pencegahan dislipidimia dan peningkatan

advertisement
PENCEGAHAN DISLIPIDIMIA DAN PENINGKATAN KEBUGARAN
TUBUH PADA REMAJA PUTERI DAN IBU RUMAH TANGGA MELALUI
SENAM AEROBIK DI KOTA SEMARANG
Siti Baitul Mukarromah, Said Junaidi, Soegiyanto Ks, Sugiarto
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Abstract. The increase of total cholesterol and LDL cholesterol level is the major high-risk cause of
coronary heart disease. Diclipidemia is a particular term used on the normal condition or level which is
indicated by the increase of cholesterol and HDL cholesterol found in human blood. Such aerobic
physical activities was assumed to prevent disciplidemia, thus it can decrease such high-risk factors.
This community service agency activities aim to: 1). Giving the scientific knowledge of diciplidemia
issue and aerobic exercise for the sake of health related to various body mechanism and particular effect
upon aerobic exercising towards the body fitness of girl teenagers and housewives. 2). Giving the skills
to the community of various aerobic exercises that can be carried out daily to maintain our health. The
strategic target of this community service activities were Girl teenagers and housewives. Generally, the
application of this activities was sucessfully work on the target, girl teenagers and housewives. This
success included theory and practice material, based on the observation sheet and test on move
capability (skill) test. This activity was expected to increase the score of participant’s pre-test of 45% in
accomplishing the problems in the level of group and effort to practice their knowledge and skill in
daily life. Based on the result of the activities, it is expected that aerobic exercise can be performed by
girl teenagers and housewives daily as the effort of preventing the diclipidemia and improve body
fitness.
Abstrak. Tingginya kadar kolesterol total dan kolesterol LDL merupakan faktor resiko terjadinya
penyakit jantung koroner (PJK) yang utama. Dislipidemia merupakan suatu istilah yang digunakan
terhadap keadaan atau kadar normal yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol dan penurunan
kadar HDL dalam darah seseorang. Aktivitas fisik yang bersifat aerobik ditengarai mampu mencegah
dislipidemia, sehingga menurunkan faktor resiko tersebut. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat
ini adalah : 1). Memberikan pengetahuan secara ilmiah tentang masalah dislipidemia dan senam aerobik
untuk kesehatan yang menyangkut berbagai mekanisme dalam tubuh dan efek yang ditimbulkan setelah
melakukan senam aerobik terhadap kebugaran tubuh pada remaja puteri dan ibu rumah tangga. 2).
Memberikan ketrampilan kepada masyarakat tentang berbagai bentuk senam aerobik yang dapat
dilakukan dalam kegiatan sehari-hari untuk kesehatan. Khalayak sasaran yang strategis untuk dilibatkan
dalam kegiatan pengabian ini adalah Remaja puteri dan ibu rumah tangga. Secara umum pelaksanaan
kegiatan pembinaan remaja puteri dan ibu rumah tangga dengan senam aerobik ini berhasil dan berjalan
dengan baik. Keberhasilan ini meliputi materi teori dan praktik, berdasarkan hasil penilaian melalui
lembar observasi dan penilaian kemampuan gerak (ketrampilan). Setelah dilaksanakan kegiatan
pengabdian, di dapatkan hasil adanya peningkatan nilai pre-test dari peserta sebesar 45% dalam
menyelesaikan masalah pada tingkat kelompok serta usaha untuk mempraktikkan pengetahuan dan
ketrampilan yang didapat dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan senam
aerobik dapat dilakukan oleh remaja puteri dan ibu rumah tangga dalam kegiatan sehari-hari sebagai
upaya pencegahan dislipidemia dan meningkatkan kebugaran tubuh.
Kata Kunci : Senam Aerobik, Kolesterol,Dislipidemia
PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskuler (PKV) merupakan
salah satu penyebab kematian penduduk di negara
berkembang,
termasuk
di
Indonesia
(Sulistiyani.2006). Di Indonesia Survei Kesehatan
Rumah Tangga Nasional (SKRT) 1972
menunjukkan PKV menduduki urutan ke-l1, 1986
menduduki urutan ke-3, dan SKRT 1992
merupakan penyebab kematian peRTama untuk
usia di atas 40 tahun (Anwar TB.2004). Proporsi
penderita penyakit kardiovaskuler yang dirawat di
rumah sakit dari tahun 1990-1995 meningkat dari
2,1% menjadi 3,8%. Salah satu penyakit
kardiovaskuler adalah penyakit jantung koroner.
PJK erat kaitannya dengan aterosklerosis, karena
99% penyebab utamanya adalah aterosklerosis.
