Modul Kewirausahaan II [TM12]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Kewirausahaan II
Analisa Aspek Management
dalam Berwirausaha
Fakultas
Program Studi
Tatap Muka
Fakultas Ilmu
Komunikasi
Advertising and
Marketing
Communication
11
Kode MK
Disusun Oleh
Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Abstract
Kompetensi
Dapat mengetahui analisa dan aspek
management dalam Kegiatan Bisnis
Diharapkan Mahasiswa dapat
mengetahui dan menerapkan aspek
management dalam kegiatan bisnis
ANALISA ASPEK MANAGEMENT
ASPEK MANAJEMEN
A. Evaluasi Kemampuan Manajemen
Dalam membuat suatu studi kelayakan, maka yang sering dilupakan adalah
mengevaluasi kemampuan manajemen. Meskipun dalam studi kelayakan tersebut
evaluasi terhadap aspek pemasaran teknis, keuangan dan sebagainya layak, tetapi
dalam praktek, ternyata perusahaan tersebut mengalami kegagalan. Mengapa
demikian? Hal ini disebabkan dalam membuat studi kelayakan itu kits lupa mengevaluasi kemampuan manajemen sebagai salah sate aspek penting yang. menunjang
keberhasilan suatu gagasan usaha di masamendatang.
Sampai sejauh mans pentingnya mengevaluasi kernampuan manajemen dalam
membuat studi kelayakan. Kemampuan manajemen itu sangat erat sekali berkait
dengan skala perusahaan. Artinya makin besar suatu perusahaan, makin banyak
personalia makin kompleks permasalahannya, sehingga dalam hal ini makin
dibutuhkan kemampuan manajemen. Perlu dicatat bahwa pada perusahaan yang masih
kecil kemampuan teknis lebih diperlukan, dari kemampuan manajemen. Tetapi dengan
semakin besarnya perusahaan tersebut maka kemampuan manajemen semakin
diperlukan. Pada waktu perusahaan tersebut masih kecil, pimpinan perusahaan tersebut
harus mempunyai kemampuan teknis, karena dia harus menangani secara langsung
sebagian dari pekerjaan-pekerjaan teknis. Tetapi dengan
semakin
besarnya
perusahaan, pekerjaan seorang pimpinan akan lebih efektif dan efisien apabila
mengarahkan kemampuannya untuk mengendalikan anak buahnya daripada menangani
langsung alat-alat dan mesin-mesin. Untuk dapat mengendalikan anak buahnya dengan
baik, maka diperlukan kemampuan manajemen lebih dari kemampuan teknis.
Mengapa suatu gagasan usaha yang dalam studi kelayakan mengabaikan aspek
kemampuan manajemen banyak mengalami kegagalan. Hal ini karena masalah
kemampuan manajemen sering diabaikan meskipun rencana perusahaan yang akan
didirikan berskala besar. Padahal pengadaan kemampuan manajemen tidaklah
semudah seperti anggapan kebanyakan orang. Peningkatan kemampuan manajemen
memerlukan tahapan yang cukup panjang dan memerlukan waktu yang cukup lama.
Untuk itulah evaluasi kemampuan manajemen harus memerlukan perhatian yang lebih
serius.
2016
2
Kewirausahaan II
Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
B. Perencanaan Organisasi Sebagai Titik Tolak Evaluasi Aspek Manajemen
Bentuk organisasi suatu gagasan usaha sebenarnya tidak begi relevan dengan
layak atau tidaknya gagasan usaha. Mengapa demikian? Karena bentuk organisasi
suatu gagasan usaha pada dasarnya masih merupakan suatu rencana yang dapat
diubah dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Meskipun demikian, pengetahuan tentang rencana organisasi suatu gagasan
usaha perlu kita pelajari, karena tidak dapat dilepaskan apabila kita ingin melaksanakan
suatu studi kelayakan, terutama dalam bidang manajemen dan khususnya lagi dalam
bidang tenaga-tenaga manajemen. Mengapa demikian? Karena kemampuan untuk
mengisi jabatan manajemen ikut mempengaruhi layak tidaknya suatu gagasan usaha,
padahal rencana organisasi itu menentukan kuantitas dan kualitas daripada tenagatenaga manajemen yang diperlukan. Misalnya seorang pengusaha ingin mendirikan
perusahaan computer. Maka untuk itu disusunlah struktur organisasi garis di mana top
manajer
membawahi
manajer
produksi,
manajer
pemasaran,
menejer
administrasi/keuangan dan manajer personalia. Ternyata bahwa usaha untuk mengisi
jabatan Top Manajer sulit dipenuhi karena sukar diperoleh orang yang berwibawa dan
berpengalaman kerja berpengetahuan lugs dalam bidang komputer. Oleh karena itu,
perlu dipikirkan perubahan dari organisasi garis menjadi organisasi garis dan staff.
