Penerapan Asuransi Lingkungan Dalam Pencegahan

advertisement
1
2
PENERAPAN ASURANSI LINGKUNGAN DALAM
PENCEGAHAN PENANGGULANGAN PENCEMARAN
LINGKUNGAN DI PT. INTI INDRAYON UTAMA
Oleh:
Yuniar Rahmatiar, SH, MH.1
Abstract
Prevention of environmental pollution impact on PT. Inti Utama Indorayon broadly
described in the Act - Act No. 32 of 2009 on the Protection and Management of the
Environment, but still has not done as much as possible, this is because the regulation
of environmental pollution is not specifically described in the law - the law, and
therefore the one atu solution must be applicable is a special arrangement of
environmental pollution by way of environmental insurance. However, PT. Inti Utama
Indrayon not implement environmental insurance as a reduction in environmental
pollution prevention sesauai Act - Act No. 32 of 2009 on the Protection and
Management of the Environment as provided for in Article 43.
Keywords: Application of Insurance Environmental Mitigation, Environmental
Pollution Prevention, PT. Inti Indorayon Utama.
I.
PENDAHLUAN
A. Latar Belakang
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan
bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak
konstitusional bagi setiap warga negara Indonesia. Oleh karena itu, negara,
pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk melakukan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan agar lingkungan hidup Indonesia dapat tetap menjadi sumber dan
penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta makhluk lain.2Ilmu pengetahuan dan
teknologi telah meningkatkan kualitas hidup dan mengubah gaya hidup manusia.
Pemakaian produk berbasis kimia telah meningkatkan produksi limbah bahan
berbahaya dan beracun. Hal itu menuntut dikembangkanya sistem pembuangan yang
aman dengan resiko yang kecilbagi lingkungan hidup, kesehatan dan kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lain. Disamping menghasilkan produk yang
bermanfaat bagi masyarakat, industrialisasi juga menimbulkan dampak, antara lain,
dihasilkannya limbah bahan berbahaya dan beracun, yang apabila dibuang kedalam
1
Penulis adalah Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Islam As-syafi’iyah
Jakarta.
2
Lihat Penjelasan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009.
3
media lingkungan hidup dapat mengancam lingkungan hidup, kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Dengan menyadari hal tersebut, bahan berbahaya dan beracun beserta limbahnya
perlu dilundungi dan dikelola dengan baik. Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesiaharus bebas dari buangan limbah bahan berbahaya dan beracun dari luar
wilayah Indonesia. Menyadari potensi dampak negatif yang ditimbulkan sebagai
konsekuensi dari pembangunan, terus dikembangkan upaya pengendalian dampak
secara dini. Analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) adalah salah satu
perangkat preemtif pengelolaan lingkungan hidup yang terus diperkuat melalui
peningkatan akuntabilitas dalam pelaksanaan penyusunan amdal dan diterapkannya
sertifikasi bagi penyusun dokumen amdal, serta dengan memperjelas sanksi hukum
bagi penyusun dokumen amdal, serta dengan memperjelas sanksi hukum bagi
pelanggar di bidang amdal.3
Amdal juga menjadi salah satu persyaratan utama dalam memperoleh izin
lingkungan yang mutlak dimiliki sebelum diperoleh izin usaha. Masalah lingkungan
yang muncul, tidak akan selesai dengan memberlakukan Undang – Undang dan
komitmen untuk melaksanakannya, karena suatu Undang – Undang yang
mengandung instrumen hukum masih diuji dengan pelaksanaan dan merupakan
bagian dari mata rantai pengaturan pengelolaan lingkungan.Permasalahan lingkungan
hidup akan terus muncul secara serius diberbagai pelosok bumi sepanjang penduduk
bumi tidak segera memikirkan dan menegaskan keselamatan dan keseimbangan
lingkungan. Demikian juga di Indonesia, permasalahan lingkungan hidup seolah –
olah seperti dibiarkan menggelembung sejalan dengan intensitas pertumbahan
industri, walaupun industrialisasi itu sendiri sedang menjadi prioritas dalam
pembangunan. Tidak kecil jumlah korban ataupun kerugian yang justru terpaksa
ditanggung oleh masyarakat luas tanpa ada konpensasi yang sebanding dari pihak
industri.
