4280

advertisement
ARTIKEL
PENGELOLAAN GANGGUAN MOBILITAS FISIKPADA Ny.S DENGAN STROKE NON
HEMORAGIK (SNH) DI RSUD AMBARAWA
Oleh:
NIA WAHYU MARLINA
0121648
AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2015
PENGELOLAAN GANGGUAN MOBILITAS FISIKPADA Ny.S DENGAN STROKE NON
HEMORAGIK (SNH) DI RSUD AMBARAWA
Nia Wahyu Marlina1, Ummu Muntamah2, Tri Susilo3
123
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran
[email protected]
ABSTRAK
Stroke merupakan kelainan dari otak sebagai susunan saraf pusat yang
mengontrol dan mencetuskan gerak dari sistem neuro muskuloskeletal. Pasien stroke
akan mengalami kemunduran aktivitas seperti kelemahan menggerakkan kaki,
kelemahan menggerakkan tangan, ketidak mampuan bicara dan ketidak mampuan
fungsi-fungsi motorik lainnya.
Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) menyebutkan angka kejadian stroke menurut
data dasar rumah sakit sekitar 63 per 100.000 penduduk usia di atas 65 tahun terserang
stroke, sedangkan jumlah pasien yang meninggal dunia lebih dari 125.000 jiwa per
tahun.
Latihan Range Of Motion (ROM) merupakan salah satu terapi lanjutan pada
pasien stroke setelah fase akut telah lewat dan memasuki fase penyembuhan. Tujuan
penulisan ini untuk mengetahui pengelolaan gangguan mobilitas fisik pada pasien
dengan SNH di RSUD Ambarawa.
Metode yang digunakan adalah memeberikan pengelolaan berupa perawatan
pasien dalam memenuhi kebutuhan meningkatkan mobilisasi. Pengelolaan gangguan
mobilisasi dilakukan selama 2 hari pada Ny.S teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan tehnik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan
penunjang.
Hasil pengelolaan didapatkan pasien belum dapat bergerak secara mandiri dan
keluarga sudah bisa mendemonstrasikan Range Of Motion (ROM)
Saran bagi perawat di rumah sakit agar menerapkan latihan ROM untuk
membantu meningkatkan mobilisasii pada pasien Stroke Non Hemoragik (SNH) dengan
tindakan non farmakologi.
Kata kunci
Kepustakaan
: Peningkatan mobilitas fisik
: 20 (2006-2014)
1
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
2
MANAGEMENT OF PHYSICAL MOBILITY DISORDERS TO MRS.S WITH NONHEMORRHAGIC STROKE (SNH) IN AMBARAWA REGIONAL HOSPITAL
Nia Wahyu Marlina1, Ummu Muntamah2, Tri Susilo3
123
Nursing Academy of Ngudi Waluyo Ungaran
[email protected]
ABSTRACT
Stroke is a disorder of the brain as the central nervous system that controls and
trigger motion of neuro-musculoskeletal system. Stroke patient will experience decline
in feet movement, hand movement, inability to speak and inability of other motor
functions.
Indonesia stroke Foundation (Yastroki) mentions the incidence of stroke
according to the data base of hospital about 63 per 100,000 population aged over 65
years had a stroke, while the number of patients who died more than 125,000 people
per
year.
Range Of Motion (ROM) exercise is one of continued therapy in patients with
stroke after the acute phase passed and entered the healing phase. The purpose of
writing is to examine the management of physical mobility disorders in patients with
SNH in Ambarawa regional hospital.
The method used was to provide a management of mobilization. The
mobilization management was carried out for 2 days at Mrs.S. Data collection is done by
using interview techniques, physical examination, observation and investigation.
The results were obtained patient can not move independently and the family is
able to demonstrate Range Of Motion (ROM)
It is suggested that nurses in hospitals is to apply the ROM exercises to help
improve the mobilization in patients with non-hemorrhagic stroke (SNH) with nonpharmacological treatment.
Keywords
Bibliography
: physical mobility improvement
: 20 (2006-2014)
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
3
PENDAHULUAN
Stroke merupakan kelainan dari
otak sebagai susunan saraf pusat yang
mengontrol dan mencetuskan gerak
dari sistem neuro muskuloskeletal.
