72 SANKSI PIDANA KEBIRI DARI PERSPEKTIF HAK

advertisement
Dr. Drs. A.A.KT. Sudiana, S.H., A.Ma., M.H. Sanksi…
72
.
SANKSI PIDANA KEBIRI DARI PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA
OLEH :
Dr. Drs. A.A.KT. Sudiana, S.H., A.Ma., M.H.
Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar
Abstract
The results of a study of child sexual violence revealed that the scale of the number of
children becoming corbantant increased. States are perceived as failures in protecting
children from perpetual perpetrators of sexual violence perpetrated by irresponsible
persons with children as sexual objects through trafficking, child prostitution, child
pornography, and sexual harassment. Therefore, this issue needs to gain the extraordinary
attention of all parties through strengthening commitments and actions at the national and
local levels to keep children from the threat of deprivation of children's rights, so that
children can grow and develop optimally. In the context of human rights: repressive action
with the imposition of criminal sanctions (kebiri) is very important to be done as a means of
effect to the perpetrators of the perpetrators of sexual violence in children
Key Words: Children's rights, sexual violence, criminal crime
Abstrak
Hasil studi kekerasan seksual terhadap anak mengungkapkan bahwa skala jumlah
anak anak menjadi korbanterus meningkat. Negara dianggap gagal dalam melindungi anakanak dari tindak kekerasan seksual yang terus menerus berlangsung dilakukan orang-orang
yang tidak bertanggungjawab dengan anak dijadikan objek seksual melalui tindakan
traffiking, praktek-praktek pelacuran anak, pornografi anak, dan pelecehan seksual. Oleh
karena itu, permasalahan ini perlu mendapatkan perhatian yang luar biasadari semua pihak
melalui penguatan komitmen dan aksi di tingkat nasional dan lokal untuk menjauhkan anak
dari ancaman perampasan hak anak, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan
optimal. Dalam konteks HAM: tindakan represifdengan penjatuhan sanksi pidana (kebiri)
sangat penting dilakukan sebagai upaya efek jerah kepada pelaku tindak kekerasan seksual
pada anak
Kata Kunci : HAM anak, kekerasan seksual, pidana kebiri
PENDAHULUAN
selanjutnya diturunkan dalam Undang-
Hak asasi manusia (HAM)sebagai
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
hak universal manusia di muka bumi
Hak Asasi Manusia (selanjutnya disebut
dicantumkan
Universal
UUHAM).Dalam ketentuan UUHAM ini
Declaration of Human Rights PBB Tahun
dijelaskan pengertian Hak Asasi Manusia
1948,
A.
dan
Indonesia
dalamThe
diratifikasi
melalui
Permusyawaratan
Indonesia
tentang
oleh
Negara
(HAM) adalah seperangkat hak yang
Ketetapan
Majelis
melekat pada hakikat dan keberadaaan
Republik
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
XVII/MPR/1998
Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
Rakyat
Nomor
Hak
Asasi
Manusia
dan
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi
73
Dr. Drs. A.A.KT. Sudiana, S.H., A.Ma., M.H. Sanksi…
Adakalanya
pemerintah,
demi
ancaman terhadap hak anak yang justru
kehormatan serta perlindungan harkat dan
masuk dari ruang-ruang hak anak itu
martabat manusia. [Pasal 1 ayat (1)UU
sendiri, misalnya kebebasan informasi
HAM.
yang belakangan ini bisa dengan mudah
1
dan
setiap
orang
juga
.
dan dilindungi oleh negara, hukum dan
melindungi
dari
Penegasan terhadap ketentuan Pasal
diakses oleh anak melalui berbagai media
ayat
terutama
(1)
UUHAM
tersebut,
mendapatkan pengakuan dan jaminan dari
Negara
Republik
internet.
juga
bagaimana
dalam
mewujudkan pemenuhan hak anak, dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
sekaligus dalam waktu yang bersamaan
kebebasan dasar manusia sebagi hak yang
mampu memberikan perlindungan kepada
secara
tidak
anak dari bahaya yang mengintai mereka.
terpisahkan dari manusia, yang harus
Pada akhirnya dapat menjauhkan anak
dihormati
dari ancaman perampasan hak anak,
kodrati
Indonesia
Demikian
melalui
melekat
dan
peningkatan
dan
ditegakkan
harkat
demi
martabat
sehingga
anak
dapat
tumbuh
dan
kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagian,
berkembang dengan optimal. Perihal ini
dan
UUHAM).
yang membuat perlindungan anak menjadi
Sebagaimana juga demi pemajuan hak
lebih spesifik dan penting dalam konteks
asasi manusia di Indonesia yang sangat
HAM.
keadilan
toleran
(Pasal
2
penghormatan
Perlindungan HAM secara spesifik
perikemanusiaan yang mengedepankan
yang dimaksud adalah perlindungan bagi
nilai-nilai
yang
anakyang belum dan telah menjadi korban
beradab, maka harus bersesuaian dengan
terhadap tindak kekerasan seksual dengan
Sila ke-2 Pancasila “Kemanusiaan yang
dampak negatif yang ditimbulkan, dan
adil dan beradab”.Dalam konteks ini,
kemudian disini sekaligus juga sebagai
penegasan
HAM
perlindungan bagi pelakunya baik dari
tersebut menjadi dasar dalam pemahaman
anak-anak maupun orang dewasa terhadap
terhadap“Perlindungan dan pemenuhan
ancaman hukuman pidana (kebiri) yang
hak
Perlindungan
dberikan, dalam tataran perlindungan
terhadap anak Indonesia bukan saja
HAM terhadap anak yang belum dan telah
bagaimana
memperoleh
menjadi korban tindak kekerasan seksual,
haknya sebagaimana mestinya, supaya
dapat dilindungibagi yang belum menjadi
dapat tumbuh kembang dengan optimal.
