Saran - PPTA

advertisement
PEMBUATAN FILM PENDEK BERGENRE DRAMA OLAHRAGA
DENGAN DRAMATISASI TEKNIK SUPER SLOW MOTION
DENGAN JUDUL ASA
Muhammad Ghozwul Fikri Jundulloh
DIV Komputer Multimedia, STIMIK STIKOM Surabaya, Email:
[email protected]
Basketball is a sport that is growing in Indonesia. Basketball in Indonesia
PERBASI accommodated by the union of basketball throughout Indonesia. PERBASI
founded in 1952, in which Tony Wen and Wim Latumeten requested by Maladi then
served as Secretary of the Indonesian Olympic Committee (KOI) to develop
basketball organization Indonesia (http://perbasi.or.id). For the students in the Sports
basketball now enclosed by DBL Indonesia (Indonesia Detection Basketball League),
in which students are able to maximize their ability to make a real future. The rapid
advancement of the sport of basketball is then inspired to produce the short film.
The short film will not be the same as the length of the movie. Through short
films, film studies can be found that can reflect the author expresses honesty of
thought and human life (Prakosa 2008:3). The short film interesting because it can
deliver the message in full. With limited duration sometimes the message will be
much easier, the audience or the audience to focus more on the message of the film.
Since this type of short films, to attract an audience appeal films supporting the use of
the technique, namely, super slow motion.
Super slow motion techniques that create an image on the film is much slower,
with the resulting image will appear to stop, not just slow impressed. This technique
uses a software ancer r current post-processing (with programs like Twixtor) is to
create a digital frame interpolation to mark the transition between the frames
completely shot. The motion can be slowed further by combining techniques,
interpolation between frames overcranked (http://www.lucidmovement.com/). In this
case, 24 f / s will be back in renggangkan through digital processes.
Keywords: Basketball, Short Film, Super Slow Motion
1.
Pendahuluan
Film pendek menarik karena
mampu menyampaikan pesan secara
utuh. Dengan keterbatasan durasi
terkadang
pesan
yang
ingin
disampaikan akan jauh lebih mudah,
penonton atau audien lebih fokus pada
pesan dari film tersebut. Selain itu,
film akan jauh lebih nyaman
disaksikan
dan
dipahami
oleh
penonton. Asumsi ini juga didukung
dengan pernyataan dari Gotot Prakosa
yang menyatakan bahwa film pendek
tak akan sama dengan film panjang.
Melalui film pendek, bisa didapatkan
kajian film yang dapat mencerminkan
kejujuran
pembuatnya
dalam
mengkespresikan pemikiran serta
kehidupan manusia(Prakosa 2008:3).
Pemahaman tersebut dianggap sama
atau sepaham dengan film yang akan
dibuat. Dari sisi konsep awal dari
penentuan ide cerita, unsur keujujuran
dan kebebasan lebih diinginkan dalam
pembuatan film “ASA”.
Film pendek pada dasarnya tidak
jauh berbeda dengan film-film lainnya,
secara umum hanya perbedaan durasi
yang membuat film pendek berbeda.
Namun secara konsep film pendek
mampu menuangkan semua ide cerita
yang ingin disampaikan. Tidak teralu
banyak
membuang-buang
waktu
dengan penambahan gambar dan
durasi, menjadikan film pendek film
yang syarat pesan. Dalam hal ini
penonton memang diajak langsung
mengikuti alur cerita, sehingga bisa
dibilang penonton akan langsung
tertarik dengan jalan cerita yang ingin
disampaikan. Ini semua didasarkan
pada asumsi bahwa sebuah film akan
lebih
realistis
apabila
mampu
memainkan emosi dari penonton,
seakan penonton merasakan kehidupan
dari film tersebut (Prakosa, 2008:16).
Perkembangan film pendek lebih
banyak berkembang pada film-film
indi. Film-film ini lebih sering diputar
pada festival film. Karena pada
dasarnya film pendek hanya ingin
menyampaikan pesan pada sebuah
film, para sineas dengan bebasnya
menuangkan ide dan konsep film yang
ingin dikerjakan pada film pendek.
Merujuk pada pembuatan film
“ASA”, film ini akan dibuat dengan
latar belakang olahraga bola basket.
