Menyusun Questioner yang baik

advertisement
Menyusun Questioner
yang baik
Eko Sediyono
Apa Questioner ?
 Questioner : Daftar pertanyaan yang tersusun
dengan baik yang digunakan untuk alat
pengumpulan data secara survey.
 Questioner harus sesuai dengan Masalah
yang diteliti. Oleh karena itu sebelum
menyusun questioner, masalah penelitian
harus dirumuskan dengan jelas.
 Jenis data yang dapat dikumpulkan
menggunakan questioner bisa kualitatif
maupun kuantitatif
2
3
Pendahuluan
 Questioner adalah cara yang murah untuk
mengumpulkan data dari responden yang sangat
banyak.
 Questioner yang dirancang dengan baik dan
digunakan secara efektif akan dapat digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang unjuk kerja dari
sistem yang diuji secara keseluruhan maupun
informasi khusus dari suatu komponen sistem.
 Jika questioner dilengkapi dengan pertanyaan
demografis dari respondennya maka informasi
tersebut dapat digunakan untuk menganalisis data
berdasarkan berbagai kelompok.
4
 Perlu diperhatikan bahwa questioner harus
dipandang sebagai proses bertahap mulai dari
mendefinisikan aspek yang diteliti dan diakhiri
dengan interpretasi hasil.
 Setiap tahap harus dirancang dengan baik, karena
hasil akhir yang terbaik tidak lebih baik dari rangkaian
pertanyaan yang terjelek.
 Maka dari itu, walaupun questioner secara fisik lebih
murah dari pada metode pengumpulan data lainnya,
tetapi butuh waktu dan konsentrasi yang lebih
banyak untuk merancangnya dan menginterpretasi.
5
Tahap-tahap Perancangan Questioner
1. Mendefinisikan Tujuan dari Survey
2. Menentukan kelompok sampel
3. Menulis Questionnaire
4. Mengolah Questionnaire
5. Menginterpretasi hasil
6
Apa yang dapat diukur menggunakan Questioner ?
 Yang dapat diukur dengan questioner cukup fleksibel, tetapi tidak
semua data dapat diukur dengan questioner
 Data yang dapat diukur dengan questioner dapat dikelompokkan
menjadi 2 macam yaitu :


“Subjective vs. Objective* dan
“*Quantitative vs. Qualitative*.
 Questioner bersifat survey, sehingga peneliti tidak dapat mengontrol
secara ketat jawaban dari responden. Oleh karena itu hasil questioner
tidak seobyektif dibandingkan dengan hasil penelitian Lab.
 Contoh : 2 kelompok responden ditanya tentang berapa lama mereka
dapat menggunakan suatu aplikasi. Responden kemungkinan bingung
cara menjawabnya, bisa dijawab kira-kira, sehingga kemungkinan lebih
cepat dari kenyataannya.
 Secara umum, questioner lebih cocok digunakan untuk mengumpulkan
data yang bersifat subyektif, seperti misalnya analisis kepuasan
tentang suatu sistem atau antarmuka.
7
 Pertanyaan dirancang untuk mengumpulkan
data kualitatif maupun kuantitatif.
 Pertanyaan kuantitatif lebih pasti dari pada
pertanyaan kualitatif.
 Contoh : kata “mudah” dan “sulit” sangat
relatif untuk tiap orang
 Oleh karena itu untuk pertanyaan yang
bersifat kualitatif harus disusun secara
cermat sehingga tidak membingungkan dan
membosankan responden.
8
Kapan Suatu Penelitian Menggunakan Questioner ?
 Tidak ada rumusan pasti, tergantung dari
banyak faktor termasuk jenis informasi yang
ingin diperoleh dan keberadaannya
 Beberapa keadaan yang menjadi
pertimbangan digunakannya questioner :
Bila sumber data dan dana terbatas.
2. Bila harus melindungi privasi responden.
3. Bila ingin menguatkan temuan yang sudah
ada
1.
9
I. Mendefinisikan Tujuan Survey
 Questioner yang dibuat tanpa tujuan yang jelas akan memboroskan




