Patofis hipertensi

advertisement
Indra Primardiana
Gustian Anestesia
Hengki Farozi
Fahrurozi
Ardiansyah
Irfan Imam Taufik
Achmad Burhanuddin
M. Suhada Al-Kahfi
M. Anshar
Iwan Mahmud
M. Reza Ramadhani
M. Rafi’i
Pak Marto mengeluh pegal pegal di bagian
pundak serta pusing. Tekanan darahnya tinggi
150/90. Hasil pemeriksaan darah LDL 150 dan
HDL 70, trigliserid 200. Pasien menghendaki
obat paracetamol untuk pusingnya dan pegal
pegalnya.
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada
tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan
tekanan diastolic 120 mmHg
Kategori
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
Normal
Dibawah 120 mmHg
Dibawah 80 mmHg
Pre-Hipertensi
120-139 mmHg
80-89 mmHg
140-159 mmHg
90-99 mmHg
160 mmHg atau lebih
100 mmHg atau lebih
diatas 180 mmHg
diatas 110 mmHg
Stadium 1
Stadium 2
Hipertensi Mendesak
(tanpa disertai gejala
kerusakan organ)
Hipertensi maligna
(disertai gejala kerusakan 220 mmHg atau lebih
organ)
120 mmHg atau lebih
Faktor resiko yang dapat dikontrol :
1. Obesitas
2. Kadar lemak tubuh yang tinggi
3. Kurang olahraga
4. Kebiasaan merokok
5. Konsumsi garam yang berlebihan
6. Stres
7. Penggunaan jelantah
Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol:
1. Keturunan
2. Umur
3. Jenis kelamin
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang
spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan
cardiac output
atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi:
– Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan
eksresi atau transport Na.
– Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang
mengakibatkan tekanan darah meningkat.
– Stress Lingkungan.
– Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada
orang tua serta pelabaran pembuluh darah.
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf
simpatis yang diterukan ke sel jugularis. Dari sel
jugalaris ini bisa meningkatkan tekanan darah.
Apabila diteruskan pada ginjal, maka akan
mempengaruhi eksresi pada rennin yang
berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan
adanya perubahan pada angiotensin II
berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada
pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan
tekanan darah. Selain itu angiotensin II juga
dapat meningkatkan hormon aldosteron yang
menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut
akan berakibat pada peningkatan tekanan
darah.
Manifestasi klinis objektif :
– Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
– Suhu tubuh rendah
Manifestasi klinis subjektif :
– Epistaksis
– Sakit kepala
– Pusing / migrain
– Rasa berat ditengkuk
– Sukar tidur
– Mata berkunang kunang
– Lemah dan lelah
– Muka pucat
Download