Pemilihan olahraga bola basket
didasarkan pada kurang minatnya
masyarakat Indonesia dengan olahraga
bola basket. Meskipun basket masuk di
Indonesia sejak tahun 80-an, namun
olahraga ini dimata masyarakat masih
dianggap sebagai olahraga golongan
masyarakat menengah ke atas.
Kesimpulan ini dikuatkan dengan
banyaknya masyarakat yang lebih
menggemari olahraga sepakbola. Hal
ini
karena
olahraga
sepakbola
dianggap sebagai olahraga segala usia,
kalangan, dan gender. Selain itu,
olahraga basket kurang begitu disoroti
pada film. Para sineas atau produser
sebuah film lebih mengutamakan
cerita maupun ide dari gambaran yang
paling diminati oleh masyarakat
semata. Bisa dikatakan bahwa
mengangkat ide yang minoritas
dianggap kurang diminati oleh
masyarakat. Perkembangan film dari
2007 hingga 2008 lebih banyak di
dominasi film bergenre horror. Namun
prediksi pada tahun 2009 film lebih
banyak pada film bertema drama
komedi, seperti film Naga Bonar Jadi
2 dan juga Otomatis Romantis yang
mampu
menyedot
perhatian
masyarakat di akhir tahun, (JB
kristanto dan Lisabona Rahman
2008:23).
Bedasarkan
masalahmasalah
itulah
maka,
dengan
pembuatan film “ASA” diharapkan
mampu memberikan jawaban dari
permasalahan-permasalahan yang telah
diutarakan sebelumnya. Dengan tema
olahraga bola basket, maka genre
olahraga digunakan sebagai genre
utama film ini.
Genre adalah pengkategorian,
klasifikasi, pengelompokan, jenis film
yang sama. Pengelompokan dapat
dilihat dari segi cerita, plot, latar
tempat yang digunakan, atau pesan
pada film(Parrent, 2002:18). Dari
pengelompokan tersebut, maka yang
perlu diperhatikan adalah setting,
karakter, tanda kunci, bahkan pesan
film tersebut. Tema saja kurang kuat
untuk mewakili dari sebuah genre pada
film. Dengan penempatan karakter,
setting tempat, suasana yang sama atau
mendekati, maka bisa dikatakan
sebagai genre utama film tersebut.
Pada sebuah film genre yang
digunakan tidak hanya satu, tapi genre
dapat diamati dari alur ceritanya juga,
yang bisa menjadikan genre kedua dari
film tersebut atau genre-genre
berikutnya.
Genre olahraga yang digunakan
sebagai genre utama dalam pembuatan
film “ASA”, dikuatkan pada dengan
suasana dan latar tempat yang
digunakan sehingga genre ini dianggap
mampu menjadi genre utama pada
film.
Genre
olahraga
menurut
Himawan Pratista (2008), Film
olahraga mengambil kisah seputar
aktifitas olahraga, baik atlet, pelatih,
agen maupun ajang kompetisi. Film
olahraga biasanya diadaptasi dari kisah
nyata baik biografi maupun peristiwa
besar olahraga lainnya. Cerita film
seringkali mengambil kisah seorang
atlit pemula atau mantan atlit yang
kembali berlaga.
Pada film “ASA” genre yang
digunakan tidak hanya genre olahraga,
namun juga menggunakan genre lain
yaitu genre drama. Genre drama
digunakan sebagai penguat alur dari
cerita
yang
secara
nyata
menggambarkan kisah dari film ini.
Pernyataan tersebut didukung dengan
pernyataan dari Joanne Parrent
(2002:18), genre drama yaitu genre
terbesar di dunia, genre drama lebih
ditekankan pada pendalaman dari
karakter. Cerita dengan genre drama
digambarkan secara realitis dengan
dukungan dari setting lokasi yang
nyata.
Genre drama sendiri secara
langsung
pasti
digunakan.
Ini
dikarenakan pada film “ASA”,
penekanan alur cerita menjadi salah
satu suguhan utama, sehingga dengan
secara tidak langsung genre drama
masuk dalam genre film ini.
Film “ASA” ini nanti akan lebih
condong pada olahraga basket,
sehingga akan menunjukan banyak
teknik dan permainan bola basket.
Agar tampak lebih menarik dalam
pembuatannya, maka akan digunakan
teknik super slow motion. Pada
http://coolfinder.blogspot.com/2011/09/mostpopular-water-balloon-shot-in-
slow.html, yang diakses pada tanggal
15 Febuari 2012, slow motion adalah:
sangat lambat dalam pengambilan
gambar tersebut.
