212 SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN

advertisement
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Mei 2016 Volume 25 Nomor 2
212
SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU
MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN
Oleh
Zainuddin*
Abstrak
Supervisi akademik berpengaruh kepada kegiatan membantu guru dalam mengembangkan
pembelajaran baik dalam menyusun perencanaan, melaksanakan dan melakukan penilaian
pembelajaran serta melakukan tindak lanjut hasil penilaian berupa pembimbingan siswa,
baik dilakukan melalui kunjungan kelas, bimbingan individu dan kelompok guru sebagai
sebuah tanggung jawab dalam mencapai keberhasilan pembelajaran di sekolah.
Pelaksanaan supervisi akademik yang baik akan menghasilkan output yang baik pula.
Pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik akan berdampak pada peningkatan
prestasi peserta didik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui upaya meningkatkan
kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran kelas dan untuk mengetahui
Supervisi Akademik yang dilakukan kepala sekolah kepada guru dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran kelas pada SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen. Adapun
tehnik dalam penelitian ini adalah melaksanakan kunjungan kelas, memberikan saran
perbaikan baik dalam merencanakan, melakanakan, dan mengevaluasi pembelajaran
dengan pendekatan persuasif, kemampuan guru di sekolah dapat ditingkatkan dan
memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Penelitian Tindakan ini dilaksanakan di SD
Negeri 28 Peusangan terhadap 10 orang guru SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen
dengan merencanakan, melaksanakan, observasi dan refleksi terhadap kemampuan guru
dalam pembelajaran diperoleh hasil yaitu: yaitu (Pra Siklus) ; tidak ada guru dengan
katagori Sangat Baik, 1 orang Baik, 7 orang Cukup, dan 2 orang Kurang baik. (Siklus 1) ; 5
guru berada pada kagori Baik, dan 5 orang Cukup, (Siklus 2) ; 3 orang guru Sangat Baik, 6
orang guru Baik, 1 orang Cukup dan tidak ada lagi guru yang berada pada katagori Kurang
Baik.
Kata Kunci : Supervisi Akademik, Meningkatkan, Kompetensi Guru.
PENDAHULUAN
Supervisi Akademik merupakan salah
satu dimensi kompetensi Kepala Sekolah
sesuai dengan Permendiknas Nomor 13
Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah, dimensi
kompetensi supervisi.
Supervisi yang harus dilakukan Kepala
Sekolah adalah supervisi akademik, yaitu
serangkaian
kegiatan
membantu
guru
mengembangkan kemampuannya mengelola
proses pembelajaran
demi
pencapaian
tujuan pembelajaran.
Supervisi akademik berpengaruh kepada
kegiatan
membantu
guru
dalam
mengembangkan pembelajaran baik dalam hal
membuat perencanaan, melaksanakan dan
melakukan penilaian pembelajaran serta
melakukan tindak lanjut hasil penilaian berupa
pembimbingan siswa, baik dilakukan melalui
Zainuddin* adalah Pengawas Sekolah Kabupaten Bireuen
kunjungan kelas, bimbingan individu dan
kelompok guru sebagai sebuah bertanggung
jawab dalam mencapai
keberhasilan
pembelajaran di
sekolah.
Pelaksanaan
supervisi akademik yang baik akan
menghasilkan output yang baik pula.
Pembelajaran yang dilaksanakan dengan
baik
akan berdampak pada peningkatan
prestasi siswa.
Di SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten
Bireuen yang memiliki sasaran supervisi
sebanyak 10 orang guru, kenyataan
menunjukkan bahwa berbagai kekurangan
guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan
evaluasi pembelajaran, dari 10 orang guru
yang sudah disupervisi ternyata 85 %
diantaranya, guru-guru memiliki kelemahan
dan kekurangannya, guru-guru merasa takut,
segan, gundah dan merasa tidak nyaman
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Mei 2016 Volume 25 Nomor 2
mengajar ketika pertama kali dilaksanakan
supervisi oleh kepala sekolah, bahkan ketika
program ini disosialisasi, para guru ini terkejut
mendengar akan ada supervisi akademik
dilakukan.
Sebagai
Kepala
Sekolah
dengan
tanggung jawab tertentu dapat merobah kesan
takut, segan, gundah dan merasa tidak nyaman
mengajar secara perlahan-lahan dapat berobah
menjadi butuh kepada supervisi akademik
yang dilakukan secara berkelanjutan serta
melakukan
berbagai
perbaikan
dalam
merencanakan, melaksanakan pembelajaran,
dan melaksanakan evaluasi pembelajaran di
kelas, serta melaksanakan tindak lanjut hasil
evaluasi berupa upaya peningkatakan hasil
pembelajaran baik dalam hal perbaikan dan
pengayaan.