Secara klinis gejala yang sering muncul
adalah adanya hemiparese atau
hemiplegi,
yang
menyebabkan
hilangnya mekanisme refleks postural
normal untuk keseimbangan, rotasi
tubuh untuk gerak-gerak fungsional
pada ekstremitas (Indrawati, 2008).
Setiap tahun, kurang lebih 15
juta orang di seluruh dunia terserang
stroke. Stroke merupakan penyakit
terbanyak ketiga setelah penyakit
jantung dan kanker, serta merupakan
penyakit penyebab kecacatan tertinggi
di dunia. Menurut American Heart
Association (AHA), angka kematian
penderita stroke di Amerika setiap
tahunnya adalah 50 hingga 100 dari
100.000 orang penderita (Permatasari
Dwita, 2011). Yayasan Stroke Indonesia
(Yastroki) menyebutkan angka kejadian
stroke menurut data dasar rumah sakit
sekitar 63 per 100.000 penduduk usia di
atas 65 tahun terserang stroke,
sedangkan
jumlah
pasien
yang
meninggal dunia lebih dari 125.000 jiwa
per tahun. Selain itu di dalam Profil
kesehatan Indonesia tahun 2013.
didapatkan hasil prevalensi stroke di
jawa tengah tahun 2007 sebesar 7,7%
meningkat menjadi 12,3% di tahun
2013. Melaui studi pendahuluan yang
dilakukan penulis di RSUD Ambarawa
pada hari Rabu 15 April 2015
didapatkan data 1 tahun terakhir (tahun
2014) bahwa sebanyak 126 orang
menderita SNH.
Semakin tingginya frekuensi
kejadian SNH dan menimpa mereka
yang tidak hanya berumur 50 tahun
keatas tetapi juga berumur lebih muda,
40 tahun ke bawah dan tingkat
kesembuhannya pun sangat rendah,
bisa menimbulkan kecacatan, bahkan
kematian,
sehingga
memerlukan
perhatian dan penanganan secara
maksimal guna menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat SNH
Sehingga penulis tertarik untuk
mengambil judul Pengelolaan Gangguan
mobilitas Fisik dengan Stroke Non
Hemoragik (SNH) pada Ny. S di Ruang
Teratai RSUD Ambarawa.
METODE PENGELOLAAN
Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah
pertama dalam proses keperawatan.
Hasil
dari
pengkajian
adalah
terkumpulnya data, sehingga proses ini
sangat penting dalam akurasi data yang
dikumpulkan. Data yang terkumpulkan
meliputi:
riwayat
kesehatan,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang (Tarwoto, 2013). Dalam
pengkajian gangguan mobilitas fisik
yang
dapat
dilakukan
yaitu:
menanyakan riwayat kesehatan dahulu,
adakah riwayat kelumpuhan sebagian
atau keseluruhan bagian tubuh secara
mendadak, riwayat jatuh, kebiasaan
hidup tidak sehat seperti merokok,
minum alkohol dan lain-lain.
Tindakan Keperawatan
Intervensi keperawatan yang
dilakukan untuk mengurangi terjadinya
gangguan mobilitas fisik pada Ny. S
dengan intervensi pertama kaji
kemampuan motorik. Intervensi kedua
ajarkan pasien untuk melakukan ROM
minimal 4 kali sehari bila mungkin,
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
4
intervensi ketiga bila pasien ditempat
tidur,
lakukan
tindakan
untuk
meluruskan tubuh. Intervensi keempat
Inspeksi kulit terutama pada daerah
yang tertekan, beri bantalan lunak dan
intervensi kelima kolaborasikan dalam
pemberian obat dan konsultasikan
dengan ahli fisiotrapi
Hasil Pengelolaan
Implementasi pada Ny. S sesuai
dengan
intervensi
yang
telah
direncanakan, yaitu
mengkaji
kemampuan motorik, mengajarkan
pasien untuk melakukan ROM minimal
4 kali sehari bila mungkin, menginspeksi
kulit terutama pada daerah yang
tertekan,
beri
bantalan
lunak,
memberikan terapi obat secara IV.
