3.data spasial

advertisement
GEOGRAPHIC INFORMATION
SYSTEM
Tujuan Perkuliahan
• Pada akhir pertemuan ini, diharapkan
mahasiswa akan mampu memahami dan
menjelaskan:
– Konsep pemetaan, jenis peta dan teknik pemetaan
– Konsep data spasial
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM
KONSEP PEMETAAN
Geodesi
• Geodesi adalah cabang ilmu geosains (Ilmu Bumi)
• Teknik Geodesi mempelajari tentang bentuk dan ukuran bumi baik
di daratan maupun di lautan serta penggambaran rupa bumi atau
yang lebih dikenal dengan pemetaan.
• Geodesi juga merupakan cabang dari matematika terapan yang
melakukan pengukuran dan pengamatan posisi yang pasti dari titiktitik di muka bumi serta ukuran dan luas dari sebagian besar muka
bumi, bentuk dan ukuran bumi, dan variasi gaya berat bumi.
• Perkembangan teknologi komputer digital membuat Teknik Geodesi
berkembang ke arah Geomatika/Geoinformatika, yang mengacu
kepada pendekatan terpadu dari pengukuran, analisis, pengelolaan,
penyimpanan serta penyajian deskripsi dan lokasi dari data yang
berbasis muka bumi (umumnya disebut data spasial).
Peta (1)
• Kita umumnya mengenal peta sebagai gambar rupa muka bumi
pada suatu lembar kertas dengan ukuran yang lebih kecil.
• Rupa bumi yang digambarkan pada peta meliputi: unsur-unsur
alamiah dan unsur-unsur buatan manusia.
• Kemajuan dalam bidang teknologi yang berbasiskan komputer telah
memperluas wahana dan wawasan mengenai peta.
• Peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembar kertas, tetapi
juga penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisa dan
penyajiannya dalam bentuk dijital terpadu antara gambar, citra dan
teks.
• Peta yang terkelola dalam mode dijital mempunyai keuntungan
penyajian dan penggunaan secara konvensional peta garis cetakan
(hard copy) dan keluwesan, kemudahan penyimpanan, pengelolaan,
pengolahan, analisa dan penyajiannya secara interaktif bahkan real
time pada media komputer (soft copy).
Peta (2)
• Gambar rupa bumi diperoleh dengan melakukan
pengukuran-pengukuran pada dan di antara titik-titik di
permukaan bumi yang meliputi besaran-besaran: arah,
sudut, jarak dan ketinggian.
• Ada 2 metode pengukuran yang bisa dilakukan yaitu
– Pengukuran langsung di lapangan, biasa disebut pemetaan
teristris
– Pengukuran tidak langsung seperti cara fotogrametris dan
penginderaan jauh (remote rensing), disebut juga dengan
pemetaan ekstrateristris.
• Data hasil pengukuran diolah, dihitung dan direduksi ke
bidang datum sebelum diproyeksikan ke dalam bentuk
bidang datar menjadi peta.
Jenis Peta
• Jenis peta bisa dibagi berdasarkan:
– Isi
– Skala
– Penurunan dan penggunaan
Peta berdasarkan isinya (1)
• Peta hidrografi: memuat
informasi tentang
kedalaman dan keadaan
dasar laut serta informasi
lainnya yang diperlukan
untuk navigasi pelayaran.
• Peta jalan: memuat
informasi tentang
jejaring jalan pada suatu
wilayah
Peta berdasarkan isinya (2)
• Peta geologi: memuat informasi
tentang keadaan geologis suatu
daerah, bahan-bahan
pembentuk tanah dll. Peta
geologi umumnya juga
menyajikan unsur peta
topografi.
• Peta kadaster: memuat
informasi tentang kepemilikan
tanah beserta batas dll-nya.
• Peta irigasi: memuat informasi
tentang jaringan irigasi pada
suatu wilayah.
Peta Kadaster
Peta Irigasi
Contoh Peta Geologi
Peta berdasarkan isinya (3)
• Peta Kota: memuat
informasi tentang
jejaring transportasi,
drainase, sarana kota
dll-nya.
• Peta Relief: memuat
informasi tentang
bentuk permukaan
tanah dan kondisinya.