Supervisi akademik telah memperoleh
hasil yang memuaskan guru, aktifitas belajar
menjadi hidup dan berkembang, peran serta
siswa meningkat, proses pembelajaran menjadi
lebih menarik, terjadi perbaikan yang
signifikan dalam meningkatkan aktifitas siswa,
pengembangan pembelajaran dalam hal
ekplorasi, elaborasi dan komfirmasi belajar
siswa dapat lebih meningkat. Dari 10 orang
guru yang disupervisi selama semester terakhir
aktifitas pembelajaran yang dilaksanakan guru
di kelas dapat meningkat hanya 6 s/d 7 orang
guru dengan perkembangan sedikit lambat, 3
s/d 4 orang lainnya dapat meningkatkan proses
pembelajaran yang sesuai harapan. Program
supervisi ini telah menumbuhkan kepercayaan
diri guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas, sehingga ditentukan
sebagai suatu pembinaan yang terus menerus,
dengan tindakan “Supervisi Akademik Dapat
Meningkatkan
Kompetensi
Guru
Melaksanakan Proses Pembelajaran”.
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana meningkatkan kompetensi
guru dalam melaksanakan pembelajaran
kelas pada SD Negeri 28 Peusangan
Kabupaten Bireuen.
2. Apakah melalui Supervisi
Akademik
yang dilakukan kepala sekolah dapat
meningkatkan kompetensi guru dalam
melaksanakan pembelajaran kelas di SD
Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen.
Zainuddin* adalah Pengawas Sekolah Kabupaten Bireuen
213
Sesuai dengan permasalahan yang
dijabarkan di atas, maka tujuan penelitian yang
hendak dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui upaya meningkatkan
kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran kelas pada SD Negeri 28
Peusangan Kabupaten Bireuen.
2. Untuk mengetahui Supervisi Akademik
yang dilakukan kepala sekolah dapat
meningkatkan kompetensi guru dalam
melaksanakan pembelajaran kelas pada
SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten
Bireuen.
TINJAUAN PUSTAKA
Supervisi Akademik adalah serangkaian
kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya
mengelola
proses
pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran.
(Daresh,1989,Glickman,et
al;2007).
Untuk melaksanakan supervisi akademik
secara
efektif
diperlukan
ketrampilan
Konjanual,
interpersonal
dan
teknikal
(Glickman, at al; 2007) . oleh sebab itu, setiap
kepala sekolah harus memiliki dan menguasai
konsep supervisi akademik yang meliputi:
Pengertian;
Tujuan dan fungsi;
Prinsip-prinsip; dan
Dimesi-dimensi
substansi
supervisi
akademik.
Dengan demikian berarti esensi supervisi
akademik itu bukan menilai kinerja guru
dalam mengelola proses pembelajaran,
melainkan membantu guru mengembangkan
kemampuan profesionalismenya. Namun
demikian, supervisi akademik tidak terlepas
dari penilaian unjuk kerja guru dalam
mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987)
menegaskan bahwa : “Refleksi praktis
penilaian kinerja guru dalam supervisi
akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja
guru dalam mengelola proses pembelajaran
sebagai suatu proses pemberian estimasi mutu
kerja guru, yang merupakan bagian integral
dari
serangkaian
kegiatan
supervisi
akademik”.
Agar
supervisi
akademik
dapat
membantu
guru
mengembangkan
kemampuannya, maka untuk pelaksanaannya
terlebih dahulu perlu diadakan penilaian
kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan
Zainuddin, Supervisi Akademik dapat Meningkatkan Kompetensi Guru
aspek yg perlu dikembangkan dan cara
mengembangkannya.
Kompetensi supervisi akademik intinya
adalah membina guru dalam meningkatkan
mutu proses pembelajaran. Sasaran supervisi
akademik adalah guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran, yang terdiri dari materi
pokok
dalam
proses
pembelajaran,
penyusunan silabus dan RPP, pemilihan
strategi/metode/teknik
pembelajaran,
penggunaan media dan teknologi informasi
dalam pembelajaran.
