Memahami Sistem Sosial Islam

advertisement
SISTEM SOSIAL ISLAM
S. Bekti Istiyanto, S.Sos
SILABUS PERTEMUAN PERTAMA :
 MASYARAKAT TRADISIONAL DAN PRIMITIF
 MASYARAKAT KOTA (MADANI) MENUJU MASY. ISLAMI
 ISNTITUSI-INSTITUSI SOSIAL TRADISIONAL DAN MODERN
 DINAMIKA DAN PERUBAHAN MASYARAKAT ISLAM
 SISTEM SOSIAL ISLAM
1. BERBICARA TENTANG SISTEM SOSIAL MAKA AKAN BERBICARA
MASYARAKAT
a. Apa itu masyarakat ?
Menurut Pendekatan Struktural-Fungsional pengertian masyarakat adalah :
- terbentuk atas substruktur-substruktur dalam fungsi masing-masing
saling bergantung sehingga setiap operubahan dalam masyarakat itu
mencerminkan perubahan dalam substruktur-substruktur tersebut
- Setiap substruktur berfungsi sebagai penopang aktifitas substruktur yang
lain
Menurut Pendekatan Marxian atau Pendekatan Konflik :
- Masyarakat manusia dipandang sebagai kegiatan ekonomi
- Sepanjang sejarah hubungan manusia dalam masyarakat selalu dipenuhi
oleh konflik
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, ilmu masyarakat adalah
ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial. Selanjutnya struktur sosial adalah keseluruhan
jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah (norma) sosial,
lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial. Proses
sosial adalah pengaruh timbal balik pelbagai segi kehidupan bersama, misal
pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dan segi kehidupan
politik.
Masyarakat menurut Mac Iver dan Page ialah suatu sistem dari kebiasaan
dan tata-cara, dari wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan
penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan
manusia. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial, dan masyarakat
selalu berubah. Selo Soemardjan menyatakan bahwa masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.
Walaupun definisi dari para pakar berbeda, namun unsur-unsur dalam obyek
masyarakat :
Manusia yang hidup bersama, dalam waktu yang cukup lama, oleh
karenanya muncul manusia-manusia baru, manusia itu dapat bercakapcakap, merasa dan mengerti, mereka mempunyai keinginan-keinginan
untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya, akibat dari
hidup bersama timbulah sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut. Mereka
sadar merupakan suatu kesatuan, merupakan sistem kehidupan bersama
yang menimbulkan kebudayaan.
b. Gambaran Masyarakat
SISTEMATIK
Sistem/
struktur
secara umum
Teknologi
komunikasi
/media
Masyarakat
Band
prabicara
Masyarakat
Tribal
Masyarakat
Agraris
Masyarakat
komersial
perkotaan
Masyarakat
industri
bicara
tulisan
cetakan
Secara
Paradigma
kultural/
epistimologi
s integratif
magic
supernatura
l
mitologi
alam
Agama
:
kata kata
sains
media
ideologi
massa
tindakan
(cetak dan
elektronik)
Masyarakat
pasca
industrial
cybernetic
Masyarakat
informasi
telesatkomputer
Umum
:
SUATU
PANDANGAN
Kepemimpina
n
elit
komunikasi
mobilitif
orang besar
institusi/
struktur
komunikasi
akumulatif
hunting bands
raja/chief
tribe
kependetaan
gereja
ilmuwan
universitas/polls
: Ideolog atau organisasi massa
pembujuk
:
pabrik,
perusahaan,
PARPOL, serikat
buruh
teknologi : teknolog
perusahaan
program
trans- nasional,
birokrasi
pemerintah,
litbang
Informatic : pekerja
jaringan
pilihan
informasi
komunikasi
elektronik : data
base
tersentralisir,
dan
pondok
elektronik
2. INSTITUSI SOSIAL
Klasifikasi kelompok-kelompok sosial secara umum dapat dilihat dari berbagai
sudut kriteria/ukuran. Seperti George Simel mengambil ukuran besarkecilnya jumlah anggota kelompok mempengaruhi kelompoknya serta interaksi
sosial dalam kelompok tersebut. Ukuran lainnya atas dasar derajat interaksi
sosial dalam kelompok sosial tersebut atau tinggi rendahnya derajat eratnya
hubungan antar anggota (face-to-face, grouping), seperti paguyuban dan
patembayan. Atau ukuran lainnya seperti kepentingan dan wilayah.
Berikut sistematika kelompok-kelompok terpenting dalam struktur sosial :
Kategori utama
Tipe Umum
Tipe Khusus
A.
kesatuan Community
Suku, bangsa, kota, desa, RT
wilayah
B.
