5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sistem yang terdiri dari komputer-komputer, serta
piranti-piranti
yang
saling
terhubung
sebagai
satu
kesatuan.
Dengan
dihubungkannya piranti-piranti tersebut, alhasil dapat saling berbagi sumber daya
antar satu piranti dengan piranti lainnya (Bambang Murdaka 2010:1).
Keuntungan dari jaringan komputer adalah :
• Dapat mengakses data di komputer lain dari komputer yang digunakan.
• Sharing penggunaan printer, scanner, CD atau DVD ROM dan perangkat
lainnya.
• Penghematan biaya juga dapat dilakukan. Karena sebuah perangkat dapat
digunakan secara bersama-sama.
2.2 Klarifikasi Jaringan
Ada banyak tipe jaringan komputer, itu juga bisa dibedakan berdasarkan
beberapa parameter yang berbebeda. Parameter pertama adalah berdasarkan
ruang lingkup. Ada beberapa tipe jaringan komputer berdasarkan luang
lingkupnya yaitu:
5
6
2.2.1 (Local Area Network) LAN
Gambar 2.1 Jaringan LAN
Sumber:http://www.glogster.com/katorion/lan-poster-bysteven-herrera/g-6k40s34hbdjrnk82tk5a15o
Local Area Network (LAN) merupakan jaringan yang menghubungkan
sejumlah komputer yang ada dalam suatu lokasi dengan area terbatas
seperti ruang atau gedung. LAN dapat menggunakan media komunikasi
seperti kabel dan wireless (Bambang Murdaka 2010:2). Karakteristik
khusus dari LAN yang membedakannya dengan WAN adalah transfer data
yang lebih besar, cakupan area geografis yang lebih sempit, dan tidak
perlunya jalur komunikasi leased line. Yang digunakan LAN sekarang
adalah Ethernet dan kabel UTP.
7
2.2.2 Wide Area Network (WAN)
Gambar 2.2 Jaringan WAN
Sumber: http://www.knfegaming.us/2015/10/october-monthly-wan-night/
Wide Area Network (WAN) merupakan jaringan antara LAN dengan
LAN lain yang mencakup area yang besar sebagai contoh yaitu jaringan
komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau dapat didefinisikan
juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan router dan saluran
komunikasi publik (Bambang Murdaka 2010:2). WAN digunakan untuk
menghubungkan jaringan lokal yang satu dengan jaringan lokal yang lain,
sehingga pengguna atau komputer di lokasi yang satu dapat berkomunikasi
dengan pengguna dan komputer di lokasi yang lain.
8
2.2.3 Metropolitian Area Network (MAN)
Gambar 2.3 Jaringan MAN
Sumber:http://computernetworkingtopics.weebly.com/metropolitanaranetwork-man.html
Metropolitan Area Network (MAN) merupakan jaringan yang lebih
besar dari jaringan LAN tetapi lebih kecil dari jaringan WAN. Jaringan
MAN dan jaringan WAN sama-sama menghubungkan beberapa LAN, yang
membedakannya hanya lingkup areanya yang berbeda (Bambang Murdaka
2010:3).
Jaringan MAN adalah gabungan dari beberapa LAN. Jangkauan dari
MAN ini antar 10 hingga 50 km, MAN ini merupakan jaringan yang tepat
untuk membangun jaringan antar kantor-kantor dalam satu kota antara
pabrik atau instansi dan kantor pusat yang berada dalam jangkauannya.
2.3 OSI Reference Model
OSI Reference Model adalah sebuah model arsitektural jaringan yang
dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO)
9
di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System
Interconnection. Model ini disebut juga dengan model “Model tujuh lapis OSI”
(Seven OSI Layer Model).
Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat
tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum
jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar pemasok yang
berbeda (Winarno Sugeng 2005:65). Dalam suatu jaringan yang besar biasanya
terdapat banyak protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol
yang sama, membuat banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi. Pada
protocol model OSI standar, protokol dibagi menjadi 7 lapisan layer, yaitu:
Tabel 2.1 7 OSI Layer
7
Aplikasi
6
Persentasi
5
Session
4
Transprot
3
Network
2
Data Link
1
Fisik
Fungsi dari lapisan layer dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Lapisan Fisik (Physical Layer), berfungsi dalam pengiriman row bit ke
kanal komunikasi. Masalah-masalah yang harus diperhatikan adalah
masalah desain (jika dikirim bit 1 harus dartikan bit 1 disisi penerima),
masalah desain ini ditemukan ada hubungannya dengan mekanika,
kelistrikan, prosedur interface, dan medium transmisi fisik yang berada
di bawah lapisan fisik.