korban
anak
dengan
hak
asasi
daripada
manusia
ketentuan
Indonesia”.
agar
mereka
dengan
upaya
memberikan
74
Dr. Drs. A.A.KT. Sudiana, S.H., A.Ma., M.H. Sanksi…
pendidikan
seks
pendidikan
dan
melalui
pranata
pranata
keluarga,
.
tindak kekerasan seksual pada anak dan
dijatuhi
sanksi
pidana
(kebiri),
dari
pemblokiran situs-situs porno di internet,
perspektif HAM merupakan tindakan
penertiban
yang
dalam rangka memberikan perlindungan
mengakses situs-situs porno, penertiban
hak asasi yang tidak dapat dikurangi (non
minuman
derogable rights) kepada si korban, yaitu
izin-izin
keras,
warnet
menjauhi
pergaulan
bebas, sedangkan bagi anak yang telah
hak
menjadi korban dapat dilindungi dengan
dianugerahi Tuhan seperti hak untuk
upaya
aman
reproduksi.
(shelter) untuk mendapatkan kanseling
dinyatakan
menghilangkan trauma, dan diberikan
pidana (kebiri)merupakan pengurangan
ganti rugi (restitusi) dari pelaku maupun
atau pembatasan hak asasi(derogable
pemerintah.
rights) yang diberikankepada si pelaku,
diamankan
Kepada
ke
pelaku
rumah
baik
dasar
asasi
si
korban
yang
Namun disisi lain, dapat
bahwa
pemberian
sanksi
anak-anak
karena sebagai kompensasi atas kesalahan
maupun orang dewasa yang melakukan
perbuatannyayang telah mengancam rasa
tindak kekerasan seksual dengan ancaman
aman dan tumbuh kembang hidup anak.
hukuman pidana (kebiri), dari aspek HAM
Pengurangan atau pembatasan hak
dapat dipahami sebagai upaya penjatuhan
asasi kepada si pelaku dengan penjatuhan
pidana bertitik pangkal pada pembalasan
sanksi pidana (kebiri), bertujuan untuk
(vergeldings)
yang memberikan efek
upaya pencegahan perilaku si pelaku
jerah terhadap perbuatan pidana yang
ketika keluar dari penjara tidak lagi
dilakukan.
tindak
menjadi predator kekerasan seksual pada
penghukuman dengan unsur pembalasan
anak. Dalam pengenaan sanksi pidana
(vergeldings) yang diberikan tersebut,
(kebiri), diterapkan penjatuhan sanksi
juga diharapkan dapat memperbaikisi
pidana (kebiri) kimia dan pemasangan alat
pelaku
pendeteksi pelaku (Chip) sebagaimana
Di
atas
dilakukan
samping
perbuatan
sehingga
si
pidana
yang
pelaku
dapat
diterima dengan baik kembali dalam
masyarakat.1 Si pelaku yang melakukan
1
Pola penjatuhan pidana ini merupakan
penerapan teori gabungan atau teori campuran
(vernigings theorien), yang menggabungkan teori
pembalasan (vergeldings theorien) dan teori relatif
atau teori tujuan (doel theorien), yang menekankan
unsur pembalasan dan unsur memperbaiki si
pelaku. Di samping itu, merupakan penerapan
teori pembinaan (directings theorien) yang lebih
mengutamakan perhatiannya pada si pelaku tindak
pidana, bukan pada tindak pidana yang telah
dilakukan. Pidana tidak didasarkan pada berat
ringannya tindak pidana yang dilakukan,
melainkan harus didasarkan pada keperluan yang
dibutuhkan untuk dapat memperbaiki si pelaku
tindak pidana.Lihat:A.Fuad Usfa.2006.Pengantar
Hukum
Pidana.UPT.Penerbitan
Universitas
Muhammadiyah Malang. h.142-143.
75
Dr. Drs. A.A.KT. Sudiana, S.H., A.Ma., M.H. Sanksi…
.
diatur dalam Pasal 81 ayat (7)Perpu
2006, Sekretaris Jenderal Perserikatan
Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan
Bangsa-Bangsa (PBB) menerbitkan hasil
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
studi tentang Kekerasan terhadap Anak,
Tahun
yang
23
Perlindungan
Tahun
2002
tentang
Anak.Pengenaan
mengungkapkan
skala
berbagai
sanksi
bentuk kekerasan yang dialami anak di
pidana pada ketentuan ini,dimaksudkan
seluruh dunia terus meningkat, sehingga
dalam
dan
PBB menyerukan penguatan komitmen
memberikan tindakan represif terhadap
dan aksi di tingkat nasional dan lokal oleh
peristiwa-peristiwa
semua Kepala Negara.
rangka
mengantisipasi
tindak
kekerasan
seksual terhadap anak yang sedang terjadi
Di Indonesia sendiri, angka-angka
di tanah air yang mangkin hari mangkin
kekerasan terhadap anak tidak pernah
meningkat jumlahnya, yang diberitakan di
menunjukkan
berbagai
kecenderungannya
media
dan
mendapatkan
angka
selalu
menurun.
meningkat.