Penyebab kelainan pembuluh darah jantung yang
mengakibatkan PJK adalah dislipidemia atau
peningkatan kadar trigliserida darah dan penurunan
kadar high density lipoprotein (HDL) darah
(DalimaRTha.1999, Jeyamalar.1994).
Dislipidemia merupakan salah satu faktor
risiko PJK. Untuk menghindari atau mengurangi
faktor
risiko tersebut
dianjurkan untuk
mengendalikan kadar lemak dalam darah agar
selalu dalam keadaan normal. Lemak yang terdapat
dalam tubuh dan makanan adalah kolesterol,
trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas.
Dalam hati, kolesterol dan trigliserida bergabung
dengan protein tertentu membentuk lemak HDL
dan LDL (Crouse SF.1997). Lemak pun sangat
dibutuhkan dalam proses pembuatan hormon dan
pemeliharaan jaringan saraf. Namun, bila kadar
lemak dalam tubuh begitu tinggi maka kondisi ini
dapat menyebabkan terjadinya pengapuran
pembuluh darah (Jeyamalar .1994, Marks
DB.2000)
Di Amerika serikat lebih banyak wanita
meninggal karena penyakit jantung dibandingkan
karena kanker. Penyakit jantung ini lebih berisiko
bagi wanita yang telah mengalami menopause
(William MH.2005). Pada saat menopause, hormon
estrogen menurun tajam dan peluang menderita
penyakit jantung semakin meningkat. Mekanisme
estrogen dalam melindungi jantung adalah karena
efek proteksi yang ditimbulkannya. Estrogen akan
meningkatkan kolesterol HDL dan menurunkan
kolesterol LDL. Kolesterol LDL ini akan
menimbulkan plak di dalam darah tetapi kehadiran
HDL yang tinggi berperan sebagai proteksi
terhadap plak-plak yang mulai menempel di dalam
darah. Oleh karena itu berbagai upaya untuk
meningkatkan HDL harus dilakukan secara tepat
sehingga dapat menekan resiko munculnya
penyakit jantung koroner (Crouse SF.1997, Brooks
GA.1997).
Wanita memiliki prosentase lemak lebih
banyak dari pada pria, dan beberapa penulis surat
kabar popular melaporkan, pada pelari wanita bisa
menggunakan lemak tubuh secara efisien dan
efektif dalam perlombaan marathon, secara teoritis
lemak dan aktivitas yang maksimal akan
mengaktifkan enzim untuk metabolisme lemak
yang lebih tinggi pada wanita (William MH.2005).
Metabolisme substrat pada wanita terlatih dengan
intensitas 25%, 65% dan 85% dari VO2 max,
ternyata dapat meningkatkan oksidasi karbohidrat
sesuai dengan intensitas latihan. Tingkat oksidasi
lemak paling tinggi adalah selama latihan dengan
intensitas 65%-75% dari VO2 max. Wanita
mengoksidasi lemak lebih efesien dibandingkan
pria, walaupun pada wanita oksidasi karbohidrat
lebih sedikit sedikit dibandingkan pria (William
MH.2005).
Remaja puteri, terutama ibu rumah tangga
dalam melakukan pekerjaan rumah dengan waktu
yang tidak tentu. Pekerjaan wanita pada umumnya
mulai pagi hari sampai malam hari atau dari
beranjak tidur sampai kembali tidur, tanpa
mengenal waktu. Tidak jarang pula wanita sebagai
pekerja rumah yang tidak mengenal lelah dari
memasak, bersih-bersih dan mengurus anak semua
dikerjakan sendiri. Karena pekerjaannya itu wanita
tidak mempunyai waktu untuk melakukan latihan
olahraga sehingga mudah mengalami gangguan
kesehatan serta kebugaran tubuh sering mengalami
penurunan.
Bagaimanakah
pencegahan
dislipidemia dan peningkatan kebugaran tubuh
pada remaja puteri dan ibu rumah tangga melalui
senam aerobik ?
Senam Aerobik
Senam aerobik merupakan suatu bentuk
proses kegiatan fisik yang ritmis dilakukan secara
terus menerus dengan memadukan beberapa
gerakan yang bertujuan untuk menguatkan jantung,
peredaran darah, otot dan membakar lemak
sehingga tubuh memerlukan oksigen yang lebih
banyak dan denyut nadi meningkat. Istilah senam
aerobik sering dikatakan sebagai latihan olahraga
yang bertujuan untuk mencapai kesegaran
kardiorespiratori
atau
kesegaran
aerobik.
