Hukum Tata Negara Pertemuan 12

advertisement
HUKUM TATA NEGARA
Munafrizal Manan, S.H., S.Sos., M.si., M.IP.
Pemerintahan Daerah
Pokok Bahasan:









Perkembangan Pengaturan Pemerintahan Daerah
Peristilahan Pemerintah, Pemerintahan, dan
Pemerintahan Daerah
Pemerintahan Daerah Provinsi
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Pemerintahan Daerah Khusus/Istimewa
Pemerintahan Desa
Urusan Pemerintah Pusat
Asas Pemerintahan Daerah
Asas Umum Penyelenggaraan Negara
Perkembangan Pengaturan
Pemerintahan Daerah



Soal pemerintahan daerah telah mulai dibahas
dalam rapat BPUPKI.
Muh. Yamin  susunan pemerintahan daerah
terbagi atas bagian atas, bagian tengah, dan
bagian bawah.
Soepomo  bentuk pemerintahan daerah berada
dalam bingkai negara kesatuan, di bawah
pemerintah pusat tidak ada negara lagi, tetapi
hanya ada daerah.
Lanjutan…

Ketentuan tentang pemerintahan daerah  Bab VI
Pasal 18 UUD 1945 :
Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil,
dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan
Undang-undang, dengan memandang dan mengingati
dasar permusyawaratan dalam sistem Pemerintahan negara,
dan hak-hak asal-usul dalam Daerah-daerah yang bersifat
istimewa.

Ketentuan lebih lanjut terdapat dalam Penjelasan
Pasal 18 UUD 1945.
Lanjutan…


Pasal 18 dan Penjelasan Pasal 18 UUD 1945
menunjukkan bahwa satuan pemerintahan daerah
adalah bersifat otonom.
Pengaturan lebih detail tentang pemerintahan
daerah diatur dalam undang-undang organik, yaitu
undang-undang yang harus dibentuk berdasarkan
perintah UUD 1945.
Lanjutan…

Sejak masa tahun 1903 hingga saat ini terdapat berbagai peraturan
tentang pemerintahan daerah :













Decentralisatie Wet Tahun 1903
Bestuurs Hervorming Tahun 1922
UU No. 1 Tahun 1945
UU No. 22 Tahun 1948 tentang Pemerintahan di Daerah
UU No. 44 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah-daerah Indonesia Timur
UU No. 1 Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah
Penetapan Presiden No. 6 Tahun 1959 tentang Pemerintahan daerah
Penetapan Presiden No. 5 Tahun 1960
UU No. 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah
UU No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa
UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
UU. No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Daerah
UU. No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Lanjutan…



Perubahan Kedua UUD 1945 pada tahun 2000
telah mengubah isi Pasal 18 UUD 1945.
Berdasarkan Perubahan UUD 1945, dasar
konstitusional ketentuan tentang pemerintahan
daerah yaitu Pasal 18, Pasal 18A, dan Pasal 18B.
Pada Pasal 18 terdapat perubahan penggunaan
istilah dari sebelumnya “terdiri atas” (dipahami
sebagai federalisme) sekarang menjadi “dibagi
atas” (dipahami sebagai kesatuan).
Peristilahan



UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
membedakan pengertian istilah pemerintah,
pemerintahan, pemerintah daerah, dan pemerintahan
daerah :
Pemerintah  pemerintah pusat, yaitu Presiden RI.
Pemerintahan  keseluruhan sistem dan mekanisme
penyelenggaraan pemerintahan.
Lanjutan…


Pemerintah daerah  gubernur, bupati, atau
walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
Pemerintahan daerah  penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD
menurut asas otonomi seluas-luasanya dalam sistem
dan prinsip NKRI.
Pemerintahan Daerah Provinsi



Pemerintahan daerah provinsi disebut sebagai
daerah tingkat pertama dalam susunan
pemerintahan daerah di Indonesia.
Dalam hubungan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah berlaku asas desentralisasi,
dekonsentrasi, dan tugas perbantuan.
Pimpinan eksekutif pemerintah daerah provinsi
adalah Gubernur (dan Wakil Gubernur) 
Gubernur bukan kepala pemerintahan daerah
provinsi (Gubernur + DPRD)  Gubernur hanya
sebagai kepala pemerintahan eksekutif saja.
Lanjutan…



Pemerintahan provinsi (Gubernur dan DPRD) berhak
menetapkan peraturan daerah dan peraturanperaturan lain.
Karena jabatannya, Gubernur berkedudukan sebagai
wakil Pemerintah Pusat di wilayah provinsi
bersangkutan dan bertanggung jawab kepada
Presiden.
Gubernur dan/atau Wakil Gubernur dapat
diberhentikan dari jabatannyua karena alasan hukum
oleh DPRD dan melalui putusan Mahkamah Agung.
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota



Pemerintahan daerah kabupaten/kota merupakan
daerah tingkat dua dalam susunan pemerintahan
daerah di Indonesia.
Dalam hubungan pemerintahan daerah provinsi dan
pemerintahan daerah kabupaten/kota berlaku
asas desentralisasi/otonomi dan tugas pebantuan.
Pemerintah daerah provinsi tidak memiliki
perangkat dekonsentrasi di tingkat kabupaten/kota
 kabupaten/kota mandiri dari provinsi.
Lanjutan…




Kabupaten memiliki ciri umum sebagai
pemerintahan daerah pedesaan.
Kota memiliki ciri umum sebagai pemerintahan
daerah perkotaan.
Kabupaten/kota merupakan kesatuan unit
pemerintahan negara yang langsung berhubungan
dengan fungsi pengayoman dan pelayanan
pemerintahan negara terhadap rakyat.
Kabupaten/kota dilengkapi dengan perangkat
administrasi di tingkat kecamatan.
Lanjutan…



Basis otonomi daerah pada saat ini diletakkan
pada daerah tingkat dua (kabupaten).
Pemerintahan Daerah Kabupaten menjalankan
otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan
yang oleh UU ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat.
Pemerintah Daerah Kabupaten berhak menetapkan
peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain
untuk melaksanakan otonomi dan tugas perbantuan.
Pemerintahan Daerah Khusus/Istimewa

Pasal 18B ayat (1) UUD 1945 :
Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan
pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat
istimewa yang diatur dengan undang-undang.

Ketentuan di atas sebagai dasar konstitusional
pembentukan daerah khusus/istimewa.
Lanjutan…




Status daerah khusus/istimewa didasarkan pada
pertimbangan tertentu (sejarah, politis, atau teritori
strategis).
Aceh dan Papua diberi status sebagai daerah isitmewa
dan daerah khusus karena alasan politis  sebagai
kompromi atas hubungan konfliktual antara pemerintah
tersebut dengan pemerintah pusat.
Yogyakarta diberi status sebagai daerah istimewa
karena alasan sejarah  pernah menjadi ibukota
negara RI dan latar belakang kesultanan.
Jakarta diberi status khusus karena alasan sebagai
ibukota negara.
Lanjutan…




Aceh  UU No. 18 Tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus Bagi D.I. Aceh sebagai Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam  UU No. 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh.
Papua  UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus Bagi Provinsi Papua.
Yogyakarta  UU No. 13 Tahun 2012 tentang
Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jakarta  UU No. 10 Tahun 1964 tentang Pernyataan
DKI Jakarta Sebagai Ibu Kota Negara RI dengan
Nama Jakarta  UU No. 27 Tahun 2007 tentang
Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.
Pemerintahan Desa




Sekitar 70% penduduk Indonesia tinggal di
pedesaan.
Tahun 2001 desa di Indonesia berjumlah 61.562
desa.
Tahun 2012 desa di Indonesia mencapai jumlah
72.944 desa
Pertumbuhan desa rata-rata 2,4 persen per tahun.
(Mendagri Gamawan Fauzi, Kompas, 14 Maret 2013, h. 7)
Lanjutan…



Desa adalah pemerintahan terbawah dalam
susunan pemerintahan daerah di Indonesia.
Terdapat bermacam sebutan dan corak kesatuan
masyarakat di sejumlah daerah di Indonesia: desa,
marga, nagari, gampong, meusanah, huta, negorij,
dan lain-lain.
Pengaturan tentang desa telah dimulai melalui UU
No. 5 Tahun 1979 dan UU No. 19 Tahun 1965
tentang Desa Praja.
Urusan Pemerintah Pusat

Pasal 10 ayat (3) UU No. 32 Tahun 2004
menentukan yang menjadi urusan pemerintah pusat
adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Politik luar negeri
Pertahanan
Keamanan
Peradilan
Moneter dan fiskal nasional
Agama
Asas Pemerintahan Daerah



Asas Desentralisasi  memberikan wewenang dari
pemerintah negara kepada pemerintah lokal untuk
mengatur dan mengurus urusan tertentu sebagai urusan
rumah tangganya sendiri.
Asas Dekonsentrasi  pelimpahan sebagian dari
kewenangan pemerintah pusat pada alat-alat
pemerintah pusat yang ada di daerah.
Asas Tugas Perbantuan  ikut melaksanakan urusanurusan pemerintah pusat atau pemerintah lokal yang
berhak mengatur dan mengurus rumah tangga tingkat
atasannya  terbatas pada penyelengaraan saja.
Asas Umum Penyelenggaraan Negara









Asas kepastian hukum
Asas tertib penyelenggaraan negara
Asas kepentingan umum
Asas keterbukaan
Asas proporsionalitas
Asas profesionalitas
Asas akuntabilitas
Asas efisiensi
Asas efektivitas
Sumber Pustaka



Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara
Indonesia Pasca Reformasi (PT. Bhuana Ilmu Populer:
Jakarta, 2007).
Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia (PT.
RajaGrafindo Persada: Jakarta, 2005).
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Download