Energi Nuklir sebagai Energi Alternatif pada Pembangkit Tenaga

advertisement
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan studi kasus dari beberapa negara pengguna nuklir.
Dimana negara-negara tersebut selain menggunakan energi nuklir sebagai
pembangkit listrik, beberapa negara juga menggunakan alternatif sumber energi lain
untuk mencukupi kebutuhan pasokan listriknya.
Energi nuklir di berbagai negara pengguna ini merupakan penyumbang utama energi
listrik. Hal ini dikarenakan perbandingan volume yang dihasilkan oleh energi nuklir
dengan energi lain selain energi nuklir jauh lebih besar.
4.2. PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
4.2.1. ANALISIS SWOT
Tabel 2.
Matriks SWOT Kearns
EKSTERNAL
OPORTUNITY
INTERNAL
STRENGTH
Comparative Advantage
WEAKNESS
Divestment/Investment
Sumber : Hisyam, 1998
THREATH
Mobilization
Damage Control
Dari Matriks SWOT di atas, dapat diketahui adanya kolom internal yang terdiri dari
strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan). Kekuatan dan kelemahan yang
dimaksud adalah kekuatan dan kelemahan yang ada dalam energi nuklir sendiri.
Sedangkan untuk baris eksternal, terdiri dari oportunity (peluang) dan threath
(ancaman). Peluang dan ancaman ini berasal dari luar energi nuklir. Berikut
merupakan kekuatan, kelemahan, peluang (kesempatan) dan ancaman.
Keterangan:
Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga
memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.
21
Dalam penerapannya pada energi nuklir, pertemuan antara kekuatan energi nuklir
seperti rendah emisi dan biaya listrik yang murah memberikan peluang bagi
masyarakat untuk berkembang lebih cepat. Misalnya dengan biaya listrik yang murah,
mendorong masyarakat untuk memanfaatkan tenaga listrik dengan lebih baik,
sehingga perkembangan ekonomi dalam masyarakat semakin berkembang.
Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus
dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk
Comparative Advantage Divestment/Investment Damage Control Mobilization
memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu
menjadi sebuah peluang.
Pembuatan PLTN memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Berbagai
bahan dasar yang dibutuhkan dan alat pendukung yang lain memiliki nilai yang tidak
sedikit. Pengembangannya juga membutuhkan dana yang besar. Dari kesemuanya
tersebut dapat diminimalisirkan. Usaha yang dapat dilakukan salah satunya adalah
pengembangan konsep reaktor nuklir yang disusun dengan struktur yang tepat oleh
para tenaga ahli dan profesional dibidangnya. Ketepatan akan pembuatan reaktor ini
akan membuat kenyamanan dari penduduk sekitar, sehingga mereka pun tidak perlu
terbebani lagi dengan masalah lain yang berhubungan dengan keselamatan mereka.
Hal ini tentunya akan membuat kemudahan akses bagi lingkungan sekitar terhadap
dunia luar. Meski biaya pembuatan reaktor ini tidak sedikit, namun dengan bantuan
dari para investor akan membantu meringankan beban keuangan. Bantuan yang
diberikan oleh para investor dapat digunakan untuk meminimalisir biaya pembuatan
PLTN dan pengembangannya. Selain itu hubungan yang baik dengan negara
pengguna nuklir dapat menjadi salah satu faktor penrik untuk investor masuk dalam
