RESIKO STROKE BERULANG DAN HUBUNGANNYA DENGAN

advertisement
RESIKO STROKE BERULANG DAN HUBUNGANNYA DENGAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA
Fadilla Nur Safitri1 Hana Rizmadewi Agustina1 Afif Amir Amrullah1
1
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Keluarga merupakan komponen penting dalam proses pemulihan seorang
pasien karena pengambilan keputusan untuk pasien stroke bergantung dari
pengetahuan dan sikap keluarga. Penelitian ini menggunakan desain desriptif
korelasi dengan sampel 59 orang memggunakan desain purpossive sampling.
Penelitian ini untuk melihat hubungan antara pengetahuan dan sikap keluarga
tentang perawatan di rumah pasien stroke dengan kejadian stroke berulang. Hasil
penelitian didapat yaitu sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup
dengan memiliki sikap yang tidak mendukung. Berdasarkan hasil uji spearman
rank dinyatakan bahwa tidak adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap
dengan kejadian stroke berulang. Dengan demikian pemberian informasi yang
bermanfaat tentang perawatan di rumah untuk pasien stroke seharusnya dimulai
sejak masa rawat inap.
Kata kunci: keluarga, pengetahuan, perawatan di rumah, sikap, serangan ulang,
stroke.
ABSTRACT
Family is an important component during patient’s recovery because
Their decisions for stroke patients are depend on knowledge and attitudes from
their family themselves. This research used correlative descriptive design with 59
participants using purpossive sampling method. This study aimed to find the
relation between knowledge and attitudes of family members toward stroke
treatments at home with recurrent stroke and rehospitalized. The results showed
that most of family members had fair knowledge, with most of them are
unfavourable toward stroke treatments at home. Based on spearman rank test, it
was discovered that there was no correlation between knowledge and attitudes of
family members toward stroke treatments at home with recurrent stroke and
rehospitalized. Therefore more appropiate information regarding homecare for
stroke client should be provided starting from hospitalization.
Keywords: attitude, family, homecare, knowledge, recurrent stroke, stroke.
Fadilla Nur Safitri
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email: [email protected]
1
PENDAHULUAN
Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak secara tiba-tiba,
dan merupakan keadaan yang timbul karena gangguan peredaran darah di otak
yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian (Brunner & Suddarth, 2002).
Stroke merupakan masalah neurologik primer yang ada di dunia.
Sedangkan Indonesia sendiri merupakan negara dengan jumlah penderita stroke
terbesar di Asia. Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang
mematikan setelah jantung dan kanker. Rendahnya kesadaran akan faktor risiko
stroke, kurang dikenalinya gejala stroke, belum optimalnya pelayanan stroke dan
ketaatan terhadap program terapi untuk pencegahan stroke ulang yang rendah
merupakan permasalahan yang muncul pada pelayanan stroke di Indonesia.
Keempat hal tersebut berkontribusi terhadap peningkatan kejadian stroke baru,
tingginya angka kematian akibat stroke, dan tingginya kejadian stroke ulang di
Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2008).
Dalam menekan angka stroke berulang, hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah mengetahui faktor risiko dan melakukan upaya-upaya, baik dalam
memodifikasi gaya hidup, menjalani terapi yang diperlukan dan yang tidak kalah
penting adalah melakukan pemeriksaan yang dapat memberikan informasi optimal
faktor risiko yang dimiliki seseorang untuk terjadinya stroke ataupun stroke
berulang. Serangan stroke ulang masih sangat mungkin terjadi dalam kurun waktu
6 bulan pasca serangan stroke yang pertama. Seorang yang menderita stroke
umumnya akan kehilangan sebagian atau seluruh fungsi tubuh tertentu. Suplai
Fadilla Nur Safitri
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email: [email protected]
2
darah yang sempat terhenti inilah yang menyebabkan tubuh tidak lagi berfungsi
dengan baik. Sehingga pasien stroke sangat bergantung pada orang-orang
disekitarnya, khususnya keluarga yang merupakan orang terdekat mereka.
Keluarga merupakan komponen penting dalam proses pemulihan seorang pasien
karena keluargalah yang paling mengetahui kondisi kesehatan pasien dan menjadi
bagian penting dalam proses pemulihan (Videbeck, 2001).