waktu responden
Efeknya berpengaruh sampai tahap analisis.
Tujuan seperti “Mengidentifikasi aspek ketidakpuasan responden atas
tampilan antarmuka sistem dan pengaruh negatifnya terhadap kinerja
suatu sistem” kelihatannya jelas tetapi sebenarnya tidak jelas.
Perancang harus memperjelas apa yang dimaksud dengan
ketidakpuasan. Apakah tidak puas mempelajari sistem, kekuatan
sistem, atau ada yang lain ? Apa yang dimaksud dengan kinerja sistem
? Pertanyaan2 tersebut harus diminimalkan sehingga pertanyaannya
dapat dirumuskan dengan jelas/
Patokannya adalah Jika kita kesulitan menyusun pertanyaan, maka
berarti tujuan pembuatan questioner kurang jelas. Kemali ke langkah
awal untuk merumuskan ulang tujuannya.
10
II. Menyusun Pertanyaan
 Pada tahap ini diasumsikan bahwa kita sudah menentukan jenis
data, merumuskan tujuan, dan menentukan kelompok
respondennya.
 Pertanyaan dimulai dengan pertanyaan demografi responden.
Data ini digunakan untuk mengkorelasikan antar kelompok
untuk melihat kekonsistenan jawaban.
 Dalam pertanyaan demografi jangan tanyakan pertanyaan yang
bersifat rahasia pribadi yang tidak ada kaitannya dengan
penelitian. Seperti misalnya besarnya gaji, padahal yang kita
teliti kemampuan menggunakan sistem.
 Jika perlu bertanya pertanyaan pribadi, maka susunlah katakata sehingga tidak menyinggung perasaan responden,
sehingga memberikan jawaban yang tidak benar.
11
Jenis Pertanyaan Bagaimana yang perlu kita
tanyakan ?
 Ada 2 jenis pertanyaan : Terbuka dan Tertutup.
 PertanyaanTerbuka : Responden bebas memberikan jawaban
tanpa dibatasi jenis jawabannya.
 Pertanyaan terbuka baik untuk memastikan subyektifitas data.
Dengan pertanyaan terbuka kita dapat menangkap beragam
pendapat tentang suatu hal yang kita tanyakan.
 Pertanyaan terbuka biasanya diletakkan pada akhir daftar
pertanyaan untuk mengatahui pendapat responden tentang hal
yang diteliti.
 Kerugian pertanyaan terbuka :
 Harus dibaca dan dianalisis satu pers atu
 Interpretasi beberapa pembaca dapat berbeda sehingga
sulit disimpulkan.
 Butuh waktu dan pikiran yang lebih banyak bagi responden
untuk menjawabnya, sehingga mudah bosan.
12
 Pertanyaan Tertutup : Menggunakan pertanyaan yang jawabannya




berupa lpilihan
TIdak ada ketentuan dalam banyaknya pilihan. Biasanya berkisar
antara 5- 10 pilihan jawaban.
Untuk pertanyaan yang mengukur satu variabel atau pendapat,
misalnya kemudahan penggunaan, dengan kisaran dari mudah ke sulit,
suka ke tidak suka biasanya pilihannya berjumlah gasal
Untuk questioner yang mengukur opini dan variabel yang jumlahnya
banyak, seperti misalnya uji musik, lebih baik menggunakn jumlah
pilihan jawaban yang genap, untuk menghindari banyaknya jawaban
yang kosong (tidak punya pendapat).
Keuntungan Pertanyaan Tertutup :




Mudah dihitung persentase jawabannya.
Dapat menggunakan lembar jawaban komputer sehingga cepat
menghitungnya.
Mudah melacak pendapat berdasarkan waktu
Mudah memfilter jawaban yang tidak berguna atau yang ekstrim.
13
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun dan menganalisis Jawaban
1.
Kejelasan. Sumber kesalahan terbesar adalah ketidak jelasan. Hal ini
ditunjukkan dengan berbeda orang berbeda pula interpretasinya.

1.
2.
3.
4.
5.
Contoh : untuk pertanyaan tentang seringnya melakukan sesuatu biasanya
pilihan jawabannya adalah
Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak pernah
Pilihan tersebut membingungkan, lebih baik :
1.
2.
3.
4.
5.

Tiap hari
2-6 kali seminggu
Sekali seminggu
Sekali sebulan
Tidak pernah
Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah bahasa dan budaya. Hindari
menggunakan istilah atau bahasa daerah yang tidak dimengerti oleh semua
responden.
14
2.
Pertanyaan yang Menjurus. Pertanyaannya menjurus ke jawaban tertentu.



