasar modal
khususnya, investor
mempunyai dua tujuan, yaitu investasi jangka pendek dan investasi
jangka panjang. Investasi jangka pendek diharapkan akan memberikan
keuntungan dari adanya selisih harga jual dan beli yang dimilikinya
10
(capital gain). Sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan dari dividen harga jual dan beli (capital gain).
c. Proses Investasi
Investasi memerlukan proses - tidak bisa dicapai serta merta begitu
saja
oleh
karena itu
investor perlu
menghindari
jalan
pintas
untuk memperoleh keuntungan besar dalam jangka waktu singkat.
Untuk
bisa
melakukan proses investasi dengan baik, investor
memerlukan ilmu, kesabaran serta disiplin. Untuk itu diperlukan tahapan
sebagai berikut (Halim, 2005:4):
1) Menentukan Tujuan Investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu
tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat
risiko (rate of risk), dan ketersedian jumlah
dana yang akan
diinvestasikan.
2) Melakukan Analisis Sekuritas
Dalam hal ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek
atau sekelompok
efek.
Untuk
mengidentifikasi
efek
yang
salah
harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi ataukah terlalu rendah.
3) Membentuk Portofolio
11
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek - efek mana
yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan
pada masing - masing efek tersebut.
4) Merevisi Kinerja Portofolio
Tahap
ini
sebelumnya, dengan
merupakan
maksud
pengulangan
kalau
perlu
terhadap
melakukan
tiga
tahap
perubahan
terhadap portofolio yang dimiliki. Portofolio yang tidak lagi optimal atau
tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka dapat dilakukan
perubahan
terhadap sekuritas – sekuritas yang membentuk portofolio
tersebut.
5) Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini pemodal melakukan penilain terhadap kinerja
portofolio baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh atau
risiko yang ditanggung. Tidak benar kalau suatu portofolio yang
memberikan keuntungan yang lebih tinggi pasti lebih baik dari portofolio
lain.
2. Pasar Modal
a. Definisi Pasar Modal
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana
dengan cara
12
memperjualbelikan sekuritas (Tendelilin, 2010:26). Di dalam pasar modal
para investor dapat berperan sebagai pembeli dan dapat pula
berperan sebagai penjual. Menurut Husnan (2005 : 3), pasar modal
mengandung arti : Pasar
untuk
berbagai
instrument
keuangan
(sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam
bentuk hutang atau modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah
maupun public authorities ataupun swasta . Pasar
modal
mempunyai
berbagai daya tarik bagi investor, diantaranya :
1) Pasar modal diharapkan bisa menjadi alternatif penghimpunan
dana selain perbankan.
2) Pasar modal memungkinkan para investor memiliki berbagai
pilihan investasi sesuai dengan preferensi resiko mereka.
Undang-undang pasar modal No. 8 tahun 1995 memberikan
pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu
kegiatan
yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek .
b. Fungsi Pasar Modal
Fungsi pasar modal sebagaimana dikemukakan oleh
Munir Fuady (1996 : 11) (Hendy, 2008 : 136) yaitu :
13
1) Sarana
untuk
untuk
menghimpun
dana-dana
masyarakat
disalurkan kedalam kegiatan-kegiatan yang
produktif.
2) Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat
bagi dunia usaha dan pembangunan nasional.
3) Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus
menciptakan kesempatan kerja.
4) Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi
5) Memperkokoh
beroperasinya
mekanisme financial
market dalam menata system moneter,
dapat
menjadi
karena
pasar
sarana open market operation sewaktu-
waktu diperlukan oleh bank sentral.
6) Menekan
tingginya
tingkat
bunga
yang
menuju
suatu rate yang reasonable.
7) Sebagai alternative investasi bagi para pemodal.
c. Peranan Pasar Modal
Menurut Rusdin (2006 : 2) peranan pasar modal adalah :
1) Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara
efisien.
2) Pasar modal sebagai alternative investasi.
3) Memungkinkan
para
investor
untuk
perusahaan yang sehat dan berprospek baik.
memiliki
14
4) Pelaksanaan manajemen perusahaan secara professional
dan transparan.
5) Peningkatan aktivitas ekonomi nasional.
