Document

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
korelasional. Hal tersebut dikarenakan penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui atau menguji hubungan antara dua variabel atau lebih. Seperti yang
dikatakan Suharsimi Arikunto (2010: 4) bahwa penelitian korelasional adalah
penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau
memanipulasi terhadap data yang memang sudah ada.
Penelitian ini bersifat kuantitatif karena data penelitian berupa angkaangka serta analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2008: 13). Penelitian ini
juga dikatakan korelasional karena di dalam penelitian ini mencari korelasi
antar variabel yakni keterampilan sosial dan resiliensi.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Salam yang beralamat
di Krapyak, Seloboro, Salam, Magelang. Pemilihan tempat ini dengan
pertimbangan bahwa siswa SMK Negeri 1 Salam merupakan bagian dari
remaja. Pada usia remaja minat terhadap pergaulan dengan lingkungan
sosialnya mulai berkembang pesat sehingga teori keterampilan sosial lebih
bisa diterapkan di usia remaja dibandingkan dengan usia anak TK, SD,
68
maupun SMP. Selain itu hasil wawancara peneliti dengan siswa SMK
Negeri 1 Salam menunjukkan bahwa sebagian besar siswa trauma akibat
bencana lahar dingin yang menerjang SMK Negeri 1 Salam sehingga
mempengaruhi hubungan sosial dengan orang lain. Oleh karena itu peneliti
ingin mengetahui tingkat keterampilan sosial dan resiliensi pada siswa kelas
XII di SMK Negeri 1 Salam pasca bencana lahar dingin Merapi.
2. Waktu
Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan April 2013 sampai
dengan penelitian selesai. Dalam waktu tersebut peneliti melakukan
pengumpulan data tentang keterampilan sosial dan resiliensi pada siswa
kelas XII di SMK Negeri 1 Salam.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Sutrisno Hadi (2001: 70) menjelaskan bahwa populasi adalah
seluruh individu yang akan dikenai generalisasi dari sampel-sampel yang
diambil dalam suatu penelitian. Hal tersebut senada dengan pendapat
Sugiyono (2006: 55) yang menjelaskan populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas subjek dan objek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
69
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Negeri 1
Salam tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 288 siswa. Jumlah populasi
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1. Distribusi Jumlah Populasi
No
Kelas
Jurusan
1
XII
Agribisnis Peternakan Unggas 1
2
XII
Agribisnis Peternakan Unggas 2
3
XII
Agribisnis Produksi Tanaman 1
4
XII
Agribisnis Produksi Tanaman 2
Agribisnis Produksi Sumberdaya
5
XII
Perairan 1
Agribisnis Produksi Sumberdaya
6
XII
Perairan 2
7
XII
Agribisnis Hasil Pertanian 1
8
XII
Agribisnis Hasil Pertanian 2
9
XII
Agribisnis Hasil Pertanian 3
10
XII
Agribisnis Hasil Pertanian 4
Jumlah
Jumlah Siswa
29 siswa
29 siswa
30 siswa
28 siswa
25 siswa
27 siswa
31 siswa
30 siswa
29 siswa
30 siswa
288 siswa
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 109) sampel adalah sebagian
dari populasi atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Suharsimi Arikunto
(2006: 112) menjelaskan jika populasi kurang dari 100, lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika
jumlah populasinya lebih dari 100, maka sampel yang diambil adalah 10-15
% atau 20-25% lebih. Berdasarkan pendapat tersebut maka peneliti
menetapkan 25% dari jumlah populasi sehingga sampel berjumlah 72 siswa.
Penentuan sampel tersebut menggunakan teknik proportional
random sampling. Proportional random sampling yaitu pengambilan
sampel secara random atau tanpa pandang bulu, sehingga semua individu
dalam tiap-tiap sub populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih
70
menjadi anggota sampel (Sutrisno Hadi, 2004: 83). Alasan peneliti
menggunakan teknik proportional random sampling karena agar setiap
kelas mempunyai wakil untuk menjadi anggota sampel. Dengan demikian
peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh
kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel.
Cara pengambilan sampel yaitu dengan cara undian di setiap kelas.
Siswa diberi gulungan kertas yang masing-masih tertulis nomor sejumlah
siswa yang ada di kelas, kemudian siswa yang memegang kertas sesuai
nomor yang dikatakan oleh peneliti, maka dialah yang menjadi sampel
penelitian.
D. Variabel Penelitian
Sutrisno Hadi (2001: 224) menjelaskan bahwa variabel adalah gejala –
gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenis maupun tingkatannya.