Jadi supervisi Akademik merupakan
upaya seorang kepala sekolah dalam
pembinaan guru agar dapat meningkatkan
kualitas mengajarnya dengan langkah-langkah
perencanaan, ketrampilan dan penampilan
mengajar yang nyata serta mengadakan
perubahan dengan cara yang rasional dalam
usaha meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam konteks profesi pendidikan,
khususnya
profesi
mengajar,
mutu
pembelajaran
merupakan
refleksi
dari
kemampuan profesional guru. Karena itu,
supervisi Akademik berhubungan langsung
dengan peningkatan kemampuan profesional
guru yang berdampak terhadap peningkatan
mutu proses dan hasil pembelajaran.
Pembelajaran dimaksud adalah dimulai dari
perencanaan,
melaksanakan
proses
pembelajaran di kelas, melaksanakan evaluasi,
dan tindak lanjut hasil evaluasi, serta
melakukan pembinaan/pembimbingan siswa
dalam kegiatan perbaikan dan pengayaan,
perbaikan bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar dan pengayaan bagi siswa
yang mengalami kemajuan dalam belajar.
A. Sasaran Supervisi Akademik
Proses pembelajaran siswa mempunyai
tujuan untuk meningkatkan mutu proses dan
hasil pembelajaran. Proses pembelajaran
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti: guru,
peserta didik, kurikulum, alat dan buku-buku
pelajaran, serta kondisi lingkungan sosial dan
fisik sekolah. Dalam konteks ini, guru
merupakan faktor yang paling dominan.
Karena itu, supervisi akademik menaruh
perhatian utama pada upaya-upaya yang
bersifat memberikan kesempatan kepada guruguru untuk berkembang secara profesional,
sehingga mereka lebih mampu dalam
melaksanakan
tugas
pokoknya,
yaitu
melaksanakan dan meningkatkan proses dan
Zainuddin* adalah Pengawas Sekolah Kabupaten Bireuen
214
hasil pembelajaran yang direfleksikan dalam
kemampuan-kemampuan, antara lain: (1)
Kemampuan
merencanakan
kegiatan
pembelajaran; (2) Kemampuan melaksanakan
kegiatan pembelajaran; (3) Kemampuan
menilai proses dan hasil pembelajaran; (4)
Kemampuan memanfaatkan hasil penilaian
bagi peningkatan layanan pembelajaran; (5)
Kemampuan memberikan umpan balik secara
tepat, teratur, dan terus-menerus kepada
peserta didik; (6) Kemampuan melayani
peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar; (7) Kemampuan
menciptakan
lingkungan belajar yang menyenangkan; (8)
Kemampuan
mengembangkan
dan
memanfaatkan alat bantu dan media
pembelajaran; (9) Kemampuan memanfaatkan
sumber-sumber belajar yang tersedia; (10)
Kemampuan
mengembangkan
interaksi
pembelajaran (strategi, metode, dan teknik)
yang tepat; dan (11) Kemampuan melakukan
penelitian
praktis
bagi
perbaikan
pembelajaran.
a. Menjadikan kepala sekolah dan guru
sebagai professional learners.
Sasaran lain dari supervisi akademik
adalah menjadikan kepala sekolah dan guru
sebagai professional learners, yaitu para
profesional yang menciptakan budaya belajar
dan
mereka
mau
belajar
terus
menyempurnakan pekerjaannya. Budaya ini
memungkinkan terjadinya peluang iMarasi
dari bawah (bottom-up in Maration) dalam
proses pembelajaran.
Pemberdayaan akuntabilitas profesional
guru hanya akan berkembang apabila
didukung oleh penciptaan budaya sekolah
sebagai organisasi belajar. Istilah organisasi
belajar dimaksudkan sebagai suatu organisasi
di mana para anggotanya menunjukkan
kepekaan terhadap masalah-masalah yang
dihadapi dan berupaya untuk mengatasi
masalah tersebut tanpa desakan atau perintah
dari pihak luar. Kepala sekolah dan guru tidak
hanya bekerja menunaikan tugas dan
kewajiban yang dibebankan kepadanya,
melainkan pula memiliki sikap untuk selalu
meningkatkan mutu pekerjaannya, dan oleh
karenanya mereka terus belajar untuk
mempelajari cara-cara yang paling baik.
Mereka dapat dikelompokkan sebagai
“professional learners”.
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Mei 2016 Volume 25 Nomor 2
b.
Membina kepala sekolah dan guru-guru
untuk memiliki kemampuan manajemen
sumber daya pendidikan.