3. Saham
Saham adalah salah satu efek yang paling populer yang tersedia
dan dapat diperjualbelikan. Jika perusahaan ingin meningkatkan modal,
salah satu pilihan adalah untuk menerbitkan saham. Saham juga
menawarkan tingkat return yang menarik
bagi
para
investor.
Itu
sebabnya kebanyakan investor memilih saham untuk investasi mereka.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda kepemilikan individu
atau institusi dalam suatu perusahaan (Ross, 2007). Orang atau lembaga
yang memiliki saham dapat mengklaim pendapatan perusahaan, aset, dan
hak untuk hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Pada dasarnya,
ada dua manfaat bagi investor saham:
1) Dividen
Dividen adalah penghasilan yang diberikan kepada
pemegang saham dari
yang
dibayarkan
pendapatan perusahaan. Jumlah dividen
kepada
pemegang
saham
Perusahaan
memutuskan dalam Rapat Umum Tahunan. Untuk menerima
dividen, pembeli saham harus memiliki saham untuk jangka
waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut
15
berada dalam periode di mana dia akan diakui sebagai
pemegang
saham
yang mempunyai hak untuk mendapatkan
dividen.
2) Capital Gain
Capital gain adalah selisih positif antara harga beli dan
harga jual sebuah saham. Capital gain terbentuk melalui aktivitas
perdagangan saham di pasar sekunder. Sebagai contoh, seorang
investor membeli saham ABC sebesar Rp 3.000 per saham dan
kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham. Ini
berarti investor menerima keuntungan modal sebesar Rp 500
untuk setiap menjual saham.
Namun, seperti instrumen investasi lainnya, saham
memiliki risiko sendiri:
1) Capital Loss
Capital Loss adalah kebalikan dari capital gain. Ini adalah
suatu kondisi ketika saham tersebut dijual dengan harga yang lebih
rendah dari harga beli aslinya. Sebagai contoh, seorang investor
membeli saham PT XYZ sebesar Rp 2.000 per saham, tetapi
setelah harga saham jatuh ke level Rp 1.400 per saham. Karena
takut harga sahamnya terus-menerus menurun, investor menjual
16
saham
sebesar
Rp
1.400
per
saham.
Investor
telah
mempertahankan kehilangan modal sebesar Rp 600 per saham.
2) Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas terjadi jika sebuah perusahaan yang
sahamnya dimiliki oleh publik,
dinyatakan
bangkrut
oleh
pengadilan atau sedang diberhentikan. Dalam hal ini, klaim dari
pemegang saham hak akan mendapatkan prioritas terakhir setelah
perusahaan
menyelesaikan
semua
kewajibannya
(melalui
penjualan perusahaan ataupun penjualan asetnya). Jika masih
terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut,
maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh
pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan
perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh
hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang
terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham
dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan
perusahaan.
Di pasar sekunder atau harian perdagangan saham, harga
saham berfluktuasi. Harga saham ini dibentuk oleh permintaan dan
penawaran saham, sementara permintaan dan penawaran saham
17
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti perusahaan sejenis dan industri,
kinerja perusahaan tersebut, faktor-faktor makro (suku bunga, inflasi, nilai
tukar mata uang), dan faktor-faktor non-ekonomi (kondisi sosial dan
politik).
4. Indeks Harga Saham
a. Pengertian Indeks Harga Saham
Menurut Tendelilin (2010:86), informasi
mengenai
kinerja
pasar saham seringkali diringkas dalam suatu indeks pasar saham
(stock market indexs). Indeks pasar saham merupakan indikator yang
mencerminkan kinerja saham-saham dipasar.
Menurut Supranto (2004:113), “Angka indeks adalah angka
yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk
membandingkan kegiatan atau peristiwa yang sejenis dalam waktu
berbeda”.
Dengan
adanya
indeks,
investor
dapat
mengetahui
trend
pergerakkan harga saham pada waktu tertentu, apakah harga saham
tersebut sedang naik, stabil atau turun.