Slow
motion
(commonly
abbreviated as slowmo) is an effect in
film-making whereby time appears to
be slowed down. It was invented by
the Austrian priest August Musger.
Dalam pembuatan film ini, judul
yang digunakan adalah kata “ASA”.
Pemilihan kata “ASA” untuk judul
film ini didasarkan pada makna kata
itu yaitu “harapan”, yang sesuai
dengan cerita yang diangkat pada film
ini yaitu menggambarkan perjuangan
anak
laki-laki
yang
berusaha
mendapatkan harapan terakhirnya
bermain basket dengan beradu tanding
dengan lawan yang mempertaruhkan
lapangan tempat dimana dia dan
teman-temannya berlatih.
Terjemahan:
Gerakan lambat (biasa disingkat
slowmo) adalah efek dalam pembuatan
film dimana waktu tampak akan
melambat. Hal ini ditemukan oleh the
Austrian priest August Musger.
2.
Teknik super slow motion
digunakan karena pada pengamatan
film, teknik-teknik ini lebih banyak
digunakan pada film-film dengan
genre action dan juga war. Teknik ini
nantinya akan digunakan pada bagianbagian tertentu dalam permainan bola
basket pad film “ASA” nantinya.
Dengan minimnya yang menggunakan
teknik ini pada sentuhan film drama
dan olahraga, maka teknik ini
digunakan pada perancangan film
“ASA”. Alasan yang kedua yaitu,
bagaimana ingin menggambarkan
gerakan-gerakan yang cepat, dapat
dilihat lebih lambat sehingga terkesan
menarik dan mudah ditiru oleh
penonton.
Bola basket akan tampak lebih
dramatis. Pada film “ASA” ini tidak
akan menggunakan teknik slow motion
biasa, namun menggunakan teknik
extreme slow motion, dimana akan
Pra Produksi
Pengerjaan Tugas Akhir ini
bedasarkan rancangan yang sudah
dibuat sebelumnya.
a) Konsep dan Ide
Pada awal perancangan ini,
ide awal adalah membuat
sebuah karya film dengan
menggunakan tema olahraga
basket sebagai topik utama
film tersebut. Pada nanti
karya
film
ini
lebih
menonjokan sisi olahraga
basket sebagai minat audien
terhadap olahraga tersebut.
Dengan didapatnya konsep
“Impian” sebagai konsep
utama rancangan karya ini
maka didaptnya satu simpulan
terhadap ide awal tentang
rancangan film ini.
Berlatar konsep “Impian”
maka ide dasar rancangan
film ini yaitu bagaimana
membuat film dengan tema
olahraga basket yang mampu
menarik minat penonton atau
audien.
Menggunakan
kreatifitas dan teknik yang
belum umum menjadikan
sebuah film olahraga yang
berbeda.
b) Konsep Warna
Pada
http://julio.staff.ipb.ac.id/201
2/warna, yang diakses pada
tanggal 25 Januari 2013,
warna adalah sesuatu yang
sederhana
yang
hanya
mendapat
respon
akibat
tangkapan mata, sehingga
kadang
membuat
dikesampingkan
oleh
sebagian pihak, namun tak
jarang
membuat
orang
berlama-lama
memilihnya.
Pihak
yang
demikian
memandang warna adalah
getaran, dan getaran itu secara
sadar maupun tidak selalu kita
respon, sehingga tak jarang
warna
memengaruhi
kenyamanan lingkungan dan
mood. Pernyataan tersebut
menguatkan bahwa warna
sangat mempengaruhi sekali
keadaan
dan
perasaan
seseorang.
Dengan berpatokan pada konsep
yang ada waran yang dekat dengan
filosofi dari konsep rancangan ini
adalah warna Kuning dan Jingga.

Kuning
Warna kuning adlah warna
muda, memberikan rasa
bahagia
dan
membantu
merangsang imajinasi. Warna
kuning juga dapat diartikan
sebagai warna persahabatan.
Dalam ilmu psikologi warna
kuning dapat meningkatkan
kosentrasi,
Eko
Nugroho(2008:27).

Jingga
Warna jingga adalah warna
yang cenderung dekat dengan
warna merah yang memiliki
sifat berani dan kuat, namun
pada warna jingga lebih
feminism dan persahabatan.
