9. Mikrobiota dan Penyakit

advertisement
Topics
Habitat alam mikroorganisme
1.TANAH
-Bakteri penghasil spora
2. AIR
Yang tercemar dg urine & feses manusia
(Salmonella sp, Shigella sp, E. Coli).
3. UDARA
Dipengaruhi UV, ozon dan Kelembaban.
4. MAKANAN
DISTRIBUSI MIKROBA INTESTINAL
INTERAKSI MIKROBA
Sintrofisme
 Kompetisi
 Simbiosis : mutualisme, komensalisme,
parasitisme

HUBUNGAN HOSPES-KUMAN
DITENTUKAN OLEH KESEIMBANGAN
VIRULENSI KUMAN
DAYA TAHAN TUBUH
Definisi Flora normal
Flora normal : kumpulan
mikroorganisme yang secara alami
terdapat pada tubuh manusia normal
dan sehat.
 Umumnya dari jenis bakteri.
 Dapat menyebabkan penyakit bila
ditempatkan pada tempat yang tidak
semestinya atau ada faktor predisposisi

flora normal juga dapat menimbulkan
penyakit pada kondisi tertentu.
ex:
-Streptococcus viridans__ subacute
bacterial endocarditis.
-Bacteroides yang normal terdapat di
kolon dapat menyebabkan peritonitis
mengikuti suatu trauma.

Asal Mula Mikrobiota Manusia



Sampai waktu akan dilahirkan, janin
tidak mengandung mikroorganisme.
janin manusia mula-mula memperoleh
mikroorganisme ketika lewat sepanjang
saluran lahir melalui kontak permukaan,
penelanan atau penghisapan
Setiap bagian tubuh manusia, dengan
kondisi lingkungan yang khusus, dihuni
berbagai macam mikroorganisme
tertentu.
Berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya
dapat digolongkan menjadi 2 jenis,
I. Mikroorganisme tetap/normal (resident
flora/indigenous)
 yaitu mikroorganisme tertentu yang biasanya
ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan
pada usia tertentu.
 Keberadaan nya selalu tetap, jika ada
perubahan akan kembali seperti semula. --merupakan organisme komensal.
 Ada yang bersifat mutualisme.: mendapatkan
makanan dari sekresi dan produk-produk
buangan tubuh manusia, dan tubuh
memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari
flora normal
2.




Mikroorganisme sementara (transient flora)
mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen
yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa
selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau
minggu.
Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba
(tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh
lingkungan, tidak menimbulkan penyakit .
Flora sementara biasanya sedikit.
Jika flora residen berubah, maka mikroba ini akan
melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan
penyakit.
Pelekatan bakteri pada inang
Beberapa faktor pelekatan pada bakteri diantaranya
adalah:
 Protein adherence/adhesin. Didapatkan pada bakteri
Escherechia coli enterotoxogenic yang memperantarai
bakteri coli melekat pada permukaan mukosa usus
 Glycocalyx/kapsul. Terdapat pada Streptococcus
mutants disebut dextran glycocalix yang mempromotori
pelekatan bakteri ini pada permukaan gigi.
 Lipoteichioc acid. asam ini memperantarai bakteri S.
pyogenus pada pelekatannya di mukosa saluran
pernafasan.
 Fimbriae (pili). Pili dari bakteri N. gonorrhoeae
membantu pelekatan bakteri pada permukaan epetel
saluran genetal. Fimbriae tipe I pada Salmonella
memperantarai bakteri tersebut melekat pada
permukaan epitel usus halus.
Pelekatan pada inang membutuhkan beberapa spesifisitas
yaitu:

Spesifik jaringan
 Suatu organisme tidak melekat pada sembarang
jaringan. Pelekatan ini terjadi secara khusus pada
bagian epitel sel tertentu. Sebagai contoh bakteri
Niesseria gonorrhoe penyebab penyakit kelamin
melekat lebih kuat pada saluran genetal dari pada di
saluran pernafasan

Spesifisitas inang.
 Beberapa bakteri lebih khusus melekat pada
permukaan sel manusia dari pada sel hewan dan
sebaliknya ada yang lebih khusus melekat pada
hewan tapi tidak pada manusia.
Penyerangan epitel