18
b. Jenis Indeks Harga Saham
Terdapat beberapa jenis indeks harga saham, yaitu:
1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
IHSG diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April
1983,
yang digunakan sebagai indikator untuk memantau
pergerakan harga saham. Indeks ini mencakup semua saham
biasa maupun saham preferen di Bursa Efek Indonesia. Jadi
dapat dikatakan bahwa indeks harga saham pada bursa di suatu
negara dijadikan barometer kondisi perekonomian negara
tersebut. Dari Indeks Harga Saham Gabungan akan dapat
diketahui secara umum
keadaan
pasar, sebab
IHSG
merupakan ringkasan dari dampak simultan dan kompleks
atas berbagai macam faktor yang berpengaruh terutama
fenomena ekonomi yang ada.
2) Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS)
Indeks harga saham sektoral adalah indikator yang
menggambarkan harga saham
perusahaan-perusahaan
yang
diklasifikasikan ke dalam sektor tertentu. Menurut Sunariyah
(2004:142), IHSS adalah indeks harga yang menggambarkan
suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga
19
saham kelompok atau sektor pada periode tertentu. Semua saham
yang tercatat di BEI diklasifikasikan kedalam sembilan sektor
menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI, yang
diberi nama JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial
Classification).
Kesembilan
sektor
tersebut
adalah
:
Petanian;
Pertambangan; Industri dasar dan Kimia; Aneka Indutri;
Industri
barang
konsumsi;
Properti dan real estate;
Transportasi dan infrastruktur;
Keuangan;
Perdagangan, Jasa dan Investasi.
Selain
tersebut, BEI
manufaktur
juga
memperhitungkan
dan sektor
sembilan sektor
indeks
industri
(industri pengolahan) yang merupakan indeks
gabungan dari tiga sektor industri. (Tendelilin, 2010:88).
3) Indeks LQ 45
Seperti IHSG dan Indeks sektoral yang telah lebih dulu
dibuat, Indeks LQ-45 diciptakan untuk bisa menjadi tolak ukur
dalam memantau kecendrungan pasar dan perkembangan tingkat
harga saham yang diperdagangkan. Untuk pemilihan saham
yang akan masuk dalam perhitungan indeks LQ-45, sebuah
saham harus memenuhi kriteria tertentu dan lolos dari
seleksi utama, yaitu :
20

Masuk dalam Top 45 transaksi saham di pasar
regular
(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan
terakhir).

Masuk dalam rangking yang didasarkan pada nilai
kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama
12 bulan terakhir).

Telah tercatat di BEI sekurang-kurangnya 3 bulan

Kondisi
keuangan
pertumbuhan
perusahaan,
prospek
perusahaan, frekuensi dan jumlah
transaksi tertinggi di pasar regular.
BEI secara terus menerus memantau perkembangan
komponen saham yang
masuk
dalam perhitungan indeks
LQ-45. Pergantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan
sekali, yaitu pada awal Februari dan Agustus. Bila ada satu
saham yang tidak memenuhi kriteria, saham tersebut akan
dikeluarkan dari perhitungan indeks dan digantikan dengan
saham yang memenuhi kriteria.
4) Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Indeks terdiri dari 30 jenis saham yang
dipilih dari saham-saham
yang
sesuai
dengan
Syariah
Islam dan termasuk saham yang likuid. Jakarta Islamic
21
Indeks dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk mengukur
kinerja investasi pada saham dengan basis syariah dan
diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk
berinvestasi secara syariah.
5) Indeks Kompas100
Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat
yang dipilih
berdasarkan pertimbangan likuiditas dan
kapitalisasi pasar, dengan kriteria –
kriteria yang sudah
ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6
bulan.
6) Indeks BISNIS-27
Kerjasama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian
Bisnis Indonesia
meluncurkan indeks harga saham yang
diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks yang
terdiri dari 27
saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria
fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan akuntabilitas
serta tata kelola perusahaan.
7) Indeks PEFINDO25
Kerjasama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga
rating PEFINDO
meluncurkan indeks harga saham yang
22
diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks ini
dimaksudkan
untuk
bagi pemodal
memberikan
tambahan
informasi
khususnya untuk saham – saham emiten kecil dan menengah
(Small Medium Enterprises /
dari
25
SME).
Indeks
ini
terdiri
saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan
mempertimbangkan kriteria –kriteria seperti : total aset, tingkat
pengembalian
modal (Return on Equity/ ROE) dan opini
akuntan publik. Selain kriteria tersebut
di
atas,
diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang
dimiliki
publik.