Kertas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia yang
semakin maju dan berkembang seperti saat ini. Sehinga industri pulp ( bubur kertas )
dan kertas mengalami pertumbuhan yang pesat di Indonesia dan dunia. Kebutuhan
akan kertas di dunia semakin lama semakin meningkat setiap tahunnya. Pabrik
industri kertas ternyata juga mempunyai dampak negatif bagi manusia dan
lingkungan sekitarnya penebangan hutan yang terlalu banyak, limbah yang membuat
lingkungan sekitar industri kurang sehat sehingga menimbulkan dampak buruk bagi
kesehatan. Untuk itu kita akan mengetahui apa saja polusi yang terdapat di
3
http://asuransilimbah.blogspot.com/diakses tanggsl 10 Oktober 2013
4
lingkungan kerja industri kertas, faktor utama yang terkena polutan dari industri kerta
adalah hutan dan lingkungan.4
Pabrik kertas menghasilkan limbah cair yang mengandung logam berat jenis Hg
dan Cu. Limbah cair tersebut berupa bubur kertas encer yang apabila dibuang
sembarangan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Bahan kimia dalam air
limbah pabrik kertas seperti sulfite, fenol, klorin, metal, merkaptan sangat
membahayakan kehidupan biota perairan, dapat mengedap ke dasar perairan dan
mengganggu keseimbangan dan kelestarian kehidupan perairan. Tingginya kebutuhan
oksigen untuk menguraikan limbah pabrik kertas akan menurunkan kadar oksigen
terlarut (DO) dalam air dan dapat menyebabkan kondisi anoksik di perairan, sehingga
tidak dapat dihuni lagi oleh biota alami.5
Dari paparan di atas bisa dilihat dari Permasalahan PT. Inti Indrayon Utama, kasus
perusahaan yang mulai beroperasi sejak tahun 1989 untuk pulp dan tahun 1993 untuk
rayon ini sudah seperti benang kusut. Didirikan dengan surat Keputusan Bersama
Menteri Negara Riset dan Teknologi/ Ketua BPPT dan Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor SK/681/M/BPP/XI/1986 dan Nomor
Kep/43/MNKLH/11/1986, perusahaan ini disahkan dari Penanaman Modal Asing
(PMA) dengan Surat Keputusan Menteri Investasi/Ketua Badn Koordinasi
Penanaman Modal Nomor 07/V/1990. Pabrik yang bernilai 600 juta dollar AS itu
diresmikan oleh Presiden Soeharto akhir tahun 1989.. Ironinya, Habibie sendiri
selaku Mentri Riset dan Teknologi waktu itu ngotot menempatkan PT. IIU di Porsea.
Presiden Soeharto waktu itupun setuju. Padahal, Mentri Lingkungan Hidup Emil
Salim dan Mentri Perindustrian A.R Soehoed sangat tidak setuju pabrik Indrayon
ditempatkan di Porsea, kawasan hulu Sungai Asahan. Alasanya dampak
lingkungannya pasti besar dan merepotkan.6
Dampak atas lingkungan tidak diperhitungkan dalam biaya, manfaat pendekatan
itu sangat menjadi tidak etis apalagi kerusakan lingkungan dibebankan pada
masyarakat setempat demi kepentingan perusahaan. Dalam permasalahan Danau
Toba ada 3 yaitu :7
a. Debit musim kemarau, anak sungai yang mengalir kedanau yang
dilakukan para petani pengguna air irigasi.
b. Penurunan permukaan air danau yang berdampak negatif terhadap
nelayan, pariwisata, pengusaha transportasi.