Keluarga sangat berperan dalam fase pemulihan ini, sehingga sejak awal
perawatan keluarga diharapkan terlibat dalam penanganan penderita (Mulyatsih,
2008). Pengambilan keputusan untuk tindakan kesehatan pada pasien stroke
bergantung dari sikap dan pengetahuan keluarga pasien stroke sendiri.
Rumah Sakit Al Islam Bandung merupakan rumah sakit dimana kasus
penyakit stroke termasuk ke dalam kelompok penyakit-penyakit dengan angka
tertinggi yang ditemukan dirumah sakit tersebut. Angka rawat inap dengan kasus
stroke cenderung meningkat tiap bulannya. Rumah Sakit Al Islam sendiri telah
memiliki pelayanan keperawatan unit hospital home care yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan berbasis home care untuk masyarakat. Berdasarkan studi
pendahuluan di Rumah Sakit Al Islam Bandung diketahui angka penderita stroke
yang tercatat pada tahun 2011 sebesar 2643 pasien, dengan data rawat jalan
sebesar 2245 pasien dan rawat inap 398 pasien. Ditemukan 5 dari 8 pasien rawat
inap umum lantai 3, 4 dan 5 di Rumah Sakit Al Islam Bandung merupakan
penderita stroke ulang. Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota keluarga
pasien stroke yang peneliti lakukan pada tanggal 18 januari 2012, diketahui bahwa
beberapa dari keluarga pasien mengenali stroke sebagai penyakit saraf yang akan
mengganggu kebutuhan gerak pasien. Namun, masih ada dari keluarga pasien
Fadilla Nur Safitri
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email: [email protected]
3
masih menganggap stroke merupakan penyakit tua dan menganggap yang
diterima pasien di Rumah Sakit sudah dapat menjamin kesembuhan total pada
pasien sampai pada akhirnya pasien diijinkan untuk pulang. Beberapa anggota
keluarga pasien juga mengatakan mereka jarang membantu pasien untuk
melakukan gerakan fisik di rumah, tidak terlalu mengerti makanan seperti apa
yang seharusnya dihindari, dan karena banyaknya kesibukan, keluarga terkadang
lalai untuk mengantar pasien untuk kontrol ke rumah sakit. Sikap keluarga dalam
memberikan perawatan pada pasien yang dilatarbelakangi oleh minimnya
pengetahuan yang mereka punya tentang penyakit stroke serta perawatannya
inilah yang nantinya memberikan kemungkinan terjadinya serangan stroke ulang.
Dari data inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan
pengetahuan dan sikap keluarga tentang perawatan di rumah dengan kejadian
serangan ulang pasien stroke.”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan
dan sikap keluarga tentang perawatan di rumah dengan kejadian serangan ulang
atau rawat ulang pada pasien stroke di Rumah Sakit Al-Islam Bandung.
Kegunaan dari penelitian ini agar dapat menjadi masukan atau bahan
informasi dan evaluasi mengenai managemen perawatan untuk pasien stroke
terutama yang berkaitan dengan pengetahuan dan sikap keluarga pasien untuk
perawatan di rumah.
Fadilla Nur Safitri
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email: [email protected]
4
METODE PENELITIAN
Peneliti menggunakan desain desriptif korelasi. Hal ini digunakan untuk
melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala yang lain, atau variabel yang
satu dengan variabel yang lain (Notoatmodjo, 2010).
Variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu, variabel
independen untuk pengetahuan dan sikap keluarga tentang perawatan di rumah
untuk pasien stroke dan variabel terikat untuk kejadian serangan ulang atau rawat
ulang pasien stroke di Rumah Sakit Al Islam Bandung.
Dalam penelitian ini, subjek yang dijadikan sebagai populasi adalah
seluruh pasien stroke di Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Populasi yang didapat
dari data Rumah Sakit selama 4 bulan terakhir adalah 140 pasien. Pengambilan
sampel menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kekeliruan 0,1 sehingga
didapatkan hasil sejumlah 59 responden
Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling.
Adapun kriteria yang diambil adalah merupakan anggota keluarga dari pasien
stroke ulang (≥ 2x serangan), merupakan anggota keluarga besar dari pasien,
merupakan anggota keluarga yang merawat pasien dirumah, anggota keluarga
berusia minimal 18 tahun (dewasa), dan bersedia menjadi responden.
