askeb v - AKBID PEMKAB Bojonegoro

advertisement
ABORTUS
Berakhirnya suatu kehamilan ( oleh
sebab tertentu ) pada atau sebelum
kehamilan 22 mgg atau buah
kehamilan belum mampu untuk
hidup diluar kandungan.
Berdasarkan kejadiannya :


Abortus spontan : abortus yang
terjadi secara alamiah tanpa
intervensi luar ( buatan ) untuk
mengakhiri kehamilan tersebut.
Abortus buatan : abortus yang terjadi
akibat intervensi tertentu yang
bertujuan untuk mengakhiri proses
persalinan.


Indikasi medis
Indikasi sosial
Berdasarkan pelaksananya :
Keguguran buatan terapeutik.
 Dilakukan tenaga medis secara legeartis
berdasar indikasi medis
Keguguran buatan ilegal
 Dilakukan tanpa dasar hukum atau
melawan hukum.
Berdasarkan gambaran
klinisnya :







ABORTUS KOMPLIT
ABORTUS INKOMPLIT
ABORTUS IMMINENS
ABORTUS INSIPIENS
MISSED ABORTION
ABORTUS HABITUALIS
ABORTUS INFEKSIUS
PENYEBAB
1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
 Faktor kromosom
 Gangguan terjadi sejak semula pertemuan
kromosom termasuk kromosom sex
 Faktor lingkungan endometrium
 Endometrium belum siap
 Gizi kurang, jarak terlalu dekat
 Pengaruh luar
 Infeksi
 Obat / radiasi
2. Kelainan pada plasenta



Infeksi pada plasenta plasenta tidak
berfungsi
Gangguan pembuluh darah plasenta.
Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran
darah plasentaabortus
3. Penyakit ibu
Penyakit infeksi
Anemia
Penyalit kronis
4. Kelainan yang terdapat dalam
rahim
Mioma uteri,uterus arkuatus, serviks
inkompetens, dll
Patofisiologi
Pada permulaan terjadi perdarahan dalam
desidua basalis diikuti nekrosis jaringan
sekitarnya, kemudian sebagian atau
seluruh hasil konsepsi terlepas .
 Karena dianggap benda asing, maka
uterus berkontraksi untuk
mengeluarkannya.

Bentuk perdarahan bervariasi :
 Sedikit-sedikit berlangsung lama
 Sekaligus dalam jumlah banyak
disertai gumpalan
 Akibat perdarahan menyebabkan
tanda- tanda vital terganggu.

Bentuk pengeluaran hasil konsepsi
bervariasi :


Umur dibawah 14 mgg, plasenta belum
terbentuk sempurna dikeluarkan sebagian atau
seluruhnya.
Diatas 16 mgg, pembentukan plasenta sudah
sempurna ketuban pecah, diikuti pengeluaran
hasil konsepsi, kemudian dilanjutkan plasenta.

Hasil konsepsi tidak keluar > 6 mgg 
ancaman gangguan pembekuan darah.
– Mola karnosa : menyerap darah, seperti gumpalan
daging
– Mola tuberosa : amnion berbenjol-benjol, terjadi
hematome antara amnion dan korion.
– Fetus kompresus : mummifikasi, terjadi
penyerapan kalsium, tertekan sampai gepeng.
– Fetus papiraseus : terjadi penipisan seperti
kertas.
– Blighted ovum : hasil konsepsi tidak
mengandung janin, hanya benda kecil yang tidak
terbentuk.
DASAR DIAGNOSIS
• Beberapa kriteria :
– Terdapat keterlambatan datang bulan
– Terjadi perdarahan
– Disertai sakit perut
– Dapat diikuti pengeluaran hasil
konsepsi
– Pemeriksaan hasil tes hamil dapat
masih positif atau negatif
Pemeriksaan fisik :
Bervariasi tergantung jumlah
perdarahan.
Pemeriksaan fundus uteri :
– Tinggi dan besarnya tetap dan sesuai
– Tinggi dan besarnya sudah mengecil
– Fundus uteri tidak teraba
 Pemeriksaan
dalam :
– Serviks masih tertutup
– Serviks sudah terbuka ; dapat teraba
ketuban dan hasil konsepsi dalam kavum
uteri atau pada kanalis servikalis.
– Besarnya uterus sudah mengecil
– Konsistensinya lunak
Abortus imminens


Terjadi perdarahan bercak yang
menunjukkan ancaman terhadap
kelangsungan suatu kehamilan.
Dalam kondisi seperti ini kehamilan
masih mungkin berlanjut atau
dipertahankan.
• Terlambat haid
• Terdapat perdarahan disertai perut mules
• Besarnya rahim sama dengan usia
kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim
• VT terdapat perdarahan dari kanalis
servikalis, masih menutup terasa kontraksi
• Pemeriksaan tes kehamilan masih positif.
Penanganan
► Tidak
diperlukan pengobatan medik yang
khusus atau tirah baring secara total :
 Meningkatkan sirkulasi darah ke rahim
 Mengurangi rangsangan mekanis
► Anjurkan
untuk tidak melakukan aktivitas
fisik secara berlebihan atau melakukan
hubungan seksual.
Obat-obatan yang diberikan :