4
Ibid
http://gurungeblog.wordpress.com/2013/08/12/polusi-atau-pencemaran-lingkungan,
pada tanggal 10 Januari 2014.
6
://mutiarayanti. Blogspot.com. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2013.
7
Ibid
5
5
diakses
c. Pencemaran yaitu dengan membuang limbah industri kesungai Asahan
dan tidak mengikuti peraturan ketentuan tingginya cerebong dan kuantitas
emisi beracun yang dibuang keudara melalui cerebong.
B. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan dalam penelitian ini, dirumuskan
beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penanggulangan dampak Pencemaran Lingkungan yang
ditimbulkan PT. Inti Indrayon Utama dihubungkan dengan Undang –
Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup ?
2. Bagaimanakah Penerapan Hukum Asuransi Lingkungan di PT. Inti indrayon
utama ?
C. Kerangka Teori
Kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
beberapa teori hukum lingkungan diantaranya sebagai berikut 8;Keputusan Court of
Chumber dalam kasus Ryland vs Fletcher (1868) tentang konsep Strict
liability:“Kegiatan atau aktifitas yang mengandung bahaya atau resiko, apabila
mengakibatkan kerugian bagi orang lain tidak memerlukan pembuktian, apakah
seorang yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain tersebut memenuhi unsur
kesalahan. Penanggungjawab kegiatan berbahaya dan beresiko tersebut hanya dapat
dibebaskan dari pertanggung jawaban apabila ia dapat membuktikan bahwa kerugian
yang timbul adalah akibat dari kesalahan penggugat sendiri atau akibat bencana
alam”. SelanjutnyaEC. Green Paper on Remedying Enviromental Damage (1993),
berpendirian bahwa :“…Strict liability, or liability without fault, eases the burden of
establishing liability because fault need not be established. However the injured party
must stiil prove that damage was by some one’s act…”“…Pertanggungjawaban ketat
atau pertanggungjawaban tanpa kesalahan meringkan beban dalam menetapkan
pertanggungjawaban sebab kesalahan tidak perlu dibuktikan. Akan tetapi pihak yang
dirugikan masih harus membuktikan bahwa kerugian disebabkan oleh perbuatan
seseorang…”
Selain itu telah muncul dalam praktek peradilan di Indonesia, suatu penerapan
prosedur Citizen suit, yang secara konseptual Citizen law suit adalah merupakan
perluasan dari hukum “standing” yang telah dikenal dalam doktrin hukum perdata.
Doktrin hukum perdata menganut asas “tiada gugatan tanpa kepentingan”. Doktrin ini
memberikan hak gugat kepada individu warga negara untuk melakukan aksi hukum
“mewakili” warga negara atau nilai – nilai publik atau kepentingan lingkungan atau
8
Mahkamah Agung, Naskah Akedemis Tentang Hukum Lingkngan, Jakarta,2006, hlm.5
6
untuk menegakkan hukum yang tidak sedang ditegakkan atau dibiarkan (omission)
oleh pemerintah.
II. TINJAUAN UMUM TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DAN ASURANSI
LINGKUNGAN
A. Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup termasuk Sumber Daya Alamnya baik secara global,
regional maupun nasional dalam sejarah peradaban manusia telah memberikan dua
makna bagi manusia. Disatu sisi, makna yang dirasakan adalah meningkatknya
kesejahteraan dan kualitas hidup manusia, sedangkan di bagian lain menyebabkan
bencana dan sekaligus penurunan kualitas
hidup manusia9Manusia bersama
tumbuhan, hewan, dan jasad renik menempati suatu ruang tertentu, selain makhluk
hidup di dalamnya terdapat pula benda tidak hidup, sperti misalnya udara terdiri dari
berbagai macam gas, air dalam bentuk uap benda cair dan padat. Ruang yang
ditempati oleh makhluk hidup bersama dengan benda tidak hidup disebut Lingkungan
Hidup10.