Peta berdasarkan isinya (4)
• Peta Teknis: memuat
informasi umum tentang
tentang keadaan permukaan
bumi yang mencakup
kawasan tidak luas. Peta ini
dibuat untuk pekerjaan
perencanaan teknis skala
1 : 10 000 atau lebih besar.
• Peta Geografi (peta dunia):
memuat informasi tentang
ikhtisar peta, dibuat
berwarna dengan skala lebih
kecil dari 1 : 1 000 000.
Peta berdasarkan skalanya (1)
• Skala peta menunjukkan ketelitian dan
kelengkapan informasi yang tersaji dalam peta.
• Peta skala besar lebih teliti dan lebih lengkap
dibandingkan peta skala kecil.
• Skala peta bisa dinyatakan dengan:
– persamaan (engineer's scale): contoh 1” = 100 meter
– perbandingan atau skala numeris (numerical or
fractional scale) atau skala fraksi: contoh 1 : 50.000, 1
cm di peta sama dengan 50.000 cm di permukaan
bumi
– grafis (graphical scale)
Peta berdasarkan skalanya (2)
• Peta kadaster, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 100
sampai dengan 1 : 5.000. Contoh: Peta hak milik tanah.
• Peta skala besar, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 :
5.000 sampai dengan 1: 250.000. Contoh: Peta topografi
• Peta skala sedang, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 :
250.000 sampai dengan 1 : 500.000. Contoh: Peta
kabupaten per provinsi.
• Peta skala kecil, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 :
500.000 sampai dengan 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Provinsi
di Indonesia.
• Peta geografi, yaitu peta yang memiliki skala lebih kecil dari
1 : 1.000.000. Contoh: Peta Indonesia dan peta dunia.
• Peta tanpa skala, kurang atau bahkan tidak berguna.
Skala Besar / Kecil?
Peta berdasarkan penurunan dan
penggunaan
• Peta dasar: digunakan
untuk membuat peta
turunan dan
perencanaan umum
maupun pengembangan
suatu wilayah. Peta dasar
umumnya menggunakan
peta topografi.
• Peta tematik: dibuat atau
diturunkan berdasarkan
peta dasar dan memuat
tema-tema tertentu.
Contoh Peta Tematik
Susunan Peta
Indeks Jawa dan Madura Skala 1 : 100 000 Menurut Badan Informasi Geogspasial
Nomor Lembar Peta (NLP)
31 Salatiga
32 Kudus
33 Pacitan
Penggunaan Simbol & Warna
• Supaya peta mudah dibaca dan dipahami, maka aneka
ragam informasi peta pada skala tertentu harus
disajikan dengan cara-cara tertentu, yaitu:
• Simbol: digunakan untuk membedakan berbagai
obyek, misalnya jalan, sungai, rel dan lain-lainnya.
Daftar kumpulan simbol pada suatu peta disebut
legenda peta.
• Warna: digunakan untuk membedakan atau
memerincikan lebih jauh dari simbol suatu obyek,
misalnya laut yang lebih dalam diberi warna lebih
gelap, berbagai kelas jalan diberi warna yang berbedabeda dll.
• Kumpulan simbol
dan notasi pada
suatu peta biasa
disusun dalam satu
kelompok legenda
peta yang selalu
disajikan dalam
setiap lembar peta.
• Unsur legenda peta
biasa dibakukan agar
memudahkan
pembacaan dan
interpretasi berbagai
peta oleh berbagai
pemakai dengan
berbagai keperluan.
Prinsip Kerja Pengukuran Peta (1)
• Prinsip kerja pengukuran untuk pembuatan peta adalah top down
from the whole to the part:
– Pertama membuat kerangka dasar peta yang mencakup seluruh
daerah pemetaan dengan ketelitian pengukuran paling tinggi
dibandingkan dengan pengukuran lainnya.
– Dilanjutkan dengan pengukuran-pengukuran lainnya yang diikatkan ke
kerangka dasar peta untuk mendapatkan bentuk rupa bumi yang
diinginkan.
• Berdasarkan konsep ini maka titik-titik pengukuran dikelompokkan
menjadi titik-titik kerangka dasar dan titik-titik detil.
• Titik kerangka dasar digunakan untuk rujukan pengikatan
(reference) dan pemeriksaan (control) pengukuran titik detil.
