Perencanaan Indonesia Masuki Era Implementasi Perencanaan di

advertisement
Perencanaan Indonesia Masuki Era Implementasi
Perencanaan di Indonesia perlu segera memasuki era implementasi rencana. Untuk itu diperlukan
suatu terobosan yang mampu secara cerdas menjembatani transformasi dari ‘perencanaan’
menuju ‘penerapan’ Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) secara konsisten . Yakni bagi
setiap aras spasial mulai dari nasional, pulau, provinsi hingga aras bangunan. Demikian
paparan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto dalam Welcoming Address pada
pembukaan 48th ISOCARP Congress di Perm, Rusia (10/9).
ISOCARP (International Society of City and Regional Planners) merupakan asosiasi profesi
perencana internasional yang terdiri atas lebih dari 80 individu maupun institusi dari berbagai
Negara. Kongres ISOCARP diselenggarakan setiap tahun di negara-negara anggota yang
ditunjuk. Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk membagi pengalaman dan pengetahuan melalui
pembentukan jejaring praktisi pada lingkup global secara rutin dalam rangka meningkatkan mutu
praktek perencanaan.
Pembukaan acara tersebut dihadiri oleh Deputy Prime Minister Region Perm Mr. Igor Demchenko,
Walikota Perm Mr. Igor Sapko dan Presiden ISOCARP Ismael Fernandez
Mejia. ISOCARP berlangsung selama empat hari yakni 10 s/d 13 September 2012 dengan tema
Fast Forward: planning in a (hyper) dynamic urban context. Turut hadir mendampingi Menteri PU
antara lain Direktur Jenderal Penataan Ruang Imam S Ernawi, Sesditjen Penataan Ruang Ruchyat
Deni Djakapermana, dan Inspektur Wilayah III Uki Ashardijatno.
Menteri PU Djoko Kirmanto menjelaskan bahwa memasuki tahun kelima penetapan
Undang-Undang No 26/2007 tentang Penataan Ruang, hampir seluruh Kabupaten/Kota di
Indonesia telah berhasil memperoleh persetujuan substansi Rancangan Peraturan Daerah
(Raperda) tentang RTRW dari Kementerian PU. Tantangan yang perlu diantisipasi pada fase
implementasi RTRW adalah konsistensi dan kesungguhan penerapannya. Di tengah laju dan
dinamika perubahan perkotaan yang pesat, perlu dirumuskan kebijakan entitas ruang yang dapat
secara tepat mampu menjawab kebutuhan tersebut.
Untuk itu, Kementerian PU telah menggulirkan Program Pembangunan Kota Hijau (P2KH) sebagai
page 1 / 2
upaya implementasi RTRW Kota/Kabupaten sekaligus menjalankan pembangunan sektoral.
Program ini pada hakikatnya juga merupakan upaya pemberdayaan kapasitas lokal untuk
melakukan aksi nyata sebagai kunci kesuksesan dalam pelaksanaan pembangunan yang
berkelanjutan.
Sebagai penutup, Djoko Kirmanto menegaskan bahwa planning sebagai disiplin ilmu perlu
menekankan beberapa aspek. Pertama, perencanaan perlu mempromosikan solusi perkotaan
berkelanjutan yang out-of-the-box, inovatif, dan berpandangan ke depan dengan menitikberatkan
pada tindakan lokal. Kedua, perencanaan perlu menyediakan kerangka bagi proses kolaboratif.
Kerangka tersebut termasuk penyediaan mekanisme yang jelas untuk menjamin win-win solution
bagi setiap pemangku kepentingan. Ketiga, pemberdayaan pemerintah daerah dan komunitas
setempat agar dapat terlibat dan menjadi penggerak utama prakarsa bersama dalam mencapai
tujuan pembangunan berkelanjutan jangka pendek maupun panjang. Karenanya untuk
mewujudkannya peran insan-insan perencana yang berkualitas sangat signifikan.(ditjen penataan
ruang/ind)
Pusat Komunikasi Publik
110912
page 2 / 2
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Download