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini
adalah kuesioner yang dibagi menjadi tiga bagian pertanyaan yaitu, bagian
pertama untuk mengidentifikasi karakteristik responden dan pasien stroke, bagian
kedua berkaitan dengan pengetahuan keluarga pasien tentang perawatan di rumah
untuk pasien stroke dan bagian ketiga berkaitan dengan sikap dalam melakukan
perawatan di rumah untuk pasien stroke.
Instrumen ini dibuat sendiri oleh
Fadilla Nur Safitri
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email: [email protected]
5
peneliti, sebelum dipakai instrumen ini telah dilakukan Uji construct validity
dengan menggunakan rumus korelasi pearson product moment pada 12 anggota
keluarga pasien stroke di Rumah Sakit Al-Islam Bandung didapatkan hasil untuk
instrumen sikap terdapat 8 pertanyaan yang tidak valid dan 22 pertanyaan yang
valid dengan rentang hasil r hitung 0,30 sampai 0,79 dari 30 pertanyaan yang ada.
Seluruh 8 pertanyaan yang tidak valid di konsultasikan ulang dan diputuskan
untuk merubah redaksi pertanyaan dan setelah itu dapat langsung digunakan untuk
penelitian.
Sedangkan
untuk
penghitungan
reliabilitas
dilakukan
dengan
menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach dengan hasil uji reliabilitas yang
didapat adalah sebesar sebesar 0,7165. Maka instrumen dinyatakan reliabel dan
dapat digunakan untuk penelitian.
Teknik analisa data yang digunakan untuk data sikap adalah dengan
menggunakan rumus T dengan kategori apabila nilai T  mean / median T maka
sikap keluarga dinyatakan mendukung dan apabila nilai T  mean / median T
maka sikap keluarga dinyatakan tidak mendukung. Sedangkan teknik analisa data
yang digunakan untuk data pengetahuan dengan keterangan hasil yang diberikan
berupa data persentasi untuk kategori baik dengan hasil presentasi 76% - 100%,
kategori cukup dengan hasil presentasi 60-75% dan kategori kurang dengan hasil
presentasi < 60 %. Untuk teknik uji statistik yang menentukan hubungan dua
gejala yang kedua-duanya merupakan skala ordinal yaitu teknis analisis Spearman
Rank Correlation dimana apabila Z hitung > Z tabel, maka Ho ditolak artinya ada
perbedaan yang signifikan dan apabila Z hitung < Z tabel, maka Ho diterima
Fadilla Nur Safitri
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email: [email protected]
6
artinya tidak ada perbedaan yang signifikan. Taraf signifikasi 5% dengan harga Z
tabel : Z0,475 : 1,96.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Univariat
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Keluarga (n=59)
Tingkat
F
%
Baik
5
8,47
Cukup
36
61.01
Kurang
18
30,50
Pengetahuan
Dari tabel diatas terlihat bahwa lebih dari setengah responden memiliki
pengetahuan yang cukup.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi sikap keluarga (n=59)
Sikap
F
%
Mendukung
26
44,06
Tidak Mendukung
33
55,93
Dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki
sikap yang tidak mendukung dalam melakukan perawatan di rumah untuk pasien
stroke.
Tabel 3 Distribusi pasien stroke berdasarkan kejadian serangan ulang/rawat ulang
(n=59)
F
2x
3x
4x
5x
Stroke
Jumlah
47
10
1
1
%
79,66
16.94
1,69
1,69
Fadilla Nur Safitri
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email: [email protected]
7
Berdasarkan tabel di atas sebagian besar pasien stroke setidaknya telah
mengalami 2 kali serangan.