Kemampuan manajemen sumber daya
pendidikan meliputi kemampuan dalam
pengadaan, penggunaan/pemanfaatan, dan
merawat/memelihara. Hal ini disebabkan
karena aspek yang akan mendukung
pemberdayaan akuntabilitas profesional guru
adalah tersedianya sumber daya pendidikan
untuk mendukung produktivitas sekolah,
khususnya mendukung proses pembelajaran
yang bermutu. Alat peraga, alat pelajaran,
fasilitas laboratorium, perpustakaan, dan
sejenisnya sangat diperlukan bagi terwujudnya
proses pembelajaran yang bermutu. Sumber
daya pendidikan seperti itu memungkinkan
peserta didik terlibat secara aktif melalui
bervariasinya kegiatan pembelajaran yang
lebih kaya.
C. Tehnik–Tehnik Supervisi Akademik
Satu di antara tugas kepala sekolah
adalah melaksanakan supervisi akademik.
Untuk melaksanakan supervisi akademik
secara efektif diperlukan ketrampilan
konJanual, interpersonal dan tehnical (Glick
Man.at al : 2007).
Teknik supervisi ada dua macam:
1. Teknik
individual
adalah
adalah
pelaksanaan supervisi perseorangan
terhadap guru.
2. Teknik supervisi kelompok adalah satu
cara melaksanakan program supervisi
yang ditunjukkan pada dua orang atau
lebih.
Supervisi kelas dilaksanakan atas dasar
keyakinan sebagai berikut:
Teknik supervisi individual ada lima macam:
a. Kunjungan kelas.
b. Observasi kelas.
c. Pertemuan individual.
d. Kunjungan antar kelas.
e. Menilai diri sendiri.
Teknik supervisi kelompok menurut Gwynn
(1961) ada 13 macam:
a. Kepanitiaan-kepanitiaan.
b. Kerja kelompok.
c. Laboratorium dan kurikulum.
d. Membaca terpimpin.
e. Demonstrasi pembelajaran.
f. darmawisata.
g. Kuliah/studi.
h. Diskusi panel.
Zainuddin* adalah Pengawas Sekolah Kabupaten Bireuen
i.
j.
k.
l.
215
Perpustakaan.
Organisasi professional.
Bulletin supervisi.
Pertemuan guru
D. Peran dan Perilaku Supervisor
Peran Supervisor
Pembinaan profesional dilakukan karena
satu
alasan,
yaitu
memberdayakan
akuntabilitas profesional guru yang pada
gilirannya meningkatkan mutu proses dan
hasil pembelajaran. Untuk maksud tersebut,
para supervisor hendaknya melakukan peranan
sebagai berikut:
1) Peneliti. Seorang supervisor dituntut
untuk mengenal dan memahami masalahmasalah pengajaran. Karena itu ia perlu
mengidentifikasi
masalah-masalah
pengajaran dan mempelajari faktor-faktor
atau sebab-sebab yang mempengaruhinya.
2) Konsultan atau Penasihat. Seorang
supervisor hendaknya dapat membantu
guru untuk melakukan cara-cara yang
lebih baik dalam mengelola proses
pembelajaran. Oleh sebab itu, para
pengawas hendaknya selalu mengikuti
perkembangan masalah-masalah dan
gagasan-gagasan
pendidikan
dan
pengajaran mutakhir. Ia dituntut untuk
banyak membaca dan
menghadiri
pertemuan-pertemuan
profesional,
sehingga ia memiliki kesempatan untuk
saling tukar informasi tentang masalahmasalah pendidikan dan pengajaran yang
relevan, yaitu gagasan-gagasan baru
mengenai teori dan praktik pengajaran.
3) Fasilitator. Seorang supervisor harus
mengusahakan
agar
sumber-sumber
profesional, baik materi seperti buku dan
alat pelajaran maupun sumber manusia
yaitu narasumber mudah diperoleh guruguru. Dengan perkataan lain, hendaknya
supervisor
dapat
menyediakan
kemudahan-kemudahan bagi guru dalam
melaksanakan tugas profesionalnya.
4) Motivator. Seorang supervisor hendaknya
membangkitkan
dan
memelihara
kegairahan kerja guru untuk mencapai
prestasi kerja yang semakin baik. Guruguru didorong untuk mempraktikkan
gagasan-gagasan baru yang dianggap baik
bagi penyempurnaan proses pembelajaran,
bekerjasama dengan guru (individu atau
kelompok) untuk mewujudkan perubahan
Zainuddin, Supervisi Akademik dapat Meningkatkan Kompetensi Guru
yang dikehendaki, merangsang lahirnya
ide baru, dan menyediakan rangsangan
yang
memungkinkan
usaha-usaha
pembaruan dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.
