PENYUSUNAN BAHAN AJAR KIMIA INOVATIF

advertisement
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.1, April 2015
PENYUSUNAN BAHAN AJAR KIMIA INOVATIF MATERI LAJU REAKSI
TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA SMA
1)
Ramlan Silaban, Bronika Septiani2), Wesly Hutabarat3)
2)
Alumni Prodi Magister Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana
1,3)
Dosen Jurusan Kimia dan Prodi Magister Pendidikan Kimia Pascasarjana
Universitas Negeri Medan
Email: [email protected]
Abstract
This study aimed to obtain innovative teaching materials chemistry integrated
character building on the subject of the reaction rate based curriculum, 2013. Form of
research was a descriptive study. This type of research was included in research and
development. Subjects were subject teaching materials reaction rate. Meanwhile, the
sample used in this study consists of 20 class XI chemistry teacher in the city of Medan.
The sample selection used purposive sampling technique. A publisher of teaching
materials was analyzed based curriculum in 2013 by professors and teachers. The results
of the analysis of a publisher of teaching materials based on the curriculum in 2013
gained an average of 2.54 was valid, meaning that it deserved and some of the contents
of teaching materials needed to be revised. Teaching materials that had been developed,
assessed by lecturers and teachers. Assessment was done in 2 ways, namely based
curriculum in 2013 and BSNP (National Education Standards Agency). The results of the
analysis based on the curriculum in 2013 gained an average of 3.60 was a valid means
very feasible to use and did not need to be revised. The results of the analysis based on
BSNP obtained, feasibility aspects of the content of 3.37 was valid, it meant very feasible
and did not need to be revised, language feasibility 3.39 was valid, it meant very feasible
and did not need to be revised, presenting the feasibility of 3.44 was valid, it meant very
feasible and did not need to be revised. Teaching materials that had been developed then
tested to students. Testing of students was done by using the 2 classes, experimental and
control classes. Against the experimental class students were given an innovative
chemistry teaching materials had been developed, while the control class using teaching
materials that had been there before. The average value of the normalized gain control
class was equal to 0.62, while the experimental class average value of the normalized
gain of 0.76.
Keywords: Teaching materials, Reaction Rate, Curriculum 2013
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bahan ajar kimia yang inovatif yang
terintegrasi pendidikan karakter pada subjek kurikulum laju reaksi berdasarkan 2013.
Bentuk penelitian adalah penelitian deskriptif. Jenis penelitian termasuk dalam penelitian
dan pengembangan. Subjeknya adalah laju reaksi bahan ajar subjek. Sementara itu,
sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 20 guru kimia kelas XI di Kota
Medan. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sebuah penerbit
bahan ajar dianalisis berdasarkan kurikulum pada 2013 oleh profesor dan guru. Hasil
analisis penerbit bahan ajar berdasarkan kurikulum tahun 2013 memperoleh rata-rata
2,54 berlaku, yang berarti bahwa itu pantas dan beberapa dari isi bahan ajar perlu
direvisi. Bahan mengajar yang telah dikembangkan, dinilai oleh dosen dan guru.
Penilaian dilakukan dengan 2 cara, yaitu berdasarkan kurikulum tahun 2013 dan BSNP
Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88)
78
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.1, April 2015
(Badan Standar Nasional Pendidikan). Hasil analisis berdasarkan kurikulum tahun 2013
diperoleh rata-rata 3,60 adalah sarana yang sah sangat layak untuk digunakan dan tidak
perlu direvisi. Hasil analisis berdasarkan BSNP diperoleh, aspek kelayakan isi 3,37
berlaku, itu berarti sangat layak dan tidak perlu direvisi, kelayakan bahasa 3,39 berlaku,
itu berarti sangat layak dan tidak perlu direvisi, menyajikan kelayakan 3,44 berlaku, itu
berarti sangat layak dan tidak perlu direvisi. Bahan mengajar yang telah disusun,
kemudian diuji untuk siswa. Pengujian siswa dilakukan dengan menggunakan kelas 2
kelas, eksperimen dan kontrol. Terhadap kelas eksperimen siswa diberi kimia inovatif
bahan ajar telah dikembangkan, sedangkan kelas kontrol menggunakan bahan ajar yang
sudah ada sebelumnya. Nilai rata-rata kelas kontrol gain yang dinormalisasi adalah sama
dengan 0,62, sedangkan nilai kelas eksperimen rata-rata gain yang dinormalisasi sebesar
0,76.