Analisa Bivariat
Tabel 4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan hubungan pengetahuan dan
sikap keluarga tentang perawatan di rumah dengan kejadian serangan ulang/ rawat
ulang pasien stroke (N=59)
Variabel
Dependen
Variabel
Independen
Jumlah Serangan Ulang
Kategori
3x
%
4x
%
5x
%
p value
3 5%
29 49%
16 28%
2
6
2
3%
10%
3%
0
0
1
0
0%
2%
0
0
0
0
0%
0%
0,134
Mendukung 22 37%
Tidak
Mendukung 25 42%
3
5%
1
2%
0
0%
7
12%
0
0%
1
2%
Baik
Pengetahuan Cukup
Kurang
Sikap
2x
%
0,433
Berdasarkan tabel 6, setelah dilakukan analisis untuk hubungan antara
pengetahuan dan dengan kejadian serangan ulang menggunakan uji Spearman
Rank Correlation didapatkan p value 0,433 dan 0,134 secara statistik karena p
value keduannya > α (0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara pengetahuan dan sikap keluarga tentang perawatan di rumah
dengan kejadian serangan ulang atau rawat ulang pasien stroke.
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Perawatan di Rumah
dengan Kejadian Serangan Ulang/ Rawat Ulang Pasien Stroke
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dan sikap keluarga tentang perawatan di rumah dengan
kejadian serangan ulang atau rawat ulang pasien stroke. Dalam penelitian ini,
didapatkan hasil bahwa sebagian besar dari responden yang merupakan keluarga
Fadilla Nur Safitri
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email: [email protected]
8
dari pasien stroke memiliki pengetahuan yang cukup dan sikap yang tidak
mendukung dalam melakukan perawatan di rumah. Dalam penelitian ini, keluarga
memiliki pengetahuan yang kurang mengenai diet dan pantangan pasien stroke
serta kebutuhan gerak fisik. Hal ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Haghighi et al (2009) menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap keluarga
terhadap merupakan faktor resiko stroke yang paling penting. Dalam
penelitiannya, dikemukakan bahwa keluarga pasien stroke masih lalai dalam
melakukan pengontrolan hipertensi dan kebiasaan merokok yang dapat
menimbulkan terjadinya serangan stroke ulang. Bahkan beberapa respondennya
ditemukan memiliki sikap yang tidak tepat dalam melakukan perawatan di rumah
bagi pasien stroke. Mereka juga mempercayai bahwa perawatan untuk pasien
stroke merupakan hal sulit dan mahal untuk dilakukan.
Dalam penelitian ini didapatkan data bahwa sebagian besar pasien stroke
telah mengalami setidaknya 2 kali serangan stroke yaitu sebanyak 47 orang
(79,66%). Seperti yang telah dikemukakan oleh Junaidi (2011) bahwa kejadian
stroke ulang bergantung pada jenis stroke awal, usia, penyakit terkait, dan faktor
resikonya, serta kurun waktu kejadian dari stroke sebelumnya. Dalam 6-12 bulan
pasca serangan stroke yang pertama, 1 dari 10 orang bisa terkena serangan stroke
yang kedua. Ini berarti bahkan walaupun dengan pengetahuan cukup yang telah
dimiliki oleh sebagian besar keluarga responden, kejadian serangan ulang pada
stroke tetap tidak terhindari.
Serangan stroke ulang pada umumnya berakibat lebih fatal dibandingkan
dengan serangan yang pertama. Menurut penelitian Xu et al (2006), serangan
stroke ulang pada satu tahun pertama pascastroke dijumpai sebanyak 11,2%
Fadilla Nur Safitri
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email: [email protected]
9
kasus. Pada penelitian Xu ini, serangan ulang disebabkan oleh kegagalan dalam
mengontrol faktor resiko, khususnya pengendalian terhadap hipertensi dan
kebiasaan merokok. Penelitian lain yang dilakukan oleh Leira et al (2004),
menyatakan bahwa gangguan pada irama jantung dan tekanan darah tinggi
berhubungan dengan kejadian serangan ulang pada stroke. Salah satu cara
pengontrolan hipertensi adalah dengan memilah makanan yang akan dikonsumsi
agar kandungannya tidak memperburuk tekanan darah pasien. Pada penelitian ini,
sikap terhadap diet dan pantangan untuk pasien menunjukan bahwa sebagian
besar keluarga pasien sudah memiliki sikap yang mendukung tetapi justru
memiliki pengetahuan yang kurang pada aspek tersebut. Menurut Pinzon (2010),
rutin melakukan kontrol, melakukan diet seimbang, melakukan gerakan fisik yang
teratur dan berhenti merokok dapat mencegah terjadinya serangan berulang pada
pasien stroke. padahal dalam penelitian ini, keluarga pasien memiliki pengetahuan
yang kurang pada aspek rehabilitasi untuk pasien stroke. Dari penelitian ini
didapatkan hasil bahwa pengetahuan dan sikap tidak berhubungan dengan
kejadian serangan ulang/ rawat ulang pasien stroke. Hal ini mungkin disebabkan
karena pengetahuan dan sikap keluarga bukanlah faktor utama yang menimbulkan
serangan berulang pada kasus stroke.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 59 orang
keluarga pasien stroke yang berkunjung ke poli syaraf RS Al-Islam Bandung,
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari keluarga pasien memiliki
pengetahuan yang cukup tentang pengertian, penyebab dan gejala yang
Fadilla Nur Safitri
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email: [email protected]
10
ditimbulkan dari penyakit stroke tetapi sebagian besar diantaranya juga memiliki
pengetahuan yang kurang tentang diet, pantangan dan rehabilitasi stroke.
