BAB II - Universitas Hasanuddin

advertisement
Universitas Hasanuddin
Program Hibah Kompetensi TIK - Dikti
BAB II
SISTEM INFORMASI
DI UNIVERSITAS HASANUDDIN
2.1. Latar Belakang
Teknologi komputer mulai diperkenalkan ke Universitas Hasanuddin pada tahun
1977 ketika sebuah komputer bermerek WANG 2200T disumbangkan oleh PT.
INCO yang merupakan perusahan tambang nikel yang bekerja di Soroako. Komputer
berukuran kecil ini pada masa itu digunakan untuk membantu administrasi akademik,
mengolah data test masuk mahasiswa baru, dan pembuatan daftar gaji bulanan
pegawai tetap. Pada tahun 1981, komputer ini diganti dengan komputer mini
Honeywell Bull yang merupakan sistem berbasis host dengan 10 terminal. Pada
tahun itulah Pusat Pengolahan Data Universitas Hasanuddin diresmikan. Sistem
komputer mini ini kemudian melayani masyarakat kampus dengan berbagai aplikasi,
seperti: Sistem Kepegawaian, Sistem Test Masuk Mahasiswa Baru, Sistem
Akademik, dan Sistem Penggajian. Menjelang akhir tahun 80-an komputer mikro
diperkenalkan, IBM menyumbang 10 unit komputer IBM PC/XT, kemudian Pusat
Pengolahan Data diganti menjadi Unit Pelaksanan Teknis (UPT) Komputer pada
tahun 1987.
Pada awal tahun 90-an, jaringal lokal (LAN) kemudian diperkenalkan pada UPT
Komputer, kemudian antara 1994-1995 kabel jaringan dipasang untuk
menghubungkan 15 titik sekeliling kampus, utamanya adalah dari UPT Komputer di
kantor pusat lantai 4 ke setiap kantor dekan fakultas, dan ke kantor para kepala biro.
Jaringan kampus ini (Campus Area Network) dilayani oleh sebuah server HP-UX dan
sekitar 30 terminal komputer PC seri 486/DX sebagai terminal yang tersebar. Pada
awalnya jaringan ini berjalan dengan baik, namun gagal dalam memberi pelayanan
informasi online, penyebab utama-nya adalah tidak adanya perawatan jaringan yang
baik, karena kekurangan teknisi, dan juga kurangnya tenaga ahli yang bisa membuat
aplikasi jaringan online. Para staff juga tidak memiliki pengetahuan komputer yang
cukup untuk mampu mengoperasikan sistem jaringan online. Budaya penggunaan
teknologi informasi perlu ditumbuhkan dalam masyarakat kampus.
Pada akhir tahun 2001, sebuah proyek pengembangan Sistem Informasi Manajemen
telah disetujui oleh Proyek TPSDP untuk Institutional Support System (ISS).
Keberadaan proyek TPSDP ini memberi angin segar, paling tidak menyediakan
sarana teknologi informasi yang lebih baik bagi UPT Komputer (yang kemudian
menjelma menjadi PIU). Sub-proyek MIS-TPSDP ini memiliki tiga tujuan utama:
a.
b.
c.
Membangun Sistem Informasi Manajemen
Membangun jaringan Intranet untuk akses online
Mengembangkan kapasitas Sistem Informasi Manajemen
Subproyek ini menjadi pemicu perubahan organisasi UPT Komputer menjadi Pusat
Informasi Universitas (PIU) pada bulan September 2002 dengan suatu Surat
Keputusan Rektor. PIU mempunyai tiga divisi, yaitu (1) Divisi Sistem Informasi
Manajemen, (2) Divisi Teknologi Informasi, dan (3) Divisi Pelayanan Informasi.
SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS HASANUDDIN
II -1
Universitas Hasanuddin
Program Hibah Kompetensi TIK - Dikti
Divisi Sistem Informasi Manajemen mempunyai tugas utama untuk memberi
pelayanan informasi kepada manajemen universitas dan masyarakat kampus. Divisi
Teknologi Informasi bertugas untuk menyediakan dan memelihara teknologi
pendukung seperti perangkat keras jaringan serta perangkat lunaknya. Divisi
Pelayanan Informasi bertugas memberi pelayanan komputasi seperti penyediaan
terminal kerja, akses internet, dan komputasi statistik matematis bagi masyarakat
kampus.
Visi dari PIU adalah menjadi unit pendukung manajemen yang ter-organisasi dengan
baik sehingga mampu menyediakan data, informasi, dan pelayanan yang tepat waktu,
tepat isi, dan tepat sasaran. PIU harus mampu memelihara akses informasi online
sehingga seluruh bagian kampus terkoneksi dengan intranet, demikian pula akses ke
sumber informasi global dapat terlaksana dengan baik dalam tempo 5 tahun.
Misi dari PIU dalam mencapai visi diatas adalah:
1. merancang, meng-implementasi, dan memelihara
menggambarkan informasi universitas secara akurat.
basis-data
yang
2. merancang dan meng-implementasi jaringan intranet yang menghubungkan
setiap kantor yang ada didalam kampus
3. memelihara koneksi antar kantor dan koneksi global
4. membangun kebiasaan manajemen berbasis komputer pada setiap staff
5. menyediakan fasilitas komputasi bagi mahasiswa, pengajar, dan staff
Tugas utama PIU adalah menyediakan data dan informasi yang akurat dan tepat
waktu terutama untuk kebutuhan pengambilan keputusan pada semua tingkatan
manajemen universitas, melaksanakan pelatihan teknologi informasi kepada para
staff, mahasiswa, dan tenaga pengajar, meyediakan fasilitas komputasi bagi warga
masyarakat kampus, serta melayani kebutuhan akses informasi baik internal,
external, dan global.
2.2. Keadaan Lingkungan
Universitas Hasanuddin adalah universitas terbesar dan yang paling tersohor di
Kawasan Timur Indonesia (KTI). Mahasiswa tidak saja berasal dari kota Makassar,
tetapi dari berbagai daerah lain di Sulawesi Selatan, dari Propinsi di KTI, dari
Kawasan Barat, bahkan dari Malaysia. Sebagai satu perguruan tinggi yang tersohor
maka UNHAS harus bisa mempertahankan kemampuannya untuk menghasilkan
lulusan yang bermutu tinggi dalam berbagai bidang ilmu dan memiliki komitmen
untuk membangun bangsa. Lulusan berkualitas tinggi hanya bisa dihasilkan melalui
proses pendidikan yang effektif dan effisien, didukung oleh sistem informasi yang
terorganisasi dengan baik. Sistem Informasi Manajemen yang tidak effektif akan
mempengaruhi proses pendidikan, sehingga pada gilirannya akan menurunkan mutu
lulusan, dan pada akhirnya UNHAS akan kehilangan popularitasnya.
Walaupun PIU secara organisasi tidak mempunyai hubungan langsung dengan
berbagai elemen masyarakat di luar kampus, PIU dipengaruhi oleh situasi nasional
dan global, dan bisa mempengaruhi secara tak langsung masyarakat sekeliling
melalui lulusan/alumni. Lulusan yang memiliki sejumlah pengalaman dalam
memanfaatkan komputer yang disediakan oleh laboratorium PIU akan menjadi duta
SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS HASANUDDIN
II -2
Universitas Hasanuddin
Program Hibah Kompetensi TIK - Dikti
dalam mempromosikan popularitas UNHAS. Sementara itu dengan mengimplementasi Sistem Informasi Manajemen yang ter-organisasi dengan baik, maka
PIU akan menjadi pusat informasi bagi masyarakat, baik didalam kampus maupun
diluar kampus, dan memberi pelayanan kepada stakeholders dengan menyediakan
informasi, pelatihan, dan konsultasi, khususnya dalam bidang yang berkaitan dengan
komputer.