Kata kunci: Bahan pengajaran, kecepatan reaksi, kurikulum 2013.
A. Pendahuluan
Mutu pembelajaran menjadi rendah ketika pendidik hanya terpaku pada bahanbahan ajar yang konvensional tanpa ada kreatifitas untuk mengembangkan bahan ajar
tersebut secara inovatif.Namun berbeda halnya jika kita mempunyai keberanian untuk
melepaskan diri dari belenggu kemalasan dan mendobrak kebiasaan buruk itu dengan
berupaya secara kreatif menciptakan bahan ajar sendiri, yang lebih menarik, lebih
variatif, dan sesuai dngan konteks social budaya peserta didik, maka hal ini akan menjadi
upaya yang inovatif dan sangat baik. Dan ini pulalah yang menjadi salah satu langkah
penting untuk bisa memajukan kualitas pendidikan kita.Disamping itu, guru juga belum
menerapkan metode yang sesuai dengan materi kecepatan reaksi dan media yang belum
sesuai dengan materi kecepatan reaksi.
Selama ini proses pembelajaran masih menggunakan bahan ajar berupa buku teks,
maka disarankan agar menggunakan buku yang lebih aplikatif dalam proses
pembelajaran sehingga dapat membantu siswa untuk dapat memahami materi
pembelajaran dan siswa mampu mengaitkan pembelajaran yang diperoleh dengan
kehidupan nyata sehingga tidak hanya memperoleh nilai yang emmuaskan di kelas tetapi
siswa juga mampu mengapilkasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupannya (Harahap
2013). Agar bahan ajar yang digunakan dapat lebih apilkatif dan inovatif maka dapat
disusun materi yang dapat membuat siswa aktif belajar.
Inovasi pembelajaran dan inovasi integrasi pendidikan karakter di dalam buku
ajar akan dapat memberi peluang meningkatkan mutu pendidikan dan mengembangkan
karakter bangsa sesuai dengan budaya di Indonesia (Situmorang 2013). Inovasi
pembelajaran dalam bahan ajar berupa pemodelan dengan Problem Based Learning,
pendekatan scientific dan penambahan web link. Pendekatan scientific dapat dituangkan
dalam buku ajar kimia berupa pendekatan scientific dalam bentuk kegiatan ilmiah. Web
link disediakan untuk mempermudah siswa mengakses informasi yang terkait materi
yang akan atau telah dipelajari. Inovasi pembelajaran yang dituangkan dalam buku ajar
dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik, peningkatan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran menuju pembaruan (Folb, dkk:2011; Goto, dkk:2010).
Seiring dengan perkembangan kurikulum, pendayagunaan bahan ajar harus
ditingkatkan kualitasnya (Arlitasari, dkk., 2013). Bahan ajar mempunyai peran yang
sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar bermutu harus mampu
menyajikan materi ajar sesuai dengan tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta dapat menjembatani pembelajaran agar
Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88)
79
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.1, April 2015
kompetensi yang telah ditetapkan dapat tercapai (Situmorang, 2013). Di samping itu,
inovasi pembelajaran dan integrasi pendidikan karakter di dalam materi ajar dapat
memberi peluang meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan karakter baik
bangsa sesuai dengan budaya di Indonesia (Situmorang, 2013). Inovasi pembelajaran
yang dituangkan di dalam bahan ajar sangat penting sehingga dapat memberikan hasil
belajar lebih baik dan peningkatan kualitas lulusan dalam mengisi lapangan kerja
(Yusfani dan Situmorang, 2011; Situmorang, dkk., 2006; Folb, 2011; Goto, dkk., 2010;
Machtmes, dkk., 2009).