Kesulitan masih timbul yaitu bagaimana mengisi jabatan manajer produksi, padahal
kualifikasi untuk mengisi jabatan ini cukup berat. Di sini kita dihadapkan dengan suatu
dilema. Di satu pihak kita sukar memperoleh seorang yang memenuhi kualifikasi jabatan
manajer produksi, tetapi di lain pihak kita tidak mungkin meniadakan jabatan
manajer (kepala bagian) produksi. Dari uraian di atas dapatlah kita mengambil
kesimpulan bahwa rencana penarikan tenaga-tenaga manajemen harus sesuai dengan
rencana struktur organisasi. Bila kita tidak mampu untuk menarik tenaga-tenaga
manajemen sesuai dengan struktur organisasi yang sudah direncanakan maka kita
masih dimungkinkan untuk mengubah struktur organisasi tersebut dalam batasbatas yang tidak mengubah tujuan pokok. Apabila dengan perubahan ini pun kita
tetap tidak mampu menarik tenagatenaga manajemen, maka gagasan usaha
tersebut dapat kita katakan kurang layak dipandang dari sudut manajemen.
2016
3
Kewirausahaan II
Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
C. Pengisian Tenaga Manajemen
Di
ditinjau
muka
dari
mampuan
pads
an?
sudut
untuk
saat-saat
Karena
usahaan
yang
telah
organisasi
mengisi
justru
pada
berat
hanya
bahwa
dan
jabatan
permulaan
cukup
bukan
disinggung
manajemen
dalam
perusahaan
saat
itu
sehingga
mempunyai
kelayakan
suatu
dipengaruhi
bidang
itu
diperlukhn
kemampgn
yang
dihadapi
demiki-
oleh
tenaga-tenaga
ke-
terutama
Mengapa
manajemen
usaha
oleh
manajemen,
didirikan.
tantangan
gagasan
per -
manajer
yang
baik,
Aki. Oleh karena itu, sejak awal seorang pengusaha sudah harus memikirkan
pengisian jabatan top manager, dari berbagai alternatif yang mungkin ditempuh.
Di dalam pengisian jabatan top manajer, kita dapat mengemukakan dua alternatif
:
1. Pengisian Jabatan Top Manager oleh Pemilik
Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa pada saat permulaan, tantangan
terhadap perusahaan sangat berat sehingga diperlukan tenaga top manajer yang
mempunyai dedikasi tinggi. Oleh karena itu, jika mungkin kita cenderung untuk
memilih pemilik atau pemegang saham untuk mengisi jabatan top manajer. Mengapa
demikian?
Sebab seorang pemilik atau pemegang saham cenderung mempunyai
dedikasi dan kepentingan yang lebih besar demi kesinambungan perusahaan
dibandingkan dengan orang luar.
2. Pengisian Jabatan oleh Manajer Profesional
Apabila di antara pemilik atau pemegang saham dianggap kurang mempunyai
kemampuan, manajemen untuk menduduki jabatan top manajer, alternatif lain
masih terbuka, kita dapat mengangkat seorang manajer profesional untuk mengisi
jabatan tersebut. Dalam hal ini kita harus mengadakan seleksi yang ketat bukan
hanya terhadap kemampuan manajemennya tetapi juga dedikasi dan rasatanggung
jawabnya.
Selain pengisian jabatan top manajer, maka kita harus pula mampu mengisi
tenaga manajemen yang lain seperti Manajer Produksi, Manajer Pemasaran, Manajer
Administrasi dan Keuangan dan sebagainya. Prinsip-prinsip yang dikemukakan di atas
2016
4
Kewirausahaan II
Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dapat pula diterapkan di sini.
Untuk
kelayakan suatu gagasan usaha dalam
jangka panjang,
kesinambungan tenaga manajemen perlu mendapat perhatian
maka
dalam studi
kelayakan. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan pemberian kompensasi yang
tepat, latihan, dan sebagainya.
D. Tolok Ukur Kemampuan Manajemen
Mengukur kemampuan manajemen adalah sangat penting, sobab bobot suatu
studi kelayakan sebagi* besar tergantung pads kejelasan kita menentukan tolok
ukur kemampuan manajemen. Tolok ukur ini terutama diajukan kepada Personalia
Level Top Management dan Middle Management.