bidang ini.
Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar.
Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang
tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang
ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah
22
(melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan
menggarap peluang itu (investasi).
Daur ulang limbah dengan cara yang tepat dapat dilakukan dengan cermat dan
hati-hati. Usaha ini dapat dilakukan untuk mencegah adanya kebocoran limbah yang
dampaknya berakibat buruk bagi kesehatan. Selain itu, pembuatan pengungkungan
hasil sisa produksi atau limbah akan menghilangkan kekhawatiran akan resiko limbah
yang tinggi. Karena pengungkungan ini dilakukan akan limbah hanya berada pada
satu kawasan dan tidak keluar kekawasan lain. Seperti sifat dari energi ini sendiri
bahwa limbah yang di hasilkan dapat dikumpulkan dan diproses.
Sedangkan sisa biaya dari pengurangan biaya listrik dapat dialihkan untuk hal
lain. Listrik yang murah dapat membantu masyarakat secara ekonomi. Selain itu,
energi ini juga rendah emisi. Hal ini juga sudah melalui pengujian oleh beberapa ahli.
Pengujian rendah emisi ini terbukti sebagai energi yang efektif. Selain dapat
mengurangi biaya listrik, kesehatan kita juga terbantu dengan rendahnya emisi dari
energi ini. Skala dalam jumlah besar akan terus diproduksi dengan pengolahan yang
modern. Tentunya dengan pengolahan limbah yang modern pula. Dengan
memperhatikan pencegahan pencemaran yang dihasilkan oleh limbah tersebut,
industri akan mengalami perkembangan.
Sel D: Damage Control
Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena
merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan
karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi.
Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian)
sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
Biaya yang mahal tentunya menjadi kelemahan terhadap pembuatan energi ini.
Namun, hal tersebut hanya berlaku untuk proses pembuatan. Sedangkan untuk
setelahnya, energi ini akan menghasilkan banyak keuntungan bagi suatu negara,
dilihat dari berbagai perkembangan tekhnologi yang nantinya muncul akan membuat
industri semakin berkembang. Dilihat dari keuntungan yang lain, para industriawan
pun tidak akan mengalami keluhan terhadap biaya listrik, karena listrik yang mereka
pakai biayanya jauh lebih murah dengan daya pemakaian yang sama besarnya. Dari
sisi masyaarakat menengah ke bawah, akan bisa merasakan adanya listrik yang murah
yang awalnya belum bisa mereka konsumsi, akan semakin mudah diperoleh, sehingga
23
kesenjangan akan listrikpun tidak akan terlalu mengalami lonjakan yang drastis.
Biaya yang diperoleh dari para investor dapat digunakan untuk meminimalisir biaya
pembuatan dan pengembangan PLTN, selain itu dapat digunakan untuk membuat alat
pengolahan limbah yang aman, sehingga diharapkan dengan adanya pembuatan PLTN
ini tidak merugikan banyak pihak dan pencemaran yang dihasilkan dari limbah dapat
diminimalisir.
Di bawah ini merupakan berbagai hal rinci yang memuat tentang kekuatan dan
kelemahan, peluang dan ancaman yang berasal dari energi nuklir.
Tabel 3
Kriteria SWOT Berdasarkan Sumber Data
Kekuatan
Kelemahan