Dunia ini adalah dunia yang berubah dengan pesat, bahkan tidak ada yang tetap
kecuali perubahan. Teknologi bergerak dengan kecepatan cahaya dan SDM yang
memiliki kemampuan teknologi informasi sangat dicari. Pengembangan TIK adalah
suatu fenomena global dan telah memberi effek berbagai organisasi sehingga mereka
melakukan rekayasa ulang atau membangun ulang sistem manajemen. UNHAS
adalah sebuah organisasi yang cukup besar, dengan 12 fakultas setingkat S1, 53
program studi S1, 23 program studi S2, dan program S3. Ada sekitar 30 ribu
mahasiswa, dan 3 ribu staff. Tanpa dukungan Sistem Informasi yang modern dan
handal, UNHAS tidak akan menjadi organisasi yang tidak effisien dan kurang
effektif.
Suatu keberuntungan bagi UNHAS ketika proposal pengembangan SIM disetujui
oleh proyek TPSDP sehingga PIU mendapat peningkatan sarana. Komputer dari
tahun 80-an (IBM PC/XT) dan tahun 90-an (IBM Compatible 486/DX) telah
digantikan dengan komputer tahun 2000-an (Pentium III dan Pentium IV).
Infrastruktur komunikasi data juga sudah ditingkatkan dari hanya kabel “backbone”
menjadi sistem koneksi intranet berbasis wireless (wave-LAN) dan ADSL/PABX.
Suatu sistem informasi akademik online juga sudah dibangun dan telah diuji coba.
Hanya sayang sekali bahwa pergantian pimpinan dan para pengambil keputusan
antara 2002-2004 memberi effek buruk bagi perkembangan Sistem Informasi
Manajemen, terutama dengan pengambil alihan fungsi PIU dalam menata basis data
akademik oleh Biro Akademik. Biro Akademik UNHAS dengan teknologi tahun 80an mencoba melakukan administrasi akademik yang pada akhirnya memberi dua
effek penting, pertama mematikan fungsi dan pengembangan PIU, kedua membuat
administrasi akademik kemudian mundur. Rapor semesteran, Transkrip akademik,
dan Ijazah lulusan, yang sudah mulai dirasakan tepat waktu penyajiannya kini
menjadi terlambat lagi hingga satu atau dua bulan. Pimpinan Unhas yang baru
dilantik tahun 2006 akan meninjau kembali peranan Biro Akademik dan
mengembalikan fungsi PIU sebagai satu-satunya unit kerja yang bertugas mendukung
penyediaan data dan informasi bagi masyarakat UNHAS.
Globalisasi dan perjanjian perdagangan bebas dapat meningkatkan kemungkinan
tenaga kerja asing memasuki pasaran Indonesia untuk mengisi kekurangan tenaga
kerja IT di wilayah KTI ini. Lulusan UNHAS harus siap bersaing dengan mereka.
Disamping penyediaan lingkungan belajar yang baik, dan kemampuan berbahasa
Inggris, maka para mahasiswa harus dibiasakan memanfaatkan peralatan teknologi
dalam bekerja, misalnya melalui penyediaan sarana laboratorium komputer yang
memadai, atau dengan pelatihan pelatihan intensif, dan penyediaan akses Intranet dan
Internet bagi mereka. Melalui pelatihan, pembelajaran secara modern, dan expose ke
teknologi informasi ini maka kemampuan mahasiswa dan lulusan akan ditingkatkan
sehingga dapat memiliki daya saing yang cukup secara regional maupun global.
Sebagai salah satu usaha untuk melakukan transformasi ke pembelajaran modern,
maka pada tahun 2004 telah dimulai uji coba pembelajaran berbasis Web atau elearning, dengan cara menyiapkan dan menyajikan kuliah ilmu alamiah dasar secara
online
SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS HASANUDDIN
II -3
Universitas Hasanuddin
Program Hibah Kompetensi TIK - Dikti
Manajemen dapat dikatakan jarang memiliki data dan informasi pendukung yang
tepat waktu, tersedia ketika diperlukan, karena tidak ada akses online ke database,
sebagian besar data masih diproses secara berulang dan manual karena hanya
tersedia dalam bentuk tulisan atau ketikan. Database utama universitas harus
tersedia secara online yang bisa diakses oleh para manajemen setiap saat dan dari
mana saja. Sangat diharapkan bahwa ada proyek-proyek bantuan untuk
membangun SIM UNHAS ini sehingga akses informasi benar bisa online.