8) Indeks SRI-KEHATI
Indeks ini dibentuk atas kerjasama antara Bursa Efek
Indonesia dengan Yayasan
Indonesia
(KEHATI).
Sustainble Responsible
memberikan
Keanekaragaman
SRI
Hayati
adalah kependekkan
Invesment. Indeks
dari
ini diharapkan
tambahan informasi kepada investor yang
ingin berinvestasi pada emiten – emiten yang memiliki
kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan,
serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan
tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri
saham Perusahaan Tercatat
dari
yang dipilih dengan
25
23
mempertimbangkan kriteria – kriteria seperti : total aset, price
earning ratio (PER), dan free float.
9) Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan Indeks
Papan Utama(MBX) dan Indeks Papan Pengembangan
(DBX).
Kedua indeks ini dikeluarkan BEI untuk menyediakan
indikator dalam
memantau perkembangan
saham-saham
yang masuk dalam masing-masing papan pencatatan. Hari
dasar untuk perhitungan indeks papan utama dan indeks papan
pengembangan adalah 28 Desember 2001 dengan nilai 100.
Pada hari itu, 34
saham tercatat pada papan utama dan 287
saham tercatat pada papan
pengembangan
komposisi kapitalisasi pasar untuk indeks masing-
dengan
masing
62% dan 38 % dari total keseluruhan saham yang tercatat di
BEI.
10) Indeks Individual
Indeks harga saham masing – masing Perusahaan yang
Tercatat.
24
5. Teori Portofolio
a. Pengertian Portofolio
Portofolio adalah suatu kumpulan aktiva keuangan dalam suatu
unit yang dipegang atau dibuat oleh seorang investor, perusahaan
investasi, atau institusi keuangan (Jogiyanto, 2014:6)
Dari
pengertian
di
atas,
maka
dapat diuraikan bahwa
portofolio merupakan beberapa kumpulan alternatif kesempatan dalam
berinvestasi dengan melakukan kombinasi yang dapat memberikan
pilihan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dengan tingkat risiko
tertentu.
Tujuan
kombinasi
memperoleh
utama pembentukan portofolio
optimum
dari
berbagai
adalah
instrumen investasi
mencari
untuk
tingkat keuntungan yang maksimum dan risiko yang
minimum.
b. Konsep Diversifikasi
Diversifikasi
merupakan
strategi
yang
dapat dinyatakan
dengan peribahasa "Don't put all your eggs in one basket" (Jangan
taruh semua telurmu dalam satu keranjang). Diversifikasi adalah
tindakan penyebaran risiko, yaitu dengan menginvestasikan dana ke
dalam berbagai instrument investasi dengan harapan bahwa jika salah
satu instrument mengalami kerugian, maka keuntungan yang diperoleh
di instrument lainnya dapat menutupi kerugian tersebut.
25
Portofolio sebaiknya terdiversifikasi dalam dua tingkat: (1)
antara berbagai kategori aset dan (2) dalam setiap kategori aset. Jadi selain
alokasi ke saham, obligasi, kas / setara kas atau kategori aset lainnya,
investor juga perlu menyebarkan investasinya ke berbagai instrument
dalam setiap kategori aset. Salah satu cara untuk mendiversifikasikan
investasi dalam suatu kategori aset adalah dengan berinvestasi di
berbagai emiten dan sektor industri. Porsi saham dalam portofolio yang
terdiversifikasi dengan baik dapat dilakukan di 2 atau 3 saham.
c. Risiko Portofolio
Risiko
portofolio
merupakan
aspek
penting
yang
harus
diperhatikan dalam pembentukan portofolio. Menurut Jones (2000:10)
mendefinisikan risiko sebagai berikut : “ Risk is defind as the change
that actual return on an investment will be different from the expected
return”. Menurut Zubir (2011:23) mendifinisikan risiko sebagai perbedaan
antara expected return dan realized return.
Dalam konteks manajemen portofolio, risiko portofolio akan
semakin berkurang seiring dengan semakin banyaknya saham yang
dimasukkan dalam portofolio. Meskipun demikian, manfaat pengurangan
risiko portofolio akan mencapai titik puncaknya pada saat portofolio
terdiri dari sekian jenis saham dan setelah itu manfaat pengurangan risiko
portofolio tidak terasa lagi.