Kesegaran kardiorespiratori adalah kemampuan
melepaskan energi metabolisme yang ditunjukkan
dengan kemampuan kerja fisiologis tubuh untuk
menghasilkan efisiensi dari pembuluh darah,
jantung dan paru dalam periode waktu lama
(Richard T.1993). Kesegaran aerobik biasanya
diukur dengan istilah VO2 max (mililiter per
menit), yakni angka terbesar dimana oksigen dapat
dikonsumsi selama latihan maksimal. VO2 max
menggambarkan
kemampuan
otot
untuk
mengkonsumsi oksigen dalam metabolisme yang
dikombinasikan dengan kemampuan sistem
kardiovaskuler dan respirasi untuk menghantarkan
oksigen (Nieman D.2001).
Secara fisiologis senam aerobik yang
dilakukan secara teratur dan terukur bertujuan
untuk memperbaiki sistem dan fungsi organ agar
dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik. Hal ini
juga berkaitan dengan kemampuan seseorang
dalam penggunaan oksigen yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan oksigen pada waktu latihan.
Pada saat melakukan senam aerobik sistem oksigen
merupakan sumber energi pre-dominant. Latihan
ini sangat memacu atau merangsang kerja jantung,
pembuluh darah dan paru. Jantung memompa
darah lebih kuat, lebih banyak dan volume darah
secara keseluruhan meningkat (Bouchard.1990).
Dalam pelaksanaan senam aerobik harus
berpedoman kepada dosis latihan yang disesuaikan
dengan tujuan latihan. Dosis latihan selalu terkait
dengan intensitas, repetisi, frekuensi, dan durasi
latihan. Intensitas latihan diartikan sebagai
besarnya beban yang harus dilakukan selama
latihan dengan indikator peningkatan denyut
jantung tiap menitnya atau disebut heart rate
latihan (Pyke FS.1991). Repetisi latihan adalah
jumlah ulangan dalam setiap set. Frekuensi latihan
adalah berapa kali latihan dilakukan perminggu,
dan lama latihan adalah berapa bulan atau berapa
minggu program latihan dijalankan serta berapa
lama latihan dilakukan setiap kali latihan (Richard
T.1993, Debra GT.1992).
penggunaan sarana latihan dan yag lebih penting
lagi adalah takaran atau dosis latihan yang
dijabarkan dalam konsep FIT (Frekuensi, Intensitas
and Time). 1). Frekuensi adalah banyaknya unit
latihan perminggu Untuk mendapatkan hasil yang
optimal lakukan aktivits aerobik anda 3-5 kali
perminggu (lebih baik 2 hari sekali). Jika ingin
berlatih lebih banyak usahakan agar dapat
beristirahat paling sedikit satu hari setiap minggu
untuk mencegah terjadinya cedera karena latihan
berlebihan.2). Intensitas adalah kualitas yang
menunjukkan berat ringannya latihan. Besarnya
tergantung pada jenis dan tujuan latihan, latihan
sebaiknya dilakukan antara 70-85% dari denyut
jantung maksimal,untuk pemula dengan kesehatan
baik 70% dari denyut jantung maksimal sangatlah
menyenangkan. Antara 70-85% dari denyut
jantung maksimal adalah memasuki zona latihan
(Target Zone/Training Zone). 3).Time adalah durasi
yang diperlukan setiap kali berlatih atau lamanya
latihan sebaiknya dilakukan secara bertahap dan
untuk meningkatkan kebugaran paru-jantung dan
penurunan berat badan diperlukan waktu berlatih
20-60 menit.
Rahasia dari senam
Didalam tubuh kita terdapat banyak situasi
dimana terjadi ketidakseimbangan metabolik
khususnya jaringan-jaringan lemak. Ini dapat
dicegah antara lain dengan melakukan senam
aerobik. Dengan senam aerobik ini timbullah efek
fisiologis, mekanis dan psikologis yang
mendatangkan keadaan relaksasi, kurangnya rasa
sakit, berkurangnya beberapa jenis edema serta
bertambanhnya ROM (ring of motion),
meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan
kesehatan sistem kardiovaskuler, meningkatkan
kesehatan sistem saraf, otot dan tulang dan
meningkatkan daya tarik. Senam juga bisa
mengurangi lemak ditubuh. Bagi wanita senam
bukanlah untuk otot, tapi untuk menjaga tubuh dari
kegemukan dan kekendoran, beberapa manfaat dari
melakukan senam adalah sebagai berikut : 1).
Untuk menarik dan melembutkan tubuh.2).
Membentuk
tubuh
secara
keseluruhan.3).
Meningkatkan kekuatan otot dan keefisienan
jantung dan pembuluh darah.4). Meningkatkan
kekuatan muscular.5). Meningkatkan kefleksibelan
muscular (otot-otot besar).