2.
Lapisan Jalur Data (Data Link Layer), tugas utamanya sebagai fasilitas
transmisi raw data dan mengtransformasikan data tersebut ke saluran
yang bebas dari kesalahan transmisi. Dimungkinkan melakukan
pemecahan data input menjadi sejumlah data frame (biasanya
jumlahnya ratusan atau ribuan byte). Selanjutnya frame tersebut dikirim
secara perurutan, dan memproses acknowledgement frame yang dikirim
10
kembali oleh penerima. Penambahan bit-bit khusus diawal dan di akhir
data guna pengenalan frame merupakan bagian pekerjaannya. Jika
terjadi noise dan frame rusak frame dikirim ulang. Tapi akibatnya akan
terjadi duplikasi frame jika acknowledgement frame hilang.
3.
Lapisan Jaringan (Network Layer), berfungsi sebagai pengendalian
operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah menentukan route
pengiriman packet dari sumber ke tujuannya. Desain route dapat berupa
statik atau dinamik. Masalah pengendalian kemacetan (bottleneck)
merupakan tugasnya. Pada jaringan broadcast, masalah penentuan route
hal yang sederhana, lapisan jaringan bisa tidak ada atau tidak
diperlukan.
4.
Lapisan Transport (Transport Layer), fungsi dasarnya adalah
menerima data dari lapisan sesi, bila perlu memecah data menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil, meneruskan potongan data kelapisan
jaringan dan menjamin seluruh potongan data sampai dengan benar
disisi lainnya. Harus dilaksanakan dengan efisien. Tujuan lainnya
adalah melindungi seluruh lapisan diatasnya dari perubahan teknologi
perangkat keras yang mungkin timbul. Bila diperlukan throughput yang
tinggi, maka lapisan transport dapat membuat hubungan jaringan yang
banyak, tetapi dapat pula menggabungkan beberapa ke hubungan
transport ke hubungan jaringan yang sama.
5.
Lapisan Sesi (Session Layer), mengizinkan para pengguna untuk
menetapkan session di antara mereka. Sebuah session digunakan untuk
memungkinkan seseorang pengguna melakukan log ke dalam suatu
remote time sharing system atau memindahkan suatu file dari satu mesin
ke mesin yang lain. Jadi tugasnya adalah pengendalian dialog. Fungsi
lainnya adalah manajemen token (token management), sinkronisasi
(synchronization), penyisipan (checkpoint) diperlukan jika akan
mengulangi perngiriman akibat terjadinya crash sehingga tidak perlu
seluruh data diulangi pengirimannya.
6. Lapisan Presentasi (Presentation Layer), melakukan fungsi-fungsi
tertentu yang sering diminta untuk menjamin penemuan sebuah
penyelesaian umum bagi masalah tertentu. Lapisan persentasi tidak
mengizinkan pengguna ntuk menyelesaikan sendiri suatu masalah.
11
Lapisan presentasi tidak mengizinkan pengguna untuk menyelesaikan
sendiri suatu masalah. lapisan presentasi memperhatikan syntax dan
semantic informasi yang dikirimkan. Control layanannya adalah
pengodean data (data encoding).
7. Lapisan Aplikasi (Application Layer), fungsinya melayani remote
terminal. Lapisan aplikasi terdiri dari bermacam-macam protocol yang
biasa dipergunakan. Diperlukan adanya penentuan terminal virtual
jaringan (network virtual terminal) sebelum suatu editor remote
digunakan. Fungsi lainnya adalah pemindahan file (biasanya satu sistem
ke sistem lain mempunyai konvensi yang berbeda) tugasnya seperti: Email, Telnet, FTP, WWW, dan lain sebagainya.
2.4 TCP/IP
TCP/IP mengacu pada sekumpulan set protokol yang terdiri dari dua protokol
utama yaitu Transmission Control Protocol dan Internet Protocol. TCP/IP
memungkinkan terjadinya komunikasi antar komputer yang memiliki perbedaan
karakteristik dari segi hardware dan software.
