pengaruh penerapan model pembelajaran survey, question, read

advertisement
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION,
READ, RECITE, DAN REVIEW (SQ3R) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PASAMAN
1
Ilham Ilahi1
Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Bung Hatta
E-mail: [email protected]
Abstract
The problem in learning mathematics was the decreace of students’ understanding of the
concept in learning process. To solve this problem, one this that deapplied was Learning
model in Survey, Question, Read, Recite, an Review (SQ3R). The purpose of this research
was to know the understanding of the students concept when applying the mode in SQ3R in
learning mathematics at SMP Negeri 2 Pasaman. The type of this research was Experimental
result of the instruments used test to see the understanding of the students’ concept. The result
of this research was the tendency of increasing understanding of the students’ concept,
another result showed us that the result of students’ mathematic learning that was better than
mode in SQ3R at SMP Negeri 2 Pasaman.
Key words :Understanding of the concept, Learning mode in Survey, Question, Read, Recite,
and Review (SQ3R)
oleh ilmu lain seperti kimia, geografi, fisika,
Pendahuluan
Matematika
peranan
dan lain sebagainya.
penting dalam kehidupan sehari-hari, hal ini
Berdasarkan
dibuktikan
mempunyai
dengan
begitu
observasi
yang
banyaknya
dilakukan pada tanggal 24 Mei 2013, terlihat
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang
bahwa proses pembelajaran matematika kelas
berhubungan dengan matematika, selain itu
VII di SMP Negeri 2 Pasaman masih
matematika
didominasi
dipelajari
disetiap
jenjang
oleh
guru.
Guru
hanya
pendidikan mulai dari sekolah dasar, sekolah
menerangkan materi pelajaran kemudian
menengah pertama, sekolah menengah atas
mencatatkan di papan tulis sehingga siswa
dan bahkan di perguruan tinggi. Matematika
cenderung pasif dan siswa lebih banyak
juga disebut sebagai ratu dan pelayan ilmu,
menerima dan mencatat informasi dari guru
hal ini sesuai dengan Suherman (2010:25)
tanpa memahaminya terlebih dahulu. Selain
yang
“matematika
itu dalam proses pembelajaran kurang terjadi
sebagai ratu atau ibunya ilmu dimaksudkan
interaksi antara guru dengan siswa maupun
bahwa matematika adalah sebagai sumber
siswa dengan siswa, respon siswa terhadap
dari
menyatakan
ilmu
yang
bahwa
lain”.
Maka
dapat
disimpulkan bahwa matematika diperlukan
pertanyaan yang diberikan guru
masih
kurang dan siswa masih malu untuk bertanya.
Hal ini membuat siswa merasa jenuh,
mengantuk, serta tidak jarang pula siswa
(Review). Pemahaman konsep matematis
permisi keluar masuk kelas selama proses
siswa dengan model SQ3R diharapkan dapat
pembelajaran berlangsung. Kegiatan belajar
lebih memuaskan, karena membuat siswa
seperti
untuk terlibat
ini
mengakibatkan
konsep
aktif dalam
menemukan
matematika yang seharusnya tertanam pada
konsep yang ada pada suatu pokok bahasan
siswa tidak tercapai.
dan menentukan konsep yang tepat dalam
Upaya yang diharapkan supaya siswa
memecahkan masalah.
mampu memahami konsep adalah siswa
Penelitian
ini
bertujuan
harus membaca materi pelajaran sebelum
mengetahui
pembelajaran
konsep matematis siswa kelas VII SMP
dimulai.