Sebagian besar patogen menyerang sel epitel untuk
melangsungkan patogenisitasnya.
Proses penyerangan tersebut disebut invasion.
Setelah melekat pada permukaan sel akan
mengakibatkan perubahan pada cytosketon sel yang
akan menghasilkan proses pemasukan bakteri tersebut
ke dalam sel.
Faktor yang memperantarai masuknya bakteri ke dalam
sel disebut invasin.
Beberapa protein yang penting untuk invasi telah
ditemukan pada beberapa bakteri, namun belum jelas
bagaimana mekanisme kerja protein tersebut
mempengaruhi susunan aktin.
Flora yang menetap diselaput lendir dan kulit
dapat mencegah kolonialisasi oleh bakteri
patogen ( bacterial interference) dan
mencegah penyakit akibat gangguan bakteri
melalui :
1. kompetisi pada reseptor atau tempat
pengikatan pada sel penjamu,
2. kompetisi untuk zat makanan,
3. penghambatan oleh produk metabolik atau
racun,
4. penghambatan oleh zat antibiotik atau
bakteriosin (bacteriocins).

Kolonisasi dan tumbuh pada inang

Jika patogen mengakses suatu jaringan
selanjutnya akan memperbanyak diri disebut
kolonisasi. Karena inokulum awal suatu
patogen tidak cukup untuk dapat merusak
sel maka patogen tersebut harus tumbuh
memperbanyak diri untuk menghasilkan
faktor virulensinya. Faktor virulen yang
merusak sel inang seperti toksin dan enzim
hidrolitik diproduksi pada tahap ini.
Supresi flora normal akan menimbulkan
tempat kosong yang cenderung akan
ditempati oleh mikroorganisme dari
lingkungan atau tempat lain pada tubuh.
Beberapa bakteri bersifat oportunis dan
bisa menjadi patogen
 Flora normal biasanya ditemukan di
bagian-bagian tubuh manusia yang kontak
langsung dengan lingkungan misalnya kulit,
hidung, mulut, usus, saluran urogenital,
mata, dan telinga.
 Organ-organ dan jaringan biasanya steril.

Mikroflora normal pada
kulit,hidung,telinga,konjungtiva
Bakteri patogen yang akan menginfeksi
kulit harus mampu bersaing dengan
mikroflora normal yang ada untuk
mendapatkan tempat kolonisasi serta
nutrien untuk tumbuh dan berkembang.
 ada sekitar 103-104
mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan
terletak pada stratum korneum.


Jumlah mikroorganisme kulit dapat
berkurang dengan desinfektan, namun flora
secara cepat muncul kembali dari kelenjar
sebasea dan keringat

Staphylococcus epidermidis yang
bersifat nonpatogen pada kulit namun
dapat menimbulkan penyakit saat
mencapai tempat-tempat tertentu seperti
katup jantung buatan dan sendi
prostetik (sendi buatan).





Staphylococcus aureus, dapat
berkolonisasi transien di kulit, tapi dapat
menetap pada rongga hidung (
nasopharyng)
Oropharyng dihuni sejumlah besar
S. aureus dan S. epidermidis dan Strep
α-hemolitik ( Streptococcus viridans).
Flora lubang telinga luar = flora kulit
Lubang telinga tengah dan dalam
biasanya steril
Flora konjungtiva dalam keadaan normal
dikendalikan oleh aliran air mata, yang
mengandung lisozim.
Intestinal flora
usus besar mengandung populasi
mikroba yang terbanyak. Diperkirakan
jumlah mikroorganisme di dalam
spesimen tinja adalah ± 101213 organisme per gram
 meliputi bakteri anaerob : Bacteroides
sp, Clostridium sp dan Lactobacillus.
Dan anerob fakultatif ( E.coli)

Flora normal usus
Flora normal Tr Genito urinarius



Pada orang sehat, ginjal, ureter dan kandung
kemih bebas dari mikroorganisme, namun
bakteri pada umumnya dijumpai pada uretra
bagian bawah pria maupun wanita.
Sebagian besar mikroorganisme yang
ditemukan pada urin merupakan kontaminasi
dari flora normal yang terdapat pada kulit dan
uretra.
Keberadaan bakteri dalam urine belum dapat
disimpulkan sebagai penyakit saluran urine
kecuali jumlah mikroorganisme di dalam urine
melebihi 105 sel/ml.
Natural Flora Location:
Log10 cfu/gm or cm2
NORMAL FLORA:
Enterobacteriaceae:
(E.coli, Proteus vulgaris, Klebsiella
pneumoniae, Enterobacter
cloacae, Serratia marcescens)
Bacteroides fragilis, etc
Clostridium perfringens, etc
Fusobacterium species
Peptostreptococcus species
Enterococcus species
Gastrointestinal Tract
Mouth & Upper Respiratory Tract
NORMAL FLORA:
Streptococcus salivarius
Streptococcus mitis
Staphylococcus epidermidis
Haemophilus species
Moraxella species
Peptostreptococcus species
Fusobacterium species
Eikenella corrodens
Sterile Body Sites
Central Nervous
system (CNS)
Internal Abdominal
Cavity & all
internal organs
Lungs
Bladder
NORMAL FLORA:
Lactobacillus species
Prevotella species
Peptostreptococcus anaerobius
Porphyromonas melaninogenicus
Yeast (e.g. Candida species)
Genital Tract
Gastrointestinal Tract
NORMAL FLORA:
Skin
Staphylococcus epidermidis
Diphtheroids: Corynebacterium species
Micrococcus species
Propionibacterium species
Infeksi Bakterial
Sumber Infeksi
 1. Infeksi Endogen (Berasal dari flora
normal)
 2. Infeksi Eksogen ( Oleh organisme
yang berasal dari sumber lain.