5) Pelopor Pembaharuan. Para supervisor
jangan merasa puas dengan cara-cara dan
hasil yang sudah dicapai. Pengawas harus
memiliki prakarsa untuk melakukan
perbaikan, agar guru pun melakukan hal
serupa. Ia tidak boleh membiarkan guru
mengalami
kejenuhan
dalam
pekerjaannya, karena mengajar adalah
pekerjaan dinamis. Guru-guru perlu
dibantu untuk menguasai kecakapan baru,
untuk itu para supervisor harus menyusun
program latihan dan pengembangan
dengan cara merencanakan pertemuan
atau penataran sesuai dengan kebutuhan
setempat. Supervisi sebagai pembinaan
profesional guru diwujudkan dalam
perilaku para supervisor sebagai pembina.
Perilaku Supervisor
Perilaku supervisor tergantung pada
pemahamannya mengenai tujuan pembinaan
profesional. Jika dianalisis, tingkat kualitas
perilaku
pembinaan
berwujud:
(1)
memperhatikan, (2) mengerti atau memahami,
(3) membantu dan membimbing, (4) memupuk
evaluasi
diri
bagi
perbaikan
dan
pengembangan. (5) memupuk kepercayaan
diri, dan (6) memupuk, mendorong bagi
pengembangan inisiatif, kreativitas, dan
pertumbuhan
diri
secara
profesional.
Supervisor diharapkan memiliki perilaku
pembinaan profesionalnya pada tingkat
tertinggi. Secara rinci ciri supervisor yang baik
adalah (1) Baik hati, (2) Murah hati, (3)
Mendengarkan Anda, (4) Menyemangati
Anda, (5) Mempercayai Anda, (6) Menjaga
kepercayaan diri, (7) Memberi kesempatan
untuk memahami, (8) Membantu Anda, (9)
Mendengar
dan memperhatikan pendapat
guru, (10) Menyampaikan hasil kerja guru,
(11) Tidak gampang menyerah, (12) Membuat
guru merasa pintar, (13) Mengganggap mitra,
(14) Menyatakan kebenaran, (15) Memaafkan.
E. Hipotesis Tindakan
Sesuai dengan permasalahan yang telah
diangkat untuk penelitian tindakan sekolah ini,
dalam judul penelitian ini sebagaimana telah
disebutkan yaitu Melalui Supervisi Akademik
Dapat
Meningkatkan
Kemampuan
Zainuddin* adalah Pengawas Sekolah Kabupaten Bireuen
216
Melaksanakan Pembelajaran Kelas di SD
Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen.
Maka rumusan hipotesis tindakan yaitu
“Melalui
Supervisi
Akademik dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran di SD Negeri 28
Peusangan Kabupaten Bireuen”.
METODE PENELITIAN
Untuk memudahkan dan memperoleh
hasil penelitian, maka perlu dirancang dengan
tindakan siklus secara berulang sebanyak dua
kali (siklus 1 dan 2), siklus ini dengan
prosedure perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi.
Siklus :
1. Perencanaan
a. Dialog dengan guru tentang rencana
supervisi akademik.
b. Membuat tahapan kegiatan supervisi
akademik.
c. Menentukan subjek yang akan
menjadi sasaran supervisi akademik.
d. Menentukan jadwal supervisi
akademik.
e. Diskusi dan pertemuan awal
menyangkut rencana supervisi
akademik.
f. Merencanakan tehnik supervisi
akademik.
g. Menyusun instrumen dalam kegiatan
supervisi akademik.
h. Menentukan pelaksanaan supervisi
akademik.
2. Pelaksanaan.
a. Melaksanakan dan memeriksa RPP
guru.
b. Guru melaksanakan PBM.
c. Guru melaksanakan evaluasi
d. Guru melaksanakan pembimbingan
siswa.
e. Melaksanakan tindak lanjut hasil
evaluasi.
f. Mengadakan kunjungan kelas dan
melihat pembelajaran guru di kelas
g. Melaksanakan kunjungan kelas.
h. Mengisi format dan instrumen
supervisi akademik di kelas..
i. Pengamatan/Observasi
j. Mengamati pembelajaran guru di
kelas.
k. Melakukan supervisi akademikdi
kelas.