Kepentingan 1. kelas
Kasta, elite, kelas persaingan, kelas
sama
tanpa
kerjasama
organisasi tetap
2. etnis/ras
Warna
kulit,
imigran,
kelompok
nasional
3. kerumunan Kerumunan dengan kepentingan sama
C.
kepentingan 1.
primary Keluarga, kelompok permainan, clique,
sama
dengan group
club
organisasi tetap
2. assocciation Negara, gereja, persatuan buruh, dsb
besar
Sumber R.M. Mac Iver and Charles H. Page dalam Soedjono Soekanto
(1981)
3. MASYARAKAT MADANI
- Sering disebut sebagai civil society atau independent society adalah
bentuk masyarakat yang dicita-citakan untuk menuju kehidupan bernegara
yang lebih demokratis.
- Menurut ahli Barat seperti Ernes dipahami masyarakat Madani adalah
manifestasi dari kekuatan sipil yang independen tanpa keterikatan ataupun
pengaruh signifikan dari kekuatan iman (spiritual) dan nilai-nilai Ilahi
(religius) atau bahkan yang lebih ironis lagi adalah penggambaran nilai
Barat sekuler kepada khazanah Islam untuk mengelabui masyarakat.
- Abbas ‘Aqqad berpendapat masyarakat madani adalah makna yang mengacu
pada masyarakat madinah atau masyarakat kota yang berperadaban –
makna ini dimaknai sebagai makna substansial yang asli
- Dr. Setiawan Budi Utomo menggambarkan sebagai masyarakat yang
berperadaban fisik material sekaligus berperadaban moral spiritual yang
menjadi dambaan manusia beradab (Baldatun Thayibatun wa Rabbun
Ghafur)
- Ciri-Ciri Masyarakat Madani :
Alexis de Tocqueville :
1. kesuka relaan
2. keswadayaan
3. keswasembadaan
4. kemandirian tinggi terhadap negara
5. terikat norma/nilai hukum yang diikuti
Ibnu Khaldun :
1. masyarakat intelektual
2. masyarakat religius
3. masyarakat spiritual (aqidah)
Kunci Masyarakat Madani adalah IMAN, AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
(baik pada penguasa juga rakyat biasa) dan KEADILAN DAN KEBAJIKAN
YANG EGALITER TERHADAP SESAMA MANUSIA BAIK KAWAN MAUPUN
LAWAN (QS 5 : 8, 4 :135, Al Mumtahanah :8, Asy-Syuara’ : 15)
MASYARAKAT ISLAM
PEMBEDAAN ANTARA MASYARAKAT DENGAN “UMMAH”
- Ummah menurut Dr. Setiawan Budi Utomo adalah suatu masyarakat
universal yang ditegaskan sebagai ummat yang satu (QS 21 : 92) yang
keanggotaannya mencakup ragam etnisitas yang paling luas, tetapi
komitmennya terhadap nilai-nilai, ideologi dan aqidah Islam mengikat
mereka dalam satu tata sosial yang spesifik. Ummah juga tidak ditentukan
oleh pertimbangan-pertimbangan geografis, ras tertentu, juga bukan
sebagai bentuk negara. Ummah adalah tata sosial Islam dan gerakan yang
mengupayakan atau berusaha mengaktualisasikan tujuan-tujuannya.
- Ummah dalam Al Qur’an adalah bentuk ideal masyarakat Islam yang
identitasnya adalah integritas keimanan, komitmen kontribusi positif pada
kemanusiaan secara universal dan loyalitas pada kebenaran dengan aksi
amar makruf nahi munkar (QS 3:110). Karenanya, Ummah bersumber pada
kehendak Ilahi, tidak diperintah oleh penguasa ataupun rakyat (gaya
demokrasi ala Barat), dan bukan badan legislatif/pencipta hukum. Karena
hukum sudah disediakan oleh Allah. Eksistensi Ummah dan tindakannya
dianggap sah jika memenuhi ketentuan-ketentuan Ilahi, begitu nilai dan
hukum tidak berlaku maka Ummah akan kehilangan sandarannya.