Variabel juga diartikan sebagai semua faktor yang bervariasi. Menurut
Suharsimi Arikunto (2002: 96) variabel adalah objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel
penelitian adalah gejala-gejala yang menunjukkan variasi baik dalam jenis
maupun tingkatannya yang menjadi titik perhatian dalam penelitian.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.
71
1. Variabel bebas (independent)
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2008: 61). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah keterampilan sosial.
2. Variabel terikat (dependent)
Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat dari variabel bebas (Sugiyono, 2008: 61). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah resiliensi.
E. Definisi Operasional Variabel
1. Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial merupakan kemampuan yang dipelajari dan
dimiliki oleh individu untuk dapat memunculkan perilaku yang spesifik
dalam situasi tertentu dengan tujuan agar dapat melakukan dan mencapai
hubungan atau interaksi dengan orang lain secara efektif sehingga dapat
menjadi individu yang kompeten secara sosial.
Keterampilan sosial memiliki beberapa aspek, yaitu keterampilan
yang berhubungan dengan teman sebaya, keterampilan yang berhubungan
dengan diri sendiri, keterampilan yang berhubungan dengan kesuksesan
akademik, keterampilan yang berhubungan dengan kemampuan dalam
memenuhi permintaan orang lain, dan perilaku asertif.
72
2. Resiliensi
Resiliensi adalah kapasitas individu untuk menjadi kebal, tangguh,
dan kuat dalam menghadapi serta mengatasi tekanan hidup dengan cara
yang sehat dan produktif.
Resiliensi memiliki beberapa aspek, diantaranya pengendalian
emosi, bersikap tenang walaupun berada di bawah tekanan, mampu
mengontrol dorongannya, membangkitkan pemikiran yang mengarah pada
pengendalian emosi, bersifat optimis mengenai masa depan yang cerah,
mampu mengidentifikasi penyebab dari masalah secara akurat, memiliki
empati, memiliki keyakinan diri akan berhasil, dan memiliki kompetensi
untuk mencapai sesuatu.
F. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu angket
atau kuesioner. Suharsimi Arikunto (2010: 194) menjelaskan bahwa angket
atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan mengenai pribadi
dirinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Metode angket ini digunakan untuk
mendapatkan data yang berkaitan dengan keterampilan sosial dan resiliensi
pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Salam.
73
G. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 192) instrumen penelitian
merupakan alat bantu pada waktu peneliti menggunakan suatu metode
pengumpulan data. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah
angket
atau
kuesioner
agar
dapat
memperoleh
informasi
mengenai
keterampilan sosial dan resiliensi. Jenis angket yang digunakan pada penelitian
ini adalah angket tertutup yang menggunakan alternatif jawaban sehingga
responden hanya memilih satu jawaban yang sesuai dengan keinginan.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur data kuantitatif
yang akurat harus mempunyai skala. Sugiyono (2010: 133) menjelaskan bahwa
skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur. Skala yang
digunakan dalam pengukuran setiap variabel dalam penelitian ini adalah skala
Likert. Hal ini dikarenakan skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 200) skala Likert merupakan suatu
ukuran subyektif yang dibuat berskala. Skala ini terdiri dari sejumlah
pernyataan yang meminta reaksi responden. Reaksi itu harus diungkapkan dari
tingkat sangat sesuai sampai sangat tidak sesuai. Skala tersebut memiliki dua
item yaitu favourable dan unfavourable. Setiap item pada kelompok
pertanyaan tersebut memiliki lima pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS),
Sesuai (S), Ragu-ragu (R), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
74
Namun, dalam penelitian ini pilihan jawaban yang digunakan mengalami
modifikasi menjadi empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai
(S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS) sehingga menjadikan
skala ini sebagai skala modifikasi. Hal ini dikarenakan untuk menghindari nilai
tengah pada skala tersebut. Pengggunaan skala ini dengan alasan menghemat
waktu dan tenaga karena dapat digunakan serentak serta lebih efisien dalam
mengukur variabel (Sugiyono, 2010: 135) .
Jawaban setiap item kuesioner dengan skala Likert dinyatakan dalam
bentuk kategori dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2. Skala Likert
Jawaban
Favourable
(+)
4
3
2
1
Sangat Sesuai (SS)
Sesuai (S)
Tidak Sesuai (TS)
Sangat Tidak Sesuai (STS)
Unfavourable
(-)
1
2
3
4
Pemberian bobot nilai untuk setiap butir pernyataan positif adalah
SS=4, S= 3, TS=2, STS=1 dan sebaliknya untuk pernyataan negatif adalah
SS=1, S=2, TS=3, STS=4. Instrumen penelitian dalam penelitian ini
menggunakan skala Likert yang dibuat dalam bentuk checklist dengan cara
memberikan tanda (√) pada alternatif jawaban.