Model TCP/IP dikembangkan oleh ARPA (Advanced Research Projects
Agency) untuk departemen pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969. Sejak
saat itu TCP/IP dijadikan model dasar yang terus digunakan, seperti internet yang
dibangun dengan model dasar TCP/IP tersebut. Protokol ini mampu memenuhi
kebutuhan komunikasi yang diperlukan pada saat yang tepat, karena memiliki
fitur-fitur penting yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut (Tanenbaum
2003:37), di antaranya adalah:
•
Merupakan open protocol standart, tersedia secara bebas dan
dikembangkan terlepas dari perangkat keras komputer dan sistem
operasi. Karena dukungan yang luas inilah, TCP/IP sangat ideal untuk
menyatukan berbagai perangkat keras dan lunak komputer yang
beraneka ragam.
•
Terpisah dari perangkat keras jaringan yang khusus. Hal ini
memungkinkan penyatuan dari berbagai macam jenis jaringan. TCP/IP
dapat dipakai di atas Ethernet, koneksi DSL, dial-up line, dan semua
jenis medium fisik lainnya.
12
•
Memiliki skema pengalamatan yang memungkinkan setiap TCP/IP
device dapat dikenali secara spesifik walaupun berada dalam jaringan
yang sangat besar seperti internet. TCP/IP terdiri dari empat layer di
mana setiap layernya memiliki fungsi yang berbeda-beda, disusun dari
layer teratas hingga terbawah diantaranya adalah:
•
Application Layer
Layer ini berfungsi untuk menangani protocol tingkat tinggi, hal-hal
mengenai
representasi
encoding,
dan
dialog
control
yang
memungkinkan terjadinya komunikasi antar aplikasi jaringan. Layer ini
berisi spesifikasi protokol-protokol khusus yang menangani aplikasi
umum seperti telnet, File Transfer Protokol (FTP), Domain Name
System (DNS), dan lainnya.
•
Transport Layer
Layer ini menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke
tujuan data dengan cara membuat logical connection antara keduanya.
Layer ini bertugas untuk memecahkan data dan membangun kembali
data yang diterima dari application layer ke dalam aliran data yang
sama antara sumber dan pengiriman data. Layer ini terdiri dari dua
protocol yaitu TCP dan UDP.
Protokol TCP memiliki orientasi
terhadap reliabilitas data. Sedangkan protokol UDP lebih berorientasi
pada kecepatan pengiriman data.
•
Internet Layer
Layer ini bertugas untuk memilih rute terbaik yang akan dilewati oleh
sebuah paket data dalam sebuah jaringan. Selain itu, layer ini juga
bertugas untuk melakukan packet switching untuk mendukung tugas
tersebut.
•
Network Access Layer
Layer ini bertugas untuk mengatur semua hal-hal yang diperlukan
sebuah paket IP agar dapat dikirimkan melalui sebuah medium fisik
jaringan, termasuk di dalamnya detil teknologi LAN dan WAN.
13
2.5 Topologi Jaringan
Topologi jaringan komputer adalah suatu cara atau konsep untuk
menghubungkan beberapa atau banyak komputer sekaligus menjadi suatu
jaringan yang saling terkoneksi. Dan setiap macam topologi jaringan komputer
akan berbeda dari segi kecepatan pengiriman data, biaya pembuatan, serta
kemudahan dalam proses maintenance nya. Dan juga setiap jenis topologi
jaringan komputer memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing
(Edward dan Bramante 2009:18). Terdapat beberapa jenis topologi yang dapat
dibangun yaitu ada banyak macam topologi seperti topologi ring, star, bus, mesh,
dan tree.
1. Topologi Ring
Pada topologi ring setiap komputer di hubungkan dengan komputer
lain dan seterusnya sampai kembali lagi ke komputer pertama, dan
membentuk lingkaran sehingga disebut ring, topologi ini berkomunikasi
menggunakan data token untuk mengontrol hak akses komputer untuk
menerima data, misalnya komputer 1 akan mengirim file ke komputer 4,
maka data akan melewati komputer 2 dan 3 sampai di terima oleh
komputer 4, jadi sebuah komputer akan melanjutkan pengiriman data
jika yang dituju bukan IP address dia.