Sebenarnya infrastruktur dan sistem software telah tersedia namun koleksi database
masih sangat minim, disamping itu diperlukan perubahan perilaku dan peningkatan
kemampuan para staff, dan pada akhirnya kebijakan dalam penataan data dan
informasi harus dikaji ulang.
2.3. Organisasi dan Manajemen
Pusat Informasi Universitas (PIU) merupakan salah satu unit pendukung teknis
dalam manajemen universitas agar dapat memfasilitasi proses pendidikan melalui
penyediaan data dan informasi, dan juga memberi pelayanan pada riset dan
program-program tambahan yang dilakukan oleh mahasiswa dan staff dalam
bidang teknologi informasi.
Pada prinsipnya PIU terlibat dalam banyak hal dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat kampus, antara lain: pelatihan teknologi informasi bagi staff dan
mahasiswa, pengelolaan data mahasiswa baru, administrasi akademik, akses data
online, akses internet, konsultasi software, penyediaan fasilitas komputasi bagi staff
dan mahasiswa. Anggaran belanja yang disediakan (walau sangat terbatas)
diperuntukkan untuk biaya operasional dan perawatan. Namun demikian anggaran
yang dialokasikan selama ini jauh dari cukup untuk dapat membuat PIU
berkembang dan terdepan dalam teknologi ICT yang berubah cepat. Keterbatasan
dana ini pula yang membatasi kemampuan dari PIU untuk melakukan pelatihanpelatihan teknologi informasi untuk masyarakat kampus, dan juga memperburuk
kinarja Intranet dalam usaha menyajikan informasi secara online. Pihak Unhas
bertekad bulat memberi perhatian yang cukup pada unit kerja ini agar dapat
melakukan fungsinya dengan baik.
Kelemahan lain yang dimiliki PIU adalah kurangnya staff yang memiliki latar
belakang pengetahuan dan teknologi yang memadai untuk membangun,
menjalankan dan memelihara sistem informasi manajemen online. Walaupun
komputer sudah tidak merupakan barang langka, namun pemanfaatannya masih
jauh dari harapan. Sebagian besar dari komputer ini hanya difungsikan sebagai
mesin ketik modern bukan sebagai sumberdaya informasi Aliran data dalam
kampus masih sangat lambat, karena staff administrasi di unit-unit kerja masih
melakukan kerja manual sebelum menyerahkan ke pusat pengolahan data. Sebagai
salah satu contoh, beberapa waktu yang lalu sebuah formulir data untuk database
mahasiswa di-buat oleh UPT Komputer dengan harapan pada awal semester
mahasiswa dapat mengisinya dan langsung di-scan ke dalam komputer sehingga
semua data dapat di-file-kan di pusat data dalam tempo yang singkat. Ketika
formulir ini dikumpulkan di setiap jurusan, ternyata formulir ini dicatat lagi secara
manual baru dikirim ke bagian akademik fakultas, di bagian akademik ini formulir
dicatat lagi, baru di kirim ke kantor akademik pusat, setelah dicatat lagi baru
diberikan ke UPT Komputer. Walhasil, formulir baru tiba di UPT Komputer di
pertengahan semester, dan sebagian dalam kondisi yang tidak prima, sehingga sulit
SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS HASANUDDIN
II -4
Universitas Hasanuddin
Program Hibah Kompetensi TIK - Dikti
dibaca oleh scanner. Seharusnya birokrasi dalam aliran data ini bisa dihapus,
dimana formulir langsung diterima oleh UPT Komputer, dan setelah di-scan baru
dikembalikan ke jurusan bersama print-out-nya agar dapat dilakukan validasi data,
dengan demikian proses entry-data berlangsung dengan cepat. Mengatasi hal ini
diperlukan perubahan perilaku dan budaya dalam hal manajemen data bagi semua
warga masyarakat kampus. Suatu usaha yang memerlukan waktu cukup panjang,
apalagi bila tidak dimulai dari sekarang.