Sugiyono
(2007:
103)
menjelaskan
langkah-langkah
pengembangan instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Menjabarkan variabel ke dalam indikator.
2. Menyusun kisi-kisi pembuatan instrumen.
3. Menulis butir-butir pertanyaan atau pernyataan.
75
dalam
4. Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian dan kata pengantar.
Berdasarkan uraian di atas, instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan dua skala pengukuran, yaitu skala keterampilan sosial dan
skala resiliensi.
1. Skala keterampilan sosial
Skala keterampilan sosial ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang
dikemukakan oleh Caldarella dan Merrel (2009). Aspek-aspek keterampilan
sosial tersebut meliputi :
a. Hubungan dengan teman sebaya (peer relationship), yaitu perilaku yang
menunjukkan hubungan yang positif dengan teman sebaya. Dimensi ini
ditunjukkan dengan beberapa perilaku sebagai berikut : 1) memberikan
pujian terhadap teman sebaya, 2) menawarkan bantuan atau pertolongan
ketika dibutuhkan, 3) mengundang atau mengajak teman untuk bermain
atau berinteraksi, 4) berpartisipasi dalam diskusi, berbicara dengan teman
dalam waktu yang lama, 5) membela hak teman dan membela teman
yang dalam kesulitan, 6) dicari oleh teman untuk bergabung bersama
dalam aktivitas, menjadi seseorang yang disenangi oleh semua orang, 7)
memiliki kemampuan dan keterampilan yang disukai oleh teman sebaya,
berpartisipasi penuh dengan teman sebaya, 8) mampu mengawali atau
bergabung dalam percakapan dengan teman sebaya, 9) peka terhadap
perasaan teman (empati dan simpati), 10) memiliki keterampilan
kepemimpinan yang baik, melaksanakan peran kepemimpinan dalam
aktivitas bersama teman sebaya, 11) mudah untuk berteman dan memiliki
76
banyak teman, 12) memiliki selera humor yang baik dan dapat bercanda
atau bergurau dengan teman.
b. Manajemen diri (Self-management), yaitu kemampuan individu untuk
mengatur dirinya sendiri serta dapat mengontrol emosinya dengan baik.
Hal ini dapat ditunjukkan melalui perilaku sebagai berikut : 1) tetap
bersikap tenang ketika ada masalah dan dapat mengontrol emosi ketika
marah, 2) mengikuti peraturan-peraturan, menerima batasan-batasan
yang diberikan, 3) melakukan kompromi secara tepat dengan orang lain
ketika menghadapi konflik, 4) menerima kritikan dari orang lain dengan
baik, 5) merespon gangguan dari teman dengan cara mengabaikan,
memberikan respon yang tepat terhadap gangguan, 6) bekerjasama
dengan orang lain dalam berbagai situasi.
c. Kemampuan akademis (Academic), yaitu kemampuan atau perilaku
individu yang mendukung prestasi belajar di sekolah. Bentuk – bentuk
perilaku tersebut misalnya: 1) mengerjakan tugas secara mandiri
menunjukkan keterampilan untuk belajar secara mandiri, 2) mampu
menyelesaikan tugas individual, 3) mendengarkan dan melaksanakan
petunjuk dari guru, 4) dapat bekerja sesuai dengan kapasitas yang
dimiliki, 5) memanfaatkan waktu luang dengan baik, 6) mengatur diri
pribadi dengan baik, 7) bertanya atau meminta bantuan secara tepat, 8)
mengabaikan gangguan dari teman ketika sedang bekerja atau belajar.
d. Kepatuhan (Compliance), yaitu kemampuan individu untuk memenuhi
permintaan orang lain. Dimensi ini ditunjukkan dengan karakteristik
77
sebagai berikut: 1) mengikuti petunjuk atau instruksi, 2) mematuhi dan
mentaati aturan, 3) memanfaatkan waktu luang dengan baik, 4)
menggunakan fasilitas bersama, 5) memberikan respon yang tepat
terhadap kritik, 6) menyelesaikan tugas, 7) menempatkan tugas pada
tempat yang sesuai.
e. Perilaku assertif (Assertion), yaitu perilaku yang didominasi oleh
kemampuan-kemampuan yang membuat individu dapat menampilkan
perilaku yang tepat dalam situasi yang diharapkan. Perilaku-perilaku
yang termasuk di dalamnya adalah: 1) mengawali percakapan, 2)
memperkenalkan diri, 3) menerima atau memberikan pujian, 4)
mengundang teman untuk bermain, 5) percaya diri, 6) mempertanyakan
peraturan yang tidak adil, 7) bergabung dengan suatu aktivitas kelompuk
yang sedang berlangsung, 8) tampil percaya diri dengan lawan jenis.