14
Gambar 2.4 Topologi Ring
Sumber:http://amtsalhly.blogspot.co.id/2013/09/topologi-ringtik_5455.html
Kelebihan dari topologi jaringan komputer ring adalah pada
kemudahan dalam proses pemasangan dan instalasi, penggunaan jumlah
kabel lan yang sedikit sehingga akan menghemat biaya. Kekurangan
paling fatal dari topologi ini adalah, jika salah satu komputer ataupun
kabel nya bermasalah, maka pengiriman data akan terganggu bahkan
error.
2. Topologi Star
Topologi ini membentuk seperti bintang karena semua komputer di
hubungkan ke sebuah hub atau switch dengan kabel UTP, sehingga
hub/switch lah pusat dari jaringan dan bertugas untuk mengontrol lalu
lintas data, jadi jika komputer 1 ingin mengirim data ke komputer 4,
data akan dikirim ke switch dan langsung di kirimkan ke komputer
tujuan tanpa melewati komputer lain. Topologi jaringan komputer inilah
yang paling banyak digunakan sekarang karena kelebihannya lebih
banyak.
15
Gambar 2.5 Topologi Star
Sumber:http://hasanaji.blogspot.co.id/2013/05/tentang-jaringantopologi-star.html
Kelebihan topologi ini adalah sangat mudah mendeteksi komputer
mana
yang
mengalami
gangguan,
mudah
untuk
melakukan
penambahan atau pengurangan komputer tanpa mengganggu yang lain,
serta tingkat keamanan sebuah data lebih tinggi.
Kekurangannya topologi jaringan komputer ini adalah, memerlukan
biaya yang tinggi untuk pemasangan, karena membutuhkan kabel yang
banyak serta switch/hub, dan kestabilan jaringan sangat tergantung pada
terminal pusat, sehingga jika switch atau hub mengalami gangguan,
maka seluruh jaringan akan terganggu.
3. Topologi Bus
Topologi jaringan komputer bus tersusun rapi seperti antrian dan
menggunakan cuma satu kabel coaxial dan setiap komputer terhubung
ke kabel menggunakan konektor BNC, dan kedua ujung dari kabel
coaxial harus diakhiri oleh terminator.
16
Gambar 2.6 Topologi Bus
Sumber:http://perpus-maya.blogspot.co.id/2015/04/topologijaringan.html
Kelebihan dari bus hampir sama dengan ring, yaitu kabel yang
digunakan
tidak
banyak
dan
menghemat
biaya
pemasangan.
Kekurangan topologi bus adalah jika terjadi gangguan atau masalah
pada satu komputer bisa menggangu jaringan di komputer lain, dan
untuk topologi ini sangat sulit mendeteksi gangguan, sering terjadinya
antrian data, dan jika jaraknya terlalu jauh harus menggunakan
repeater.
4. Topologi Mesh
Pada topologi ini setiap komputer akan terhubung dengan komputer
lain dalam jaringannya menggunakan kabel tunggal, jadi proses
pengiriman data akan langsung mencapai komputer tujuan tanpa
melalui komputer lain ataupun switch atau hub.
17
Gambar 2.7 Topologi Mesh
Sumber:http://komputermesh.blogspot.co.id/2015/01/Topologimesh.html
Kelebihanya adalah proses pengiriman lebih cepat dan tanpa melalui
komputer lain, jika salah satu komputer mengalami kerusakan tidak
akan menggangu komputer lain.
Kekurangan dari topologi ini sudah jelas, akan memakan sangat
banyak biaya karena membutuhkan jumlah kabel yang sangat banyak
dan setiap komputer harus memiliki port I/O yang banyak juga, selain
itu proses instalasi sangat rumit.
5. Topologi Tree
Topologi jaringan komputer Tree merupakan gabungan dari
beberapa topologi star yang dihubungan dengan topologi bus, jadi
setiap topologi star akan terhubung ke topologi star lainnya
menggunakan topologi bus, biasanya dalam topologi ini terdapat
beberapa tingkatan jaringan, dan jaringan yang berada pada tingkat
yang lebih tinggi dapat mengontrol jaringan yang berada pada tingkat
yang lebih rendah.
18
Gambar 2.8 Topologi Tree
Sumber:
http://2.bp.blogspot.com/_AnawRIBbw4w/TNl5rn4A7gI/AAAAAAAAAA
M/_O_UOfVS6A4/s320/topologi%2Btree1.jpg
Kelebihan topologi tree adalah mudah menemukan suatu kesalahan
dan juga mudah melakukan perubahan jaringan jika diperlukan.