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Mei 2016 Volume 25 Nomor 2
l.
4.
Mengisi format dan instrumen
supervisi akademik di kelas..
m. Mengobservasi guru dalam
pembelajaran di kelas.
n. Mengamati kegiatan pembelajaran di
kelas.
o. Menilai hasil pembelajaran (PBM) di
kelas.
Refleksi
a. Menilai hasil pembelajaran yang
dilaksanakan guru di kelas.
b. Mencatat hasil pelaksanaan
pembelajaran guru di kelas.
c. Memberikan masukan dari hasil
pelaksanaan pembelajaran.
d. Memperbaiki dengan saran perbaikan
kepada guru.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Siklus I
Dalam melaksanakan proses supervisi
akademik, terdapat empat tahap kegiatan agar
dapat berjalan lancar, yaitu: (1) Tahap
Perencanaan, (2) Tahap Tindakan, (3) Tahap
observasi dan (4) Tahap Refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Pada
tahap
perencanaan
peneliti
menyiapkan dan menentukan metode serta
pendekatan yang akan digunakan dalam
kegiatan supervisi akademik. Beberapa kriteria
dan teknik perencanaan supervisi akademik
antara lain:
(1) Mengadakan pertemuan dengan guru
dalam suasana yang menyenangkan, tidak
“mengancam” dan menakut-nakuti;
(2) Memberitahukan bahwa apa yang harus
dan diamati selama pelajaran berlangsung
dan bagaimana mencatat hasil observasi
sesuai
dengan
instrument
yang
sebelumnya sudah dibagikan kepada guru.
(3) Peneliti (Supervisor) menjelaskan
pengalaman penampilan guru untuk
melihat indikator atau aspek-aspek
keterampilan yang akan diperbaiki atau
disempurnakan, sesuai dengan lembar
penilaian pelaksanaan pembelajaran.
b.
Tahap Tindakan
Tindakan yang dilakukan oleh peneliti,
adalah
mengamati
kegiatan
proses
pembelajaran di dalam kelas yang meliputi :
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup, dengan mempedomani
Zainuddin* adalah Pengawas Sekolah Kabupaten Bireuen
217
aspek-aspek yang diamati pada instrumen
penilaian pelaksanaan pembelajaran.
Hasil
dari
pelaksanaan
proses
pembelajaran, hasil pengamatan sesudah
supervisi dari siklus I, yaitu dari guru yang
berjumlah 10 orang yang di amati didapatkan
hasil seperti berikut:
a. Guru yang telah dapat dikategorikan baik
dalam proses pembelajaran berjumlah
orang 5 orang atau 50%.
b. Guru yang belum berhasil dengan baik
atau masih pada posisi cukup dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran
berjumlah 5 orang atau 50% .
c.
Tahap Observasi
Pada pelaksanaan observasi, menemukan
5 orang guru yang sudah memiliki rata-rata
50% yang dikatagorikan baik dalam kegiatan
proses pembelajaran. Sedangkan jumlah guru
yang belum dapat mengajar dengan baik
berjumlah 5 orang dan memiliki rata-rata nilai
50% termasuk dalam katagori cukup.
Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan
lapangan supervisor dengan mengadakan
kunjungan/observasi tentang apa yang akan
disupervisi sesuai dengan rencana program.
Fungsi utama observasi adalah berusaha
“menangkap” apa yang terjadi selama
pembelajaran berlangsung secara lengkap,
agar supervisor dan guru dapat secara tepat
mengingat kembali pembelajaran atau bagian
dari pembelajaran. Tujuan tahapan ini
mengadakan analisis secara objektif terhadap
situasi nyata pembelajaran yang berlangsung.
Untuk
mencatat
atau
merekam
kemampuan mengajar guru dan atau situasi
pembelajaran yang akan diobservasi, dapat
digunakan berbagai format atau instrumen
penilaian pelaksanaan pembelajaran. Skor/dari
indicator-indikator yang sudah diamati dan
sudah diberikan skor masing-masing disimpan
dengan baik akan sangat bermanfaat untuk
dijadikan data dalam analisis dan komentar
kemudian. Kepala sekolah dan sebagai peneliti
perlu melatih diri agar memiliki kepekaan
terhadap
indikator-indikator
yang
menunjukkan sikap, perilaku dan proses yang
produktif sesuai dengan tuntutan situasi
kegiatan tertentu.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada
tahap observasi ini adalah:
1. Kelengkapan Catatan
Zainuddin, Supervisi Akademik dapat Meningkatkan Kompetensi Guru
Peneliti mencatat sebanyak mungkin
kejadian-kejadian
selama
pembelajaran
berlangsung. Hasil pencatatan merupakan
bukti-bukti bagi guru dan supervisor untuk
dikemukakan pada waktu menganalisis apa
yang telah terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung.