Kemudian
siswa
perkembangan
untuk
pemahaman
membuat pertanyaan dari materi pelajaran
Negeri
2 Pasaman dengan menerapkan
yang tidak dipahami sehingga pada saat
model
pembelajaran dimulai siswa aktif untuk
mengetahui
bertanya. Jadi dalam proses pembelajaran
matematis siswa dengan menerapkan model
yang dilakukan, guru harus mampu memilih
pembelajaran
model mengajar yang sesuai agar proses
pemahaman konsep matematis siswa dengan
belajar mengajar berjalan dengan baik dan
menerapkan
lancar. Salah satu model pembelajaran yang
konvensional.
pembelajaran
apakah
SQ3R
dan
untuk
pemahaman
SQ3R
lebih
model
konsep
baik
dari
pembelajaran
dapat dilakukan adalah model pembelajaran
Belajar merupakan suatu perubahan
Survey, Question, Read, Recite, dan Review
tingkah laku berkat pengalaman dan latihan.
(SQ3R)
Djaafar (2001:82) menyatakan bahwa belajar
Model pembelajaran SQ3R dapat
mendorong siswa untuk lebih memahami apa
merupakan
“proses
yang ditandai oleh
adanya perubahan pada diri seseorang”
yang dibacanya, terarah pada intisari yang
Slameto (2010:2) menyatakan bahwa
tersirat dalam suatu buku atau teks. Dalam
“Belajar adalah suatu proses usaha yang
model pembelajaran SQ3R siswa dituntut
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
untuk berusaha memahami materi yang
perubahan tingkah laku yang baru secara
dipelajari
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
secara
langsung
seperti
menyelidiki (Survey), membuat pertanyaan-
sendiri
pertanyaan (Question), mencari jawaban dari
lingkungannya”.
pertanyaan (Read), memahami jawaban yang
dalam
interaksi
dengan
Morgan dalam Suprijono (2012:2)
telah dibuat (Recite), dan mengulang kembali
menyatakan
apa yang telah dibuat sehingga siswa
perubahan
mengerti
permanen sebagai hasil dari pengalaman”.
apa
yang
telah
dipelajarinya
bahwa
tingkah
“Belajar
laku
yang
adalah
bersifat
2
Nickson dalam Muliyardi (2002:3)
mengemukakan
bahwa
Pembelajaran
Matematika adalah upaya untuk membantu
siswa
atau
mengkonstruksikan
prinsip-prinsip
kemampuan
konsep-konsep
matematika
sendiri
dengan
melaui
proses
internalisasi sehingga prinsip atau konsep itu
terbangun kembali.
b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut
sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya).
c. Memberikan contoh dan noncontoh dari
konsep.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis.
e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat
cukup suatu konsep.
f. Mengaplikasikan konsep atau logaritma
pada pemecahan masalah.
Pemahaman konsep terdiri dari 2 kata
yaitu pemahaman dan konsep. Pada KBBI
(2002:714)
pemahaman
perbuatan
cara
berarti
proses,
memahami
atau
Metodologi
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian
eksperimen.
Pohan
(2007)
(2003:33)
menyatakan bahwa “penelitian eksperimen
menyatakan bahwa konsep adalah “ide
adalah penelitian terhadap suatu gejala
abstrak yang memungkinkan kita dapat
berupa hubungan sebab-akibat antara dua
mengelompokkan objek ke dalam contoh dan
variabel atau lebih”. Dalam penelitian ini
non contoh”. Kata matematis dalam Kamus
diperlukan dua kelas, yaitu kelas eksperimen
Besar Bahasa Indonesia, memiliki arti yang
dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen
bersangkutan dengan matematika. Dengan
menerapkan
kata lain matematis disini berarti konsep
sedangkan pada kelas kontrol menerapkan
matematika yang sudah jelas wujudnya.
pembelajaran konvensional.
memahamkan.
Suherman
model
pembelajaran
SQ3R
Dengan demikian pemahaman konsep
Populasi adalah “totalitas semua nilai
matematis adalah penyerapan suatu konsep
yang mungkin, hasil menghitung ataupun
matematika yang sudah jelas wujudnya
pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif
sesuai dengan konsep yang akan dipelajari
mengenai karakteristik tertentu dari semua
sehingga
anggota kumpulan yang lengkap dan jelas
dapat
mengelompokkan
objek
yang ingin dipelajari sifat-sifatnya” (Sudjana,
kedalam contoh dan non contoh.
