Undang-undang Lindungi Hak Anak untuk Dapatkan

advertisement
Jakarta, 17 Mei 2016
Menkes Nila F. Moeloek hadir pada Seminar Kesehatan Ibu dan Anak dalam Kerangka JKN dan
peluncuran kampanye Berpihak pada Anak, di Gedung Kemenkes, Jakarta (17/5). Kampanye ini
merupakan bagian dari kampanye global Every Last Child Campaign yang di gagas Save The
Children pada April 2016. Kampanye ini bertujuan memastikan anak-anak di seluruh dunia
mendapatkan hak yang sama untuk kelangsungan hidup dan mendapatkan akses ke pelayanan
kesehatan dan pendidikan.
Kampanye ini sejalan dengan pemenuhan hak anak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
sebagaimana tercantum dalam UUD 1945. Pasal 28B ayat 2 menyebutkan bahwa setiap anak berhak
atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi. Pasal 28 H ayat 1 menyebutkan, setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.
Hak setiap anak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan juga didukung dalam UU No 36 tahun
2009 tentang Kesehatan. Disebutkan bahwa, upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak
dalam kandungan, bayi, Balita, hingga remaja; termasuk upaya pemeliharaan kesehatan anak cacat
dan anak yang memerlukan perlindungan.
Menurut Menkes, sedikitnya 9 Peraturan Menteri Kesehatan yang khusus mengatur pemberian
pelayanan kesehatan terkait kesehatan reproduksi sampai remaja. Tugas kita semuanya untuk dapat
mengimplementasikan apa yang diamanahkan dalam perundang-undangan tersebut. Dengan
demikian anak dapat menjadi investasi bagi bangsa dan negara, kata Menkes.
Sebagaimana diketahui bahwa target MDGs 4 adalah menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB)
menjadi 23/1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita (AKBA) menjadi 32 per 1000 kelahiran
hidup. Hasil sementara Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 menunjukkan AKB 22
per 1.000 kelahiran hidup dan AKBA 26 per 1.000 kelahiran hidup. Artinya target MDG 4 dalam
penurunan kematian Bayi dan Balita, tercapai. Meski demikian jumlah kematian Balita secara absolut
masih tetap tinggi, terutama kematian pada kelompok usia neonatal.
Penyebab utama kematian bayi dan Balita sebagian besar dapat dicegah. Untuk itu, upaya
pencegahan kesakitan dan kematian bayi dan Balita ini menjadi upaya prioritas dan perlu kita
diperkuat dan ditingkatkan, tambah Menkes.
Status kesehatan anak terutama bayi baru lahir (neonatus) sangat tergantung pada kondisi
kesehatan ibu. Komplikasi pada saat hamil dan persalinan akan berdampak pada kesakitan dan
kematian neonatus. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator yang dipakai untuk menentukan
status kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas. Target MDG 5 dalam menurunkan AKI menjadi 102
per 100.000 kelahiran hidup belum tercapai. Artinya kondisi kesehatan ibu di Indonesia masih
merupakan tantangan yang harus diatasi bersama-sama. Menkes menegaskan, Indonesia sudah
menentukan arah pembangun kesehatan nasional yang sejalan dengan tingkat global. Pada tahun
2015 MDGs sudah berakhir. Kelanjutan dari kesepakatan global, dalam Sustainable Development
Goals (SDGs) yang telah ditetapkan pada September 2015 lalu, kesehatan tetap menjadi goals
dengan target-target yang diperluas. Sementara penurunan AKI dan AKBA tetap menjadi agenda
pembangunan post 2015 atau SDGs. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu komponen
dimensi pembangunan manusia, karena indikator kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa
diantaranya ditentukan oleh AKI, AKB dan Umur Harapan Hidup (UHH). Dalam Rencana strategis
Kesehatan telah ditetapkan upaya-upaya prioritas kesehatan beserta tergetnya yang diharapkan
dapat mendukung tercapainya target-target pembangunan terkait kesehatan. Penerapan JKN
merupakan sebuah terobosan dalam menyediakan layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat
sehingga sesuai target yang telah ditetapkan pada tahun 2019, diharapkan tidak ada lagi penduduk
yang tidak mempunyai jaminan kesehatan.
Terkait dengan peningkatan kepesertaan JKN, adalah sangat penting untuk memastikan semua ibu
hamil mempunyai jaminan kesehatan sehingga sejak bayi baru lahir sudah terproteksi apabila ada
gangguan kesehatan.
Khusus untuk upaya penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir, pemerintah juga meluncurkan
program Jampersal sejak tahun 2012, yang tetap dilanjutkan di era JKN ini dengan tujuan utama
mendekatkan akses layanan untuk seluruh ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir ke fasilitas.
Diharapkan upaya ini dapat menekan kematian ibu dan bayi baru lahir yang sampai saat ini masih
menjadi masalah besar di Negara kita, ungkap Menkes.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal)
1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email
kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.
Download