Selain itu sangat perlu disadari bahwa pemeliharan sarana jaringan kampus
seharusnya menjadi tanggung jawab masing-masing unit kerja, sehingga dilevel
jurusan paling tidak ada yang bertanggung jawab dalam memastikan kelancaran
operasional sarana jaringan data. PIU bertanggung jawab pada kelancaran akses
antar unit kerja, sementara unit kerja bertanggung jawab dalam unit kerja-nya
sendiri.
Tidak ada jalan lain yang bisa ditempuh selain membangun sistem informasi
manajemen universitas agar kedepan UNHAS dapat lebih meningkatkan mutu
pelayanannya dan dapat menyelesaikan masalah manajemen akademik dan
manajemen lainnya secara lebih terbuka, rapi, cepat, dan tepat.
2.4 . Fasilitas Fisik
Sejak tahun 90-an Universitas Hasanuddin pada hakekatnya telah berusaha untuk
secara berkesinambungan memperlengkapi semua unit kerja dengan fasilitas fisik
yang diperlukan dalam pengembangan sistem informasi manajemen. Tidak kurang
dari 30 terminal telah dibagikan ke berbagai unit kerja pada tahun 1995-1996,
disusul dengan berbagai proyek pengembangan UPT Komputer antara 1996-2000,
telah memperlengkapi sarana komputasi dan jaringan komunikasi data sekeliling
Universitas Hasanuddin. Walaupun keadaannya kini sudah lebih baik, masih
banyak kekurangan yang perlu dibenahi (Lampiran 1).
2.4.1 Jaringan Komunikasi Data
Sejak tahun 1995 UPT Komputer yang kini beralih menjadi PIU telah memulai
pemasangan jaringan dengan menarik kabel coaxial sebagai backbone dari Kantor
Rektorat ke ruang Dekan disetiap fakultas, serta unit kerja lainnya. Pada tahun 2002
melalui proyek TPSDP jaringan ini ditingkatkan dengan tujuan agar koneksi data
dapat dilakukan ke setiap unit kerja. Ada dua alternatif jaringan yang kemudian diadakan untuk keperluan ini, yaitu jaringan Wireless dan jaringan ADSL dengan
koneksi melalui PABX.
Kabel coaxial yang sudah berumur lebih dari 10 tahun, walaupun masih bisa
digunakan, namun karena faktor alamiah terkadang tidak stabil. Kemudian antena
Omni untuk wireless dipasang di Lantai 8 gedung Rektorat, dan 4 antena receiver
untuk menjamin koneksi dengan jurusan/program studi yang mendapatkan proyek
TPSDP, walau demikian karena topologi tanah / landscape yang tidak rata dan
gangguan cuaca komunikasi wireless ini juga sering terganggu. Alternatif ketiga
kemudian diadakan yaitu koneksi melalui kabel PABX dengan memasang modem
DSL di setiap unit kerja yang dihubungkan dengan sebuah server Siemens HiPath
4000. Dengan tiga alternatif koneksi ini maka diharapkan jaringan data di UNHAS
dapat berjalan lancar, yang diperlukan adalah biaya survey dan maintenance
peralatan-peralatan jaringan ini.
SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS HASANUDDIN
II -5
Universitas Hasanuddin
Program Hibah Kompetensi TIK - Dikti
Fasiltas komunikasi data yang juga tersedia adalah koneksi ke jaringan distancelearning global (GDLN) dimana UNHAS menjadi salah satu node yang tersambung
ke Universitas Indonesia, dan kemudian ke jaringan global. Koneksi GDLN ini
adalah bantuan dari World Bank.