Kekurangan nya yaitu menggunakan banyak kabel, sering terjadi
tabrakan dan lambat, jika terjadi kesalahan pada jaringan tingkat tinggi,
maka jaringan tingkat rendah akan terganggu juga.
2.6 Router
Router
adalah
Sebuah
perangkat
jaringan
yang
digunakan
untuk
menghubungkan dua atau lebih jaringan (misalnya: LAN dan Internet)
menggunakan koneksi tunggal ke ISP (Beasley 2009:20).
Router juga merupakan suatu perangkat yang memiliki fungsi
routing
dan forwarding. Router digunakan untuk menghubungkan suatu jaringan
komputer dengan jaringan komputer yang lain berdasarkan subnet mask nya.
Router dan Switch berbeda karena router berfungsi sebagai penghubung antar
dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan
lainnya sedangkan switch berfungsi untuk penghubung beberapa alat membentuk
suatu LAN.
19
2.7 Mikrotik
Mikrotik dibuat oleh MikroTikls, adalah sebuah perusahaan di kota Riga,
Latvia. Latvia adalah sebuah negara bagian dari negara Uni Soviet atau Rusia
sekarang ini.
Mikrotik adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan
untuk menjadikan komputer menjadi router network yang handal, mencakup
berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan wireless (Arditya
2013:2).
Mikrotik mulai didirikan tahun 1995 yang pada awalnya ditujukan untuk
perusahaan jasa layanan Internet (PJI) atau Internet Service Provider (ISP) yang
melayani pelanggannya menggunakan teknologi nirkabel atau wireless.
Mikrotik memiliki sebuah metode untuk melakukan bandwidth management.
Metode tersebut yaitu queue.
Queue adalah salah satu cara untuk melakukan bandwith management. Queue
digunakan untuk membatasi dan meprioritaskan aliran jaringan. Berikut beberapa
hal yang diatur dalam queue :
•
Membatasi aliran data untuk IP address, subnet, protocol, dan port
tertentu serta parameter lain.
•
Prioritaskan beberapa aliran paket.
•
Mengatur traffic bursts untuk menadapatkan kecepatan yang lebih cepat
untuk web browsing.
•
Mengaplikasikan beberapa limit atau batasan atau aturan berbasis
waktu.
•
Membagi trafik diantara user sama rata atau sesuai dengan
penggunaannya.
Simple Queue merupakan cara paling mudah untuk melakukan queue pada
RouterOS. Metode ini mengaturan bandwidth secara sederhana berdasarkan IP
address client dengan menentukan kecepatan upload dan download maksimum
yang bisa dicapai oleh client.
a. Target Address
Bandwidth dari IP address target yang akan diatur
20
b. Max Limit
Max limit merupakan bandwidth maksimal yang bisa dicapai oleh target
yang ada di queue.
c. Burst Limit
Burst Limit merupakan bandwidth maksimal yang dapat dicapai oleh
target di queue ketika burst aktif.
d. Burst Time
Burst Time merupakan periode dalam detik dari rata-rata data rate yang
dihitung.
e. Burst Threshold
Burst threshold digunakan ketika nilai data rate lebih kecil dari nilai
burst threshold maka burst dibolehkan. Ketika nilai data rate sama
dengan nilai burst threshold, burst dilarang melakukan burst limit. Nilai
burst threshold harus lebih besar nilai limit at dan dibawah nilai max
limit.
2.8 Bandwidth
Bandwidth adalah sebuah ukuran seberapa besarkah data yang dapat di
kirimkan dalam sebuah jaringan dalam suatu interval tertentu. Biasanya diukur
dalam bit per detik (bit per second, atau bps).
Jaringan modern biasanya memiliki ukuran dalam jutaan bit per detik
(Megabit per second, atau Mbps) sampai milyaran bit per detik (Gigabit per
second atau Gbps).
Walaupun bandwidth digunakan untuk menjelaskan kecepatan dari suatu
jaringan oleh kebanyakan orang, bandwidth sendiri sebenarnya tidak mengukur
kecepatan data yang mengalir dsari satui lokasi ke lokasi lain (Per Christensson
2012). Karena data bergerak melalui elektronik atau kabel fiber optic, kecepatan
dari setiap bit tidak dapat dilihat. Melainkan bandwidth mengukur seberapa
banyak atau besar data yang dapat mengalir atau bergerak dalam suatu koneksi
dalam satu waktu.
