Parlemen China anggap Indonesia negara berpengaruh di

advertisement
Parlemen China Akui Pengaruh Indonesia di Kawasan
Ketua Parlemen China Bakal Kunjungi Balik Indonesia
Jakarta, 25 Oktober 2010
National People’s Congress (NPC) of the People’s Republic of China atau Parlemen
China menganggap Indonesia sebagai negara berpengaruh di kawasan, khususnya
ASEAN. Oleh karenanya, Parlemen China berharap adanya peningkatan kerja sama
antar-Parlemen kedua negara.
Hal tersebut terungkap dalam pertemuan Delegasi Teknis Badan Kerja Sama AntarParlemen (BKSAP) DPR RI dengan Ketua Parlemen China, Wu Bangguo serta Wakil
Ketua Parlemen China, Zhou Tienong, dalam kunjungan Delegasi Teknis BKSAP DPR
RI ke China untuk Parliamentary Diplomacy pada 16-20 Oktober 2010.
Dalam kunjungan tersebut, Delegasi BKSAP yang dipimpin oleh Hidayat Nur Wahid
(Ketua BKSAP/PKS), beranggotakan Sidharto Danusubroto (Wakil Ketua/PDIP), Azwar
Abubakar
(Wakil
Ketua/PAN),
serta
Martin
Hutabarat
(Gerindra/anggota)
mengagendakan pertemuan bilateral dengan sejumlah petinggi Parlemen China secara
terpisah. Petinggi Parlemen China yang ditemui adalah Ketua Parlemen China, Wu
Bangguo; Wakil Ketua Parlemen China, Zhou Tienong; dan Wakil Ketua Komisi Luar
Negeri Parlemen China, Zha Peixin. Delegasi juga melihat dari dekat keberadaan Islamic
Association of Beijing Xuanwu District, komunitas Islam di Beijing dan melakukan
pertemuan dengan pengurusnya.
Kunjungan Delegasi Teknis tersebut direspon baik oleh Parlemen China. Sebagai timbal
balik, pada 6-10 November 2010 ini, Ketua Parlemen China, Wu Bangguo bakal
mengunjungi Indonesia. Dia berharap bisa bertemu dengan Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono, dan juga Ketua MPR, DPR, dan DPD. “Saya berharap bisa mendorong
perkembangan hubungan kedua negara, termasuk kerja sama majelis dan juga kerja sama
antarkomisi,” harap dia.
Dalam pertemuan BKSAP secara bilateral dengan Parlemen China, mereka mengakui
peran Indonesia sebagai negara yang berpengaruh besar di ASEAN. Ketua Parlemen
China, Wu Bangguo, mengharapkan pengaruh Indonesia dan perannya dalam
pembangunan bidang ekonomi di ASEAN. Apalagi, Indonesia bakal menjadi Ketua
ASEAN pada 2011. “China mendukung integrasi ASEAN. Oleh karenanya, kami
berharap kerja sama parlemen akan semakin banyak,” kata Bangguo.
Ketua Delegasi, Hidayat Nur Wahid mengatakan, dalam era globalisasi, hubungan antarNegara dikuatkan melalui hubungan antar-Parlemen dan people-to-people contact. Dia
menegaskan, hubungan Indonesia-China dewasa ini semakin kuat, terlebih dengan
diakuinya Khong Hu Cu sebagai agama di Indonesia, serta Imlek sebagai hari libur
nasional di Indonesia. Wakil Ketua BKSAP, Sidharto Danusubroto menambahkan,
hubungan Indonesia-China mencapai 60 tahun pada 2010, sehingga hubungan kedua
negara merupakan keniscayaan yang harus dikembangkan bersama. “Kami berharap,
China sebagai mitra kawasan dapat berjalan bersama untuk mengembangkan wilayah.
Bila Asia kuat, China juga kuat,” timpal Wakil Ketua BKSAP, Azwar Abubakar.
Pada kesempatan tersebut, Delegasi juga mengharapkan kontribusi signifikan China
dalam berbagai organisasi parlemen. DPR RI selaku Presiden Asian Parliamentary
Assembly (APA), ujar Hidayat, mengharapkan Parlemen China dapat lebih aktif
mengikuti kegiatan APA mengingat organisasi tersebut merupakan wadah pemersatu
Parlemen di Asia. Selain itu, Hidayat juga membujuk China, agar bisa bergabung dalam
organisasi parlemen Islam dunia, Parliamentary Union of OIC Member States (PUIC).