Selanjutnya lingkungan hidup adalah semua kondisi termaksud di dalamnya
manusia dan tingkah lakunya yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan
mempengaruhi hidup dan kesejahteran manusia dan jasad hidup lainnya. 11Rumusan
yuridis formal tentang lingkungan hidup dijabarkan dalam Pasal 1 butir 1 UndangUndang Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UUPLH) No.32 Tahun 2009 12sebagai
berikut: ” Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup,
termaksud manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.”
Dasar hukum dari ruang lingkup materi kewenangan pengelolaan lingkungan
hidup terdapat dalam pasal 1 butir 2 Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009
Teantang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) yang menegaskan bahwa
:13”Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan
terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum”.Emil Salim, mendefinisikan
secara umum Lingkungan Hidup adalah segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh
9
http://202.51.30.138/gwan/MAKALAH/Susanto.pdf
Otto Sumarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Djambatan, 1987, hal.
10
44.
11
Ibid, hal 20.
Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan
12
Hidup
13
Ibid. Lihat Pasal 1 butir 2.
7
yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup
termaksud kehidupan manusia. Batas ruang lingkungan menurut pengertian ini bisa
sangat luas, namun untuk praktisnya dibatasi ruang lingkungan dengan faktor-faktor
yang dapat dijangkau oleh manusia seperti faktor alam, faktor politik, faktor
ekonomi, faktor sosial, dan lain-lain. 14
Dengan demikian dapat diketahui istilah lingkungan mengandung arti pengertian
yang sangat luas. Secara ilmu Bahasa akan memerlukan penguraian yang panjang
lebar dan menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia serta mahluk hidup dalam
tulisan ini, maka akan dibatasi pada masalah yang berkisar tentang pengelolaan
lingkungan hidup manusia yang kemudian dipersempit dengan masalah usaha
manusia dalam memperoleh kebutuhan hidupnya dengan melakukan kegiatan
produksi yang mempunyai dampak positif dan negatif.15Dampak positif adalah untuk
menghasilkan barang/sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat, sedangkan dampak
negatifnya mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan yang tentunya
mengganggu keberadaan manusia.
Munadjat Danusputro,
telah menginventarisasi istilah lingkungan atau
lengkapnya Lingkungan Hidup dari berbagai negara di antaranya disebut
Environtment (bahasa Inggris); L’environnement (bahasa Perancis); Millieu (bahasa
Belanda); Alam Sekitar (bahasa Malaysia); Kapaligiran (bahasa Tagalog); Sin Vat
Lom (bahasa Thailand) dan Umwelt (bahasa Jerman).16Pengelolaan lingkungan hidup
adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang mencakup
kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup (Pasal 1 butir 2 Undang-undang
No.32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup). 17
B. Pengertian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapt berfungsi sesuai dengan peruntukkannya (Pasal 1 butir
13 Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.32 Tahun
14
Emil Salim, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Mutiara, Jakarta,1982, hal 14-15.
Bramantyo Djohanputro, Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi, PPM, Jakarta 2004, hal
15
17
16
17
Munadjat Danusaputro, Hukum Lingkungan, Buku I, Bina Cipta, Bandung, 1986, hal.62.
http://manifestmaya.blogspot.com/2013/01/pengelolaan-lingkungan-hidup-berbasis.html
8
2009).18Macam-macam pencemaran dapat dibedakan berdasarkan pada tempat
terjadinya, macam bahan pencemarnya, dan tingkat pencemaran.19:
a. Menurut Tempat Terjadinya
Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu
pencemaran udara, air, dan tanah.