26
Cara lain untuk mengurangi risiko portofolio adalah menyertakan
obligasi dan uang tunai karena umumnya uang tunai dapat digunakan
sebagai cadangan jangka pendek. Uang tunai dapat digunakan dalam kasus
darurat dan sekuritas pasar uang jangka pendek dapat segera dicairkan
dalam kasus munculnya kesempatan investasi, atau pada saat muncul
kebutuhan uang tunai yang mendesak dan harus melakukan sejumlah
pembayaran.
d. Return Portofolio
Return dapat diartikan sebagai hasil return investasi yang pada
umumnya dinyatakan dalam persentase dari investasi. Pengukuran
return sangat penting bagi investor untuk menilai seberapa baik
manajer investasi ataupun investor melakukan investasi. Bodie, Kane
dan Marcus (2008) menyebutkan bahwa return saham dibedakan menjadi
dua jenis yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi
(expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi
yang dihitung berdasarkan data historis, yaitu data perubahan harga saham
pada waktu yang sudah lampau. Return realisasi ini penting dalam
mengukur kinerja perusahaan dan dapat digunakan sebagai dasar
penentuan return dan risiko
27
e. Portofolio Optimal
Portofolio optimal adalah portofolio yang memberikan hasil
kombinasi return tertinggi dengan resiko tertentu (Jogiyanto, 2014:6).
Portofolio optimal dipilih seorang investor dari
sekian banyak pilihan
yang ada dalam kumpulan/portofolio set efisien.
Suatu portofolio dapat ditentukan dengan memilih tingkat
keuntungan yang diharapkan dan kemudian meminimumkan risikonya
atau memaksimumkan
tingkat
keuntungan.
Jadi
suatu
portofolio
dikatakan efisien apabila:

Dengan risiko yang sama mampu memberikan tingkat
keuntungan yang lebih tinggi.

Mampu
menghasilkan
tingkat
keuntungan
yang
sama
tetapi dengan risiko yang lebih rendah.
Portofolio yang efisien adalah portofolio yang menawarkan
tingkat keuntungan yang lebih besar dengan risiko yang sama atau
portofolio yang
keuntungan
menawarkan
risiko yang
kecil dengan
tingkat
yang sama (Husnan, 2005:80). Di sisi lain portofolio yang
efisien yang ada akan terbentuk lebih dari satu
portofolio
efisien,
sehingga memberikan pilihan bagi investor dalam memilih portofolio
yang terbaik dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk masalah
tersebut, investor akan melakukan analisis guna mencari dan
28
menentukan portofolio yang paling efisien dari berbagai portofolio
yang ada dan membentuk portofolio yang optimal.
6. Metode Rasio Sortino
Metode rasio sortino merupakan metode yang dikembangkan oleh
Dr. Frank A. Sortino pada tahun 1980. Rasio ini merupakan modifikasi
dari Rasio Sharpe dimana metode ini mendiferensiasikan volatilitas
yang merugikan dan volatilitas yang menguntungkan dengan mengganti
standar deviasi menjadi semivarian (downside deviasi). Pengukuran risiko
mengunakan standar deviasi menganggap semua ketidakpastian dianggap
berisiko sedangkan pada risiko sisi-turun (Downside risk) hanya
mempertimbangkan return dibawah return yang diinginkan (ekspektasi)
saja yang dianggap sebagai risiko.
Fokus pada risiko downside membuat Rasio Sortino lebih relevan
bagi investor karena memperhitungkan potensi kerugian sebagai bagian
untuk memitigasi risiko. Risiko pada rasio sortino diukur dengan
mengunakan downside deviation atau semivarian (semivariance) yang
dinyatakan sebagai berikut :
2
n
[R  E ( R ) ]
it
Di =
i
t 1
n
29
Keterangan :
Di
= Downside deviation atau semivarian (semivariance)
Rit
= return saham i pada periode ke-t
E(Ri) = return ekspektasian
n
= jumlah data observasi
7. Solver
SOLVER merupakan seperangkat perintah yang kadang-kadang
disebut alat bantu what-if analysis (what-if analysis : Suatu proses
perubahan nilai dalam suatu cell untuk melihat bagaimana perubahan
tersebut mempengaruhi hasil dari suatu formula/rumus pada worksheet
Ms. Excel). Dengan menggunakan SOLVER, user dapat menemukan
nilai optimal untuk suatu rumus yang ada di dalam suatu cell –yang
disebut dengan target cell- dalam suatu worksheet Ms. Excel. SOLVER
bekerja dengan sekelompok cell yang terkait (baik secara langsung
maupun tidak langsung) dengan rumus dalam target cell.