21
2.9 Bandwidth Management
Bandwidth management memiliki cara kerja yang sulit dimengerti dengan
logika yang sederhana. Aliran traffic pada jaringan adalah satu bit di setiap
waktu. Maksud dari manajemen bandwidth ini adalah bagaimana kita
menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan menggunakan
sebuah Router Mikrotik (Mahatna, Ahmed, dan Bora 2013). Manajemen
bandwith memberikan kemampuan untuk mengatur bandwidth jaringan dan
memberikan level layanan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas sesuai dengan
permintaan pelanggan.
Menurut ICTP (2006), bandwidth management memiliki tiga komponen yang
perlu dilakuakan untuk mendapatkan jaringan yang efektif. Tiga komponen
tersebut yaitu:
a. Policy
Policy atau kebijakan adalah pernyataan opini, tujuan, aksi, dan
prosedur yang mengarahkan seluruh kebutuhan jaringan. Contohnya
kebijakan untuk sebuah server yang harus selalu aktif harus memiliki
jaringan yang selalu beroperasi optimal tanpa adanya hambatan. Untuk
karyawan, jaringan harus dipakai hanya untuk keperluan pekerjaannya.
Karyawan tidak boleh menggunakan jaringan tersebut untuk keperluan
yang lain.
b. Network Monitoring
Network monitoring merupakan proses pengumpulan informasi tentang
semua aspek dari operasi jaringan. Dengan menganalisan data ini, dapat
diidentifikasi kesalahan, pemborosan, dan akses ilegal serta menemukan
gejala yang akan dapat menimbulkan masalah kedepan.
c. Implementation
Implementation adalah langkah untuk mengimplementasikan traffic
shapping, chaching, dan teknologi lain ke jaringan untuk membantu
mencapai policy yang telah ditentukan. Aksi yang dilakukan sesuai
dengan data yang telah diambil. dengan monitoring dan analisis, serta
dibatasi dengan kebijakan jarinagn yang dibuat.
22
2.10 Failover
Failover dalam istilah computer internetworking adalah kemampuan sebuah
sistem untuk dapat berpindah secara manual maupun otomatis jika salah satu
sistem mengalami kegagalan sehingga menjadi backup untuk sistem yang
mengalami kegagalan (Megis dan Riyadi 2010:30).
Gambar 2.9 Konsep Failover
Sumber: www.mikrotik.co.id
Untuk mempermudah dan memperjelas maksud
failover dapat melihat
contoh gambar 2.15. Pada gambar tersebut dapat dilihat sebual local area
network menggunakan lebih dari satu jalur jaringan ISP. Jaringan lokal dengan
ip 192.168.0.1/24 menggunakan gateway 1, sedangkan ip 192.168.1.1/24
menggunakan gateway 2. Jika gateway 1 mengalami disconnect maka gateway
backup akan menggantikan gateway 1. Jika gateway 1 sudah kembali normal
maka jalur koneksi yang digunakan kembali menjadi gateway 1. Dan begitu
juga dengan gateway 2 apabila mengalami disconnect. Dengan begitu dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari failover pada penelitian kali ini adalah
digunakan untuk menggantikan atau sistem backup koneksi ISP yang terputus
dengan koneksi ISP yang lainnya.
2.11 Load Balancing
Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua
atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal,
23
memaksimalkan throughput, memperkecil waktu dan menghindari overload
pada salah satu jalur koneksi (Megis dan Riyadi 2010).
Selama ini banyak yang beranggapan salah, bahwa dengan menggunakan
load balance dua jalur koneksi maka besar bandwidth yang akan kita dapatkan
menjadi dua kali lipat dari bandwidth sebelum menggunakan loadbalance
(akumulasi dari kedua bandwidth tersebut). Hal ini perlu kita perjelas dahulu,
bahwa load balance tidak akan menambah besar bandwidth yang kita peroleh,
tetapi hanya bertugas untuk membagi trafik dari kedua bandwidth tersebut agar
dapat terpakai secara seimbang.