1. Pencemaran Udara. Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel.
Contohnya sebagai berikut:
a) Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, bisa
juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara.
b) Gas CO dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak
berbau, bersifat racun, merupakan hash pembakaran yang tidak sempurna
dari bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam udara murni
berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat meng- ganggu
pernapasan. Selain itu, gas C02 yang terlalu berlebihan di bumi dapat
mengikat panas matahari sehingga suhu bumi panas.Pemanasan global di
bumi akibat C02 disebut juga sebagai efek rumah kaca.
c) Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair
membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat
mengganggu pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri,jamur,virus,
bulu, dan tepung sari juga dapat mengganggu kesehatan.
d) Batu bara yang mengandung sulfur melalui pembakaran akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida ber$ama dengan udara serta
oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini
membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang disebut
hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada manusia,
hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan, perubahan
morfologi pada daun, batang, dan benih. Sumber polusi udara lain dapat
berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan
nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi.
materi radioaktif ini akan terakumulasi di tanah, air, hewan, tumbuhan,
dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup,
dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat
kelainan gen, dan bahkan kematian.20Pencemaran udara dinyatakan
18
Pasal 1 Butir 13 Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009
http://www.iatpi.org/isi.php?item=artikel&rec-1, diakses tanggal 14 Desember 2013
20
P Joko Subagyo, Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya, Jakarta, PT. Rieneka
Cipta, 1999.
19
9
dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3
udara.
2. Pencemaranair. Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar
sebagai berikut:
a) Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan
sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air.
Buanganindustri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan
bersifat racun.
b) Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air
berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air
c) Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian
terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral
yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Bloomingalga).
Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesiskarena sinar
matahari terhalang.
Salah satu bahan pencemar di laut adalah tumpahan minyak bumi, akibat
kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme
akuatik yang mati atau keracunan karenanya. Untuk membersihkan kawasan
tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya
yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin
banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut.Bila terjadi
pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh
organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme
pemangsa yang lebih besar.
3. PencemaranTanah. Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis
pencemaran: sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis.
4. Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal
terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras
sehingga mengganggu pendengaran.
Rusak berarti sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi sebagaimana fungsi sebenarnya,
dengan rusaknya lingkungan mengandung makna bahwa lingkungan itu semakin
berkurang kegunaannya atau mendekati kepunahan bahkan kemungkinan telah punah
sama sekali. Pada dasarnya setiap kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
perbuatan manusia dapat
dikembalikan kepada manusianya
sebagai
pertanggungjawaban, namun kerusakan lingkungan bukannya terjadi saat perbuatan
10
itu dilakukan dan kerusakan ini baru dapat terjadi/terasa dalam kehidupan setelah
tenggang waktu lama dilalui dari saat perbuatan yang berdampak kerusakan itu
dilakukan. Menurunnya kualitas lingkungan hidup di daerah dari waktu ke waktu,
ditunjukkan oleh karena pengelolaan lingkungan hidup pada era otonomi daerah,
masih terdapat:21
1. Ego sektoral dan kedaerahan, masih terjadi dalam pelaksanaan pengelolaan
lingkungan, sering terjadi overlaping antar sektor yang satu dengan sektor yang
lain (terjadinya tumpang tindih perencanaan antar sektor) dalam pengelolaan
lingkungan hidup.
2. Pendanaan yang masih sangat kurang untuk bidang lingkungan hidup. PAD
masih terlalu rendah dialokasikan untuk dana pengelolaan lingkungan hidup,
dan diperparah lagi dengan minimnya dana dari APBN yang dialokasikan
langsung ke daerah untuk pengelolaan lingkungan hidup.
3. Keterbatasan sumber daya manusia. Personil yang seharusnya bertugas
melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup (termasuk aparat pemda) banyak
yang belum memahami secara baik tentang arti pentingnya (pengelolaan)
lingkungan hidup.
4. Eksploitasi sumberdaya alam yang masih terlalu mengedepankan profit
ekonomi. Hal ini bertentangan dengan keharusan menggunakan sumberdaya
alam untuk pembangunan guna mencapai kesejahteraan masyarakat.
5. Lemahnya implementasi paraturan perundangan, walau ketentuan peraturan
perundangan yang berkaitan dengan lingkungan hidup cukup banyak.