Takaran Latihan Senam Aerobik
Keberhasilan mencapai kebugaran sangat
ditentukan oleh kualitas latihan yang meliputi:
tujuan latihan, pemilihan model latihan,
Dislipidemia
Dislipidemia merupakan suatu istilah yang
digunakan untuk menjelaskan keadaan /situasi
komposisi lipid darah dalam hitungan/satuan cc
(mg/dl) terhadap keadaan atau kadar normal yang
ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol dan
penurunan kadar HDL dalam darah seseorang.
Kolesterol terutama di sintesis di hati dan usus
halus di dalam sitoplas-ma dan mikrosom melalui 3
tahap (David,1987) yaitu : tahap 1- pembentukan
mevalonat dari asetil Ko-A, tahap 2- pembentukan
squalen dari mevalonat, dan tahap ke 3pembentuk-an kolesterol dari squalen.
Transport kolesterol dilaksanakan melalui 2
sistem dasar transpor kolesterol, yang meliputi,
pertama transpor kolesterol eksogen dan kedua
adalah transport endogen. Transport eksogen
dimulai dari pengangkutan lemak dalam makanan
pasca pencernaan akan diabsorbsi dalam usus halus
dan ditranspor dalam bentuk kilomikron yang
terutama mengandung TG dan sejumlah kecil ester
kolesterol. Apolipoprotein utama dari kilomikron
adalah ApoB48. Setelah kilomikron masuk
kedalam sirkulasi darah, selanjutnya akan
menangkap Apo-E dan Apo-CII merupakan
kofaktor dari lipoprotein lipase (LPL, ensim yang
menghidrolisis TG menjadi asam lemak+gliserol),
akibatnya kadar TG menurun sehingga kilomikron
mengecil secara progresif menjadi remnant-
chylomicron (kilomikron-remnant) yang lebih
banyak mengandung ester-kolesterol. Selanjutnya
kilomikron-remnant akan masuk ke hati melalui
reseptor kilomikron-remnant yang difasilitasi oleh
Apo-E yang mempunyai afinitas tinggi terhadap
reseptor kilomikron-remnant ,sistem kedua adalah
transpor kolesterol endogen, dimana VLDL
disekresi oleh hati ke sirkulasi darah, kaya akan TG
dan mengandung Apo-B100, Apo-E dan Apo-Cs.
Di dinding kapiler sel otot dan jaringan lemak
VLDL ini akan mengalami lipolisis oleh
lipoprotein lipase, akibatnya akan terbentuk
partikel VLDL-remnant yang kaya akan esterkolesterol, sedangkan TG dan Apo-E menurun.
Selanjutnya VLDL-remnant dan reseptor LDL,
sebagian VLDL-remnant akan di hidrolisis oleh
hepatic lipase (HL) dan terbentuklah LDL, melalui
proses endocytosis diambil oleh hati dan jaringan
perifer melalui peran reseptor LDL, sedangkan sisa
LDL akan diabsorbsi oleh jaringan melalui reseptor
lain (reseptor non-LDL), yaitu scavenger-receptor
(reseptor pemberantas).(Crouse SF.1997)
Partikel HDL disintesis dihati dan usus
halus, dalam bentuk diskoid yang belum
mengandung TG didalam intinya, partikel ini
disebut nascent-HDL yang terdiri dari dua lapis
fosfolipid, apolipoprotein dan beberapa kolesterol
yang belum teresterifikasi. Setelah masuk dalam
plasma, partikel HDL akan masuk ruang intersisial
dan mengikat permukaan fibroblas, sel endotel, sel
otot polos dan makrofag .Selanjutnya HDL akan
mengambil kolesterol bebas dari sel ini, kemudian
akan mengalami esterifikasi yang memerlukan
peran dari enzim Lechitin-Cholesterol-AcylTransferase (LCAT) dan membawanya pada inti
HDL. Akumulasi terus menerus dari esterkolesterol ini akan mengubah bentuk HDL yang
semula diskoid menjadi sferis yang makin lama
makin besar. Selanjutnya sebagian besar esterkolesterol ini ditransfer ke kilomikron dan VLDL
oleh Cholesterol-Ester-Transfer-Protein (CETP).
(Marks DB.2000).
Senam Aerobik sebagai Latihan Fisik dan
Dislipidemia.
Latihan senam aerobik dengan formula
program latihan yang memadai lengkap dengan
komposisi durasi, frekuensi, intansitas dan timing
latihan merupakan salah satu modulasi
nonfarmakologis dalam pengelolaan gangguan
lipid darah (dislipidemia). Latihan senam aerobik
sebagai latihan fisik yang dilaksanakan sesuai
dengan
prinsip-prinsip
latihan
dapat
mengembalikan keadaan yang menyimpang
menjadi normal kembali. Pengaruh latihan fisik
pada kesegaran jasmani maupun ketahanan tubuh
dapat positif, negatif atau tidak berpengaruh, sangat
tergantung dari intensitas, durasi dan frekuensi
latihannya. (Jeyaamalar, 1994).