perhatian serius dari kalangan masyarakat,
Berdasarkan hasil Pemantauan KPAI
karena
2011-2014, bahwa data korban kekerasan
dipandang
sebagai
tindak
kejahatan yang luar biasa (extra ordinary
seksual
crime)
keamanan
peningkatan. Data yang dihimpun KPAI
masyarakat. Akhirnya, Presiden Joko
berdasarkan pengaduan (langsung, surat,
Widodo pun mengatakan sebagai kondisi
telepon, e-mail), berita di media (online,
darurat kejahatan seksual pada anak yang
cetak, elektronik) dan investigasi kasus
perlu mendapatkan penanganan yang luar
menunjukkan
biasa. Isu tindak kekerasan seksual pada
eksploitasi seksual komersial pada anak
anak menjadi fenomena sosial yang
(ESKA), yakni :
dan
meresahkan
pada
anak
kekerasan
mengalami
seksual
dan
beberapa tahun terakhir ini meningkat
1. Tahun 2011 sebanyak 667 kasus,
baik jumlah maupun skalanya. Negara
atau 30,62% dari 2178 kasus
dianggap gagal dalam melindungi anak-
anak.
anak dari tindak kekerasanseksual yang
2. Tahun 2012 sebanyak 921 kasus,
terus menerus berlangsung dilakukan
atau 26,22% dari 3512 kasus
orang-orang yang tidak bertanggungjawab
anak.
dengan anak dijadikan objek seksual
melalui
tindakan
traffiking,
praktek-
praktek pelacuran anak, pornografi anak,
dan pelecehan seksual. Pada Oktober
3. Tahun 2013 sebanyak 837 kasus
atau 19,41% dari 4311 kasus
anak.
76
Dr. Drs. A.A.KT. Sudiana, S.H., A.Ma., M.H. Sanksi…
.
4. Tahun 2014 sampai dengan bulan
sekalipun aparat hukum ikut campur
Juni 2014, Kekerasan Seksual
tangan di dalamnya. Oleh karena itu,
pada
dipantau
kasus kekerasanseksual terhadap anak
mencapai 585 kasus atau 36,06%
paling banyak menimbulkan kesulitan
dari 1622 kasus anak.
dalam penyelesaiannya baik pada tahap
anak
yang
5. Tahun 2015 setiap dua jam, tiga
perempuan
menjadi
penyidikan, penuntutan, maupun pada
korban
tahap penjatuhan putusan. Selain itu, juga
kekerasan seksual (Sumber Data
kesulitan pembuktian misalnya perkosaan
: Komnas Perempuan).
atau perbuatan cabul yang umumnya
dilakukan tanpa kehadiran orang lain.
Penunjukkan
data
angka
kasus
kekerasan seksual anak dari sumber di
atas ibaratnya seperti gunung es, karena
data angka pastinya sulit diperoleh karena
banyak kasus kekerasan pada anak yang
tidak dilaporkan. Alasan kasus-kasus
kekerasan
seksual
pada
anak
tidak
dilaporkan oleh si korban atau orang
tua/keluarga
penegak
korban
hukum
Pengadilan
kepada
untuk
karena
aparat
diproses
beberapa
ke
faktor;
diantaranya si korban merasa malu dan
tidak ingin aib yang menimpa dirinya
diketahui oleh orang lain, atau korban
merasa takut karena telah diancam oleh
pelaku bahwa dirinya akan dibunuh jika
Untuk pengungkapan dan menanggulangi
kejahatan seksual anak tersebut, tentunya
peran aktif dari para aparat penegak
hukum sangat diperlukan dalam upaya
proses
penegakan
hukum
untuk
mewujudkan rasa keadilan bagi korban
dan
masyarakat.Menyimak
penjelasan
tindak kekerasan seksual anak yang secara
nyata
terus
berlangsung
terjadi
di
masyarakat, beserta implikasi negatifnya
yang
timbul
dalam
masyarakat
sebagaimana diuraikan di atas, maka
selanjutnya dapat dibahas yaitu: apa yang
menjadi
prinsip-prinsip
perlindungan
hak-hak anak?, dan apa pentingnya sanksi
pidana kebiri ditinjau dari HAM?
melaporkan kejadian tersebut kepada
polisi. Demikian juga enggan dilaporkan
B.
PEMBAHASAN
apabila kasus kekerasan anak terjadi di
1.
Prinsip-Prinsip
Hak-Hak Anak
rumah
tangga.
Banyak
masyarakat
Perlindungan
menganggap kasus kekerasan anak di
Pengakuan atas eksistensi anak
rumah tangga adalah urusan domestik,
sebagai subyek hak asasi manusia (HAM)
sehingga tidak selayaknya orang luar, dan
yang sui generis (rights holders as sui
77
Dr. Drs. A.A.KT. Sudiana, S.H., A.Ma., M.H. Sanksi…
.
generis) ditandai manakala Konvensi Hak
mempunyai implikasi yang sama yaitu
Anak (KHA) telah diratifikasi oleh 193
memberikan perlindungan pada anak.
negara. Dengan demikian sebanyak 193
Perlindungan anak merupakan kegiatan
negara telah menerima kewajibannya
untuk menjamin dan melindungi anak dan
untuk mengambil semua langkah-langkah
hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
legislasi,
berkembang, dan berpartisipasi secara
administrasi,
sosial,
dan
pendidikan secara layak untuk melindungi
optimal
anak-anak dari semua bentuk-bentuk dan
martabat kemanusian, serta mendapatkan
manifestasi kekerasan seperti kekerasan
perlindungan
fisik
atau
diskriminasi [Pasal 1 angka 2 Undang-
atau
Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
perlakuan alpa, perlakuan buruk atau
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
eksploitasi,
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
atau
mental,
penyalahgunaan,
luka-luka
penelantaran
termasuk
penyalahgunaan
seks selama dalam pengasuhan para orang
sesuai
dengan
dari
harkat
kekerasan
dan
dan
Anak.
tua, wali hukum atau orang lain manapun
Perlindungan terhadap hak asasi
yang memiliki tanggungjawab mengasuh
anak dimulai dengan Convention on the
anak [Pasal 19 ayat (1) KHA].