Dalam pembuatan skala keterampilan sosial perlu melihat kisi-kisi skala
tersebut terlebih dahulu. Oleh karena itu berikut disajikan kisi-kisi skala
keterampilan sosial dalam tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Kisi-Kisi Skala Keterampilan Sosial sebelum Uji Coba
No
Aspek
Indikator
No Item
Total
Item
F
UF
Memiliki inisiatif untuk
1, 2, 4, 5, 6
6
bergaul
3
Menjadi individu yang
7, 8, 10, 11,
6
1 Peer Relationship disenangi
9
12
Empati dan simpati
13,
16, 17,
6
terhadap teman sebaya
14,
18
15
Dapat mengontrol dan
19,
22, 23,
6
mengendalikan emosi
20,
24
2
Manajemen Diri
21
Menerima kritikan dari
25,
28, 29,
6
78
orang lain
Melakukan kerjasama
dengan orang lain
Mampu belajar secara
mandiri
3
Kesuksesan
akademik
Keaktifan
4
Kepatuhan
Kepatuhan mengikuti
peraturan yang ada
Percaya diri
Tanggung jawab
5
Asertif
Mengungkapkan
ketidaksenangan
Jumlah
26,
27
31,
32,
33,
34
30
35,36,
37, 38
8
39,
40,
41,
42
46,
47
50,
51
54,
55
58,
59
62,
63
43, 44,
45
7
48, 49
4
52, 53
4
56, 57
4
60, 61
4
64, 65
4
33
32
65
2. Skala Resiliensi
Skala resiliensi ini disusun berdasarkan aspek-aspek resiliensi yang
dikemukakan oleh Reivich & Shatte (2002). Aspek-aspek resiliensi tersebut
meliputi:
a. Emotion regulation (pengendalian emosi). Pengendalian emosi diartikan
sebagai kemampuan individu untuk mengatur emosi sehingga tetap
tenang meskipun berada dalam situasi di bawah tekanan.
b. Impulse control (pengendalian dorongan). Kontrol terhadap impuls
adalah kemampuan individu untuk mengendalikan impuls atau dorongan-
79
dorongan dalam dirinya. Kemampuan mengontrol impuls akan
membawa kepada kemampuan berpikir yang jernih dan akurat.
c. Optimism (optimis). Optimis berarti individu memiliki kepercayaan
bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik. Individu mempunyai
harapan dan kontrol atas harapannya.
d. Causal analysis (analisis penyebab masalah). Kemampuan menganalisis
masalah pada individu yang dapat dilihat dari bagaimana individu
mengidentifikasi sebab – sebab dari permasalahan yang menimpanya
secara akurat.
e. Empathy (empati). Empati merupakan kemampuan individu untuk bisa
membaca dan merasakan bagaimana perasaan dan emosi orang lain.
f. Self efficacy (efikasi diri). Efikasi diri adalah kepercayaan individu
bahwa individu mampu untuk mengatasi segala permasalahan disertai
keyakinan akan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan –
permasalahan tersebut.
g. Reaching out (kemampuan untuk meraih apa yang diinginkan). Aspek ini
menggambarkan keberanian individu untuk mengatasi segala ketakutanketakutan yang mengancam dalam kehidupannya sehingga tidak
menghambat individu untuk meraih apa yang diinginkannya.