Shadiq (2009:13) menyatakan bahwa
2005:6), sedangkan sampel penelitian adalah
pada Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas
sebagian atau wakil dari populasi yang
Nomor 506/C/PP/2004 tanggal 11 November
diteliti (Arikunto 2010:174).
2004
tentang
rapor,
diuraikan
bahwa
indikator yang menunjukkan pemahaman
konsep antara lain:
Pengambilan sampel dilakukan secara
random sampling dengan langkah-langkah
pengambilan sampel yaitu: 1) Melakukan tes
a. Menyatakan ulang sebuah konsep.
3
awal matematika siswa kelas VII SMP
pertemuan berikutnya, maka ini berarti
Negeri 2 Pasaman, kemudian dihitung rata-
perkembangan
rata dan simpangan bakunya; 2) melakukan
matematis siswa semakin membaik. Untuk
uji
masing-masing
mengukur pemahaman konsep matematis
kelompok data dengan menggunakan uji
siswa dalam penelitian ini digunakan rubrik
Liliefors; 3) melakukan uji homogenitas
pemahaman konsep
normalitas
dengan
terhadap
menggunakan
uji
barlett;
4)
pemahaman
Analisis
tes
pemahaman
konsep
konsep
melakukan uji kesamaan rata-rata masing-
bertujuan untuk menguji apakah hipotesis
masing kelas.
yang
Intrumen
yang
digunakan
dalam
diajukan
diterima
atau
ditolak.
Langkah-langkahnya yaitu: 1) melakukan uji
penelitian ini adalah kuis dan tes akhir. Kuis
normalitas
digunakan untuk mengetahui perkembangan
kelompok data dengan menggunakan uji
pemahaman konsep matematis siswa kelas
Liliefors; 2) melakukan uji homogenitas
VII SMP Negeri
2 Pasaman dengan
variansi dengan menggunakan uji F; 3)
menerapkan model pembelajaran SQ3R.
melakukan uji hipotesis, karena data hasil tes
Sedangkan
tes
akhir
mengetahui
apakah
digunakan
untuk
akhir
terhadap
masing-masing
kedua kelas sampel berdistribusi
konsep
normal dan mempunyai variansi yang tidak
matematis siswa dengan menerapkan model
homogen, maka uji statistik yang digunakan
pembelajaran SQ3R lebih baik dari pada
menurut Sudjana (2002:241) adalah uji 𝑡 ′ .
pemahaman
Jenis data dalam penelitian ini yaitu
pemahaman konsep matematis siswa dengan
menerapkan
model
pembelajaran
yang berbentuk angka yang berupa kuis dan
konvensional.
Perkembangan
data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data
pemahaman
konsep
matematis siswa dapat dilihat dari kuis yang
tes akhir pemahaman konsep matematis
siswa.
dilakukan pada setiap akhir pertemuan.
Analisis ini dilakukan berdasarkan perolehan
persentase
skala
pada
setiap
indikator
Hasil dan Pembahasan
Data
mengenai
perkembangan
pemahaman konsep di setiap pertemuan.
pemahaman konsep matematis siswa dengan
Skala tersebut dibagi menjadi 2 yaitu skala
penerapan
kelompok atas yang terdiri dari skala 3 dan 2,
disajikan dalam bentuk persentase ketuntasan
kemudian skala kelompok bawah yang terdiri
siswa disetiap kuis. Persentase tersebut
dari skala 1 dan 0. Jika terjadi peningkatan
diperoleh dengan membagi jumlah siswa
perolehan persentase skala tertinggi pada
yang tuntas dengan jumlah siswa yang hadir
suatu indikator dari suatu pertemuan ke
pada setiap pertemuan kemudian dikali
model
pembelajaran
SQ3R
4
100%. Perhitungan data mengenai persentase
diberikan tes akhir yang diikuti oleh 25 siswa
ketuntasan
kelas eksperimen dan 26 siswa kelas kontrol.
siswa
disetiap
kuis
dalam
pembelajaran matematika dapat dilihat pada
Hasil tes akhir dapat dilihat pada Tabel 2,
Tabel 1.