Rights of the Child/Konvensi tentang
Berbagai upaya yang ditujukan bagi
Hak-hak Anak (KHA). Konvensi ini
perlindungan dan pemajuan HAM anak di
disetujui oleh Majelis Umum PBB pada
Indonesia merupakan hal yang sangat
tanggal
strategis sehingga memerlukan perhatian
diratifikasi oleh Negara Indonesia melalui
dari
Untuk
Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun
dan
1990 tentang Pengesahan Convention on
kesejahteraan anak diperlukan dukungan
The Rights of The Child (Konvensi
kelembagaan dan peraturan perundang-
tentang
undangan
menjamin
Agustus 1990. Dalam Convention on the
pelaksanaannya. Berbagai batasan anak
Rights of the Child terkandung 4 (empat)
(seperti dinyatakan belum berusia 18
prinsip dasar yaitu:
seluruh
elemen
mewujudkan
bangsa.
perlindungan
yang
dapat
tahun dan termasuk anak yang masih
20
November
Hak-Hak
(1)Prinsip
1989,
Anak) tanggal
non-diskriminasi
dan
25
artinya
dalam kandungan) dapat ditemukan dalam
semua hak yang diakui dan terkandung
beberapa peraturan perundangan yang
dalam KHA harus diberlakukan kepada
berlaku
pada
setiap anak tanpa pembedaan apapun.
prinsipnya keragaman batasan tersebut
Prinsip ini merupakan pencerminan dari
di
Indonesia,
namun
78
Dr. Drs. A.A.KT. Sudiana, S.H., A.Ma., M.H. Sanksi…
prinsip universalitas HAM (Pasal 2
proses
KHA);
dalam proses peradilan.
(2) Prinsip kepentingan yang terbaik
penegakan
Perlindungan
.
hukum
anak
khususnya
juga
diatur
bagi anak (best interest of the child)
dalam undang-undang tersendiri yaitu
artinya bahwa di dalam semua tindakan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
yang menyangkut anak, maka apa yang
dan telah mengalami perubahan menjadi
terbaik
menjadi
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
pertimbangan yang utama (Pasal 3 KHA);
dan Perpu Nomor 1 Tahun 2016 tentang
bagi
(3)
anak
Prinsip
haruslah
hidup,
Perlindungan Anak. Perlindungan anak
kelangsungan dan perkembangan (the
bertujuan untuk menjamin terpenuhinya
rights to life, survival, and development)
hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,
artinya harus diakui bahwa hak hidup
berkembang, dan berpartisipasi secara
anak melekat pada diri setiap anak dan
optimal
hak anak atas kelangsungan hidup serta
martabat kemanusiaan, serta mendapat
perkembangannya juga harus dijamin
perlindungan
(Pasal 6 KHA);
diskriminasi, demi terwujudnya anak
(4)
Prinsip
atas
hak
penghargaan
sesuai
dengan
dari
harkat
kekerasan
dan
dan
terhadap
Indonesia yang berkualitas, berakhlak
pendapat anak (respect for the views of
mulia, dan sejahtera. Beberapa ketentuan
the child) artinya bahwa pendapat anak,
yang diatur secara umum dalam Undang-
terutama jika menyangkut hal-hal yang
Undang Perlindungan Anak antara lain:
mempengaruhi
perlu
(1) prinsip-prinsip dasar sesuai dengan
diperhatikan dalam setiap pengambilan
Konvensi Hak-Hak Anak, (2) Hak dan
keputusan (Pasal 12 KHA).
Kewajiban Anak, (3) Kewajiban dan
kehidupannya,
Selanjutnya,
dalam
juga
peraturan
mengatur
beberapa
ketentuan
Tanggung Jawab Negara dan Pemerintah,
perundang-undangan
(4) Kewajiban dan Tanggung Jawab
pentingnya
Masyarakat, (5) Kewajiban dan Tanggung
perlindungan terhadap hak asasi anak. Hal
Jawab Keluarga dan Orang Tua, (6)
ini dapat dilihat dalam Undang-Undang
Kedudukan Anak, (7) Pengasuhan dan
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
pengangkatan anak, (8) Penyelenggaraan
Manusia. Keberadaan hak asasi anak
perlindungan
mendapat
Perlindungan Anak Indonesia.
tempat
tentang
tersendiri
dalam
anak,
dan
(9)
Komisi
Undang-Undang HAM. Anak merupakan
Perkembangan Perlindungan HAM
subjek hukum yang sangat rentan dalam
anak lainnya secara kelembagaan telah
79
Dr. Drs. A.A.KT. Sudiana, S.H., A.Ma., M.H. Sanksi…
.
terdapat kementerian yang mempunyai
bentuk perwujudan negara hukum yang
tugas dan kewenangan dalam menangani
menjunjung
masalah
pengakuan
anak
yaitu
Pemberdayaan
Perlindungan
Kementerian
Perempuan
Anak,
terutama
dan
pada
asas
legalitas,
perlindungan
anak
HAM
dalam
rangka
berdasarkan
melindungi pemenuhan hak asasinya,
Keputusan Presiden Nomor 77 Tahun
sehingga menjadikan anak-anak Indonesia
2003
Komisi
yang berkualitas dan memiliki daya saing
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
global di dalam pergaulan masyarakat
yang
dunia tanpa ada diskriminasi.
tentang
dan
dan
tinggi
Pembentukan
tugasnya
melakukan
sosialisasi
seluruh ketentuan peraturan perundangundangan
yang
berkaitan
dengan
perlindungan anak, mengumpulkan data
dan
informasi,
masyarakat,
menerima
melakukan
2.