Biaya bahan bakar rendah


Rendah emisi

Tidak mencemari udara

Resiko limbah yang tinggi

Tidak menghasilkan gas-gas berbahaya

Limbah

Volume limbah kecil
dihasilkan dapat bertahan

Biaya listrik murah
ribuan tahun

Supply energi memungkinkan untuk beban
Keselamatan
penggunaan
energi
sudah
ditanggung oleh Dewan Energi Atom

pembuatan
yang
mahal
pemakaian menengah hingga puncak

Biaya
Keamanan perubahan iklim
24
radioaktif
yang
Kesempatan
Ancaman

Peningkatan GDP

Hubungan

kerjasama
dengan
limbah
negara

pengguna nuklir
Belum ada solusi untuk
Kebijakan
yang

Adanya kemudahan akses
belum

Berkurangnya hutang pemerintah
keselamatan publik

Menjadi prospek yang menarik ketika harga


Terjadinya
perdagangan
energi
karena
Terjadinya korupsi dalam

Biaya listrik menjadi mahal
permintaan investasi yang tinggi
ketika pembiayaan berasal
Penelitian di bidang pendidikan semakin
dari pemerintah dan tidak
maju,
ada bantuan investor
terutama
pada
pertanian
dan

kedokteran

menjaga
pengadaan proyek PLTN
minyak dan gas mengalami ketidakpastian

bisa
dibuat
Terorisme
Pengembangan teknologi
Sumber: diolah oleh penulis
Tabel di atas mengindikasikan berbagai hal yang dialami oleh 17 negara pengguna
energi nuklir. Kenyataan-kenyataan tersebut dialami oleh ke-17 negara ini ketika
mereka sudah menggunakan energi nuklir dan menerapkannya baik sebagai energi
utama maupun energi alternatif pembangkit tenaga listrik. Sebagian besar dari negaranegara ini mendapatkan keuntungan lebih setelah menerapkan energi nuklir. Kekuatan
dan kesempatan yang didapat oleh sebagian besar negara membuat mereka tidak
beralih pada energi lain baik sebagai energi utama maupun energi alternatif
pembangkit tenaga listrik. Kekuatan diatas juga dimiliki oleh Indonesia. Karena
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ke -17 negara pengguna energi
nuklir ini ada yang masih berupa negara berkembang, Indonesia juga memiliki
kekuatan yang mendorong adanya penggunaan energi ini menjadi energi alternatif
pembangkit listrik. Tenaga profesional yang dimiliki oleh Indonesia untuk pengadaan
energi ini juga tidak perlu diragukan meski jumlahnya jika dibandingkan dengan
negara maju tidak begitu banyak. Namun, hal ini sudah dibuktikan dengan adanya 3
reaktor nuklir yang sudah ada di negara Indonesia yaitu di Bandung (Jawa Barat),
Serpong (Banten) dan Batan (Yogyakarta). Kesempatan yang ada dalam tabel juga
sudah dialami oleh negara Indonesia. Seperti penggunaan dalam ilmu kedokteran.
Meski masih dalam skala yang kecil, namun kesempatan yang diperoleh dengan
25
adanya penggunaan energi nuklir dalam ilmu kedokteran dalam skala kecil ini sudah
bisa dirasakan secara langsung. Untuk ancaman dan kelemahan dengan adanya
penggunaan energi ini belum terlalu dirasakan oleh Indonesia, karena penggunaannya
masih dalam skala yang kecil.
Gambar 1
Diagram Analisis SWOT
Berbagai Peluang
III. Mendukung Strategi Turnaround
I. Mendukung Strategi Agresif
Kelemahan
Internal
Kekuatan
Internal
IV. Mendukung Strategi Defensif
II. Mendukung Strategi Diversifikasi
Berbagai Ancaman
Sumber : Freddy Rangkuti, 2005
KUADRAN I
Kuadran ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Energi nuklir memiliki
peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang ada dengan
maksimal. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan yang agresif. Dengan adanya energi nuklir, kekuatan-kekuatan seperti
rendahnya emisi, biaya listrik yang murah, keamanan perubahan iklim, dan rendahnya
biaya bahan bakar membuat peluang seperti peningkatan GDP, berkurangnya hutang