Sementara itu sebagian besar keluarga pasien stroke memiliki sikap yang
cenderung tidak mendukung dalam melakukan perawatan di rumah untuk pasien
stroke yaitu sebesar 55,93% dari jumlah responden. Kondisi seperti ini dapat
menimbulkan konsekuensi berupa kecenderungan berperilaku negatif dalam
upaya pencegahan terjadinya serangan ulang pada pasien stroke. Dari hasil
distribusi responden untuk menemukan adanya keterkaitan didapatkan hasil
bahwa tidak ada hubungan diantara kedua hal tersebut dengan kejadian serangan
ulang yang terjadi pada pasien stroke.
SARAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi yang dapat
bermanfaat dan dijadikan bahan rekomendasi serta evaluasi dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal kepada pasien stroke sehingga dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien stroke
selama menjalani masa perawatan. Adapun pemberian informasi yang diberikan
dapat melalui program discharge planning khusus untuk pasien rawat inap saat
persiapan untuk keluar rumah sakit, penyediaan booklet atau leaflet berisikan
informasi tentang stroke yang dapat diambil di ruang tunggu, dan diadakannya
penyuluhan berkala tentang perawatan untuk pasien stroke di rumah.
Fadilla Nur Safitri
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email: [email protected]
11
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan artikel ini tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan, dorongan, maupun saran dari berbagai pihak.
Untuk itu, izinkanlah penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Direktur RS Al-Islam Bandung yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian di RS Al-Islam Bandung.
2. Dosen pembimbing lapangan, Ibu Idah Saparidah, S.Kep., Ners yang telah
banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian di RS Al-Islam.
3. Kepala Ruangan dan perawat di ruang rawat inap lantai 1,2, dan 3 serta ruang
poli saraf RS Al-Islam yang membantu penulis dalam melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Haghighi et al. 2009. Knowledge and attitude towards stroke risk factors, warning
symptoms and treatment in an iranian population. Available at Karger AG,
Basel http://www.karger.com/mpp.
Junaidi, Iskandar. 2011. Stroke, Waspadai Ancamannya.Yogyakarta: Andi Offset.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2008. http://www.depkes.go.id/.
(Diakses tanggal 16 januari 2012)
Leira, EC et al. 2004. Can we predict early recurrence in acute stroke?. Available
at US National Library of Medicine National Institutes of Health
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15218280.
Mulyatsih, Enny & Ahmad, Airiza. 2008. Stroke: Petunjuk Perawatan Pasien
Pasca Stroke Dirumah. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Pinzon, Rizaldy dan Asanti, Laksmi. 2010. AWAS STROKE! Pengertian, Gejala,
Tindakan, Perawatan, dan Pencegahan. Yogyakarta: Andi Offset.
Smeltzer, S. C., & Brenda G. B. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Volume 3.
Jakarta :EGC.
Videbeck, Sheila. 2001. Psychiatric Mental Health Nursing. United States of
America: Lippincott Williams & Wilkins.
Xu, Gelin et al. 2006. Recurrence After Ischemic Stroke In Chinese Patients:
Impacts of
Unconrolled Modifiable Risk Factors. Avaliable at
www.karger.com/ced.
Fadilla Nur Safitri
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email: [email protected]
12
Fadilla Nur Safitri
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jln. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email: [email protected]
13
Download