• Titik kerangka dasar pada beberapa aplikasi pemetaan biasa disebut
dengan Ground Control Point (GCP)
Kerangka Dasar Peta
seluruh daerah pemetaan dengan ketelitian pengukuran
paling tinggi dibandingkan dengan pengukuran lainnya
Kerangka Dasar Peta
Detail Peta
dilanjutkan dengan pengukuran-pengukuran
lainnya yang diikatkan ke kerangka dasar peta
untuk mendapatkan bentuk rupa bumi yang
diinginkan
Prinsip Kerja Pengukuran Peta (2)
• Pemetaan pada daerah yang
tidak luas, sekitar 37 km x 37
km, permukaan bumi yang
lengkung bisa dianggap datar.
• Sehingga data ukuran di muka
bumi sama dengan data di
permukaan peta.
• Tetapi bila pemetaan
mencakup kawasan yang lebih
luas, maka harus
diperhitungkan faktor
kelengkungan bumi, data
harus dipetakan menggunakan
bidang datum dan selanjutnya
ditransformasikan ke bidang
proyeksi peta.
Jenis Pengukuran
Pengukuran untuk pembuatan peta bisa
dikelompokkan berdasarkan cakupan elemen
alam, tujuan, cara atau alat dan luas cakupan
pengukuran
Berdasarkan alam
• Pengukuran daratan (land surveying):
antara lain
pengukuran topografi, untuk pembuatan
peta topografi, dan pengukuran
kadaster, untuk membuat peta kadaster.
• Pengukuran perairan (marine or
hydrographic surveying): antara
lainpengukuran muka dasar laut,
pengukuran pasang surut, pengukuran
untuk pembuatan pelabuhan dll-nya.
• Pengukuran astronomi (astronomical
survey): untuk menentukan posisi di
muka bumi dengan melakukan
pengukuran-pengukuran terhadap
benda langit.
Berdasarkan tujuan
Pengukuran teknik sipil (engineering
survey): untuk memperoleh data
dan peta pada pekerjaan-pekerjaan
teknik sipil.
Pengukuran untuk keperluan militer
(miltary survey).
Pengukuran tambang (mining survey).
Pengukuran geologi (geological
survey).
Pengukuran arkeologi (archeological
survey).
Berdasarkan cara dan alat
1. Pengukuran kerangka dasar:
triangulasi, polygon, GPS
Pengukuran Polygon
GPS
2. Pengukuran detil:
offset, tachymetri, meja lapangan, Aerial survey,
dan remote sensing
Remote Sensing
Pengukuran
Offset
theodolit
Pengukuran
Tachimetri
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM
DATA GEOGRAFI (DATA SPASIAL)
Data Spasial
• Terdapat dua model dalam data spasial, yaitu:
– model data raster, dan
– model data vektor.
• Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda,
selain itu dalam pemanfaatannya tergantung dari
masukan data dan hasil akhir yang akan
dihasilkan.
• Model data tersebut merupakan representasi dari
obyek - obyek geografi yang terekam sehingga
dapat dikenali dan diproses oleh komputer.
Data Raster (1)
• Model data raster mempunyai struktur data yang tersusun
dalam bentuk matriks atau piksel dan membentuk grid.
• Setiap piksel memiliki nilai tertentu dan memiliki atribut
tersendiri, termasuk nilai koordinat yang unik.
• Tingkat keakurasian model ini sangat tergantung pada
ukuran piksel atau biasa disebut dengan resolusi
• Model data ini biasanya digunakan dalam remote sensing
yang berbasiskan citra
• satelit maupun foto udara.
• Selain itu model ini digunakan pula dalam membangun
model ketinggian digital (DEM-Digital Elevatin Model) dan
model permukaan digital (DTM-Digital Terrain Model).
Data Raster (2)
80
1 cell
Width: 30 meter
Height: 30 meter
Nilai tiap cell dalam numerik
Data Vektor (1)
Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan,
model ini berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk
membangun obyek spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga
bagian lagi yaitu berupa titik (point), garis (line), dan area (polygon):
• Titik (point)
Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu
obyek. Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam
bentuk simbol baik pada peta maupun dalam layar monitor. Contoh :
Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan,dll.
• Garis (line)
Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik
dan merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan, Sungai,
dll.
• Area (Poligon)
Poligon merupakan representasi obyek dalam dua dimensi.Contoh :
Danau, Persil Tanah, dll.
Data Vektor (2)
Download