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru tentunya seringkali
menggunakan strategi pembelajaran yang beragam. Masing-masing strategi pembelajaran
tersebut menuntut keterampilan mengajar yang berbeda pula, bahkan sebagai guru harus
dapat
memahami
kondisi
dan
situasi
dari
masing-masing
kegiatan
pembelajaran.Sementara dengan memanfaatkan bahan ajar yang telah dirancang sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran, siswa diarahkan untuk menjadi pembelajaran yang aktif
karena mereka dapat membaca atau mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian pengembangan bahan
ajar kimia pada pokok bahasan laju reaksi sesuai dengan kurikulum 2013, dengan judul
penelitian “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Laju Reaksi Berdasarkan
Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter”. Adapun tujuan penelitian ini secara
umum adalah :
1. Memperoleh data bagaimana persepsiguru kimia atas buku-buku teks kimia yang
diterbitkan oleh beberapa penerbit yang dirujuk oleh pemerintah
2. Memperoleh bahan ajar kimia inovatif yang dikembangkan untuk SMA kelas XI
semester I yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013
3. Mengetahui apakah pengaruh dari penggunaan bahan ajar kimia inovatif untuk SMA
kelas XI semester I memberikan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan
siswa yang diajar tanpa menggunakan bahan ajar kimia inovatif.
4. Mengetahui seberapa besar efektivitas penggunaan bahan ajar kimia inovatif untuk
SMA kelas XI semester I terhadap hasil belajar kimia siswa
B. Metodologi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kota Medan, Sumatera Utara. Pemilihan Kota yang
dijadikan lokasi penelitian bersifat terbatas, melalui pertimbangan lokasi yang mudah
dijangkau oleh penulis. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 –
Februari 2015.
Populasi dalam penelitian semua guru kimia kelas X, XI, dan XII di Medan.
Subjek Penelitian adalah bahan ajar kimia pokok bahasan Laju Reaksi. Sampel dalam
penelitian adalah 20 orang guru kimia kelas XI yang telah mendapat pelatihan kurikulum
2013, memiliki kelayakan akademis S1 pendidikan kimia dan guru yang mengajar pada
sekolah yang mudah dijangkau oleh penulis. Pemilihan sampel dalam penelitian
menggunakan teknik purposive sampling (sampel dengan maksud). Purposive sampling
adalah pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja
yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang
diambil.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan dokumen
sebagai objeknya. Penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan (research and
development). Penelitian dan pengembangan (research and development) merupakan
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
produk tersebut (Sugiyono, 2010).
Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88)
80
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.1, April 2015
Prosedur penelitian dan pengembangan (Research and Development) meliputi
tahap sebagai berikut : (1) Menganalisis bahan ajar kimia; (2) Pengembangan bahan ajar
kimia SMA kelas XI semester 1 disesuaikan dengan kurikulum 2013; (3) Melakukan
inovasi; (4) Melakukan standarisasi; (5) Melakukan revisi; (6) Uji coba I produk; (7)
Revisi I produk; (8) Uji coba pemakaian; (9) Revisi II produk; (10) Menganalisis data.
Desain penelitian lebih lanjut diperlihatkan pada gambar 1.
Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88)
81
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.1, April 2015
Analisis Bahan Ajar Kimia
Pengembangan Bahan Ajar
Kimia Inovatif
Inovasi Bahan Ajar Kimia
Standarisasi oleh ahli dan guru
Revisi
Bahan ajar kimia SMA inovatif
Uji coba
Pre-test
Kelas eksperimen (menggunakan bahan ajar
kimia SMA inovatif)
Kelas kontrol (tanpa menggunakan bahan ajar
kimia SMA inovatif)
Post-test
Analisis data
Kesimpulan
Gambar 1. Design pembelajaran
Tahap persiapan dan pengembangan bahan ajar (deskriptif) digunakan dalam
penelitian awal untuk mengetahui potensi dan masalah, kemudian mengumpulkan
informasi data untuk perencanaan produk bahan ajar kimia pokok bahasan laju reaksi
yang akan dikembangkan, serta validasi produk oleh ahli (dosen) dan praktisi (guru)
untuk menentukan kelayakan isi dan kelayakan penyajian bahan ajar kimia pokok
bahasan ikatan kimia yang sedang dikembangkan. Tahap revisi adalah memperbaiki
bahan ajar yang telah dikembangkan setelah divalidasi. Tahap evaluasi sumatif adalah
tahap menguji keefektifitasan bahan ajar yang telah dikembangkan.
C. Hasil dan Pembahasan
Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88)
82
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.1, April 2015
Data yang dideskripsikan pada penelitian ini meliputi data analisis bahan ajar
kimia kelas XI penerbit Platinum bahasan laju reaksi berdasarkan kurikulum 2013.