Program latihan fisik yang benar harus
direncanakan
secara
matang
dengan
memperhatikan sistem energi kimia (adenosin
triphosphate, ATP) yang digunakan. Menurut Fox
(1993) pembentukan ATP terjadi melalui tiga
sistem : 1) Sistem ATP-PC (phosphagen system),
2) Sistem glikolisis anaerobik (Lactic acid system)
dan 3) sistem aerobik (aerobic system).
Dari sudut pandang ilmu kepelatihan
(choaching) senam aerobik merupakan kelompok
latihan aerobik yang menggunakan sistem aerobik
sebagai sistem energi utama. Secara umum
pengertian latihan aerobik adalah program olahraga
yang berlangsung lama dengan intensitas yang
rendah. Latihan aerobik merupakan istilah yang
digunakan atas dasar sistem energi utama (predominan energy system) yang dipakai oleh aktivitas
fisik tertentu (Fox, 1993). Hal ini juga berkaitan
erat dengan aktivitas atau latihan yang dilakukan
dengan adanya oksigen, yaitu adanya kemampuan
pada yang bersangkutan untuk menggunakan
oksigen yang cukup dalam memenuhi kebutuhan
pada waktu latihan olahraga (Shangold and Mirkin,
1988).
Pada latihan senam aerobik, sistem oksigen
merupakan sumber energi pre-dominan. Latihan ini
merangsang kerja jantung, pembuluh darah dan
paru. Jantung akan menjadi lebih kuat memompa
darah dan lebih banyak dengan denyut yang makin
berkurang. Persediaaan darah yang disalurkan
keseluruh jaringan tubuh bertambah dan volume
secara keseluruhan meningkat. Sedangkan paru
memproses udara lebih banyak dengan usaha yang
lebih kecil (Fox, 1993). Pada manusia latihan fisik
aerobik dapat dibedakan berdasarkan durasi latihan
(bagian penting dalam penyusunan program
latihan) yang merupakan komposisi lamanya
latihan serta cara pelaksanaannya, yaitu: latihan
yang terus menerus, latihan interval dan latihan
fartlek -latihan dengan bermain-main kecepatan
(Hazeldine, 1989).
Latihan senam aerobik digolongkan dalam
latihan secara terus menerus yang mempertahankan
kegiatan dengan waktu 5 menit atau lebih, dan
dapat dikatagorikan dalam latihan untuk waktu
lama, hal mana menjadi patokan dalam penentuan
durasi latihan yang terdiri dari 30menit per-latihan,
40 dan 50 menit per-latihan atau program-program
dengan durasi lebih lama pada tiap-tiap latihan.
Pada olahraga ini metabolisme energi yang bekerja
terutama adalah sistem metabolisme aerobik,
sedangkan bahan bakar yang digunakan terutama
adalah karbohidrat dan lemak (Pate, 1984). Untuk
ketahanan aerobik selain diperlukan jantung dan
paru untuk mengangkut oksigen yang banyak maka
kemampuan sel untuk menggunakan oksigen juga
lebih tinggi. Dalam aktivitas aerobik persediaan
lemak diotot harus ditingkatkan. Untuk
meningkatkan lemak dalam otot diperlukan latihan
aerobik yaitu dengan beban ringan untuk jangka
waktu yang lama.
Latihan juga harus memenuhi frekuensi
latihan cukup dalam arti berapa kali latihan
dilakukan per minggu, dan lama latihan adalah
berapa bulan atau berapa minggu program latihan
dijalankan serta berapa lama latihan dilakukan
setiap kali latihan (Bompa, 1994). Intensitas
frekuensi dan lama latihan saling terkait dan
mempengaruhi, bila intensitas tinggi (85%
V02max) lama latihan boleh 12-15 menit,
sebaliknya bila intensitas rendah maka waktu
latihan harus lama (15-60 menit). Pollock (1987)
mengemukakan bahwa untuk meningkatkan daya
tahan aerobik cukup 15-60 menit secara kontinyu.