Pentingnya Sanksi Pidana Kebiri
Ditinjau Dari HAM
Kekerasan seksual dapat diartikan
pengaduan
sebagai “bentuk kontak seksual atau
penelaahan,
bentuk lain yang tidak diinginkan secara
pemantauan, evaluasi, dan pengawasan
seksual.”
terhadap penyelenggaraan perlindungan
seksual
anak;
psikologis
memberikan
oleh
sebab
cenderung
kekerasan
disertai
saran,
pertimbangan
kepada
membedakan perkosaan dengan kekerasan
Presiden dalam rangka perlindungan anak.
seksual karena dianggap spesifik dimana
Dengan demikian dapat dipastikan
perkosaan didefinisikan sebagai penetrasi
bahwa Negara Indonesia mengakui bahwa
seksual tanpa izin atau dengan paksaan,
hak anak merupakan bagian integral dari
bisa disertai dengan kekerasan fisik.
HAM dan KHA. Konvensi hak anak
Dengan demikian, kekerasan seksual bisa
merupakan instrumen berisi rumusan
juga dipahami dengan pemaksaan kontak
prinsip–prinsip universal dan ketentuan
seksual secara tidak wajar atau semua hal
norma hukum mengenai hak–hak anak
yang dimaksudkan untuk menstimulasi
yang
secara
dan
merupakan
internasional
sebuah
mengenai
perjanjian
HAM
yang
fisik.
tekanan
laporan,
masukan,
atau
itu,
Sebagian
ahli
seksual.
Maraknya kekerasan seksual pada anak
memasukan unsur–unsur hak sipil dan
sesungguhnya
politik, serta hak–hak ekonomi, sosial dan
mendalam maka pelaku kekerasan seksual
budaya.
berdasarkan usia dan subyeknya bisa
Pengakuan
ini
pula
diimplemantasikan kedalam aturan hukum
dibawah UUD Tahun 1945, sebagai
bila
ditelaah
dibagi dalam empat kategori, yaitu:
secara
80
Dr. Drs. A.A.KT. Sudiana, S.H., A.Ma., M.H. Sanksi…
1. Pelaku adalah anak dan berjenis
kelamin berbeda dengan korban;
.
Gerakan Melawan Kekejaman Terhadap
Anak, karena meningkatnya kekerasan
2. Pelaku adalah orang dewasa dan
tiap tahun pada anak. Pada tahun 2009
berjenis kelamin berbeda dengan korban:
lalu ada 1998 kekerasan meningkat pada
3. Pelaku adalah anak dan berjenis
tahun 2010 menjadi 2335 kekerasan dan
kelamin sama dengan korban;
sampai pada bulan maret 2011 ini paling
4. Pelaku adalah orang dewasa dan
berjenis kelamin sama dengan korban;.
Komisi
Perlindungan Anak ada 156 kekerasan
Anak
seksual khususnya sodomi pada anak.
aduan
Ditingkat daerah, Komisi Perlindungan
kekerasan pada anak pada tahun 2010.
Anak Indonesia (KPAI) Daerah Bali
Dari 171 kasus pengaduan yang masuk,
menyatakan
sebanyak 67,8 persen terkait dengan kasus
dengan pelaku dan korban anak-anak
kekerasan. Dan dari kasus kekerasan
semakin meningkat. Pada bulan Februari
tersebut yang paling banyak terjadi adalah
2010 ada enam kasus perkosaan dan
kasus kekerasan seksual yaitu sebesar
pelecehan seksual yang melibatkan anak-
45,7 persen (53 kasus). Komisi Nasional
anak.
Perlindungan
Anak)
mencatat ada 214 kasus kekerasan terkait
mencatat, jenis kejahatan anak tertinggi
anak. Dari 214 kasus itu, sebanyak 25
sejak tahun 2007 adalah tindak sodomi
kasus pemerkosaan anak-anak, dan 58
terhadap anak. Dan para pelakunya
kasus penganiayaan anak. Sementara anak
biasanya adalah guru sekolah, guru privat
sebagai pelaku kekerasan sebanyak 29
termasuk guru ngaji, dan sopir pribadi.
orang.
Indonesia
Perlindungan
tidak dari pantauan Komisi Nasional
menemukan
Anak
banyak
(Komnas
kasus
Sementara
kekerasan
pada
2009,
seksual
KPAI
Tahun 2007, jumlah kasus sodomi anak,
Mengingat marak dan tingginya
tertinggi di antara jumlah kasus kejahatan
jumlah kejadian tindak kekerasan seksual
anak lainnya. Dari 1.992 kasus kejahatan
pada anak di Indonesia, maka perlu
anak yang masuk ke Komnas Anak tahun
dilakukan upaya represif terhadap pelaku
itu, sebanyak 1.160 kasus atau 61,8
dengan
persen, adalah kasus sodomi anak. Dari
sebagaimana di atur
tahun 2007 sampai akhir Maret 2008,
undang nasional yang terkait dengan
jumlah kasus sodomi anak sendiri sudah
tindak kekerasan seksual antara lain :
naik sebesar 50 persen. Komisi Nasional
Perlindungan Anak telah meluncurkan
penjatuhan
sanksi
pidana
dalam undang-
81
Dr. Drs. A.A.KT. Sudiana, S.H., A.Ma., M.H. Sanksi…
1.
Kitab
Undang-Undang
Hukum
Pidana (KUHP), Pasal 285, 286,
.
pidana penjara paling lama sembilan
tahun”.