1.
2.
3.
4.
5.
6.





Kesalahan biasanya bukan pada pertanyaannya tetapi pada pilihan jawabannya.
Pilihan jawaban harus terdistribusi secara merata.
Contoh : respon terhadap kualitas komik, dengan pilihan jawaban :
Sangat baik
Luar biasa
Hebat
Baik
Cukup
Tidak terlalu baik
Contoh pertanyaan yang agak kasar adalah pertanyaan dengan jawaban ya/tidak
1. Apakah yang anda gunakan ini adalah antarmuka CAD terbaik setiap kali anda
menggunakan CAD ?
Pertanyaan tersebut mengarah ke jawaban tidak
Pilihan yang lebih baik adalah berikut ini :
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat setuju
Setuju sebaian saja
Tidak tahu
Sebagian tidak setuju
Sangat tidak setuju
15
3.
Penyusunan Kalimat (Phrasing): Jangan menggunakan katakerja yang
menjurus ke positif atau negatif.

1.
4.
Pertanyaan Memalukan. Berkaitan dengan pertanyaan pribadi yang harus
dihindari.

5.
Gunakan bahasa-bahasa yang netral seperti contoh pertanyaan berikut ini.
Setujukah anda dengan rencana gubernur membangun perumahan murah
Questioner sangat tergantung dengan perasaan hati responden. Oleh karena itu
jika responden merasa tidak nyaman, maka kita tidak akan memperoleh data
yang benar.
Pertanyaan Hipotesis. Berdasarkan pada dugaan (terbaik), dan kayalan
(terjelek).




Contoh pertanyaan yang bersifat kayalan :
Jika anda menjadi Gubernur, apa yang anda lakukan untuk menghentikan
kriminalitas ?
Pertanyaan ini sulit dijawab oleh responden, sehingga kita sulit mendapatkan
pendapat yang sebenarnya.
Jangan tanyakan pertanyaan yang bersifat hipotesis.
16
6. Martabat yang bias. Kecenderungan responden
menjawab pertanyaan dengan meningkatkan
gengsinya.


Misalnya pertanyaan berapa lama anda mempelajari
antarmuka sistem. Maka jawabannya akan lebih cepat
dari apa yang dia bisa lakukan.
Untuk menghindari martabat yang bias, hindari
wawancara yang bertatap muka langsung. Wawancara
lewat telpon sangat baik. Surat-menyurat masih lebih
baik
17
Apa yang dilakukan setelah questioner dibuat ?
 Questioner harus diuji, agar jelas dan dapat
dimengerti oleh semua calon responden.
 Perlu didiskusikan dengan enumerator,
tentang persepsi dari tiap pertanyaan.
 Uji questioner perlu diulang lebih dari satu
kali untuk memastikan ketepatannya.
18
Kesimpulan










Merancang questioner adalah proses yang panjang yang membutuhkan perhatian yang
sungguh-sungguh.
Questioner adalah alat evaluasi yang ampuh, untuk itu harus dibuat dengan serius.
Perancangan questioner dimulai dengan pendalaman persoalan dan bagaimana questioner
membantu dalam penelitian. Jika dalam penelitian diperlukan questioner maka langkah
utama yang harus dilakukan adalah menentukan tujuan.
Seperti dalam penelitian pada umumnya, penelitian berbantuan questioner harus memiliki
hipotesis.
Penelitian bertujuan membuktikan hipotesis yang dibuat.
Questioner bersifat serbaguna, dann dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang
subyektif maupun yang obyektif dengan pertanyaan terbuka maupun tertutup.
Komputer dapat digunakan untuk mengumpulkan dan menyaring data yang berguna,
sedangkan questioner digunakan untuk mengumpulkan jawaban.
Ada banyak cara dalam membuat questioner, tetapi yang terpenting adalah pertanyaannya
harus jelas dan bebas dari bias.
Review terhadap rancangan questioner sangat penting untuk menghindari kesalahan
interpretasi.
Jika panduan ini diikuti maka questioner akan menjadi alat evaluasi yang tangguh dan
ekonomis.
19
Download