Secara
deskriptif
berdasarkan
hasil
penelitian yang telah dilakukan terdahulu, maka
latihan yang dilakukan dengan menggunakan
prinsip-prinsip latihan yang benar akan
memberikan pengaruh dan adaptasi biologis yang
baik terhadap tubuh. Apabila suatu latihan
dilakukan sesuai denga prinsip - prinsip dasarnya,
akan dapat meningkatkan kualitas fisik.Akan
terjadinya perubahan-perubahan yang baik
terhadap tubuh, antara lain; perubahan kimia,
perubahan pada sistem kardio-respiratory,
perubahan serabut otot dan lain sebagainya (Fox,
1993). Perubahan-perubahan yang terjadi secara
umum meliputi: 1) perubahan kimia, 2)
peningkatan volume sekuncup, 3) peningkatan
volume semenit, 4) peningkatan volume darah dan
hemoglobin, 5) pengaruh pada tingkat seluler,
latihan senam aerobik yang dilakukan secara benar
dapat mempengaruhi struktur mikroskopik dan
susunan biokimia tubuh, meningkatkan jumlah
myoglobin, meningkat-kan kapasitas oksidasi
karbohidrat dan lemak, meningkatkan jumlah dan
diameter mitokondria, meningkatkan berbagai
aktifitas ensim yang diperlukan untuk siklus Kreb
(creb cycle) dan transfer elektron serta ensim untuk
lipolisis (Fox,1988), dan secara khusus dapat
berpengaruh pada perubahan lipid darah.
Menurut Nielson (1980) peningkatan kadar
HDL-kolesterol pada latihan fisik disebabkan
adanya peningkatan aktifitas LPL, sehingga terjadi
peningkatan katabolis-me lippprotein yang kaya
akan TG, sehingga mempercepat pemindahan
komponen-komponen bagian permukaan dari
lipoprotein ke HDL. Peningkatan kadar HDL
akibat latihan di sebabkan adanya penggunaan
lemak sebagai sumber energi, sehingga terjadi
penurunan TG dan VLDL yang akhirnya
menyebabkan HDL meningkat, adanya penurunan
aktifitas hepatic lipase (HL) dan peningkatan
aktifitas LCAT. Juanita (1993) dalam laporan
penelitian mengemukakan adanya beberapa teori
yang mencoba menerangkan mekanisme terjadinya
peningkatan HDL-kolesterol darah akibat latihan
fisik : (1) Latihan fisik akan meningkatkan aktifitas
ensim LPL pada jaringan otot dan jaringan otot dan
jaringan lemak, yang mengakibatkan katabolisme
VLDL meningkat, sehingga akhirnya akan
meningkatkan kadar HDL dalam plasma, karena
komponen hasil katabolisme VLDL merupakan
salah satu pembentuk HDL; (2) Latihan fisik akan
menurunkan aktifitas ensim Hepatic-Trigliseridahidrolase dalam hati, sehingga menghambat
katabolisme HDL.
Pengabdian ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya dislipidemia dan meningkatkan
kebugaran tubuh. Tujuan khusus dari kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini adalah : 1).
Memberikan pengetahuan secara ilmiah tentang
masalah dislipidemia dan senam aerobik untuk
kesehatan yang menyangkut berbagai mekanisme
dalam tubuh dan efek yang ditimbulkan setelah
melakukan senam aerobik terhadap kebugaran
tubuh pada remaja puteri dan ibu rumah tangga. 2).
Memberikan ketrampilan kepada masyarakat
tentang berbagai bentuk senam aerobik yang dapat
dilakukan dalam kegiatan sehari-hari untuk
kesehatan.
Hasil pengabdian ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi remaja puteri dan ibu rumah tangga. Adapun
manfaat yang diharapkan adalah : 1). Peningkatan
produktifitas masyarakat. 2). Nilai tambah dari sisi
IPTEK. Metode praktis senam aerobik untuk
penanganan dislipidemia dan kebugaran tubuh
tidak lagi menjadi anggapan yang sulit untuk
dilakukan, dan setelah disederhanakan pemahaman
masyarakat terhadap senam aerobik menjadi lebih
mudah sebab telah lazim dilakukan oleh
masyarakat sekarang, terutama remaja dan ibu
rumah tangga.
METODE
Alternatif pemecahan masalah yang sesuai
dengan permasalahan, tujuan dan manfaat yang
diharapkan akan dilaksanakan sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan tentang keadaan yang
disyaratkan sebagai seorang yang mahir dan
mampu memimpin senam aerobik.
2. Memberikan pengetahuan dan peragaan tentang
berbagai bentuk senam aerobik, efek yang
ditimbulkan dalam melakukan senam aerobik
untuk pencegahan dislipidemia dan peningkatan
kebugaran tubuh pada ibu rumah tangga dan
remaja puteri.
3. Memberikan pengetahuan tentang cara
memilih, menggunakan, membedakan atau
mempersiapkan sarana dan perlengkapan senam
aerobik sebagai pencegahan dislipidemia dan
peningkatan kebugaran tubuh.