Selanjutnya, beberapa pihak yang justru tidak melaksanakan peraturan
perundangan dengan baik, bahkan mencari kelemahan dari peraturan
perundangan tersebut untuk dimanfaatkan guna mencapai tujuan kepentingan
pribadinya.
6. Lemahnya penegakan hukum lingkungan khususnya di bidang pengawasan.
7. Pemahaman dan kesadaran masyarakat yang masih rendah tentang lingkungan
hidup.
8. Penerapan teknologi yang tidak ramah lingkungan, karena mengharapkan hasil
yang instant, cepat dapat dinikmati, seperti: penggunaan pupuk, pestisida, yang
tidak tepat dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Apabila akan membuktikan setelah terjadinya perusakan itu, siapa yang
melakukannya sulit untuk dilacak, tetapi dengan klausula perbuatan yang dapat
mengakibatkan kerusakan atau tidak berfungsinya kembali sebagaimana mestinya,
21
Ibid, hlm 24
11
maka saat ada perbuatan dapat ditinjau untuk diminta pertanggungjawaban. 22Yang
dimaksud perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam undang-undang
tersebut meliputi:
- Aspek Perencanaan yang dilakukan melalui inventarisasi lingkungan hidup,
penetapan wilayah ekoregion dan penyusunan RPPLH (Rencana Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup).
- Aspek Pemanfaatan Sumber daya Alama yang dilakukan berdasarkan RPPLH.
Tetapi dalam undang-undang ini telah diatur bahwa jika suatu daerah belum
menyusun RPPLH maka pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan
berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
- Aspek pengendalian terhadap pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan
hidup yang meliputi pencegahan, penanggulangan dan pemulihan.
Dimasukkan pengaturan beberapa instrumen pengendalian baru, antara
lain: KLHS, tata ruang, kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, AMDAL, UKLUPL, perizinan, instrumen ekonomi lingkungan hidup, peraturan perundangundangan berbasis lingkungan hidup, anggaran berbasis lingkungan hidup, analisis
resiko lingkungan hidup, audit lingkungan hidup, dan instrumen lain sesuai dengan
kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.Pemeliharaan lingkungan hidup
yang dilakukan melalui upaya konservasi sumber daya alam, pencadangan sumber
daya alam, dan/atau pelestarian fungsi atmosfer. Aspek pengawasan dan penegakan
hukum, meliputi :“Pengaturan sanksi yang tegas (pidana dan perdata) bagi
pelanggaran terhadap baku mutu, pelanggar AMDAL (termasuk pejabat
yang menebitkan izin tanpa AMDAL atau UKL-UPL), pelanggaran dan penyebaran
produk rekayasa genetikan tanpa hak, pengelola limbah B3 tanpa izin, melakukan
dumping tanpa izin, memasukkan limbah ke NKRI tanpa izin, melakukan
pembakaran hutan.”Ketentuan Pasal 100 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (selanjutnya disingkat
UUPPLH), berbunyi: 23
(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau
baku mutu gangguan dipidana, dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan denda paling banyak Rp. 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimna dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dikenakan
apabila sanksi administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau
pelanggaran dilakukan telah lebih satu kali.
22
P Joko Subagyo, Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya, Jakarta, PT.
Rieneka Cipta, 1999, hal 26
23
Pasal 100 Undang – Undang Nmor 32 tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
12
Penjelasan Pasal 100 UUPPLH, menyatakan cukup jelas. Namun demikian, jika
diperhatikan Penjelasan Umum UUPPLH pada angka 6, dijelaskan bahwa: “….