PERAN MASYARAKAT BAGI TERWUJUDNYA CITA RASA ISLAM :
1. Memantapkan nilai Islam, menegakkan dan menyebarkannya
2. Mewujudkan dalam realita kongkrit dan kondisi praktis
3. Menutup rapat semua jendela kebencian terhadap Islam
KARAKTERISTIK MASYARAKAT ISLAM
Sebuah masyarakat unik : sebagai masyarakat yang rabbani, manusiawi dan
seimbang (harmonis)
Sebuah kehidupan masyarakat yang diarahkan oleh aqidah Islam, disucikan
oleh ibadah-ibadahnya, dipimpin oleh manhaj dan fikrah Islam, digerakkan
oleh cita rasa Islam, dikendalikan oleh akhlak Islam, dihiasi oleh oleh adab
Islam, didominasi oleh nilai-nilai Islam, diatur oleh undang-undang syari’at
Islam, masalah perekonomian, kesenian dan politik mereka diarahkan oleh
ajaran-ajaran Islam
MASYARAKAT BUKAN ISLAMI : YUSUF AL-QARDHAWY
- dominasi kecemburuan atas kelas sosial (anti Marx)
- dasar fanatisme kebangsaan atau nasionalisme daripada ukhuwwah
- dasar tanah air adalah segalanya (geografis)
- memberikan wala kepada yang memusuhi Islam atau menyamakan kaum
muslimin dengan musyrikin atau kaum sesat (QS 4 : 144, Al Mujaadilah :
22)
- dasar warna kulit, ras atau kelas sosial; tetapi dasar utama masyarakat
Islam adalah aqidah dan karenanya berfungsi untuk menyebarkan rahmat
untuk seluruh isi alam termasuk binatang dan tumbuhan
UNSUR PENGHANCUR MASYARAKAT ISLAM
1. Pemahaman yang menginfiltrasi kepada Islam dan masyarakat Islam
secara keliru dan buruknya pemahaman tentang Islam itu sendiri
2. Pemahaman yang menyerang masyarakat Islam secara khusus, seperti
penjajahan (fisik, non fisik) barat sebagai imam
Adanya anggapan iman kepada suatu yang gaib sebagai suatu kemunduran,
komitmen moral agama sebagai ekstrimitas, amar ma’ruf nahi munkar sebagai
bagian intervensi, ikhtilat laki perempuan sebagai kebebasan, kembalinya
muslimah kepada hijab sebagai keterbelakangan, warisan nilai Islami sebagai
fanatisme, tuduhan kepada ulama sebagai pelindung kemunkaran, dan
penilaian penyeru nilai-nilai barat sebagai tokoh pencerahan.
INTERAKSI LAKI-LAKI - WANITA DALAM MASYARAKAT ISLAM
“Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji
dan seburuk-buruknya jalan” (QS.17:32).
Dan kita bisa memahami rambu-rambu Ilahiah seperti berikut :
1. Rambu hati, didasarkan hadits shahih Bukhari :
“Zina itu banyak cabangnya, yaitu zina hati, mata, dan telinga, dan
alat kelaminlah yang akan membuktikan apakah berzina atau tidak”.
2. Rambu mata, didasarkan pada hadits shahih Bukhari “
“Apabila seseorang memalingkan pandangannya pada wanita (lawan
jenis; pen) yang bukan muhrimnya karena takut kepada Allah, maka
Allah akan membuat dia merasakan manisnya iman”.
Dalam An-Nur/24:30-31 ada larangan untuk mengumbar pandangan, dan
hadits lewat Imam Ali : Hai Ali, hanya dijadikan halal bagimu pandangan
yang pertama”(Bukhari).
3. Rambu telinga, adanya larangan untuk mendengar perkataan-perkataan
yang tidak senonoh dan jorok.
4. Rambu tangan, wujudnya dengan martubasi dan bersalaman atau menyentuh
lawan jenis yang bukan muhrimnya. Didasarkan pada hadits :
“Lebih baik seseorang menggenggam bara api (babi, di lain riwayat)
atau ditombak dari duburnya hingga menembus kepala daripada
menyentuh wanita yang bukan muhrimnya.”
Rasullullah selama hidupnya tidak pernah menyentuh wanita yang
bukan muhrimnya, hanya mengucapkan salam.
5. Rambu kaki, larangan untuk melangkahkan kaki ke tempat-tempat maksiat
atau tempat dimana terjadi pembauran laki-laki wanita yang tidak
dikehendaki dalam Islam. Khusus wanita dilarang menghentakkan kaki
dengan maksud memperlihatkan perhiasan (An-Nur/24:31).
6. Rambu suara, dasarnya surat Al-Ahzab/33:32 :
“Hai isteri-isteri Nabi, tiadalah kamu seperti salah seorang dari
perempuan-perempuan itu jika kamu bertakwa, maka janganlah kamu
terlalu lembut dalam berbicara sehingga tertariklah orang yang di
hatinya ada penyakit (keinginan), dan ucapkanlah perkataan yang
baik.
Ayat ini tentu tidak hanya ditujukan buat isteri Rasul semata. Untuk itu
kita perlu berhati-hati terhadap suara yang mendayu, mendesah, merayu
seperti sering dieksploitasi media massa.
7. Rambu seluruh tubuh, dasarnya An-Nur/24:1, 31, Al-Ahzab/33:59).
“Hai
nabi,
katakanlah
kepada
isteri-isterimu,
anak-anak
perempuanmu dan perempuan-perempuan mukmin, ‘Hendaklah
mereka itu memakai jilbab atas dirinya.’ Yang demikian itu supaya
mereka mudah dikenal, maka mereka tidak diganggu. Dan Allah
adalah Maha Pengampunlagi Maha Penyayang”.