Infeksi Bakteri Patogen
Gram Positif :
 1. Staphylococcus aureus, memproduksi
eksotoksin penyebab diare dengan rentang
sindrom infeksi yang luas., penyebab infeksi
pada kulit, seperti eksim, Resisten terhadap
peniciline.
 Pengendalian : Penggunaan antibiotik
Metisilin, flukloksasilin, Vankomisin, linezoid,
eritromycine.

2. Staphylococcus haemolyticus,
Penyebab haemolysis pada darah.
Resisten terhadap antibiotik teikoplanin.
 Pengendalian : Penggunaan antibiotik
vankomisin
 3. Staphylococcus saprophyticus,
Penyebab infeksi saluran kemih pada
wanita muda., resisten terhadap
novobiosin.

4. Streptococcus pyogenes, penyebab
infeksi saluran pernafasan atau
faringitis, terutama menyerang pada
anak-anak, ,dapat melakukan
mekanisme pencegahan kinerja
fagositosis oleh leukeusit , karena
membawa antigen Lancefield.
 5. Streptococcus agalactiae (
streptococcus group B), menyebabkan
pneumonia, meningitis.



6. Kelompok organisme “Streptococcus milleri “ (S.
constellatus, S. intermedius, S. anginosis) berkoloni
pada mulut dan saluran pencernaan. Dapat
menyebar secara sistemik, menyebabkan abses di
otak, paru, dan Hati.
7. Enterococcus spp.,)( E. faecalis dan E. Faecium),
Merupakan komensal pada usus, namun menjadi
patogen jika terdapat ditempat lain. Menyebabkan
infeksi pada saluran kemih, infeksi pada luka.
Pengendalian: dengan antibiotik linezolid atau
pristinamisin, sangat sensitif terhadap ampisilin dan
amoksiline, namun resistensi semakin meningkat.



8. Streptococcus pneumoniae, . Pneumokokus,
merupakan penyebab utama dari kematian diseluruh
dunia akibat infeksi. Sinusitis, pneumonia akut
merupakan infeksi yang sering terjadi.
Rentan terhadap : penisiline ( beberapa strain),
eritromycine, sefalosporin, tetrasikline, rifampisine dan
kloramphenicol.
Pengendalian :Sefotaksim atau seftriakson ( untuk
meningitis yang disebabkan oleh strain yang kurang
sensitif), penggunaan peniciline, Penggunaan
vankomisin jika resistensi peniciline dosis tinggi
muncul.
Bakteri Gram Negatif: Neisseria (N. gonorrhoeae penyebap
penyakit kelamin), Enterics (Salmonella Typhimurium
penyebab tifus, E. coli penyebab diare , Shigella penyebab
desenteri dan sebagainya), Haemophillus, Bordettella dan
Legionella, Yersinia, Francisella, Brucella dan Pasteurella ,
Chlamydia, Rickettsia dan kawan-kawan, Spirochetes
Bakteri Tahan Asam
Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit TBC
Infeksi Jamur

1. Candida spp.( C. Albicans, C.
Tropicalis, C. Glabrata) Infeksi saluran
usus, infeksi kulit, dan saluran genital
wanita. menyebabkan nyeri dan gatal,
dengan pembentukanplak yang
menyerupai krim dadih pada permukaan
mukosa yang akan berdarah jika
diangkat. Penggunaan Kaspofungin
bermanfaat untuk kandidaemia.
2. Aspergillus spp. ( A. Niger, A.
Fumigatus, A. Flavus, A. Terreus), yang
umumnya menyebabkan infeksi pada
manusia..
 Inhalasi spora Aspergillus dapat
meningkatkan hipersensitivitas tipe III,
yang diseretai demam, fibrosis paru.


See you next week....insyaAllah......
Download