Luaran yang diharapkan dari kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini yaitu adanya
peningkatan kebugaran remaja puteri dan ibu
rumah tangga dalam upaya pencegahan
dislipidemia, yang didapatkan dari kegiatan
pembinaan dan penyuluhan senam aerobik melalui
penyampaian materi secara ceramah, demonstrasi
dan pemecahan masalah (problem solving). Peserta
diharapkan mampu menyusun koreografi gerakan
yang dinamis sesuai dengan aransemen musik yang
tepat untuk pencegahan dislipidemia dan
peningkatan
kebugaran
tubuh.
Kegiatan
dilaksanakan dengan menggunakan metode sebagai
berikut : 1).Metode Ceramah, yang disertai dengan
gambar untuk menyampaikan materi dan
menjelaskan kepada peserta tentang berbagai hal
yang berhubungan dengan dislipidemia dan senam
aerobik. 2). Metode Demonstrasi, dilakukan
dengan memperagakan berbagai gerakan dasar
senam aerobik. 3). Metode Pemecahan Masalah
(Problem Solving) digunakan secara kelompok
kecil untuk memecahkan masalah (pembuatan
koreografi) senam aerobik. 4).Metode Penugasan
diberikan dengan tujuan agar peerta mengulang dan
latihan mandiri secara berkelompok diluar kegiatan
yang telah terjadwal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
pada remaja puteri dan ibu rumah tangga di Kota
Semarang Provinsi Jawa Tengah, dilaksanakan
pada tanggal 18-19 juli 2009 (penyampaian materi
secara teori bertempat di Aula SD.Sambirejo 03,
Jl.Jolotundo 01 Gayamsari Semarang), tanggal 25
juli – 10 September 2009 (penyampaian Materi
Praktik/Demonstrasi senam aerobik dipimpin tim
pelaksana pengabdian bertempat di Sanggar Senam
Santa Anna, Jl.Kelud Raya No.19 J Semarang),
Pemeriksaan Dislipidemia pada peserta dilakukan
pada awal latihan (sebelum diberikan latihan
praktik dan akhir latihan saat selesai latihan praktik
saat evaluasi.
Dari 20 orang peserta yang hadir didapatkan
nilai rata-rata pre-test sebesar 6,35 dan nilai ratarata post-test 8,7 (meningkat 45%). Saat dilakukan
diskusi kelompok terdapat 1 kelompok yang
pemecahan
masalahnya
kurang sempurna
sedangkan saat melakukan demonstrasi koreografi
yang disusun, semua kelompok dapat menyajikan
dengan baik dan lancar. Saat dilakukan diskusi
langsung dengan pemakalah dan peserta, semua
peserta tampak antusias bertanya, kadang diantara
peserta sudah mulai dapat menjelaskan jawaban
pada temannya yang bertanya dan dapat
memberikan contoh dalam melakukan praktik
senam aerobik.
Selama pelaksanaan kegiatan, peserta
menunjukkan antusiasme yang cukup baik. Hal ini
karena peserta sebelumnya jarang bahkan ada yang
tidak pernah mengikuti kegiatan semacam ini.
Antusiasme peserta merupakan modal yang cukup
besar untuk mensukseskan kegiatan pengabdian ini.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi baik pretest maupun post-test, nilai rata-rata pre-test dari
peserta kegiatan sebesar 6,35 menunjukkan tingkat
pemahaman peserta kegiatan sedang terhadap
pengetahuan kesehatan terkait dengan pencegahan
dislipidemia dan peningkatan kebugaran tubuh
melalui senam aerobik.
Setelah mengikuti kegiatan pengabdian
dengan
menggunakan
metode
ceramah,
demonstrasi, pemecahan masalah dan penugasan,
ternyata tingkat pemahaman dan penguasaan
ketrampilan peserta terhadap pengetahuan
kesehatan terkait dengan pencegahan dislipidemia
dan peningkatan kebugaran tubuh melalui senam
aerobik menjadi meningkat. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai rata-rata setelah dilakukan post-test
adalah 8,7 (ada peningkatan sebesar 45%).
Pelaksanan pengabdian yang dilakukan bagi remaja
puteri dan ibu rumah tangga di Kota Semarang,
merupakan salah satu langkah awal untuk
meningkatkan kesadaran remaja puteri dan ibu
rumah tangga dalam upaya mencegah dislipidemia
dan meningkatkan kebugaran tubuh dengan
melakukan senam aerobik.
SIMPULAN DAN SARAN
masih memperhatikan durasi dan frekuensi
latihan yang cukup.