Tolok ukur kemampuan manajemen untuk
level tersebut terutama top
manajemen antara lain sebagai berikut:
1. Kepemimpinan dalam arti yang luas.
2. Kemampuan berkomunikasi ke dalam dan ke luar.
3. Mempunyai wawasan yang luas terutama yang berkait langsung atau tidak
lanizsuniz dengan bidangnya.
Ad.1 Kepemimpinan Dalam Arti Luas
Seorang yang menjabat top manajemen harus mempunyai kepemimpinan
yang baik. Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi anggota/bawahannya,
untuk bergerak ke arah tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan ini sangat diperlukan
sebab untuk jabatan ini lebih diperlukan pengendalian manusia daripada
pengendalian mesin dan peralatan itu sendiri. Dengan kata lain bagi seorang
top manajemen, tidak diharuskan secara mutlak untuk dapat mengendalikan mesin
dan peralatan, tetapi lebih ditujukan bagaimana caranya memotivasi bawahannya
agar bekerja dengan baik.
Kemampuan kepemimpinan di sini adalah dalam arti luas, sehingga tidak
hanya mampu menggerakkan orang lain ke arah tujuan yang diinginkan, tetapi
mencakup kemampuan managerial. Kemampuan managerial di sini antara lain
adalah kemampuan melaksanakan perencanaan, koordinasi, pengorganisasian dan
pengambilan keputusan.
2016
5
Kewirausahaan II
Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ad.2. Kemampuan Berkomunikasi
Untuk jabatan top manajemen, maka kemampuan berkomunikasi mutlak
diperlukan, baik komunikasi ke dalam maupun komunikasi ke luar. Karena
kemampuan berkomunikasi tersebut sangat menunjang keberhasilan pelaksanaan
tugas-tugas manajemen. Adapun yang dimaksud dengan kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan menyampaikan informasi dari pemberi informasi
(communicator) kepada penerima informasi (communicant).
Arus pengiriman informasi tersebut dapat hanya satu arah yaitu dari
komunikator kepada komunikan, tetapi jugs dapat timbal balik. Perlu dicatat di sini
bahwa, informasi sebagaimana disebutkan di ntaka mempunyai arti luas, sehingga
dapat berbentuk angka-angka, penjelasan, instruksi, gagasan dan sebagainya.
Untuk efektifnya suatu komunikasi, maka perlu adanya jalinan pengertian
dan landasan kepercayaan antara, kedua belch pihak. Tanga adanya dua faktor
penunjang di atas, maka komunikasi tersebut kurang efektif, meskipun ditunjang oleh
alas-alas komunikasi yang modern.
Komunikasi yang kurang efektif dapat menimbulkan kesalah pahaman,
kurang dimengerti, kurang dihayati, kurang dipercaya atau tidak diperdulikan.
Dalam setiap perusahaan, komunikasi ini menunjang keberhasilan. Suatu
perusahaan harus dapat menjalin komunikasi yang baik dengan pihak luar,
terutama kepada
pemerintah, relasi
dan konsumen. Sate perusahaan
kontraktor atau supplier rekanan pemerintah tidak akan dapat berkembang
bila
tidak
mampu melakukan komunikasi yang baik dengan pemerintah.
Komunikasi intern, terutama kepada anak buahnya tidak kalah pentingnya,
karena akan menunjang bobot kepemimpinannya.
ad.3. Wawasan yang Luas
Seorang yang menjabat top manajemen harus mempunyai wawasan yang Was.
Luasnya
wawasan
seseorang
menejer
dapat
membantunya
dalam
tugas
managerialnya, terutama untuk mengambil keputusan penting. Semakin penting
suatu pengambilan keputusan, semakin banyak faktor-faktor intern maupun
ekstern yang harus dipertimbangkan. Sebab keputusan yang berdasarkan
wawasan sempit, maka sepintas menguntungkan tetapi dalam ruang lingkup yang
2016
6
Kewirausahaan II
Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
lebih Was dan jangka panjang sebenarnya merugikan.
Perlu dicatat di sini bahwa semakin tinggi level management akan semakin luas
ruang lingkup yang atan merasakan akibat keputusan tersebut, sehingga diperlukan
wawasan yang lebih luas.
E. Syarat Pendukung Kemampuan Manajemen
Agar kemampuan manajemen sesuai dengan tolok ukur tersebut dapat
terpenuhi, maka diperlukan syarat pendukung sebagai berikut:
1. Pendidikan,
2. Pengalaman
3. Prestasi
ad.l. Pendidikan
Mengapa pendidikan merupakan syarat pendukung ke mampuan
manajemen seseorang. Hal ini disebabkan karena dalam batas-batas tertentu
kemampuan manajemen tersebut dapat ditingkatkan dengan jalan mempelajari
fungsi-fungsi dan prinsip-prinsip manajemen. Untuk mempelajari fungsi dan
prinsip-prinsip manajemen tersebut pads umumnya dapat dilakukan melalui
pendidikan.