287, 290, 291
Tapi
2. UU Nomor 23 tahun 2004 tentang
Penghapusan
Kekerasan
Dalam
Rumah Tangga
perbuatan
persetubuhan itu menimbulkan luka-luka
atau
kematian
maka
bagi
sipelaku
dijatuhkan hukuman penjara lima belas
(PKDRT), Pasal 8 huruf b, Pasal 47,
Pasal 48
tahun,
sebagai
mana
yang
telah
ditetapakan dalam Pasal 291 KUHP .
3. UU Nomor 21 tahun 2007 Tentang
Pemberantasan
Tindak
Pidana
Pasal 292 KUHP: “Orang dewasa
yang melakukan perbuatan cabul dengan
Perdagangan Orang,Pasal 1 ayat
orang
(3,7)
diketahuinya
4. UU Nomor 23 Tahun 2002 yang
diubah
apabila
menjadi
Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2014 dan diubah
lagi menjadi Perpu Nomor 1 Tahun
lain
diduganya
sesama
atau
belum
kelamin,
yang
sepatutnya
harus
dewasa,
diancam
dengan pidana penjara paling lama lima
tahun
Sedangkan di dalam
Undang -
2016 tentang Perlindungan Anak,
Undang Nomor 23 Tahun 2002 yang telah
Pasal 1 ayat (15), Pasal 17 ayat (2),
diubah menjadi Undang-Undang Nomor
Pasal 59 dan Pasal 66 ayat (1,2),
35 Tahun 2014 tentang Perlindungan
Pasal 69, Pasal 78, Pasal 88
Anak, ada dua pasal yang mengatur
Pengaturan sanksi pidana kepada
tentang ancaman hukuman bagi pelaku
pelaku atas perlakuan tindak kekerasan
pelecehan seksual terhadap anak di bawah
seksual pada anak dapat disajikan sebagai
umur yaitu Pasal 81 dan Pasal 82.
berikut :
Pasal 81 yang bunyinya: Setiap
Pasal
berbunyi:
dengan
287
ayat
“Barang
seorang
(1)
siapa
KUHP
bersetubuh
perempuan
di
luar
orang yang dengan sengaja melakukan
kekerasan
atau
ancaman
kekerasan
memaksa anak melakukan persetubuhan
perkawinan, padahal diketahuinya atau
dengannya
sepatutnya
bahwa
dipidana dengan pidana penjara paling
umurnya belum lima belas tahun, atau
lama 15 (lima belas) tahun dan paling
umurnya tidak jelas, bahwa ia belum
singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling
waktunya untuk dikawin, diancam dengan
banyak Rp.300. 000. 000, 00 (tiga ratus
harus
diduganya
atau
dengan
orang
lain,
82
Dr. Drs. A.A.KT. Sudiana, S.H., A.Ma., M.H. Sanksi…
.
juta rupiah) dan paling sedikit Rp.
sanksi pidana pokok paling lama dua
60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
tahun baru dikenakan sanksi pidana kebiri
Pasal 82 yang bunyinya: Setiap
kimia dengan menjalani suntikan kimia
orang yang dengan sengaja melakukan
setiap tiga bulan sekali sebagai penurunan
kekerasan
atau
daya hormon seksualnya. Sanksi pidana
memaksa,
melakukan
ancaman
kekerasan,
tipu
muslihat,
kebiri
kimia
ini
dijatuhkan
atas
serangkaian kebohongan, atau membujuk
pertimbangan pelakunya pernah sebagai
anak untuk melakukan atau membiarkan
resividis dan melakukan kekerasan atau
dilakukan
dipidana
ancaman kekerasan saat memaksa anak
dengan pidana penjara paling lama 15
melakukan persetubuhan dengannya atau
(lima belas) tahun dan paling singkat 3
dengan orang lain yang menimbulkan
(tiga) tahun dan denda paling banyak
korban
Rp.300. 000. 000, 00 ( tiga ratus juta
mengakibatkan luka berat, gangguan jiwa,
rupiah) dan paling sedikit Rp. 60. 000.
pemyakit
000, 00 (enam puluh juta rupiah) .
hilangnya fungsi reproduksi, dan/atau
perbuatan
cabul,
Kemudian khusus mengacu pada
lebih
dari
satu
menular,
orang,
terganggu
atau
korban meninggal dunia.
Perpu Nomor 1 Tahun 20016 tentang
Atas pengenaan sanksi pidana kebiri
Perbuahan Kedua Atas Undang-Undang
kimia
Nomor
melakukan tindak kekerasan seksual pada
23
Tahun
2002
tentang
kepada
pelaku
dewasa
Perlindungan Anak, dalam Pasal 81 ayat
anak
(7)
dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 81
berbunyi:
“Terhadap
pelaku
sebagaimana
ayat
ayat (5) dapat dikenakan tindakan berupa
menimbulkan reaksi keras dari para
kebiri
penggiat
dan
pemasangan
alat
pendeteksi elektronik”.
yang
HAM
disebutkan
dan
sebagimana dimaksud pada ayat (4) dan
kimia
(7)
diatur
yang
di
di
Indonesia
atas,
yang
mengatakan bahwa hukuman kebiri kimia
Jadi ketentaun Pasal 81 ayat (7)
dan
hukuman
merupakan
hukum
hak
tersebut di atas, yang pada intinya
pelanggaran
mengatur norma sanksi pidana kebiri
manusia internasional sebagai bentuk
kimia kepada pelaku atas perlakuan
tindakan penyiksaan, dan perlakuan atau
tindak
ini
penghukuman lainnya yang kejam, tidak
dimaksudkan sebagai pengenaan sanksi
manusiawi, atau merendahkan martabat
pidana tambahan ditujukan hanya kepada
manusia serta pelanggaran hak atas hidup.
pelaku dewasa yang telah menjalani
Aturan
kekerasan
pada
anak,
ini
atas
mati
adalah
langkah
asasi
mundur
83
Dr. Drs. A.A.KT. Sudiana, S.H., A.Ma., M.H. Sanksi…
pemerintah
Indonesia
meratifikasi
Kovenan
yang
telah
.