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan
hasil
pengabdian,
pembahasan dan dukungan tinjauan teoritik
diatas, dapat ditarik simpulan yang dirumuskan
secara singkat sebagai akhir / temuan dalam
pengabdian ini, sebagai berikut : 1). Sebelum
kegiatan pengabdian masyarakat, peserta
secara teoritik dan praktik berada dalam
kondisi sedang (rata-rata nilai pre-test
6,35).2).Setelah
kegiatan
pengabdian
dilaksanakan secara terprogram hasilnya
memberi perubahan secara signifikan pada
peningkatan kemampuan peserta terhadap
materi teori dan praktik, peserta secara teoritik
dan praktik meningkat dalam kondisi baik
(rata-rata nilai pos-test 8,7).3). Peserta
memiliki antusias yang cukup tinggi untuk
mengikuti kegiatan pengabdian ini. 4).
Program latihan senam aerobik memiliki
pengaruh yang bermakna terhadap profil lipid
darah dan secara khusus menyebabkan
penurunan kadar TC, TG dan LDL kolesterol
darah serta meningkatankan kadar HDL
kolesterol darah, yang ditengarai dapat
mencegah dislipidemia
Anwar TB. Pedoman deteksi, prevensi dan
tatalaksana
Dislipidemia
dalam
penanggulangan
penyakit
jantung
koroner, PERKI. e-USU Repository
Universitas Sumatera Utara 2004.
Brooks GA and Fahey TD, 1987. Exercise
Physiology : Human Bioenergytic and its
aplications, New York : John Willey and
Sons, pp: 33-87.
Bouchard. Administration of physical education
and atletic program. London. The CV
Mosby Company.1990.
Crouse
SF,
O'Brien
BC,
Grandjean
PW,et.al.Training intensity, blood lipids,
and apolipoproteins in men with high
cholesterol.
J.Appl
Physiology.1997;82:1:
270-277David
WM, 1996. Harper’s Review of
biochemistry, 22.th.Ed lange medical
publication, Singapore:249–252
Dalimartha.
Ramuan
Tradisional
Untuk
Pengobatan Kolesterol. PT. Penebar
Swadaya, Jakarta 2000 ;3;100
Debra GT. Aerobics teachers workbook. Merino
Lithographics Pty Ltd. FITLINK
Australia. 1992
Fox EL; Bower RW and Fose ML, 1993. The
physiological basis of pysical education
and athletics. New York: W. B. Sanders
college review of medical physiology
publishing. pp: 13-37, 243-281, 287-315.
Hazeldine R, 1989. Fitness for sport , Grewoos
Press, Melborough pp : 251-295.
Jeyaamalar R, 1994. Hyperlipidemia: Importance
and management. Med Digest. 12(3):113.
Marks DB, Smith CM. Metabolisme kolesterol dan
lipoprotein darah. Biokimia kedokteran
dasar. Sebuah pendekatan klinis. Jakarta.
Penerbit buku kedokteran EGC,
2000;518-530.
Nielsson EP; Garfinkel AS; Scholt MC, 1980.
Lipolitic enzymes and plasma lipoprotein
metabolism. Ann Rev Biochem, 49 : 667693.
Pate RR, 1993. Scientific foundation of coaching.
Philadelpia, USA: Saunders Company
publishing, 94-191.
Saran
Untuk
melakukan
program
pengelolaan profil lipid atau kolesterol darah
dengan latihan aerobik (senam aerobik),
khususnya pada remaja puteri dan ibu rumah
tangga hendaknya memperhati-kan dosis
latihan yang memadai, dan menghindari
pemaksaan diri (keluar dari konsep latihan
aerobik) sekaligus menjaga kemungkinan
tarjadinya akumulasi asam laktat dalam darah,
yang kurang menguntungkan terhadap
pembentukan HDL kolesterol dalam tubuh.
Disamping itu juga disarankan selalu
memperhatikan jumlah cairan tubuh yang
keluar selama latihan, sebab jika cairan keluar
terlalu banyak secara hematologis kurang
menguntungkan. Bila dengan intensitas rendah
pengeluaran keringat terlalu banyak, maka
intensitas latihan dapat diturunkan dengan
Pyke FS. Better coaching advanced coach’s
manual. Australia. Australia Coach
Council 1991
Pollock, 1987. Training for endurance. Sport Med
Sci Sport-Exerc, pp 320 -325.
Richard T, Cotton. Aerobic instructor manual: the
resource for fitness professional.
Goldstein. American Council on
Exercise.1993:199.
Shangold MM and Mirkin, 1988. Women and
Exercise: Physiology and sport medicine.
FA dayis Company, Philadelpia, pp. 146
- 149.
Sulistiyani. Terapi estrogen dan jantung koroner.
Harian Kompas, Minggu, 14 Januari
2006.
William MH. Nutrition for fitness and sport. Iowa.
Brown Publisher. 2005;19-48.
Download