“Kami telah berhasil mengusulkan perubahan statuta, sehingga, negara dengan minoritas
muslim seperti China dapat bergabung ke PUIC dengan status observer,” jelas Hidayat.
(BKSAP DPR RI).
Minoritas Islam di China Terrtarik Belajar Agama ke Indonesia
Jakarta, 25 Oktober 2010
Minoritas Islam di China mengaku tertarik untuk belajar agama di Indonesia. Oleh
karenanya, DPR RI berjanji mendorong pemerintah untuk memberikan kemudahan bila
China tertarik untuk belajar agama ke Indonesia.
Demikian salah satu butir perbincangan yang mengemuka dalam kunjungan Delegasi
Teknis Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI ke China dalam rangka
Parliamentary Diplomacy, pada 16-20 Oktober 2010.
Dalam kunjungan tersebut, Delegasi BKSAP yang dipimpin oleh Hidayat Nur Wahid
(Ketua BKSAP/PKS), beranggotakan Sidharto Danusubroto (Wakil Ketua/PDIP), Azwar
Abubakar (Wakil Ketua/PAN), serta Martin Hutabarat (Gerindra/anggota) melakukan
pertemuan dan melihat dari dekat keberadaan Islamic Association of Beijing, Xuanwu
District, sebuah komunitas minoritas Islam di China. Selain itu, delegasi juga
mengagendakan pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen China, Wu Bangguo; Wakil
Ketua Parlemen China, Zhou Tienong; dan Wakil Ketua Komisi Luar Negeri Parlemen
China, Zha Peixin.
Dalam agenda pertemuan dengan minoritas muslim di China, Delegasi Teknis juga
mengunjungi Masjid Niujie, yang menjadi bagian dari pusat kegiatan Islamic Association
of Beijing (IAB). Mereka dijamu oleh Ketua IAB, H Ibrahim Xue Tian Li; dan Wakil
Ketua IAB yakni Yang Guan Jun, Wang Chong En, Ma Bao Gang. Pada kesempatan itu,
Ibrahim Xue Tian Li mengungkapkan jumlah minoritas muslim di ibukota China itu
mencapai sekitar 250.000 jiwa dari 580.000 jiwa ras minoritas yang ada di Beijing. Di
Beijing terdapat 55 ras minoritas. “Di Kabinet China ada 42 pejabat perwakilan daerah
dari komunitas Islam. Kondisi di Beijing, ada 70 masjid, dengan 150 lebih imam. 90%
imamnya berusia di bawah 50 tahun, dan 80%-nya belajar agama langsung ke Arab,”
jelas Ibrahim.
Sekadar diketahui, jumlah masyarakat Islam di China diperkirakan mencapai 20 juta jiwa
atau sekitar 1,6% dari total populasi di China (Pew Research Center studi tahun 2009).
Ketua Delegasi, Hidayat Nur Wahid, mengatakan salah satu pintu masuknya Islam ke
Indonesia adalah dari China. Tidak dapat dipungkiri banyak pengaruh China dalam
penyebaran agama Islam, seperti kisah Laksamana Cheng Ho yang notabene juga seorang
muslim. Pada kesempatan tersebut, Hidayat berupaya membuka pintu hubungan antara
Indonesia dengan China melalui jalur agama. “Di Indonesia, banyak juga pelajar asing
yang belajar agama melalui pesantren. Kami bisa membantu memfasilitasi agar
pemerintah bisa mempermudah (bila tertarik belajar agama ke Indonesia),” urainya.
Wakil Ketua BKSAP, Sidharto Danusubroto, mengungkapkan pada 2012, DPR RI
menjadi tuan rumah konferensi parlemen Islam dunia. Dia berharap, China dapat hadir
dalam konferensi tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Ibrahim mengaku tertarik dengan tawaran dari Indonesia
tersebut. Saat ini, pihaknya kerap mengirim juga delegasi untuk belajar dalam rangka
studi banding. Namun, sejauh ini negara-negara yang menjadi tujuan studi banding oleh
pemerintah China baru Pakistan, Libya hingga Malaysia. (BKSAP DPR RI).
Download