Semakin
spesifik
yang
digambarkan, semakin berarti analisis peneliti.
2. Fokus
Karena tidak mungkin untuk mencatat
segala sesuatu yang terjadi dalam kelas, maka
supervisor harus memiliki aspek-aspek
keterampilan yang akan dicatat. Hal ini
sebaiknya dilakukan dengan persetujuan guru
sebelumnya yaitu di dalam pertemuan
pendahuluan,
yang sebagaimana telah
dikemukakan sebelumnya diwujudkan dalam
bentuk semacam kontrak. Misalnya dalam
suatu pelajaran tertentu adalah baik untuk
memfokuskan observasi tersebut pada reaksi
siswa terhadap pernyataan guru, atau pada
penyebaran pertanyaan, dan sebagainya.
3. Menyesuaikan Observasi dengan Periode
Perkembangan Mengajar Guru
Observasi mungkin harus menjadi lebih
selektif bila praktik atau latihan mengajar guru
berkembang. Jika perhatian lebih terfokus
pada aspek-aspek yang guru inginkan untuk
lebih diperhatikan misalnya guru mempunyai
kesulitan mengadakan model dalam pelajaran
maka hal tersebut merupakan sesuatu yang
perlu difokuskan dalam observasi.
4. Mencatat Komentar
Walaupun proses mencatat harus
seobjektif
mungkin,
peneliti
mencatat
komentar-komentarnya agar tidak terlupakan.
Cara terbaik untuk melakukan hal ini adalah
dengan memisahkan komentar dari catatan
tentang proses pengajaran. Catatan ini
ditempatkan pada tepi format observasi atau
dengan menggunakan tanda kurung.
d. Tahab Refleksi
Pada kegiatan refleksi yang dilakukan
peneliti adalah: setelah kegiatan proses
pembelajaran selesai, maka guru diberi
kesempatan untuk mengungkapkan hambatanhambatan yang dihadapi dalam proses
pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru.
Peneliti medengarkan hambatan-hambatan
guru tersebut dan peneliti melakukan refleksi
dengan kemudian memberikan saran-saran
yang harus dilaksanakan berupa rencana
tindakan yang harus dilaksanakan oleh guru
Zainuddin* adalah Pengawas Sekolah Kabupaten Bireuen
218
pada proses pemantauan atau observasi
berikutnya. Rencana tindakan tersebut adalah:
a. Guru yang belum membuat atau belum
menyelesaikan perangkat mengajarnya
hendaknya dapat menyusun RPP yang
sesuai
dengan
kegiatan
proses
pembelajaran yang akan dilakukan. Guru
menggunakan perangkat pengajaran dalam
menyampaikan materi di kelas dengan
sungguh-sungguh
selama
proses
pembelajaran berlangsung.
b. Peneliti memberi bimbingan langsung
kepada guru yang bersangkutan untuk
memecahkan masalah yang ditemukan
pada saat supervisi kelas.
c. Mengadakan bimbingan kelompok dalam
kesempatan pertemuan dalam MGMP
sekolah atau sejenisnya.
d. Memberikan kesempatan kepada guru
untuk mencobakan alternatif pemecahan
yang terpilih.
e. Berkunjung ke kelas lain (pembelajaran
guru lain) untuk mengambil pengalamanpengalaman pembelajaran yang bermanfaat
untuk dirinya.
Deskripsi Hasil Siklus 2
1. Pada perencanaan tindakan, peneliti
melakukan kegiatan persiapan yaitu :
1. Mereview RPP yang telah dibuat oleh
guru
untuk
kegiatan
proses
pembelajaran di kelas.selanjutnya.
2. Memperlihatkan
instrumen hasil
penilaian pelaksanaan pembelajaran
yang telah dilaksanakan pada siklus
pertama, agar guru tersebut dapat
memperhatikan kelemahan/ indikator
aspek yang perlu ditingkatkan lagi
dalam
pelaksanaan
proses
pembelajaran selanjutnya pada siklus
yang ke dua.