SOLVER menyesuaikan nilai-nilai dalam cell yang akan diubahubah nilainya yang telah ditentukan –disebut dengan adjustable celluntuk menghasilkan hasil yang ditentukan pada rumus di target cell.
User dapat menerapkan batasan-batasan (constraints) untuk membatasi
nilai-nilai yang dapat digunakan oleh SOLVER dalam model, dan
constraint tersebut dapat mengacu kepada cell lain yang mempengaruhi
rumus yang ada di dalam target cell.
30
8. Penelitian Terdahulu
Penelitian empiris terdahulu terkait topik, antara lain :
1. Chaudry & Jhonson (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “The
Efficacy of the Sortino Ratio and Other bencmarked Performance
Measures Under Skewed Return Distributions”.
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Rasio Sortino telah terbukti
menjadi ukuran kinerja yang lebih baik karena kemampuannya untuk
memilih dana yang optimal.
2. Dewi ( 2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisa Kinerja
Saham-Saham Dan Portofolio BUMN Menggunakan Metode Sharpe,
Treynor,
Dan
Jensen
(Periode
Tahun
2007-2009)”.
Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa kinerja saham-saham BUMN dan
portofolio BUMN secara umum dapat dikatakan baik. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya beberapa saham BUMN yang memiliki
kinerja positif baik dilihat dari rasio Sharpe, rasio Treynor, maupun
rasio Jensen. Begitu juga dengan kinerja portofolio BUMN.
3. Ariyanto (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pembentukan
Portofolio Optimal Pada Saham Yang Tercatat Dalam Indeks LQ 45
Dengan Metode Markowitz”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa
untuk memperoleh portofolio optimal dengan model analisa
Markowitz, terlebih dahulu dibentuk portofolio efisien yang terdapat
pada kurva efficient frontier. Setelah membentuk portofolio tersebut
31
yang merupakan portofolio optimal dengan melakukan Variability
ratio (pengembangan model Markowitz). Slope garis Variability ratio
maksimum bersinggungan dengan satu titik pada kurva Efficient
Frontier. Titik singgung tersebut merupakan porttofolio optimal.
B. Rerangka Pemikiran
Berdasarkan pada kajian teori, maka peneliti dapat menguraikan rerangka
pemikiran dalam pembentukan portofolio optimal metode rasio sortino dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menghitung nilai return realisasian menggunakan data harga saham.
2) Hasil dari nilai return realisasian tersebut nantinya digunakkan untuk
menghitung nilai return ekspektasian, Varian-kovarian dan korelasi.
Nilai Varian-Kovarain merupakan pengukur yang menunjukkan arah
pergerakan suatu variabel, Sedangkan Nilai Korelasi menunjukan
besarnya hubungan pergerakan antara dua variabel relatif terhadap
masing-masing deviasinya.
3) Nilai Downside deviasi / Risiko sisi turun
diperoleh dengan
menghitung nilai-nilai return dibawah nilai return ekspektasiannya.
4) Nilai Return dan risiko portofolio diperoleh dengan menghitung dari
nilai varian-kovarian, return ekspektasian dan Vektor Identitas
5) Nilai di set efisien diperoleh dari perghitungan
return dan risiko
portofolio, downside deviasi, proporsi dan return ekspektasian.
32
6) Langkah terakhir adalah dengan mengetahui nilai portofolio yang
optimal yang dihitung dengan cara return bebas risiko, nilai variankovarian dan set efisien.
Berikut diagram rerangka pemikiran penelitian ini:
Gambar 2.1 Rerangka pemikiran
Sumber : Diolah dari kajian teori
Download