Adapun kisi-kisi instrumen skala reilieni yang dibuat sesuai dengan
aspek-aspek di atas disajikan dalam tabel 4 sebagai berikut:
80
Tabel 4. Kisi-kisi Skala Resiliensi sebelum Uji Coba
No
Aspek
1
Regulasi emosi
2
Pengendalian
dorongan
3
4
5
6
7
Indikator
Mengatur emosi
Tetap tenang di bawah
tekanan
Kemampuan berpikir
jernih dan akurat
Harapan dan
kepercayaan untuk
Optimis
kembali pada kondisi
normal pasca bencana
Mengidentifikasi
Analisis
sebab-sebab dari
penyebab
permasalahannya
masalah
secara akurat
Kemampuan
memahami dan
merasakan perasaan
Empati
orang lain serta dapat
menempatkan diri
pada posisi orang lain
Keyakinan diri untuk
bangkit
Efikasi diri
Kekuatan individu
mengatasi masalah
Keberanian mengatasi
segala ketakutan yang
Kemampuan
mengancam dalam
meraih apa yang
kehidupannya
diinginkan
Semangat menggapai
tujuan dan cita-cita
Jumlah
Nomor Item
F
UF
3, 4, 9
7, 8
1, 2
10,11,
12, 15
19,
20,
44
5, 6
13,
14,
16, 17
21,
23,
24,
25, 27
Jumlah
Item
5
4
8
8
4
28, 29
31, 32
9
18,
30,
33, 51
38,
50,
52, 53
54
35, 42
36, 37
26, 34
22, 55
4
4
4
39, 41
43, 49
26
40, 48
45,
46, 47
29
5
55
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Instrumen yang valid akan mempunyai
validitas yang tinggi, begitu juga sebaliknya. Validitas yang digunakan
81
dalam penelitian ini adalah validitas isi karena mempunyai tujuan yaitu
melihat sejauh mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur.
Uji validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan rumus
korelasi product moment dari Karl Pearson. Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan SPSS For Window Seri 16.0. Kaidah pengambilan keputusan
dalam uji validitas adalah apabila rhitung > rtabel pada taraf signifikan 5%,
maka instrumen dikatakan valid dan layak digunakan dalam pengambilan
data. Sebaliknya apabila rhitung < rtabel pada taraf signifikan 5%, maka
instrumen dikatakan tidak valid dan tidak layak digunakan dalam
pengambilan data (Suharsimi Arikunto, 2010: 317).
2. Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi
alat ukur yang bersangkutan. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian
bahwa sesuatu instrumen yang cukup dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi
Arikunto, 2010: 221).
Saifudin
Azwar
(2007:
83)
menyatakan
bahwa
reliabilitas
dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berkisar antara 0
sampai 1.00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1.00 berarti
semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya jika koefisien yang semakin
rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya.
Uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan rumus
Cronbach Alpha. Perhitungan statistiknya dilakukan dengan menggunakan
82
komputer program SPSS For Window Seri 16.0. Kriteria penentuan
reliabilitas suatu instrumen dengan membandingkan dengan nilai rtabel. Jika
ralpha >
rtabel, maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel (Suharsimi
Arikunto, 2010: 239).
I. Hasil Uji Coba Instrumen
Untuk mengetahui alat ukur yang telah dibuat oleh peneliti memenuhi
syarat atau tidak, maka dilakukan uji coba instrumen. Uji coba ini dilaksanakan
pada tanggal 20 April 2013 dengan 30 responden. Dari uji coba instrumen
didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Hasil Uji Coba Skala Keterampilan Sosial
Untuk memperoleh instrumen yang baik maka dilakukan uji coba
(try out) yang dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Teknik yang
digunakan adalah teknik statistik korelasi Product Moment. Uji signifikasi
untuk menentukan valid atau tidaknya suatu item adalah dengan
membandingkan rhitung dengan rtabel dimana dalam uji coba dengan subjek
diketahui bahwa r tabelnya adalah 0,361. Berdasarkan hasil uji coba
validitas dengan bantuan SPSS 16.0 maka diperoleh hasil pada instrumen
skala keterampilan sosial sebanyak 65 item, terdapat 12 item yang gugur
atau tidak valid yaitu nomor 3, 12, 21, 24, 40, 44, 47, 50, 56, 61, 63, 64.
Pada item yang tidak valid tersebut memiliki rhitung di bawah 0,361
sehingga dinyatakan tidak valid. Dengan hasil ini maka instrumen yang
83
digunakan untuk mengungkap keterampilan sosial sebanyak 53 item.
Berikut disajikan distribusi item keterampilan sosial yang valid dan yang
dinyatakan gugur dalam tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5. Distribusi Item Keterampilan Sosial
Valid 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22,
23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41,
42, 43, 45, 46, 48, 49, 51, 52, 53, 54, 55, 57, 58, 59, 60, 62, 65
Gugur 3, 12, 21, 24, 40, 44, 47, 50, 56, 61, 63, 64
Selain menghitung validitas, maka juga menghitung reliabilitasnya.
Pada uji coba ini diketahui reliabilitas skala keterampilan sosial pada
penelitian ini adalah 0,954, sehingga instrumen ini dikatakan reliabel.