Selain itu UNHAS juga memiliki koneksi internet berkapasitas 256 Kbps simetri
(upload dan download) melalui layanan Indosat. Kemudian UNHAS mendapat
koneksi downstream sebesar 9 Mbps dari SOI (School of Internet) yang
diselenggarakan oleh WIDE Japan. Walau demikian dengan mahasiswa yang lebih
dari 30.000 orang maka secara pukul rata, bandwidth koneksi internet UNHAS
masih sangat kecil dibanding perguruan tinggi lainnya (seperti UGM dan ITB).
Meskipun jaringannya sudah ada dan kelihatannya cukup lengkap, tetapi yang
masih menjadi masalah adalah belum jelasnya network admin yang kompeten yang
bertanggung jawab pada setiap titik (fakultas). Sehingga bila ada masalah jaringan
yang terjadi pada suatu unit, maka unit tersebut harus melakukannya sendiri
(Lampiran 1).
2.4.2 Pelayanan Akses Internet
PIU memiliki sebuah laboratorium pelayanan yang dilengkapi dengan kurang lebih
200 komputer PC yang terkoneksi ke Internet. Pelayanan yang diberikan kepada
mahasiswa melalui Laboratorium ini antara lain: akses internet, pelatihan software
dan hardware, konsultasi aplikasi, dan berbagai layanan lainnya. Disamping itu
beberapa fakultas dalam lingkungan UNHAS juga memiliki laboratorium komputer
yang terkoneksi ke internet. Penyediaan sarana akses internet tentu akan
meningkatkan motivasi mahasiswa untuk menggunakannya. Selain browsing situssitus Web, mahasiswa juga menggunakan akses ini untuk membaca dan mengirim
surat elektronik (e-mail). Laboratorium PIU melayani masyarakat kampus untuk
memperoleh e-mail address, dan sebagian besar mahasiswa kini telah
memanfaatkannya.
Selain pelayanan internet dari PIU, Unhas juga telah mendistribusikan akses
internet ke seluruh fakultas dan unit-unit institusi support. Beberapa diantaranya
hanya sampai pada tingkat fakultas, dan sebagian lainnya telah menjangkau
program studi dan labortorium. Selain sumber akses internet dari Unhas, ada
beberapa fakultas/unit yang mengambil akses langsung dari provider di luar. Yang
masih menjadi masalah yang cukup serius adalah pelayanan akses internet pada
unit tertentu sangat lambat, bahkan lebih banyak tidak dapat diakses atau tidak
memuaskan (Lampiran 1).
2.5 .
Sistem Informasi
Berbagai pelayanan sistem informasi telah diusahakan oleh PIU untuk kepentingan
masyarakat kampus, antara lain sebagai berikut:

Official Homepage

Distance Learning

SMS-based information

Global Development Learning Network

Sistem Informasi Akademik online.
SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS HASANUDDIN
II -6
Universitas Hasanuddin
Program Hibah Kompetensi TIK - Dikti
Selain dari PIU, beberapa fakultas/unit juga telah memiliki official homepage dan
Sistem Informasi Akademik sendiri. Official homepage dari fakultas/unit sebagian
besar diintegrasikan pada official homepage Unhas dan juga pada provider lainnya.
Sistem Informasi Akademik yang dikembangkan oleh fakultas/unit pada umumnya
masih berdiri sendiri-sendiri.
2.5.1 Official Homepage
Universitas Hasanuddin telah memiliki “homepage” sejak lama dengan alamat
URL adalah: http://www.unhas.ac.id dengan tujuan adalah menyediakan informasi
umum secara online tentang UNHAS, Fakultas dalam lingkungan UNHAS,
informasi akademik seperti kurikulum dan program studi, laboratorium, riset, dan
sebagainya. Situs ini juga menyediakan berita tentang kegiatan-kegiatan yang
berlangsung di dalam lingkungan universitas.
2.5.2 Distance Learning
Disamping informasi umum, homepage UNHAS juga menyediakan fasilitas untuk
melakukan pembelajaran online berupa “web-based distance learning” dengan
URL: www.unhas.ac.id/e-learning. Implementasi pembelajaran online ini telah
diuji-coba untuk matakuliah ilmu-ilmu alamiah dasar (basic science seperti Fisika,
Matematika, Biologi, dan Kimia) untuk 200 orang mahasiswa angkatan 2004 yang
dipilih secara acak, dengan demikian beberapa materi perkuliahan basic science ini
telah siap pakai. Namun demikian tidak semua paket pembelajaran tersedia online.