Pendidikan yang mendukung secara langsung kemampuan manajemen
adalah pendidikan yang khusus mempelajari pengetahuan manajemen. Meskipun
demikian, hal ini tidaklah berarti bahwa pendidikan di luar bidang manajemen tidak
mendukung kemampuan manajemen, sebab secara tidak langsung proses
pendidikan itu sendiri dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis, kritis dan
sistematis. Kesemuanya ini mendukung kemampuan manajemen.
ad.2. Pengalaman
Ada suatu ungkapan yang mengatakan bahwa "Pengalaman adalah guru
yang paling baik". Hal ini berarti makin banyak dan makin lama pengalaman
seseorang, maka semakin banyak pelajaran yang diperolehnya di bidang itu.
MeInang benar bahwa pelajaran dan pengetahuan tidak hanya dapat diperoleh dari
2016
7
Kewirausahaan II
Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pengalaman. Dengan sekolah, kursus dan latihan kits jugs akan dapat menambah
kemampuan
seseorang
dalam
bidang
manajemen.
Akan
tetapi,
ada
pelajaran/pengetahuan yang tidak dapat diperoleh dari sekolah atau kursus,
tetapi harus melalui pengalaman setidiri. Segal contoh misalnya, kemampuan maksimal seorang petinju tidak akan dapat dicapai hanya melalui
penggemblengan tinju di sasana tinju saja dan teori-teori tentang teknik bertinju, bila
dia tidak mempunyai pengalaman bertinju dalam arti sesungguhnya. Hal ini berarti
bahwa untuk mendapatkan tenaga dengan kemampuan manajemen yang balk,
faktor pengalaman haruslah merupakan syarat yang tidak boleh diabaikan. Karena
pentingnya faktor ini, maka dalam dunia bisnis Bering terjadi pembajakan secara
terang-terangan maupun secara halus terhadap manajer-manajer perusahaan
lain yang sudah berpengalaman.
ad.3. Prestasi
Pendidikan dan pengalaman yang cukup merupakan dukungan yang cukup
besar terhadap kemampuan manajemen sebab dengan itu semua diharapkan
prestasi kerjanya akan tinggi, akan tetapi kedua hal tersebut di atas tidak
merupakan jaminan mutlak terhadap prestasi seseorang. Oleh karena itu, riwayat prestasi dalam jabatan/pekerjaannya banyak mendukung kemampuan
manajemennya. Prestasi seseorang pads umumnya tercermin dalam reputasi. Oleh
karena itu, seorang manajer yang mempunyai reputasi yang baik akan diincar oleh
perusahaan-perusahaan lain.
Aspek Manajemen Operasional yang Perlu diteliti dan dilakukan:
1. Menyusun uraian tugas pokok untuk menjalankan usaha dan membag
nya dalam jabatan-jabatan tertentu.
2. Menyususn struktur organisasi berikut jabatan dan deskripsi tugas-tugasnya baik
yang utama, rutin, maupun insidential serta wewenang dan tanggung jawabnya.
3. Memperkirakan kebutuhan tenaga kerja baik jenis jabatan yang diperlukan serta
jumlah dan persyaratan minimum yang harus dipenuhi.
4. Menetapkan balasdan jasa perangsang (insentif) yang dapat disediakan
5. Membuat rincian rencana kegiatan dan jadwal pelaksanaan.
2016
8
Kewirausahaan II
Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
REVIEW STRATEGI PEMASARAN DAN PENGENDALIAN PEMASARAN
Pengertian dan Konsep Strategi Pemasaran
Menurut Stoner (1995) dalam Fandi Tjiptono (1996), konsep strategi dapat
didefenisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu, (1) dari perspektif apa yang
suatu organisasi inginkan (intends to do), dan (2) dari perspektif apa yang organisasi
akhirnya lakukan (eventually does). Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat di
defenisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan
mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung dari strategi ini adalah bahwa
manejer memankan peran aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi.
Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefenisikan sebagai pola tanggapan
dan respon organisasi atau perusahaan terhadap lingkungannya sepanjang waktu.
Startegi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implisit maupun eksplisit)
mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya (bennet 1988,
dalam Tjiptono, 1996) sementara itu Tull dan Kahle (1990) dalam Tjiptono (1996)
mendefenisikan strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang dirancang untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan
untuk melayani pasar sasaran tersebut.