(internasional)
menempatkan
HAM
Internasional
sebagai sekumpulan hak yang bersifat
tentang Hak-hak Sipil dan Politik pada
normatif yang harus diiimplementasikan
2005
dan
dan
Konvensi
Internasional
dijamin
pelaksanaannya.
Pada
Menentang Penyiksaan dan Perlakuan
prinsipnya, dalam hukum HAM, negara
atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak
c.q pemerintah mempunyai kedudukan
Manusiawi, dan Merendahkan Martabat
sebagai
pemangku
Manusia (1998). Sebagai negara pihak,
bearer)
dan
pemerintah Indonesia harus tunduk pada
berdiam di wilayah jurisdiksinya sebagi
pelaksanaan
pemegang hak (rights holder). Kewajiban
kedua
instrumen
HAM
tersebut.
kewajiban
(duty
individu-individu
yang
yang diemban negara adalah kewajiban
Seiring dengan peradaban HAM,
untuk
menghormati
(to
respect),
kebiri kimia diterapkan hanya sebagai
kewajiban untuk memenuhi (to fulfill),
bentuk pengobatan medis yang bersifat
dan kewajiban untuk melindungi (to
sukarela dan harus
disetujui pelaku
protect) HAM bagi warganya.2
tindakan
seksual,
kekerasan
dimana
Kewajiban
internasional
setiap
pelaku bersedia untuk melakukan hal
negara untuk menghormati, memajukan,
tersebut
dan
memenuhi, melindungi dan menegakkan
rekomendasi para ahli medis. Hal inilah
HAM tidak semata-mata didasarkan pada
yang saat ini masih diterapkan di Inggris,
kewajiban
Jerman, Australia, Denmark, dan Swedia.
perundangan, tapi juga didasarkan pada
Kebiri
penghukuman
moralitas untuk menjunjung tinggi harkat
adalah pelanggaran HAM. Pemberlakukan
dan martabat manusia. Kewajiban negara
hukuman kebiri kimia ini tampaknya
semacam
dianggap sebagai jawaban atas tingginya
kewajiban mendasar bagi setiap pelaku
berdasarkan
kimia
sebagai
analisis
atas
ini
suatu
sebenarnya
peraturan
merupakan
tuntutan publik atas penghukuman yang
berat bagi para pelakunya. Padahal, nyata
bahwa aturan hukum yang ada selama ini
tidak pernah diberlakukan secara optimal.
2
Dengan demikian, berbagai macam
hak dan kewajiban sebagai manifestasi
prinsip-prinsip HAM yang dirumuskan
dalam
berbagai
instrumen
hukum
Manfred Nowak.2002.Introduction to
International Human Rights Regime.Leiden:
Martinus Nijhoff Publiisher.Hal.48-49. Lihat juga
Rahayu.2010.Urgensi Perlindungan Hukum Bagi
Pembela Hak Asasi Manusia (Human Rights
Defender) Di Indonesia. Dalam: Masalah-Masalah
Hukum Jilid 39 No.2. Fakultas Hukum Undip
Semarang. h. 91.
Dr. Drs. A.A.KT. Sudiana, S.H., A.Ma., M.H. Sanksi…
dalam hubungan internasional baik dalam
skala nasional maupun internasional.
3
pemidanaan
atas
.
perkembangan/kemajuan
terpidana.
Sejalan dengan penegakan HAM
dalam
dengan
perbuatan
Dengan
mengemukakan
bahwa
bersifat absolut.
pemidanaan
berorientasi
pada
pidana,
maka
dapat dikatakan bahwa konsep tidak
menganut
yang
si
dimungkinkannya
perubahan/penyesuaian
melanggar hukum, Barda Nawai Arief4
sistem
84
prinsip
Dari
pemidanaan
aspek
HAM
yang
menyatakan
perlindungan HAM dapat diartikan sebagi
bahwa ada empat tujuan penjatuhan
sistem pemidanaan humanistik atau sistem
hukuman :
pemidanaan yang berorientasi pada ide
1. Untuk mencegah terjadinya tindak
individualisasi pidana. Dianutnya asas
pidana dengan menegakkan norma-
culpabilitas
norma hukum demi pengayoman
(tiada
pidana
tanpa
kesalahan) merupakan salah satu ciri
sistem pemidanaan humanistik. Tidaklah
manusiawi
apabila
pidana
diberikan
masyarakat.
2. Untuk memasyarakatkan terpidana
dengan
mengadakan
pembinaan
kepada orang yang tidak bersalah. Ciri
sehingga menjadi orang yang lebih
lain
baik dan berguna.
dari
sistem
pemidanaan
yang
manusiawi ialah harus dimungkinkan
3. Untuk menyelesaikan konflik yang
adanya
fleksibelitas/elastisitas
ditimbulkan oleh tindak pidana
pemidanaan
dan
modifikasi
(memulihkan
perubahan/penyesusaian
pemidanaan.
Dengan
sistem
demikian,
diberi
keseimbangan
dan
mendatangkan rasa damai).