Pembahasan
Ny. S mengalami gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan
hemiparase kanan , untuk itu penulis
melakukan tindakan yaitu
mengkaji
kemampuan
motorik
untuk
mengidentifikasi kekuatan otot dan
kelemahan motorik. Hal ini didukung
oleh Perry &
Potter (2006) yaitu
kelainan muskuloskletal utama dapat
diidentifikasi
selama
pengkajian
keperawatan meliputi penurunan tonus
otot, kehilangan massa otot dan pada
pasien
stroke biasanya kehilangan
kemampuan motorik saat pasien ingin
menggerakannya, mengajarkan pasien
untuk melakukan ROM minimal 4 kali
sehari bila mungkin, karena latihan
ROM meningkatkan massa tonus,
kekuatan otot, perbaikan fungsi jantung
dan pernapasan. Dengan stimulasi dari
latihan ROM ini bekuan darah yang
menyumbat pembuluh darah ke otak
bisa terpecah dan area otak yang
mengalami pre-infark bisa pulih kembali
serta pemetaan ulang di area otak ini
bisa mengembalikan fungsi otak
walaupun tidak kembali secara normal.
Dengan serangkaian latihan yang
ditingkatkan
diharapkan
dapat
menghasilkan hasil yang lebih baik
(Subianto R, 2012)
Menginspeksi kulit terutama
pada daerah yang tertekan untuk
membantu mencegah kerusakan kulit,
beri bantalan lunak. Pada pasien stroke
penting dilakukannya deteksi dini
adanya
gangguan
sirkulasi
dan
hilangnya
sensasi
resiko
tinggi
kerusakan
integritas
kulit
yang
kemungkinan kompikasi dari imobilisasi
(Muttaqin Arif, 2008). Memberikan
terapi obat secara IV. obat yang
diberikan adalah injeksi piracetam 3x3
gr dan injeksi citicolin 2x2500 mg.
Menurut Junaidi Iskandar (2011)
piracetam merupakan golongan obat
nootropik dan neurotronik, fungsi dari
obat golongan ini adalah sebagai
pemacu kerja otak atau vitamin otak
dan citicolin termasuk golongan
aktivator serebral dan vasodilator
perifer yang bekerja sebagai pengaktif
fungsi otak dan berfungsi melebarkan
pembuluh darah (Junaidi Iskandar,
2011).
Kesimpulan
Hasil pengelolaan yang penulis
lakukan selama 2 hari, didapatkan hasil
bahwa masalah gangguan mobilitas fisik
berhubungan
dengan
hemiparase
kanan yang dialami pasien belum
teratasi, dengan hasil respon subyektif
pada pasien adalah tidak dapat terkaji
karena pasien belum bisa berbicara,
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
5
respon obyektifnya pasien tampak
lemah, tampak lemas, klien susah
membuka mata, tangan dan kaki
sebelah kanan klien masih kaku, namun
keluarga
terlihat
bisa
mendemonstrasikan gerakan ROM yang
di ajarkan.
Sehubungan
dengan
hal
tersebut
disarankan
bagi
RSUD
Ambarawa agar dapat menyediakan
alat-alat medis seperti alat pemeriksaan
fisik sistem persyarafan agar dapat
memberikan asuhan keperawatan
dengan baik dan benar sesuai dengan
masalah pasien yang mengalami sakit,
khususnya penyakit SNH dan bagi
perawat diharapkan lebih menguasai
dan memahami tindakan asuhan
keperawatan yang diberikan pada
pasien, khususnya pasien gangguan
mobilitas fisik dengan SNH
Daftar Pustaka
Ariani,
A.T.
(2012).
Sistem
Neurobehaviour.
Jakarta
:
Salemba Medika
Batticaca,B.F.
(2008).
Asuhan
Keperawatan
Pada
Klien
Dengan
Sistem
Persafan.
Jakarta : Salemba Medika
Debora,
NS.O.
(2012).
Proses
keperawatan pemeriksaan fisik.
Jakarta : Salemba Medika.
Doenges, M., & Moorhouse, M.F.
(2000).
Rencana
Asuhan
Keperawatan: Pedoman untuk
perencanaan perawatan pasien,
edisi 3,penerjemah I Made
Kariasa Asih, S.Kp. Jakarta :
EGC.