3. Mempersiapkan
instrumen
baru
dalam pelaksanaan pengamatan pada
siklus ke dua.
2.
Tahap Tindakan
Tindakan yang dilakukan oleh peneliti,
adalah
mengamati
kegiatan
proses
pembelajaran di dalam kelas yang meliputi:
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup, hingga aspek kepribadian
rasa percaya diri, penampilan dan pakaian.
Pada siklus 2 dari jumlah guru yang
berjumlah 5 orang yang belum berhasil dengan
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Mei 2016 Volume 25 Nomor 2
baik masih katagori cukup sudah dapat
meningkatkan
kemampuannya:
ada
peningkatan kemampuan guru dengan nilai
Amat Baik 30%, Baik 60%, dan hanya 10%
guru berada pada katagori cukup.
3. Tahap Observasi
Pada pelaksanaan observasi yang dilakukan
oleh peneliti, didapat hal-hal sebagai berikut:
a. Guru telah melakukan kegiatan seperti
yang diharuskan, antara lain menyusun
RPP yang sesuai yang akan dilaksanakan
di dalam proses pembelajaran.
b. Guru telah memiliki kemampuan yang
baik dadlam melaksanakan PMB di kelas.
c. Peneliti telah memberi bimbingan
langsung kepada guru yang bersangkutan
untuk
memecahkan masalah yang
ditemukan pada saat supervisi akademik.
d. Beberapa guru telah
mencobakan
alternatif pemecahan masalah dalam prose
pembelajaran.
e. Beberapa guru telah berkunjung ke kelas
lain (pembelajaran guru lain) untuk
mengambil
pengalaman-pengalaman
pembelajaran yang bermanfaat untuk
dirinya.
4.
Tahap Refleksi
Pada kegiatan refleksi yang dilakukan
adalah:
pengamatan sesudah proses
pembelajaran selesai, guru diberi kesempatan
untuk mengungkapkan pengalaman perbaikan
proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh
guru. Kemudian peneliti mendengarkan
pengalaman tersebut dan peneliti melakukan
refleksi, kemudian memberikan saran masukan
dan konfirmasi serta tindakan yang harus
dilaksanakan oleh guru pada proses
pembelajaran berikutnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan bimbingan yang
intensif disertai dengan supervisi akademik
kepada guru, maka terjadi kenaikan jumlah
guru yang dapat dikategorikan baik, hal ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi
akademik dan bimbingan intensif terhadap
proses pembelajaran sangat berpengaruh
positif pada hasil peningkatan proses
pembelajaran. Hal tersebut dapat terjadi
karena guru dalam melaksanakan tugas
pokoknya ketika melaksanakan proses
Zainuddin* adalah Pengawas Sekolah Kabupaten Bireuen
219
pembelajaran
tetap
berpedoman
pada
perangkat yang telah dipersiapkan. Untuk
memudahkan
para
guru
menguasai
penyusunan perangkat pembelajaran sesuai
dengan jadwal yang ditentukan yakni begitu
dimulainya pelaksanaan proses belajar
mengajar, maka perangkat pembelajarannya
harus sudah siap.
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil Suprevisi Akademik
yang dilaksanakan dalam pembelajaran
terjadinya peningkatan kemampuan guru
dalam proses pembelajaran yaitu (Pra
Siklus) ; tidak ada guru dengan katagori
Sangat Baik, 1 orang Baik, 7 orang
Cukup, dan 2 orang Kurang. (Siklus 1) ; 5
guru berada pada kagori Baik, dan 5 orang
Cukup, (Siklus 2) ; 3 orang guru Sangat
Baik, 6 orang guru Baik, 1 orang Cukup
dan tidak ada lagi guru yang berada pada
katagori Kurang.
2. Supervisi
Akademik yang dilakukan
kepala sekolah kepada guru dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran kelas
pada SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten
Bireuen.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1988. Metode Penelitian
Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Hasibuan, Malayu SP. 1999. Organisasi dan
Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah
Profesional.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Pidarta, Made. 1996. Pemikiran tentang
Supervisi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Purwanto, M. Ngalim. 2004. Administrasi dan
Supervisi Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sahertian, Piet A. dan Ida Aleida Sahertian,
1992. Supervisi pendidikan dalam
rangka inservice Education. Jakarta :
Rineka Cipta.
Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Classroom
Action
Research.
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan,
Direktorat Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan
Guru
Sekolah
Menengah, Jakarta.
Download