pemerintah, kemudahan akses dan semakin majunya teknologi semakin cepat
dirasakan. Hal ini dikarenakan semakin cepatnya atau semakin cepat strategi agresif
ini diterapkan akan membuat peluang yang ada semakin cepat diperoleh
26
KUADRAN II
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, energi nuklir ini masih memiliki kekuatan
dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi. Di dalam
kuadran ini, ketika dapat memanfaatkan kekuatan dengan baik, ancaman yang terjadi
dapat ditanggulangi. Dalam energi nuklir, ancaman yang diperoleh seperti terorisme,
belum ada solusi untuk limbah dan biaya listrik yang mahal karena pendanaan
ditanggung oleh pemerintah dapat dimininalisir dengan kekuatan semakin majunya
teknologi, semakin didapat solusi untuk limbah. Seperti dibangunnya dinding
permanen, hingga pengolahan limbah kembali, sehingga biaya listrik yang mahal juga
mampu dikendalikan dengan proses daur ulang limbah energi nuklir ini.
KUADARAN III
Energi nuklir menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia
menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus dalam proyek energi nuklir
ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat merebut peluang
pasar yang lebih baik. Teknologi yang semakin modern, hubungan yang baik dengan
negara pengguna nuklir dapat meminimalkan resiko limbah yang tinggi dan biaya
proyek PLTN yang mahal. Hal ini dikarenakan hubungan yang baik akan membuat
kemudahan berbagai akses, sehingga dapat menarik investor masuk dalam bidang ini.
Masuknya investor dapat menyumbang berbagai teknologi pula untuk meminimalkan
resiko limbah. Merupakan peluang yang bagus ketika strategi turnaround ini
digunakan.
KUADRAN IV
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, energi nuklir tersebut
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Pada kuadran ini, energi
nuklir menjadi energi yang riskan untuk digunakan sebagai pembangkit listrik. Karena
kelemahan-kelemahan dari energi ini seperti resiko limbah, bahayanya radiasi energi
nuklir dan mahalnya proyek PLTN membuat ancaman terorisme dan tindakan korupsi
akan semakin terasa.
Berdasarkan data yang diperoleh dari studi literatur, energi nuklir berpeluang masuk
dalam kuadran pertama. Artinya energi nuklir ini memiliki prospek yang bagus karena
27
pada kondisi yang menguntungkan. Kebijakan yang cocok dipakai untuk penggunaan
energi ini adalah kebijakan yang agresif. Semakin cepat kebijakan ini diterapkan
semakin cepat pula masyarakat merasakan keuntungan dari energi ini. Negara para
pengguna energi nuklir ini menggunakan berbagai kondisi dan situasi untuk membuat
energi nuklir menjadi lebih berarti dalam penggunaannya sebagai pembangkit tenaga
listrik.
4.3. ANALISIS MANFAAT BIAYA
Tabel. 4
Manfaat biaya dengan nuklir
Peneliti
Bruce Doern, 2009
Andrew C
Dr. S. K. Jain, 2007
Wettmann, 2011
Leonid Andreev, 2011
Biaya Yang Dikeluarkan
1. Pendanaan
yang
mahal ***
1. Biaya listrik yang murah ***
2. Energi
2. Pembuatan
yang
dihasilkan
memungkinkan
kebijakan **
3. Biaya
Manfaat Yang Diperoleh
beban
pemakaian listrik dari skala
pembuatan
pemakaian
menengah
hingga
WEC, 2007
daur ulang limbah
pemakaian puncak energi listrik.
Tomas Kaberger, 2007
nuklir *
*
Rolf Ribi, 2009
4. Resiko
kesehatan
Daniel Flemes, 2006
bila
EIA, 2012
kebocoran ***
Sudarno, 2009
terjadi
5. Biaya listrik mahal
*
3. Utang pemerintah berkurang *
4. Rendah emisi **
5. Prospek yang menguntungkan
dari segi permintaan investasi
yang tinggi **
6. Ketergantungan
pada pajak *
7. Internasional
Embargo **
6. Terjalinnya hubungan yang baik
antar negara pengguna energi
nuklir. *