Dari 55 program studi yang ada di Unhas baru MKDU yang telah tersedia
bahannya. Program Studi Ilmu Ekonomi, Geofisika, Teknik Pertanian dan Magister
Pembangunan Pasca Sarjana juga sudah pernah uji coba, namun belum lancar.
Namun demikian hasil survey yang dilakukan tim task force Inherent tahun 2006
menunjukkan bahwa cukup banyak dosen yang telah mempunyai paket
pembelajaran atau modul-modul kuliah dalam format digital. Bahkan semua dosen
FK memberikan bahan kuliahnya dalam format digital kepada mahasiswa
(Lampiran 1).
UNHAS juga menjadi satu simpul dalam jaringan pembelajaran online berbasis
video-conference yang dilakukan oleh Konsorsium Perguruan Tinggi Negri
Indonesia Timur. UNHAS memiliki pengalaman dalam setting jaringan yang
menghubungkan 4 universitas (Tadulako, Mulawarman, Gorontalo, dan UNHAS)
untuk keperluan distance learning.
2.5.3 Informasi berbasis SMS
Bentuk pelayanan informasi yang lain juga pernah dibangun untuk mempermudah
mahasiswa dalam akses informasi akademiknya, yaitu pelayanan informasi
akademik berbasis SMS. Pelayanan ini dilakukan sebagai bentuk kerjasama dengan
PT Telkomsel dengan menggunakan telepon seluler GSM. Layanan yang
disediakan antara lain Indeks Prestasi (IP) semester, IPK, informasi matakuliah,
Nilai lulus suatu matakuliah, dan data pengajar. Mahasiswa dapat meng-akses
layanan ini dengan mengirim SMS ke nomer 7890.
2.5.4 Global Development Learning Network (GDLN)
Suatu proyek bantuan Bank Dunia bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan
Tinggi telah dimulai sejak tahun 2002 untuk mengembangkan GDLN dimana
SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS HASANUDDIN
II -7
Universitas Hasanuddin
Program Hibah Kompetensi TIK - Dikti
UNHAS menjadi salah satu node. GDLN ini terkoneksi dengan 4 universitas di
Indonesia, yaitu UNHAS, Universitas Udayana, Universitas Riau, dan Universitas
Indonesia. Koneksi ke jaringan global dapat dilakukan melalui Universitas
Indonesia. GDLN dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas untuk “distance learning”
berbasis video conference.
GDLN telah berfungsi dan telah diuji coba dengan suatu video conference ke New
York, dan digunakan pula pada saat diskusi peresmian I-MHERE.
2.5.5 Sistem Informasi Akademik
Bermula pada subproyek MIS-TPSDP suatu Sistem Informasi Akademik online
telah dikembangkan dan dapat diakses melalui jaringan intranet/lokal dengan URL:
http://ais.unhas.ac.id. Sistem ini menyediakan layanan untuk mahasiswa, pengajar,
staff administrasi, dan juga para orangtua mahasiswa. Fasilitas yang tersedia antara
lain: Administrasi Rencana Studi, Jadwal Perkuliahan, Administrasi Penasehat
Akademik, Administrasi Absensi Kuliah, Transkrip, dan lainnya.
Pada dasarnya sistem informasi akademik online ini telah dibangun dengan baik,
hanya ada tiga masalah utama yang dihadapi saat ini:
1. Komitmen jajaran biro akademik UNHAS untuk memanfaatkannya selama ini
masih rendah, sehingga sistem ini berada di-sistem tidak dimanfaatkan. Namun
komitmen pimpinan Unhas yang baru cukup kuat untuk memanfaatkan TIK ini.
2. Koneksi jaringan intranet UNHAS mengalami kerusakan di beberapa tempat,
sehingga banyak titik-titik simpul jaringan tidak dapat mengakses ke internet.