Penenang : Penobarbital 3 x 30 mg, valium
Anti perdarahan : adona, transamin
Vitamin B compleks
Hormonal : progesteron
Penguat plasenta : gestanon, duphaston
Anti kontraksi uterus : duvadilan, papaverin
Evaluasi :
Perdarahan, jumlah dan lamanya.
Tes kehamilan dapat diulangi
Konsultasi pada dokter untuk
penanganan lebih lanjut dan
pemeriksaan USG
Abortus insipiens




Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan
muda dimana hasil konsepsi masih berada dalam
kavum uteri.
Kondisi ini menunjukkan proses abortus sedang
berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus
inkomplit dan komplit.
Perdarahan lebih banyak, perut mules.
Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih
banyak , kanalis servikalis terbuka dan jaringan /
hasil konsepsi dapat diraba.
Penanganan


Lakukan prosedur evakuasi
hasil konsepsi.
Bila usia gestasi ≤ 16 mgg,
evakuasi dilakukan dengan
peralatan aspirasi vakum
manual setelah bagian janin
dikeluarkan.
ABORTUS INKOMPLETUS
Gejala klinis yang mungkin terjadi :
 Perdarahan yang memanjang anemis
 Perdarahan mendadak banyak
menimbulkan gawat.
 Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi
 Dapat terjadi degenerasi ganas
Pemeriksaan
► Kanalis
servikalis terbuka
► Dapat teraba jaringan dalam rahim atau
kanalis servikalis.
► Kanalis servikalis tertutup dan perdarahan
berlangsung terus.
► Dengan pemeriksaan sonde perdarahan
bertanbah.
Penanganan
► Dalam
keadaan gawat karena kekurangan
darah pasang infus / transfusi untuk
perbaikan KU
► Diikuti kuretase
► Pengobatan dengan uterotonika dan
antibiotika.
ABORTUS KOMPLETUS
 Seluruh hasil konsepsi sudah keluar.
 Tidak memerlukan tindakan
 Gambaran klinis : uterus mengecil,
perdarahan sedikit, kanalis servikalis
menutup.
 Pengobatan dengan uterotonika.
MISSED ABORTION
Dijumpai amenore, perdarahan sedikitsedikit yg berulang pd permulaan.
Selama observasi FU tidak bertambah
tinggi, tapi berkurang/ lebih rendah
Gejala- gejala kehamilan berkurang /
menghilang reaksi kehamilan negatif
( 2-3 ngg setelah janin mati )
Servik tertutup dan ada darah sedikit,
pasien merasa perut kosong.
Terapi :
• Berikan obat supaya terjadi
kontraksi sehingga fetus dan
desidua dapat dikeluarkan
lakukan dilatasi dan kuretase.
• Berikan uterotonika dan antibiotika
Komplikasi
 Timbulnya hipo atau afibrinogenemia
 Fetus yang sudah mati begitu melekatnya
pada rahim sehingga sulit untuk dilakukan
kuretase
ABORTUS HABITUALIS




Bila mengalami abortus 3 kali berturut- turut
atau lebih.
Menurut HERTIG abortus habitualis 3,6 – 9,8
% dari abortus spontan.
Abortus 2x berturut-turut kehamilan
berikutnya normal 63 %
Abortus 3x berturut-turut kehamilan
berikutnya normal 16 %
ETIOLOGI

Kelainan dari ovum atau spermahasil
pembuahan yang patologis
 Kelainan - kelainan pada ibu, kesalahan
korpus luteum, kesalahan plasenta
 Keadaan gizi ibu hamil
 Kelainan anatomis dari uterus, serviks
inkompeten, rhesus antagonisme.
ABORTUS INFEKSIUS



Infeksius : disertai infeksi genital
Abortus septik : disertai infeksi berat
dengan penyebaran kuman atau
toksin ke dalam peredaran darah
atau peritoneum.
Sering dijumpai pada abortus
inkomplit dan abortus kriminalis.
Diagnosis
Adanya gejala dan tanda abortus
 Tanda-tanda infeksi alat genital:
demam,nadi cepat, perdarahan berbau,
uterus besar dan lembek, nyeri tekan,
lekositosis.
 Abortus septik, kelihatan sakit berat,
panas tinggi, menggigil,nadi kecil dan
cepat, tekanan darah turun sampai syok.
Perlu observasi tanda perforasi atau akut
abdomen

Terapi




Berikan transfusi dan cairan yg cukup
Berikan antibiotika
Lakukan kuretase
Tindakan operatif, melihat jenis komplikasi
dan banyaknya perdarahan.
Download