Kemudian, analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013
dan BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Selain itu, juga dideskripsikan nilai
siswa pada pokok bahasan laju reaksi dengan dan tanpa bahan ajar yang telah
dikembangkan.
 Analisis bahan ajar kimia kelas XI penerbit Platinumpokok bahasan laju reaksi.
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap bahan
ajar penerbit Platinum oleh dosen dan guru. Hasil analisis bahan ajar tersebut
ditunjukkan pada gambar 2. berikut:
Gambar 2. Hasil analisis buku ajar platinum

Analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013
Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013
ditunjukkan pada gambar 3. berikut:
Gambar 3. Hasil analisis buku ajar yang telah dikembangkan
Berdasarkan BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan)
Analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan BSNP (Badan Standar
Nasional Pendidikan) meliputi aspek kelayakan isi, kelayakan bahasa dan kelayakan
penyajian. Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan adalah sebagai berikut:
1) Aspek kelayakan isi
Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan aspek kelayakan
isi ditunjukkan pada gambar 4. berikut:
Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88)
83
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.1, April 2015
Gambar 4. Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan pada aspek
kelayakan isi
2) Aspek kelayakan bahasa
Hasil analisis bahan ajar yang dikembangkan untuk aspek kelayakan bahasa
ditunjukkan pada gambar 5. berikut:
Gambar 5. Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan pada aspek
kelayakan bahasa
3) Aspek kelayakan penyajian
Hasil analisis bahan ajar yang dikembangkan untuk aspek kelayakan penyajian
ditunjukkan pada gambar 6. berikut:
Gambar 6. Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan pada aspek
kelayakan penyajian
Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88)
84
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.1, April 2015

Hasil Uji Coba Pemahaman Siswa terhadap Bahan Ajar yang telah dikembangkan
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
menggunakan bahan ajar kimia ini maka penelitian ini dilakukan di sekolah SMA
Katolik Tri Sakti. Penelitian ini melibatkan dua kelas, yang kelas eksperimen yang
diajarkan dengan menggunakan bahan ajar kimia inovatif yang dikembangkan dengan
kurikulum 2013 dan satu kelas kontrol yang diajarkan tanpa menggunakan bahan ajar
kimia inovatif.
Berhubung materi laju reaksi sudah diajarkan di sekolah namun berdasarkan data
nilai sumatif rata-rata siswa masih ada nilai dibawah ketuntasan yaitu rata-rata 5, maka
dilakukan uji terbatas dengan pembelajaran remedial. Adapun pembelajaran remedial
menggunakan metode diskusi dimana masing-masing kedua kelas siswa dibagi menjadi 5
kelompok.
Pembelajaran remedial merupakan suatu bentuk pembelajaran yang bersifat
mengobati, menyembuhkan, atau membetulkan pengajaran dan membuatnya lebih baik
dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang maksimal. Kegiatan remedial
(perbaikan) dalam proses pembelajaran merupakan salah satu bentuk kegiatan pemberian
bantuan yang berupa kegiatan perbaikan yang telah deprogram dan disusun secara
sistematis.
Diperoleh nilai rata-rata hasil belajar kimia pada siswa SMA Katolik Tri Sakti
yaitu kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan bahan ajar kimia inovatif dan
kelas kontrol yaitu kelas yang diajar tanpa menggunakan bahan ajar kimia inovatif.
Perolehan nilai rata-rata pretest di kelas eksperimen dan kontrol berturut-turut
adalah 34,72 dan 30,25. Perolehan nilai rata-rata posttest di kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah 85,00 dan 74,25.
Produk akhir dari penelitian ini adalah bahan ajar pokok bahasan ikatan kimia
berdasarkan kurikulum 2013 dan terintegrasi pendidikan karakter. Berdasarkan hasil
analisis terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan oleh dosen dan guru, didapatlah
hasil bahwa bahan ajar yang telah kembangkan valid, artinya sangat layak dan tidak perlu
revisi. Dimana berdasarkan kurikulum 2013 didapat rerata sebesar 3,65 adalah valid,
artinya sangat layak dan tidak perlu revisi. Sedangkan, berdasarkan BSNP didapat rereata
aspek kelayakan isi sebesar 3,42 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi,
kelayakan bahasa sebesar 3,39 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi,
kelayakan penyajian 3,45 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi. Untuk
menilai keefektifitas bahan ajar yang telah dikembangkan dilakukan uji coba pemahaman
terhadap siswa. Dari hasil uji coba pemahaman terhadap siswa terlihat bahwa hasil
belajar siswa meningkat dibandingkan menggunakan bahan ajar yang beredar.