2. Hasil Uji Coba Skala Resiliensi
Pada
perhitungan
hasil
skala
resiliensi
yang
dilakukan
menggunakan teknik korelasi Product Moment dimana dalam uji coba yang
melibatkan 30 responden ini diketahui r tabelnya 0,361. Dari 55 item
pernyataan terdapat 11 item yang dinyatakan tidak valid atau gugur. Item
yang dinyatakan tidak valid tersebut adalah nomor 10, 12, 14, 21, 22, 34,
39, 40, 47, 52, 53. Oleh karena itu maka instrumen yang digunakan untuk
mengukur resiliensi pada siswa SMK Negeri 1 Salam pasca bencana lahar
dingin merapi sebanyak 44 item pernyataan. Untuk lebih jelasnya berikut
disajikan distribusi item resiliensi dalam tabel 6 di bawah ini :
Tabel 6. Distribusi Item Resiliensi
Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 41, 42, 43,
44, 45, 46, 48, 49, 50, 51, 54, 55
Gugur
10, 12, 14, 21, 22, 34, 39, 40, 47, 52, 53
84
Selain validitas, maka diketahui juga nilai reliabilitas pada skala
resiliensi tersebut. Nilai reliabilitas skala resiliensi adalah 0,931, sehingga
skala ini dikatakan reliabel.
J. Teknik Analisis Data
Teknik analisis merupakan cara untuk mengolah data, agar diperoleh
kesimpulan yang digunakan peneliti untuk menguraikan dan mengolah data
pada objek yang diteliti. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis statistik karena data yang diperoleh atau digunakan pada
penelitian ini berwujud angka (data kuantitatif). Perhitungan statistik dalam
analisis data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan komputer program
SPSS For Windows Seri 16.0.
Analisis yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan analisis
korelasi Product Moment dari Karl Pearson yang digunakan untuk mencari
korelasi antara keterampilan sosial dengan resiliensi.
Analisis data dilakukan setelah data yang disebar kepada responden
terkumpul. Sesuai dengan hipotesis pada penelitian ini yakni mencari
hubungan, maka data yang diperoleh kemudian dilakukan uji syarat, yaitu uji
normalitas dan uji linearitas yang selanjutnya akan dianalisis untuk menguji
hipotesis. Adapun pengujian persyaratan analisisnya adalah sebagai berikut:
85
1. Pengujian persyaratan analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk memastikan apakah sebuah data
hasil pengukuran dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak.
Jadi data hasil pengukuran menggunakan skala interval yang akan
dianalisis dengan teknik statistik harus memenuhi persyaratan normalitas.
Teknik
yang
digunakan
untuk
pengujian
normalitas
dengan
menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov (K-S), yakni Kolmogrov-Smirnov
memiliki nilai lebih besar dari taraf signifikansi 5% atau dapat ditulis
apabila p>0,05 maka data berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel
bebas dengan variabel terikat memiliki hubungan linear atau tidak. Uji
linearitas ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis
korelasi. Perhitungan uji linearitas pada penelitian ini menggunakan
metode analisis berbasis SPSS versi 16.0. Dua variabel dikatakan
mempunyai hubungan yang linear apabila signifikansi lebih besar dari
0,05.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji linearitas, selanjutnya
dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi.
Dalam menganalisis hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik
korelasi Product moment dengan program SPSS versi 16.0. Hipotesis
86
penelitian ini adalah ada korelasi yang positif dan signifikan antara
keterampilan sosial dengan resiliensi pada siswa kelas XII SMK Negeri 1
Salam. Hal ini berarti semakin tinggi keterampilan sosialnya maka akan
semakin tinggi kemampuan resiliensi pada siswa tersebut. Begitu pula
sebaliknya semakin rendah keterampilan sosial siswa kelas XII SMK Negeri
1 Salam maka semakin rendah pula resiliensinya. Apabila digambarkan,
maka hipotesisnya adalah sebagai berikut:
X
Y
Gambar 1. Hipotesis Penelitian
Keterangan :
X
: Keterampilan Sosial
Y
: Resiliensi
: Garis Hubungan
Ho
: Tidak ada korelasi antara keterampilan sosial dengan resiliensi pada
siswa kelas XII SMK Negeri 1 Salam pasca bencana lahar dingin
Merapi.
Ha
: Adanya korelasi antara keterampilan sosial dengan resiliensi pada
siswa kelas XII SMK Negeri 1 Salam pasca bencana lahar dingin
Merapi.
87
Download