Tabel 2: Data Tes Akhir
Tabel 1. Persentase Siswa yang Tuntas
Kelas
N
Skor
maks
Skor
min
Nilai
siswa
dan Rata-rata Nilai Kuis Siswa
Eksperimen
Kontrol
pada Setiap Pertemuan
Kuis
ke-
Jumlah
siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
27
26
27
25
27
27
24
25
𝒙
Nilai
Maks
Min
100
100
100
100
100
100
100
100
64,3
58,3
32,1
40
30
37,5
50
50
70
Siswa
Tuntas
(%)
93,469
82,992
84,333
85,417
78,462
88,621
78,565
83,125
88,89
73,08
66,67
76,0
66,67
85,04
58,33
88,00
25
26
95,2
91,6
63,1
52,4
79,428
72,46
Nilai
siswa
< 70
88,00
65,30
Data hasil belajar diberikan tes dan analisis
datanya menggunakan 𝑡 ′ diperoleh 𝑡 ′ =
2,88 dan
𝑡′ ≥
𝑤 1 𝑡 1 +𝑤 2 𝑡 2
𝑤 1 +𝑤 2
𝑤 1 𝑡 1 +𝑤 2 𝑡 2
𝑤 1 +𝑤 2
= 1.71,
karena
, dengan demikian hipotesis
diterima.
Kesimpulan
Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa,
Perkembangan
pemahaman
konsep
maka dapat diketahui bahwa persentase
matematis siswa selama diterapkan model
siswa yang tuntas mengalami peningkatan
pembelajaran SQ3R menunujukkan adanya
dan penurunan pemahaman konsep.
peningkatan dan penurunan pemahaman
Hasil
analisis
pemahaman
konsep
perkembangan
siswa
berdasarkan
konsep disetiap pertemuan serta pemahaman
konsep
matematis
siswa
dengan
persentase ketuntasan nilai kuis siswa terlihat
menggunakan model pembelajaran SQ3R
pada Gambar 1 berikut:
lebih baik daripada pemahaman konsep
100%
50%
89%
73.08% 76% 85.04% 88%
67% 67%
58.33%
matematis
pembelajaran
siswa
yang
konvensional
menggunakan
pada siswa
kelas VII SMP Negeri 2 Pasaman.
0%
1 2 3
4
5
6
7
8
Gambar 1 : Persentase Perkembangan
Pemahaman
Konsep
Matematis Siswa
Hasil belajar matematika siswa pada
kedua
kelas
sampel
diperoleh
setelah
5
Sudjana. (2005). Metoda statistika. Bandung:
Tarsito.
DaftarPustaka
Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-dasar
evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
________________
(2010).
penelitian. Jakarta: Rineka cipta.
Prosedur
Djaafar, T. Z. (2001). Kontribusi strategi
pembelajaran terhadap hasil belajar.
Jakarta: Universitas Negeri Padang.
Muliyardi. (2002). Strategi belajar mengajar
matematika.Padang :FMIPA.
Pohan, Rusdin. (2007). Metode penelitian
pendidikan. Yogyakarta: Lanarka
Publisher.
Slameto. (2010). Belajar dan fakor-faktor
yang
mempengaruhinya.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. (2012). Pengantar evaluasi
pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Suherman, Erman., et al. (2003). Strategi
pembelajaran
matematika
kontemporer. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Suprijono, Agus. (2012). Cooperative
learning teori dan aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryabrata, Sumadi. (2011). Metodologi
penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
Syah, Muhibbin. 1996. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosda karya
Thabrany, Hasbullah. 2006. Rahasia Sukses
Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Tim Penyusun Kamus. (2008). Kamus besar
bahasa indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
6
Download