Ada berbagai metode load balancing, antara lain Static Route dengan
address list, Equal Cost Multi Path (ECMP), Nth dan Per Connection
Classifier (PCC). Setiap metode load balancing tersebut memiliki kekurangan
maupun kelebihan tersendiri, namun yang terpenting dalam menentukan
metode load balancing apa yang akan digunakan adalah harus terlebih dahulu
mengerti karakteristik dari jaringan yang akan di implementasikan. Karena
pada penelitian ini menggunakan load balancing PCC maka yang akan di
jelaskan lebih detail adalah load balancing PCC.
2.12 Firewall
Firewall adalah sebuah sistem atau kelompok sistem yang menerapkan
sebuah access control policy terhadap lalu lintas jaringan yang melewati titiktitik akses dalam jaringan. Tugas firewall adalah untuk memastikan bahwa
tidak ada tambahan diluar ruang lingkup yang diizinkan (Riyadi 2011).
Firewall bertanggung jawab untuk memastikan bahwa acces control policy
yang diikuti oleh semua pengguna Firewall sama seperti alat-alat jaringan lain
dalam hal untuk mengontrol aliran lalu lintas jaringan. Namun, tidak seperti
alat-alat jaringan lain, sebuah firewall harus mengontrol lalu lintas network
dengan memasukkan faktor pertimbangan bahwa tidak semua paket-paket data
yang dilihatnya adalah apa yang seperti terlihat.
Firewall digunakan untuk mengontrol akses antara network internal sebuah
organisasi internet. Sekarang ini firewall semakin menjadi fungsi standar yang
ditambahkan untuk semua host yang berhubungan dengan network didalam
jaringan tersebut.
24
2.13 Top-Down Approach
Salah satu metodologi terstruktur yang dikenal sebagai top-down approach.
Pendekatan semacam ini dapat digambarkan secara grafis dalam model topdown yang ditunjukkan pada Gambar di berikut ini (Goldman 2004, p17-19).
Gambar 2.10 Top-Down Model
Penggunaan dari top-down approach seperti yang digambarkan dalam
model top-down adalah relatif mudah. Top-down approach cocok untuk
analisis dan desain jaringan yang dilakukan dengan memastikan bahwa desain
jaringan yang diimplementasikan memenuhi kebutuhan bisnis dan tujuan yang
memotivasi desain di tempat awalnya.
Top-down approach memerlukan analisis jaringan untuk memahami
kendala dan tujuan bisnis, serta aplikasi sistem informasi dan data pada aplikasi
yang dijalankan, sebelum mempertimbangkan komunikasi data dan option
jaringan.
Perhatikan network layer yang terdapat dalam model top-down tersebut.
Bukan kebetulan bahwa data komunikasi dan jaringan membentuk dasar dari
sistem informasi yang canggih saat ini. Jaringan Aproperly dirancang
mendukung pengiriman fleksibel data ke program aplikasi yang terdistribusi,
yang memungkinkan perusahaan untuk merespon kebutuhan pelanggan dengan
cepat dan melakukan perubahan kondisi pasar dengan cepat.
25
Bagaimana penggunaan yang tepat dari top-down model memastikan
efektif, analisis berorientasi dengan desain jaringan? Tabel 2.1 merupakan
daftar analisis proses yang terkait dengan setiap layer dari model top-down.
Seharusnya dimulai dengan tujuan tingkat business. Tanpa pemahaman yang
jelas tentang tujuan dari tingkat business hampir tidak mungkin untuk kita
dapat mengimplementasikan sebuah jaringan dengan baik. Dalam banyak
kasus, bisnis mengambil kesempatan ini untuk menguji kembali dengan kritis
proses bisnis mereka dalam sebuah metodologi analisis yang dikenal sebagai
business process reengineering (BPR).
Tabel 2.2 Analisis Proses Top-Down Model Layer
Top-Down Model Layer
Analisis Proses
Business Layer
• Strategi perancangan bisnis
Application Layer
Data Layer
Network Layer
Technology Layer
•
Rekayasa ulang proses bisnis
•
Mengindentifikasi fungsi bisnis utama
•
Pengembangan aplikasi
•
Sistem analisis dan desain
•
Mengidentifikasi kebutuhan informasi
•
Database analisis dan desain
•
Data Modeling
•
Distribusi data analisis
•
Jaringan analisis dan desain
•
Logikal desain jaringan
•
Jaringan implementasi perencanaan
•
Teknologi analisis grid
•
Media hardware-software teknologi analisis
•
Desain jaringan fisik
Setelah tujuan business layer dipahami, seseorang harus memahami
aplikasi yang akan berjalan pada sistem komputer yang melekat pada jaringan
ini. Setelah semua itu, aplikasi yang akan menghasilkan lalu lintas yang akan
melakukan perjalanan melalui jaringan yang diimplementasikan.