Meningkatknya hasil belajar siswa, membuktikan bahwa bahan ajar yang telah
dikembangkan dapat menunjang pencapaian kompetensi dasar, indikator, bermakna
terhadap prestasi belajar dan memenuhi kriteria standar mutu (Labov, 2006; Gravagna,
2009; Hosler dan Boomer, 2011; Faster, dkk., 2010)
Dengan menggunakan 2 kelas sebagai sampel yang di perlakukan sebagai kelas
eksperimen dan kontrol, sebelum mengemplementasikan bahan ajar kimia inovatif laju
reaksi dapat diketahui bahwa pemahaman kedua kelas tersebut homogen yang dapat
diketahui dengan menggunakan Levene’s Test pada program SPSS dengan nilai
signifikan 0.241 > 0.05.
Dari data persen peningkatan hasil belajar data yang diperoleh 76% untuk kelas
ekperimen dan 62 % untuk kelas kontrol. Dari yang diperoleh terlihat bahwa kelas
eksperimen yang menggunakan bahan ajar kimia inovatif memiliki persen peningkatan
Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88)
85
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.1, April 2015
hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang tanpa
menggunakan bahan ajar kimia inovatif .
Dari sebaran angket yang diberikan kepada tim validator yaitu guru kimia dan dosen
rata-rata yang diperoleh untuk masing-masing analisis standar kelayakan isi, bahasa dan
penyajian yang diajukan kepada dosen dan guru kimia berturut-turut adalah 3,37; 3,39;
dan 3,44 yang berarti bahwa dosen dan guru kimia setuju dengan bahan ajar kimia
standar yang diajukan dan tidak perlu dilakukan revisi kembali. Hal ini meyakinkan
bahwa bahan ajr hasil pengembangan tergolong efektif dalam meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pengajaran kimia.
D. Penutup
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Buku ajar kimia yang diterbitkan oleh penerbit yang dirujuk pemerintah untuk
mengembangkan bahan ajar laju reaksi sudah layak namun masih perlu dikembangkan
materinya berserta strategi pembelajarannya.
2. . Urutan materi yang disusun dalam bahan ajar kimia SMA kelas XI semester I telah
sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013
3. Bahan ajar kimia inovatif yang dikembangkan untuk SMA kelas XI semester 1 telah
layak dan sesuai dengan kurikulum 2013. Hasil rata-rata yang diperoleh dari angket
yang diberikan kepada responden yaitu dosen dan guru untuk analisis standar
kelayakan isi, bahasa dan penyajian berturut-turut adalah adalah 3,37; 3,39; dan 3,44
yang menunjukkan bahwa dosen dan guru kimia setuju dengan bahan ajar kimia
inovatif standar vyang diajukan telah layak dan sesuai dengan kurikulum 2013.
4. Berdasarkan hasil analisis data di sekolah menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan
bahan ajar kimia inovatif SMAkelas XI semester 1berdasarkan kurikulum 2013
memberikan hasil belajar kimia yang lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar
siswa yang diajar tanpa menggunakan bahan ajar kimia inovatif dan diperoleh ratarata kelas eksperimen adalah 85,00 dengan persen peningkatan hasil belajar sebesar
76% dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 74,25 dengan persen peningkatan hasil
belajar sebesar 62%.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyan,
S.,
(2012),
Penelitian
Pengembangan
www.yekamath.wordpress.com aksesw Januari 2015
Amri, Sofan., dkk. (2011). Implementasi
Pembelajaran.PT.Prestasi Pustaka raya; Jakarta.
Dalam
Pendidikan
Pendidikan,
Karakter
Dalam
Anonim (2007). Mengenal Sumber Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Badan Standar Nasional Pendidikan., (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.
Badan Standar Nasional Pendidikan., (2006), Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus
dan Contoh Silabus SMA/MA,Departemen Pendidikan Nasional; Jakarta.
Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88)
86
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.1, April 2015
Bandono..
(2009).
Pengembangan
Bahan
Ajar.