Handiyani, H. (2008). Mobilisasi dan
Imobilisasi.
https://liswakhid.files.wordpres
s.
com/2010/08/materimobilisasi.pdf
.Diakses
11
Agustus (2010) pukul 17.19 wib
Heather,
H.T.
(2012).
NANDA
Internasional,
Diagnosis
Keperawatan
Definisi
dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta :
EGC.
Irdawati. (2008). Perbedaan pengaruh
latihan
gerak
terhadap
kekuatan otot pada pasien
stroke
non
hemoragik
hemiparese
kanan
dibandingkan dengan stroke
non hemoragik hemiparese kiri.
http://jurnal.pdii.lipi.go.
idadminjurnal13.
hemiparese.pdf,
diperoleh
tanggal 3 Desember 2013
Irfan, M. (2010). Fisioterapi Bagi Insan
Stroke. Yogyakarata : Graha
Ilmu.
Junaidi, I. (2009). Rahasia Hidup Sehat
& Panjang Umur, Penerjemah
Dinar Tanama. Jakarta : PT
Bhuana Ilmu Populer.
Junaidi, I. (2011). Stroke, Waspadai
Ancamannya. Jakarta : CV Andi
offset.
Kartika,U.(2014). Orang Dewasa Muda
Mudah Terkena Stroke`Akibat
Cidera
Kepala.http://health.kompas.co
m/read/2014/02/14/1732339/
Orang.Dewasa.Muda.Berisiko.St
roke.Akibat.Cedera.Kepala
(Diunduh Jumat, 14 Februari
2014 | 17:32 WIB)
Kusuma & Nurarif. (2012). Aplikasi
Asuhan
Keperawatan
Berdasarkan Nanda. Yogyakarta
: Rakti.
Mubarak & Cahyatin. (2008). Buku Ajar
Kebutuhan Dasar Manusia,Teori
dan Aplikasi Dalam Praktik.
Jakarta : EGC
Malvin, Acebuche, et al. (2009).
Application
of
Henderson’sWork. University of
Philiphines,
http://myportal.upou.edu/ph.
Diunduh tanggal 9 Sepetember
2010, pukul 13.12 WIB
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
6
Permatasari, D. (2011). Kejadian
Hiperkolesterolemia
Disertai
Hipertensi
dan
Diabetes
Mellitus pada Penderita Stroke
Trombotik
Akut.
Bulletin
Penelitian RSUD Dr Soetomo,
13(3),
112-120.
http://jurnal.fk.unand.ac.id
(diakses 2 Maret 2012, pukul
08.30 WIB)
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2006), Buku
Ajar Fundamental Keperawatan
:
Konsep,
Proses,
dan
Praktik.Edisi 4. Alih Bahasa :
Renata Komalasari, dkk. Jakarta
: EGC.
Rosjidi,
C.H.
(2007).
Asuhan
Keperawatan
dengan
Gangguan Peredaran Darah
Otak(GPDO)”STROKE”.
Yogyakarta : Ardana Media.
Stroke Center, Population Stroke In The
World.
(2007).
:
http://www.jointcommission.
org/assets/1/18/stroke_pm_im
plementation_guide_ver_2a.pd
f (di unduh pada tanggal 3
desember 2012, pukul 15.30
WIB)
Subianto, R. (2012). Pengaruh Latihan
Rom (Range Of Motion)
Terhadap Perubahan Mobilisasi
Pada
Pasien
Stroke
http://lib.umpo.ac.id/gdl/files/d
isk1/4/jkptumpo-gdlrendrasubi-196-1-abstraki.pdf.)di unduh pada tanggal 2
desember 2012, mpukul 16.00
WIB)
Sutrisno, A. (2007). Stroke Sebaiknya
Anda
Tahu
Sebelum
AndaTerserang
Stroke.
http://repository.usu.ac.id/bitst
ream/123456789/16806/5/Cha
pter%20I.pdf. di unduh pada
tanggal 3 April 2012, pukul
19.00 WIB)
Yayasan Stroke Indonesia (2007).
http://www.depkes.go.id/resou
rces/download/ pusdatin/profilkesehatan-indonesia/profilkesehatan-indonesia-2013.pdf
(di unduh pada tanggal 13
desember 2011, pukul 18.00
WIB)
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo
Download