Warna
ini
mampu
menumbuhkan rasa percaya
diri dan semangat, warna
jingga juga disebut sebagai
warna
sosialisasi,
Eko
Nugroho(2008:27).
Kedua warna kuning
dan jingga sangat dekat
dengan konsep yang diangkat
dalam perancangan karya film
ini, dimana poin-poin utama
seperti persahabatan, kerja
keras, harapan, imajinasi,
masuk dalam kategori warnawarna tersebut.
c) Konsep Teknis
Perancangan
yang
menginginkan
proses
pembuatan film olahraga
yang
berbeda
sehingga
muncul
sebuah
gagasan
menambahkan sentuhan super
slow motion pada film ASA
nantinya.
 Super Slow Motion
Menurut the Austrian priest
August Musger, slow motion
ialah pembuatan film dengan
waktu tampak terlihat lambat.
Namun, pada film “ASA”
nanti tidak hanya membuat
film dengan teknik slow
motion biasa, namun akan
membuat film dengan teknik
super slow motion, dimana
waktu tidak hanya dibuat
lambat saja, namun akan
tampak seperti diam(freeze).
d) Konsep Poster
Konsep
poster
pada
rancangan film asa ini
menonjolkan
karakterkarakter pada film tersebut.
Konsep yang diinginkan
adalah
bagaimana
menunjukan kegiatan yang
dilakukan oleh karakter film
tersebut. Konsep poster ini
pada nantinya juga menjadi
konsep pada cover DVD dan
juga pada DVD disc.
e) Konsep Tipografi
Sebagai font utama film ini,
pengamatan font tercapai
pada font dengan nama
“Orator Std”, font ini
dianggap sederhana namun
dapat mewakili keseriusan
dalam proses pembuatan film
“ASA” ini.
Font alternative yang dipilih
untuk film ini adalah font
dengan nama “Agency FB”,
font ini di pilih karena secara
bentuk
dianggap
dekat
dengan font utama film ini.
Hanya saja font ini lebih
tegak lurus bentuknya.
f) Sinopsis
Tegar dan teman-temannya
sedang asyik latihan basket,
tiba-tiba dateang sekelompok
anak
yang
menantang
bermain. Permainan berakhir
dengan
kemenangan
kelompok
anak
yang
menantang Tegar dan kawankawan.
Kesepakatan-pun
terjadi Tegar mau pergi dari
lapangan
jika
diadakan
tanding ulang. Pada saat
tanding ulang Tegar dan
kawan-kawan
mampu
membalikan keadaan dan
memenangkan pertandingan.
g) Skenario
1: EXT. LAPANGAN
BASKET DAY
FADE IN
Tegar berlatih basket, tampak
suasana senja dan sepi namun
Tegar tetap giat berlatih.
Setelah dirasa cukup Tegarpun mengakhiri latihan dan
pulang.
2: INT. RUMAH TEGAR
NIGHT
CUT TO
Selesai mandi Tegar menuju
kamarnya. Ketika akan masuk
kamar mata Tegar terhenti
menatap kalender, Tegar-pun
mengingat kejadian dimana
dia bertanding basket dengan
gerombolan anak basket.
h) Penokohan
Produksi
Setelah proses pra produksi telah
selesai, tahap berikutnya adalah proses
produksi. Dalam hal ini ada beberapa
aspek yang harus diteliti sebelum
melakukan proses suting. Kelengkapan
alat menjadi poin utama dalam
produksi
o Kamera DSLR 60D
:
2 unit
o Kamera DSLR 7D
:
1 unit
o Kamera DSLR 550D
:
2 unit
o Tripod Kamera
:
2 unit
o Lighting 1000 watt
:
1 unit
o Lighting 500 watt
:
1 unit
o Mic Boom
:
1 unit
o Recorder
:
1 unit
Pendalaman
karakter
pada
proses produksi menjadi wajib ketika
sebelum melakukan adegan syuting.
3.
4.
Pasca Produksi
Pasca produksi adalah tahap
terakhir dalam runtutan produksi dari
sebuah film. Pada tahap ini tidak
hanya melakukan penggabungan hasil
shoot pada masa produksi, melainkan
juga melakukan pewarnaan film dan
juga pembuatan pendukung film,
semacam aksesoris pelengkap. Proses
tersebut terbagi atas:
Preview Gambar
Proses awal yang dilakukan oleh
editor ialah menccocokan adegan yang
benar untuk dilakukan proses editing.