Ayat di atas mewajibkan muslimah untuk menutup seluruh tubuh kecuali
muka dan telapak tangan, kecuali kepada muhrimnya. Sementara untuk pria
auratnya adalah antara pusar dengan lutut.
Dalam operasional pergaulan Islam ada aturan baku yang mesti ditaati a.l. :
1. Wajib atas pria dan wanita untuk menundukkan pandangannya, kecuali
empat hal : 1. bertujuan meminang
2. belajar-mengajar
3. pengobatan
4. proses pengadilan (At-Tarbiyah Al-Aulad Fil Islam, Abdullah Nashih
Ulwan)
2. Menutup aurat secara sempurna, tidak sekadar tutup tapi masih kelihatan
lekuk tubuh dan bentuknya.
3. Larangan bepergian buat wanita tanpa muhrim sejauh perjalan sehari
semalam (pendapat lain, seukuran jamak sholat).
4.
Bagi yang sudah berkeluarga, seorang isteri dilarang pergi tanpa ijin
suami.
5.
Larangan
bertabarruj
bagi
wanita
(bersolek/
berdandan
untuk
memperlihatkan perhiasan dan kecantikan kepada orang lain) kecuali untuk
suami.
6. Larangan berkhalwat (berdua-dua antara pria dan wanita di temapat sepi)
7. Perintah untuk menjauhi tempat-tempat yang subhat, menjurus maksiat.
8. Anjuran untuk menjauhi ikhtilat antara kelompok pria dan kelompok wanita.
9. Hubungan ta’awun (tolong menolong) pria dan wanita dilakukan dalam
bentuk umum, seperti mu’amalah.
10. Anjuran segera menikah, bila tidak mampu suruhan berpuasa dilaksanakan.
11. Anjuran bertawakkal, menyerahkan segala permasalahan pada Allah.
12. Islam menyuruh pria dan wanita untuk bertakwa kepada Allah sebagai
kendali internal jiwa seseorang terhadap perbuatan dosa dan maksiat.
KEDUDUKAN WANITA DALAM MASYARAKAT ISLAM
Dasar : Dalam Islam wanita adalah manusia terhormat yang sama
kedudukannya dalam kemuliaan, dan pembebanan (taklif), tanggung jawab,
pembalasan dan hak masuk surga.
Ust. Hasan Al Banna mengingatkan kedudukan wanita ini dengan :
1. Islam mengangkat harkat dan martabat wanita dan menjadikan partner
laki-laki dalam hak dan kewajiban
2. Membedakan laki-laki dan wanita dalam hak karena perbedaan penciptaan
asal, sehingga ada pembedaan tugas
3. Antara laki-laki dan wanita ada fitrah ketertarikan yang kuat dan
hubungan ini ditujukan untuk kerja sama menjaga kelangsungan hidup
manusia dan bersama-sama menanggung beban kehidupan
Maka kunci kesusksesan wanita dalam masyarakat Islam adalah dengan :
1. mendidiknya
2. membedakan antara laki-laki dan wanita sesuai nilai Islam
Beberapa contoh perbedaan :
 Hukum waris
 Kesaksian
 Kepemimpinan rumah tangga
 Jabatan kehakiman dan politik
Peran Wanita dalam masyarakat Islam :
1. Sebagai ibu, yang harus dihargai dan dihormati
2. Sebagai anak, yang harus dilindungi dan disantuni
3. Sebagai istri, yang harus dipenuhi hak-haknya seperti mas kawin, nafkah,
dan hak dipergauli yang baik
4. Sebagai anggota masyarakat, yang sama dalam kedudukannya dalam
tanggung jawab dalam kehidupan, amar ma’ruf nahi munkar : menuntut
ilmu, memenuhi kebutuahan keluarga, berjihad, sholat berjamaah di masjid
Yusup Qordhawi menyebutkan sikap Islam terhadap wanita adalah :
 Islam telah memelihara kewanitaanya, sehingga tetap menjadi sumber
kasih sayang, kelembutan dan kecantikan
 Islam telah memelihara kewanitaan wanita dan memelihara mereka dari
kelemahannya
 Islam memelihara akhlaq dan perasaan malunya serta berusaha untuk
memelihara popularitas dan kemuliaannya serta menjaga kebersihannya
dari kekhawatiran-kekhawatiran buruk dan suara-suara sumbang
 Islam menjadikan rumah tangga sebagai kerajaan besar para wanita yang
harus dikelola sebagai partner suami dan ibu bagi anak-anaknya
 Islam ingin membagi pilar rumah tangga yang bahagia sebagai asas
masyarakat yang bahagia pula
 Islam mengijinkan wanita mencari nafkah asal sesuai tabiat, spesialisasi
dan kemampuannya
Download