7. Pengembangan teknologi **
8. Menyediakan
keberlanjutan
listrik *
9. Menghemat biaya bahan bakar *
Keterangan : *satu negara, ** 2-5 negara, *** ≥6 negara dari 17 negara pengguna nuklir
28
Berdasar pada tabel diatas, hampir semua dari 17 negara pengguna energi nuklir menerima
manfaat yang positif dengan penggunaan energi nuklir ini sebagai energi alternatif. Negaranegara yang memperoleh manfaat ini melihat nuklir sebagai energi yang positif. Positif disini
diartikan dengan rendahnya emisi yang dihasilkann dan yang secara langsung dapat dirasakan
oleh konsumen energi nuklir adalah murahnya harga penggunaan energi ini. Sehingga jumlah
manfaat yang dapat dirasakan oleh para pengguna energi nuklir semakin bertambah dengan
tetapnya jumlah biaya yang harus dikeluarkan.
Tabel. 5
Manfaat biaya tanpa energi nuklir
Pengarang
Bruce Doern, 2009
Andrew C
Resiko Yang Diambil
Manfaat Yang Diperoleh
1. Terjadinya GRK (Gas Rumah
Kaca)*
perlu impor ***
Dr. S. K. Jain, 2007
2. Biaya listrik relatif mahal *
Wettmann, 2011
3. Supply
energi
Leonid Andreev, 2011
memungkinkan
WEC, 2007
pemakaian
Tomas Kaberger, 2007
puncak **
Rolf Ribi, 2009
Daniel Flemes, 2006
EIA, 2012
Sudarno, 2009
1. Bahan baku tidak
2. Pendanaan
tidak
untuk
beban
menengah
hingga
tidak
terlalu besar *
3. Tidak
adanya
internasional
embargo *
4. Dihasilkannya
gas-gas
yang
berbahaya bagi kesehatan ***
5. Energi terbarukan sudah tidak
relevan lagi *
6. Adanya eksploitasi sumber daya
*
Keterangan : *satu negara, ** 2 negara, *** negara dari 17 negara pengguna nuklir
Untuk tabel kedua, manfaat dan biaya tanpa menggunakan energi nuklir tidak
sedikit negara dari 17 negara pengguna energi nuklir ketika mereka tidak
menerapkan energi ini sebagai energi alternatif maupun energi utama membuat
biaya yang dikeluarkan semakin besar. Jadi, biaya yang dikeluarkan untuk
pemakaian energi lain selain energi nuklir sebagai energi alternatif dua kali lipat
lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang bisa diperoleh. Karena dampak yang
terjadi secara langsung dirasakan oleh konsumen dan lingkungan. Seperti harga
listrik yang mahal dan adanya eksploitasi sumber daya alam.
29
4.3. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
Uranium merupakan barang bagus untuk digunakan sebagai bahan baku pembangkit
listrik tenaga nuklir karena uranium selain di Indonesia memiliki tambang bahan
baku ini, nuklir juga bisa menyediakan pasokan listrik yang cukup mumpuni dan
murah untuk bisa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia (tabel kebutuhan listrik di
Indonesia). Berikut merupakan grafik kebutuhan masyarakat Indonesia akan
konsumsi listrik dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam energi yang ada.
700
600
Minyak Bumi
Batubara
500
Gas
CBM
400
Tenaga Air
300
PanasBumi
Nuklir
200
EBT Lainnya
Biofuel
100
BBBC
0
1990
1995
2000
2005
2010
2015
2020
2025
Gambar 1 Gambar Grafik Proyeksi Primer Penggunaan Energi
(Sumber : Handbook EE 2006)
Dengan berdasar pada grafik di atas, Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam
yang melimpah untuk digunakan sebagai sumber energi. Namun, berdasarkan survei
yang ada, lebih dari 50% konsumsi energi diduduki oleh batubara dan gas alam.
Sisanya dipasok dari energi minyak sebesar 13 persen dan energi terbarukan 15
persen (Himpunan Mahasiswa Universitas Serambi Mekah, 2009). Energi nuklir
berpotensi menekan pemakaian listrik hingga 18 persen dan bahan bakar sampai 8
persen. Selain itu, ketergantungan terhadap bahan bakar fosil memberikan dampak
pada polusi gas rumah kaca (terutama CO2) akibat pembakaran bahan bakar fosil.