Beberapa fakultas akhirnya membuat koneksi Internet sendiri-sendiri sehingga
sistem informasi mereka tidak terintegrasi (Lampiran 1).
3. Database akademik belum terintegrasi, dan tersimpan dalam berbagai format
data, baik manual, maupun format digital dalam bentuk file Excel, dbf, Access
maupun dalam format lainnya (Lampiran 1). Diperlukan suatu program bantuan
agar basis data ini bisa dintegrasikan.
2.6 . Sumber Dana
Sebagai salah satu unit pendukung manajemen universitas, sudah sewajarnya apabila
PIU memperoleh dana operasional rutin yang cukup, sehingga unit kerja ini dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik, namun sejak 5 tahun terakhir ini dana
operasional yang diberikan sangat minim. Dana operasional yang minim
menyebabkan unit kerja ini tidak mampu untuk melakukan pemeliharaan dan
peningkatan sarana sistem informasi manajemen, akibatnya beberapa koneksi
jaringan terputus dan pengembangan sistem terbengkalai.
2.7 Analisis SWOT
Berikut ini disajikan analisis SWOT dari Sistem Informasi Manajemen Universitas
Hasanuddin.
Strengths
 Sejak tahun 2002 organisasi Pusat Informasi Universitas (PIU) telah diresmikan
sebagai unit kerja yang mengelola data dan informasi universitas.
SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS HASANUDDIN
II -8
Universitas Hasanuddin







Program Hibah Kompetensi TIK - Dikti
Pimpinan Unhas yang baru bertekad menyediakan dana memadai untuk
pengembangan TIK dan untuk operasional PIU
Staff yang loyal dan berpengalaman
Memiliki laboratorium pelayanan yang cukup menarik
Beberapa fasilitas / sarana jaringan data telah disediakan oleh proyek TPSDP
Telah memiliki materi perkuliahan online
Punya pengalaman dalam setting jaringan video-conference
Telah memiliki Sistem Informasi Akademik online
Weaknesses
 Aliran data antar unit kerja dalam kampus belum lancar
 Sistem informasi tidak terintegrasi, berjalan sendiri2 di fakultas.
 Biaya operasional dan pengembangan sangat minim
 Tenaga ahli dan teknisi masih kurang
Opportunities
 Universitas Hasanuddin adalah universitas terkenal di Indonesia Bagian Timur
 Perkembangan teknologi informasi berjalan pesat dan mudah diperoleh
 Terkoneksi ke sumber informasi global (internet)
 ICT (Information and Communication Technology) mendapat perhatian utama
dalam RENSTRA Universitas
 Dapat menjadi penyedia layanan e-learning dan global distance learning,
dengan diresmikannya fasilitas GDLN bantuan World Bank
 Punya koneksi ke SOI-Japan untuk pembelajaran online
 Dapat menjadi contoh dalam pengembangan Sistem Informasi dan
pengembangan proxy library
 Bisa berperan banyak dengan memanfaatkan Inherent
Threats
 UNHAS bisa kehilangan popularitas karena manajemen informasi yang masih
terkebelakang
 Lulusan UNHAS bisa buta teknologi informasi kalau sarana-prasarana teknologi
informasi tidak dikembangkan
 Proses pengambilan keputusan yang yang tidak ditunjang oleh sistem informasi
manajemen yang handal
 Kualitas lulusan bisa menurun karena selama studi tidak ter-ekspose ke
teknologi informasi yang memadai dan sebagai akibat pengambilan keputusan
yang tidak berdasar pada informasi yang akurat.
 Globalisasi dapat mengancam lulusan karena daya saing rendah terhadap tenaga
kerja asing
Dari uraian di atas kami berpendapat Unhas perlu dan mampu mengembangkan
sistem TIK-nya dan selanjutnya ikut berperan dalam Pengembangan Sistem Aplikasi
dan Konten untuk Jaringan Pendidikan Tinggi Indonesia (INHERENT).
SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS HASANUDDIN
II -9
Download