Penegakan hukum pidana lingkungan tetap memperhatikan asas ultimum remedium
yang mewajibkan p[enerapan penegakan hukum pidana sebagai upaya terakhir stelah
penerapan penegakan hukum administrasi dianggap tidak berhasil. Penerapan asas
ultimum remedium ini hanya berlaku bagi tindak pidana formil tertentu, yaitu
pemidanaan terhadap pelanggaran baku mutu air limbah, emisi dan gangguan”, maka
akan muncul isu hukum, yaitu apakah ketentuan Pasal 100 UUPPLH dapat diterapkan
pada saat ini, oleh karena ketentuan sanksi administrasi berdasarkan Pasal 76
UUPPLH diterapkan jika ditemukan pelanggaran terhadap izin lingkungan,
sementara ketentuan izin lingkungan (Peraturan Pemerintah tentang Izin Lingkungan)
belum terbit (belum diatur).Ketentutan Pasal 100 UUPPLH, pada intinya mengatur
tindak pidana melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu
gangguan. Terhadap tindak pidana ini baru dapat dikenakan apabila sanksi
administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih
dari satu kali. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 Undang –
Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) yaitu sanksi administratif
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 76 ayat (2) UUPPLH yang dapat berupa:24
a. Teguran tertulis;
b. Paksaan pemerintah;
c. Pembekuan izin lingkungan; atau
d. Pencabutan izin lingkungan
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan,
dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat.
Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan
dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Suatu limbah
digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang
sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau
mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang
termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang
tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas
kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini
termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah
meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat
24
Pasal 76 ayat (2) Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
13
korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk
limbah B3.25
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Suatu usaha dan/atau kegiatan
akan menghasilkan limbah. Pada umumnya limbah ini harus diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang ke media lingkungan hidup sehingga tidak menimbulkan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. Dalam hal tertentu, limbah yang
dihasilkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan itu dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku suatu produk. Namun dari proses pemanfaatan tersebut akan menghasilkan
limbah, sebagai residu yang tidak dapat dimanfaatkan kembali, yang akan dibuang ke
media lingkungan hidup.26Permen No. 18 thn 2009 pasal 8 yang menyebutkan
diperlukannya Asuransi untuk Perusahaan yang kegiatan utamanya pengelolaan
limbah B3 dan/atau mengelola limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan industry
sendiri maupun yang bukan dari kegiatan sendiri.27Macam –macam Limbah Beracun:
* Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan.
* Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api,
percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau
terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
* Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan
atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam
suhu tinggi.
* Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi
manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit
bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
* Limbah penyebab infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit
atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia
yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
C. Asuransi Pada Umumnya
Teori-teori di atas, mengatasi risiko melalui cara mengalihkannya yang istilah
hukumnya Asuransi maka jelas telah dirumuskan secara yuridis dalam Kitab UndangUndang Hukum Dagang (KUHD). Salah satu cara untuk terus mendukung strategi
25
P Joko Subagyo, Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulannya, Rieke Cipta, Jakarta,
1999, hlm 40.
26
http://asuransilimbah.blogspot.com/ diakses tanggal 24 Desember 2011
27
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Tata Cara
Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
14
pertumbuhan ekonomi tersebut adalah dengan menerapkan konsep Asuransi
Lingkungan.
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Asuransi.
Pengertian Asuransi menurut Pasal 246 KUHD:”Asuransi atau Pertanggungan
adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penangung mengikatkan diri kepada
seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak
tentu”28Sedangkan pengertian asuransi atau pertanggungan dalam UU No.2 Tahun
1992 Tentang Usaha Perasuransian adalah :29”Asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana penangung mengikatkan diri
kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seorang yang dipertanggungkan”.30Dari rumusan di atas dapat
dikemukakan pada hakikatnya asuransi adalah pembagian risiko atau pengalihan
risiko. Dengan adanya pengalihan risiko,pihak tertanggung merasa aman dalam
menjalankan aktifitasnya. Sedangkan dilihat dari dari sudut pandang hukum, asuransi
adalah perjanjian antara tertanggung dengan penanggung. Tertanggung mungkin
perorangan atau badan usaha. Sedangkan penangung adalah badan usaha yang
bergerak dalam dunia usaha asuransi.Sedangkan dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata, asutransi termaksud perjanjian untung-untungan, dapat dilihat dari
pasal 1774 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata31 disebutkan :”Suatu perjanjian
untung-untungan adalah semua perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya,
baik bagi semua pihak, maupun bagi sementara pihak, bergantung pada suatu
kejadian yang belum tentu. Demikian adalah : perjanjian pertanggungan ; bunga
cagak hidup; perjudian atau pertaruhan. Perjanjian pertama diatur didalam kitab
Undang-Undang Hukum Dagang”. 32
Jadi asuransi lingkungan pada prinsipnya sama dengan asuransi umum, yaitu
suatu pengalihan risiko dari seseorang atau badan usaha ke usaha jasa asuransi.