4. Untuk membebaskan rasa bersalah
kemungkinan bagi hakim untuk memilih
pada terpidana.
pidana yang dianggapnya paling sesuai
Dari paparan tentang pemidanaan
dengan karakteristik/kondisi si pelaku dan
bagi terpidana pelecehan seksual terhadap
dimungkinkan
perubahan
anak tersebut di atas, mempunyai arti
pelaksanaan pidana yang disesuaikan
penting dalamrangka penempatan nilai-
3
adanya
Kartini
Sekartadji.2003.Implikasi
Pembentukan Internasional Criminal Court (ICC)
Dalam Pengadilan Hak Asasi Manusia Di
Indonesia.Orasi Ilmiah disampaikan dalam rangka
Dies Natalis Ke-46 Fakultas Hukum Undip
Semarang. h.6. h.91.
4
Barda
Nawawi
Arief.2001.Masalah
Penegakan
Hukum
dan
Kebijakan
Penanggulangan
Kejahatan.PT.Citra
Aditya
Bakti.Bandung. h.52-53.
nilai HAM
yang bertujuan untuk
melindungi hak asasi terpidana sebagai
manusia. Di samping itu, juga tanpa
mengurangi
tentunya
hak
asasi
memperoleh
korban
yang
perlindungan
hukum sehingga rasa aman dan keadilan
85
Dr. Drs. A.A.KT. Sudiana, S.H., A.Ma., M.H. Sanksi…
.
dapat dijamin ketika berinteraksi di
Orang Tua, (6) Kedudukan Anak,
masyarakat.
(7) Pengasuhan dan pengangkatan
anak,
C.
1.
Penyelenggaraan
perlindungan anak, dan (9) Komisi
PENUTUP
Perlindungan
dalam
(8)
anak
juga
undang-undang
diatur
tersendiri
Perlindungan Anak Indonesia.
2. Seiring dengan peradaban HAM,
yaitu Undang-Undang Nomor 23
kebiri
Tahun 2002 dan telah mengalami
sebagai bentuk pengobatan medis
perubahan menjadi Undang-Undang
yang bersifat sukarela dan harus
Nomor 35 Tahun 2014 dan Perpu
disetujui pelaku tindakan kekerasan
Nomor 1 Tahun 2016 tentang
seksual, dimana pelaku bersedia
Perlindungan Anak. Perlindungan
untuk
anak bertujuan untuk menjamin
berdasarkan
terpenuhinya hak-hak anak agar
rekomendasi para ahli medis. Hal
dapat hidup, tumbuh, berkembang,
inilah yang saat ini masih diterapkan
dan berpartisipasi secara optimal
di
sesuai dengan harkat dan martabat
Denmark, dan Swedia. Kebiri kimia
kemanusiaan,
sebagai
serta
mendapat
kimia
diterapkan
melakukan
Inggris,
hanya
hal
tersebut
analisis
dan
Jerman,
Australia,
penghukuman
adalah
perlindungan dari kekerasan dan
pelanggaran HAM. Pemberlakukan
diskriminasi,
hukuman
demi
terwujudnya
kebiri
kimia
anak Indonesia yang berkualitas,
tampaknya
berakhlak
jawaban atas tingginya tuntutan
mulia, dan sejahtera.
dianggap
ini
sebagai
Beberapa ketentuan yang diatur
publik atas penghukuman
secara
Undang-
berat bagi para pelakunya. Padahal,
Undang Perlindungan Anak antara
nyata bahwa aturan hukum yang ada
lain: (1) prinsip-prinsip dasar sesuai
selama
dengan Konvensi Hak-Hak Anak,
diberlakukan
(2) Hak dan Kewajiban Anak, (3)
Banyak
Kewajiban dan Tanggung Jawab
mendapatkan hukuman yang rendah
Negara
atau mendapatkan upaya rehablitasi
umum
dan
dalam
Pemerintah,
(4)
Kewajiban dan Tanggung Jawab
Masyarakat, (5) Kewajiban dan
Tanggung
Jawab
Keluarga
dan
ini
tidak
secara
pelaku
yang minim.
yang
pernah
optimal.
pemerkosaan
Dr. Drs. A.A.KT. Sudiana, S.H., A.Ma., M.H. Sanksi…
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
A.Fuad Usfa.2006.Pengantar Hukum
Pidana, UPT.Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang.
Barda Nawawi Arief, 2001, Masalah
Penegakan Hukum dan Kebijakan
Penanggulangan
Kejahatan,
PT.Citra Aditya Bakti, Bandung
Kartini Sekartadji, 2003, Implikasi
Pembentukan
Internasional
Criminal Court (ICC) Dalam
Pengadilan Hak Asasi Manusia Di
Indonesia.Orasi Ilmiah disampaikan
dalam rangka Dies Natalis Ke-46
Fakultas Hukum Undip Semarang.
Manfred Nowak, 2002, Introduction to
International
Human
Rights
Regime, Leiden: Martinus Nijhoff
Publiisher..
Rahayu, 2010, Urgensi Perlindungan
Hukum Bagi Pembela Hak Asasi
Manusia (Human Rights Defender)
Di Indonesia. Dalam: MasalahMasalah Hukum Jilid 39 No.2.
Fakultas Hukum Undip Semarang.
PERATURAN
UNDANGAN :
86
.
PERUNDANG-
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP)
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004
tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 95, Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 4419.
Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007
Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana
Perdagangan
Orang.
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 58,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik Indonesia Nomor 4720,
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
yang diubah menjadi UndangUndang Nomor 35 tahun 2014 dan
diubah lagi menjadi Perpu Nomor 1
Tahun 2016 tentang Perlindungan
Anak. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 99,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik Indonesia Nomor 5882.
Download