Gambar yang sudah benar dapat
dimasukan kedalam timeline editing.
Memotong Gambar
Gambar yang pada timeline
dirapikan dan ditata sesuai urutan
scenario film. Gambar yang tertata,
dipotong
sesuai
gambar
yang
diperlukan, adegan yang tidak perlu
seperti awalan dan akhiran dibuang
agar tidak menyatu pada plot film.
Gambar 8 Bagian Film yang Dibuang
Pewarnaan
Setalah gambar tersusun bedasarkan
scenario film, tahap selanjutnya yaitu
memberikan efek film. Pada rancangan
film ASA, sudah ditentukan warna
yang sesuai dengan emosional dari
film ini.
Penambahan warna pada film
ASA adalah sebagai penguat dari
emosi film ini. Dengan warna pesan
dan emosional film akan tersampai
dengan baik ke penonton/audien.
Warna pada film bukan hanya sekedar
memberi warna semata namun selalu
ada pesan yang ingin disampaikan,
begitu pula dengan film ASA ini.
Editing Suara
dimana Tegar melamun, pada
scene tersebut dramatisasi lamunan
Tegar dibantu dengan suara yang
terdengar seperti menggema.
Untuk
mendapatkan
suara
dengungan yang sesuai maka perlu
melakukan editing suara terlebih
dahulu.
Rendering Film
Tahap
akhir
dalam
sebuah
editing yaitu rendering, dimana film
telah siap untuk diekspor dalam bentuk
4. Film Pendek menjadi lebih
kompleks dengan melakukan riset
sebelumnya
5. Film olahraga mampu diterapkan
dengan gaya sentuhan yang
berbeda dari biasanya.
Saran
Berdasarkan seluruh hasil produksi
yang telah dilaksanakan, terdapat
beberapa saran untuk penelitian ini,
yaitu:
file film. Proses ini bisa memakan
waktu hingga beberapa jam,
1. Memberikan
pilihan
masyarakat
bagaimana
membuat film. Film tidak
hanya sebatas film aksi,
drama, romansa dan lainnya
yang dianggap menarik.
2. Film dapat memberikan
efek, bahwa olahraga basket
adalah pilhan yang menarik
di masyarakat.
sesuai
dengan lama durasi pada film tersebut.
5.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan seluruh hasil produksi
yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Film Pendek bisa menjadi media
yang tepat bagi sineas untuk
menuangkan konsep dan ide.
2. Penggunaan teknik atau visual
efek super slow motion pada film
ASA menjadikan film basket
tampak lebih dramatis(film) untuk
dijadikan sebagai media hiburan.
3. Film Pendek adalah pilihan tepat
sebagai pencapai pesan, durasi
yang singkat sehingga pesan yang
disampaikan lebih utuh dan
mudah untuk diserap oleh
masyarakat.
6.
Daftar Pustaka
Hartley, John. 2010.
Communication,Culture, and Media
Studies: Konsep Kunci. Yogyakarta:
Jalasutra.
Kristanto, JB dan Rahman, Lisbona.
2008. Indoneisan Film catalogue
2008. Jakarta:Nalar.
Nugroho, Eko.2008. Pengenalan Teori
Warna. Jakarta: Andi Publisher.
Prakoso, Gatot. 2008. Film Pinggiran:
Antologi Film Pendek, Film
Eksperimental, dan Film dokumenter.
Jakarta: Yayasan Seni Visual
Indonesia(YSVI).
Pratista, Himawan. 2008. Materi
Kuliah Teori Film di Akindo
Yogyakarta.
Reverensi Internet
http://tabloidbintang.com diakses pada
tanggal 02 November 2011
http://en.wikipedia.org/wiki/Drama_fil
m diakses pada tanggal 02 November
2011
http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_bask
et diakses pada tanggal 02 November
2011
http://www.perbasi.or.id diakses pada
tanggal 22 November 2011
http://coolfinder.blogspot.com/2011/09/mostpopular-water-balloon-shot-inslow.html diakses pada tanggal 15
November 2012
http://mainbasket.com/2011/11/08/me
ngubah-basket-indonesia-dari-anaktiri-menjadi-anak-emas-topic-of-themonth-november-2011/diakses pada
tanggal 22 Febuari 2012
http://www.lucidmovement.com/diaks
es pada tanggal 15 November 2012
http://julio.staff.ipb.ac.id/2012/warna
diakses pada tanggal 26 Januari 2013
Download