[Online].
Tersedia:
http://bandono.web.id/2009/04/02/pengembangan-bahan-ajar [5 Desember 2014]
Buxton, C. A., dan Austin, P., (2003), Better Books, Better Teaching, Science and
Children, 41(2): 28-32.
Dick, W dan Carey, (2005), The Systemic Design Of Intructional 6th ed). New York:
Omegatype Typography, Inc
Diknas.(2004). Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Ditjen
Dikdasmenum; Jakarta.
Ekawarna, (2007), Mengembangkan buku ajar mata kuliah Permodalan Koperasi untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mahasiswa, Jurnal Makara Sosial
Humaniora, 11(1): 42-47
Folb, B.L., Wessel, C.B., danCzechowski, L.J., (2011), Clinical and academic use of
electronic and print books: the Health Sciences Library System e-book study at the
University of Pittsburgh, J Med Libr Assoc. 99(3): 218-228
Goto, K., Pelto, H., Pelleteir, D.L., dan Tiffany, J.S., (2010), “It Really Opened My
Eyes:” The Effects On Youth Peer Educators of Participating in an Action Research
Project, Human Organization. 69(2): 192-200 20(4): 967-977
Harahap, S.J., (2013), Pengembangan Buku Ajar Bioteknologi SMA Berbasis Literasi
Sains, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Medan.
Hendra, G,.(2013), PengembanganBuku Ajar Kimia Inovatif Untuk Kelas XI Semester 2
SMA/MA.Tesis, Program PascaSarjana; Medan.
Herdian, (2009), Model Pembelajaran NHT (Number Head Together).
Wordpress.http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22
Koes, H.S., 2012, Menbangun (sebagian) Karakter Pelajar Melalui Pendidikan Fisika,
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY ISSN: 0853-0823
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press:
Jogjakarta.
Rahardjo, S. B., (2014). Kimia Berbasis Eksperimen. PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri: Solo.
Rudzitis, G., (2003), Basic Principles Of The Secondary School Science Text Books
Development, Journal Of Science Education, 4(2): 89.
Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi
Pembelajaran Dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa, Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung 2013
Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88)
87
JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.12 No.1, April 2015
Suharta dan Luthan, P. L.A., 2013, Pengembangan Model Pembelajaran dan
Penyusunan Bahan Ajar dengan Pendekatan PAKEM PLUS untuk Meningkatkan
Hasil Belajar dan Menumbuhkembangkan Karakter Mulia Siswa dalam Pelajaran
Kimia di SMA, Universitas Negeri Medan; Medan.
Rudzitiz, G., 2003, Basic Principles of the Secondary Schoo Science Textbook
Development, Journal of Science Education 4: 89-92
Silaban, R .,Eddiyanto.dan Ratnawati, R.B. (2014). Analisis Pengembangan Buku Ajar
Kimia Kelas X Semester I SMK Farmasi Sesuai KTSP.Journal Pendidikan
Kimia.2014, (2), 1-10.
Silaban, R., Agustina, M., (2013), Application of an instructional model to improve
learning outcomes and communicative and self-confidence character’s on teaching
solution chemistry for XI grade Senior High School, Proceeding, International
Conference of the Indonesian Chemical Society (ICICS) 2013, Yogyakarta,
2013.ISBN : 978-0979-96595-4-5
Silaban, R., Damayanti C., (2014), The development of chemistry teaching model
through intergration of macromedia flash to problem base learning to improve
student learning outcomes on teacing Solution chemistry, Proceeding, International
Conference of the Indonesian Chemical Society (ICICS) 2014, Ambon
Situmorang, M., Siaga, M., dan Juniar, A., 2006, Efektivitas Inovasi Pembelajara untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Kimia Anlatik II,
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 13(1): 1-13
Sukmadinata, N.S., (2012), Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung
Supriyadi, D., 2001, Anatomi Buku Sekolah di Indonesia, Adi Cita Karya Nusa;
Yogyakarta.
Tarigan, HG., 1990, Pengajaran Keterampilan Membaca, Angkasa; Bandung.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Wignall, E., (2011), Teaching Defined, Online Teaching Redefined, On Teaching
Online: (http://www.onteachingonline.com.2011/09/teaching-defined-online-teachingredefined/diakses November 2014)
Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88)
88
Download