Setelah application layer dipahami dan telah didokumentasikan, data yang
26
menghasilkan aplikasi harus diperiksa. Dalam hal ini, istilah data yang
digunakan dalam pengertian umum, sebagai jaringan saat ini cenderung untuk
mengangkut berbagai muatan termasuk suara, video, gambar, dan fax di
samping data yang benar. Analisis lalu lintas data harusnya tidak hanya
menentukan jumlah data yang akan diangkut, tetapi juga karakteristik penting
tentang sifat data. Setelah analisis lalu lintas data selesai, berikut yang harus di
ketahui :
• Lokasi fisik data (Where?)
• Karakteristik data dan masalah kompabilitas (What?)
• Jumlah data yang dihasilkan dan diangkut (How much?)
Mengingat persyaratan sebagaimana ditentukan oleh layer atas dari top
down model, pekerjaan berikutnya adalah untuk menentukan persyaratan
jaringan yang akan memproses kapabilitas untuk memberikan data ini secara
tepat waktu, dengan biaya-efektif. Kriteria kinerja network ini dapat disebut
sebagai network yang diimplementasikan harus lakukan untuk memenuhi
tujuan bisnis yang digariskan pada awal analisis top-down. Persyaratan ini juga
disebut sebagai logical network design. Analisis technology layer, sebaliknya,
menentukan bagaimana berbagai komponen-komponen hardware dan software
yang digabungkan untuk membangun sebuah jaringan fungsional yang
memenuhi tujuan bisnis yang telah ditentukan. Penggambaran technology yang
dibutuhkan disebut physical network design.
2.14 Teori dan Metoda Analisis
Metode analisis yang kita gunakan dalam penulisan skripsi ini
mencakup :
1. Studi pustaka
Pengumpulan data secara tidak langsung pada subjek penelitian tapi
melalui dokumen atau pustaka. Tujuan teknik pustaka untuk memperoleh
data sekunder yang akan menunjang data primer dalam analisis (Bentley
2007:42).
27
2. Studi lapangan
a. Obsevarsi
Analisis dapat berpartisipasi atau menyaksikan seseorang yang sedang
melakukan kegiatan untuk belajar sistem yang berjalan (Bentley
2007:42).
b. Wawancara / Interview
Sebuah teknik dimana analis mengumpulkan informasi dari induvidu
melalui interaksi tatap muka (Bentley 2007:42).
c. Research
Pencarian data yang benar benar memfokuskan masalah utamanya
(Bentley 2007:42).
2.15 Teori dan Metoda Fact Finding
Fact finding merupakan suatu fakta. Ada beberapa teknik yang
digunakan agar fakta tersebut dapat diperoleh dengan tepat. Definisi fact
finding adalah metode-metode tertentu untuk mencari informasi dari sistem.
Teknik fact finding ada 7 yaitu:
•
Sampling of existing documentation, forms, and databases.
Dalam teknik sampling mempunyai dua teknik pengumpulan data yaitu:
•
Randomization
Teknik pengambilan sampel ditandai dengan tidak miliki pola yang
telah ditentukan atau rencana memilih sampel.
•
Stratification
Teknik sampling sistematik yang mencoba mengurangi varians dari
perkiraan menyebar
•
Research and site visits.
Pencarian data yang benar benar memfokuskan masalah utamanya.
•
Observation of the work environment.
Analis dapat berpartisipasi atau menyaksikan seseorang yang sedang
melakukan kegiatan untuk belajar sistem yang berjalan
•
Questionnaires.
28
Document khusus yang memungkinkan analis untuk mengumpulkan
informasi dan opini dari responden.
•
Interviews.
Sebuah teknik dimana analis mengumpulkan informasi dari induvidu
melalui interaksi tatap muka.
•
Prototyping.
Membangun sebuah model kerja kecil persyaratan user atau design
yang diusulkan untuk sistem informasi.
•
Joint requirements planning (JRP).
Teknik yang menggunakan sesi kerja kelompok sebagai pengganti
wawancara (Bentley 2007:42).
Download