Pemakaian energi nuklir sebagai sumber bahan bakar juga mampu mengurangi
polutan CO2 sampai 8 persen yang berarti PLTN dipersepsi sebagai sumber energi
yang ramah lingkungan
30
Dengan adanya sumber daya alam yang melimpah dan disandingkan dengan hasil
analasis di atas. Energi nuklir masih merupakan energi yang ramah lingkungan
dibandingkan dengan energi lain. Dan hanya energi nuklir yang tidak menghasilkan
gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan.
Sementara itu, tentunya penggunaan energi ini diperlukan regulasi yang mengatur
tentang keamanan dan keselamatan pengguna energi nuklir. Tanpa adanya regulasi
yang mendukung tentang kebijakan penggunaan energi nuklir, energi ini akan sulit
untuk diterapkan pada suatu negara.
4.3.1. Internasional
Beberapa negara seperti Slovenia, Afrika Selatan, Amerika Serikat dan Pakistan
menggunakan beberapa regulasi yang dibuat oleh pemerintah untuk mendukung
terselenggaranya penggunaan energi nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik di
negara mereka. Regulasi yang dibuat oleh dewan atom dan energi di negara
mereka masing-masing. Selain itu, regulasi yang dibuat digunakan untuk
mendukung kesejahteraan dan keselamatan pengguna energi nuklir dengan
tujuan untuk keselamatan dan keberlanjutan lingkungan. Regulasi yang dibuat
bersifat peluang. Sehingga, berbagai pihak yang terkait dengan energi ini seperti
pengguna dan pelaksana proyek pembangunan PLTN akan merasa terjaga
keselamatannya.
4.3.2. Nasional
Di Indonesia sendiri, beberapa regulasi juga dibuat untuk mendukung
terselenggaranya energi nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik. Regulasi ini
mengatur tentang ketenaganukliran, ketentuan tentang instalasi nuklir dan
keselamatan pengangkutan zat radioaktif. Selain itu, Pengelolaan Limbah
Radioaktif, Keselamatan Radiasi dan Baku Tingkat Radioaktivitas di
Lingkungan juga menjadi beberapa regulasi yang dibuat. Kebijakan ini sudah
mencakup sebagian besar elemen yang terdapat dalam penggunaan energi
nuklir. Seperti keselamatan pengguna energi nuklir, tenaga kerja pembangun
proyek energi nuklir, hingga keselamatan terhadap lingkungan menjadi bahan
pertimbangan pembuatan regulasi ini. Indonesia, setelah memiliki beberapa
regulasi ini, harusnya mampu untuk menerapkan energi ini sebagai energi
alternatif pembangkit tenaga listrik, karena regulasi yang dibuat bersifat sebagai
peluang yang bila secara cepat diterapkan akan semakin cepat manfaat dan
keuntungan yang dapat dirasakan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
31
karakter dari 17 negara pengguna energi nuklir tidak hanya berasal dari negara
maju tetapi juga negara berkembang, membuat Indonesia memiliki kesempatan
yang sama dengan negara lain untuk bisa menggunakan energi nuklir sebagai
energi alternatif pembangkit tenaga listrik. Teknologi yang digunakan oleh
negara berkembang yang termasuk dalam 17 negara pengguna energi nuklir
memang belum bisa dibandingkan dengan teknologi yang digunakan oleh
negara maju. Namun, negara berkembang ini memiliki perkembangan teknologi
tersendiri dengan belajar dari negara maju, sehingga alat-alat teknologi yang
digunakan meski berada pada kualitas kedua tapi teknologi yang digunakan
tidak kalah bagus dengan teknologi negara maju. Hubungan yang terbentuk
karena adanya proses adopsi teknologi memiliki keuntungan tersendiri dalam
proses pengembangan energi nuklir. Dengan adanya hal tersebut, tentunya
Indonesia juga mampu untuk dapat meraih kesempatan ini dengan memilih
energi nuklir menjadi energi alternatif pembangkit tenaga listrik.
32
Download