Menurut Corey (dalam Tjiptono, 1996) strategi pemasaran terdiri dari lima elemen
yang saling berkaitan. Kelima elemen tersebut adalah :
1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini didasarkan
pada faktor-faktor :

Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat di
proteksi dan didominisasi.

Keterbatasan sumberdaya internal yang mendorong perlunya pemusatan
(focus) yang lebih sempit.

Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-and error di dalam
menanggapi peluang dan tantangan.

Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumberdaya langkah
atau pasar yang terproteksi.
2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk,
dan desain penawaran individual pada masing-masing lini.
2016
9
Kewirausahaan II
Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif
dari produk kepada pelanggan.
4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk
hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya.
5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal seling, promosi
penjualan, direc marketing dan public relations.
Strategi Bauran Pemasaran
Bauran Pemasaran (marketing mix) menurut Swastha (2000) adalah kombinasi dari
empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan,
yakni : produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Marketing mix
tersebut merupakan satu perangkat yang akan menentukan tingkat keberhasilan
pemasaran bagi perusahaan dan semua ini ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada
segmen pasar atau konsumen yang dipilih.
Sedangkan definisi strategi pemasaran menurut Kotler (2000) adalah suatu logika
pemasaran yang oleh karena itu perusahaan diharapkan dapat mencapai sasaran-sasaran
pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang total biaya
pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran. Aaker (1996)
mendefinisikan strategi pemasaran sebagai suatu sistem yang dirancang untuk membantu
manajemen perusahaan dengan segera dan membuat keputusan strategik sebaik membuat
pandangan strategik.
Dengan demikian ruang lingkup kegiatan strategi pemasaran yang luas dapat
disederhanakan dalam empat kebijakan pemasaran (marketing mix) yang merupakan inti
dari sistem perusahaan tersebut atau sering disebut 4 P yang terdiri dari empat komponen,
yaitu product (produk), price (harga), place (distribusi) dan promotion (promosi).
Konsep Ekuitas Merek, Iklan, Loyalitas dan Kepuasan
Merek menurut American Marketing Association didefinisikan sebagai nama, istilah,
tanda, simbol, rancangan atau kombinasinya yang dimaksud untuk mengidentifikasi produk
atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh
pesaing (Durianto et al., 2001). Pengertian merek menurut Aaker (1996) adalah nama dan
atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan
maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok
2016
10
Kewirausahaan II
Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
penjual tertentu. Dengan demikian suatu merek membedakannya dari barang dan jasa yang
dihasilkan oleh kompetitor. Sedangkan menurut Knapp (2000), merek dapat didefinisikan
sebagai variasi dari sesuatu yang ditandai dengan beberapa atribut khusus.
Konsep Ekuitas Merek (Brand Equity) menurut David A. Aaker
Ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang
terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai
yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada
pelanggan. Menurut Aaker (1996) ekuitas merek dapat dikelompokkan ke dalam lima
kategori, yaitu :
1. Brand awareness (kesadaran merek)-menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli
untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari
kategori produk tertentu.
2. Brand association (asosiasi merek)-mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap
suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut
produk, geografis, harga, pesaing, selebritis, dan lain-lain.
3. Brand perceived quality (persepsi kualitas merek)-mencerminkan persepsi pelanggan
terhadap keseluruhan kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan
dengan maksud yang diharapkan.
4. Brand loyalty (loyalitas merek)-mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan
suatu merek produk.
5. Other proprietary brand assets (aset-aset merek lainnya).
2016
11
Kewirausahaan II
Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
REFERENS
Brealy, Richard and Myers, Stewart. Principle of Corporate Finance, Mc Graw Hill
Company Inc, 2000.
Bambang Ryanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE-Yogyakarta,
1995.
Bringham, Eugene and Ehrhardt, Michael, Financial Management: Theory and
Practice, 11 e, South Western, Thomson Corporation, 2005.
Ross, Stephen A., Weterfield, Rudollph W., and Jaffe,Jeffery F., Corporate Finance,
Second Edition, Homewood, Ill: Richard D.lrwin, 1990.
Moh Benny Alexandri, 500! Soal Manajemen Keuangan yang Paling Sering
Ditanyakan dan Pemecahannya, Alfabeta, 2006.
Machfoedz, Mas’ud dan Mahmud Machfoedz. 2004. Kewirausahaan Suatu Pendekatan
Kontemporer. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen
Pemasaran YKPN.
Tim Penyususn Buku Kewirausahaan UNESA. 2000. Kewirausahaan. Surabaya: Unesa
University Press.
Sumber :
http://www.rockford.edu/resource/resmgr/docs_communityed/business_model_templ
ate.doc.
Dari berbagai sumber
2016
12
Kewirausahaan II
Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download