Asuransi ini dapat berjalan apabila badan usaha yang potensial mengalami risiko
28
Kitab Undang-Undang Hukum dagang, pasal 246.
UU No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian
30
UU RI No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, Pasal 1 ayat (1).
31
pasal 1774 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
32
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pasal 1774.
29
15
pencemaran lingkungan mau mentransfer risiko tersebut dan mengumpulkan risiko
(Risk pooling) tersebut kepada usaha jasa asuransi yang bergerak di bidang asuransi
lingkungan.Penggolongan asuransi dapat dilakukan dengan melihat aspek jenis
usahanya. Menurut Undang-undang No. 2 tahun 1992 33tentang usaha perasuransian,
jenis usaha perasuransian meliputi :Usaha asuransi terdiri dari :
- Asuransi kerugian (non life insurance)
- Asuransi jiwa (life insurance)
- Reasuransi (reinsurance)
Usaha penunjang usaha asuransi terdiri dari :
Pialang asuransi yaitu usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam
penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan
bertindak untuk kepentingan tertanggung.Pialang reasuransi yaitu usaha
yang memberikan jasa keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan
penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak untuk
kepentingan perusahaan asuransi.Penilai kerugian asuransi yaitu usaha yang
memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada obyek asuransi yang
dipertanggungkan. Konsultan aktuaria yaitu usaha yang memberikan jasa
konsultan aktuaria.Agen asuransi yaitu pihak yang memberikan jasa
keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama
penanggung.Selanjutnya penggolongan asuransi, menurut The Chartered
Insurance Institut London, dapat dibagi sebagai berikut :
- Asuransi Harta. Asuransi harta atau property insurance merupakan
pertanggungan untuk semua milik yang berupa harta benda yang memiliki
risiko atau bahaya kebakaran, kecurian, tenggelam di laut. Jenis asuransi ini
terdiri dari :
- Asuransi kebakaran (fire insurance)
- Asuransi pengangkutan (marine insurance)
- Asuransi penerbangan
- Asuransi kecelakaan (accident insurance) meliputi kejadian sebagai berikut :
pencurian (di rumah atau kantor), uang dalam pengangkutan, atau dalam
penyimpanan. Untuk menutup semua risiko dalam accident insurance dapat
dilakukan dengan membeli polis all risk yaitu pertanggungan dilakukan
untuk menutup kemungkinan semua risiko yang terjadi atas harta. Jadi yang
dijaminkan bukan hanya pencurian, kebakaran tetapi juga meliputi
33
Undang-undang No. 2 tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian
16
-
kecelakaan dan risiko-risiko yang dapat menyebabkan kerugian bagi
tertanggung.
Asuransi kredit. Kendaraan bermotor meliputi risiko kebakaran, pencurian,
kerusakan dan sebagainya.
Asuransi Tanggung Gugat. Asuransi tanggung gugat atau liability insurance
ini dapat terjadi pada asuransi pengangkutan, asuransi kebakaran, kendaraan
bermotor dan asuransi penerbangan.
Asuransi Jiwa terdiri dari :Asuransi jiwa biasa yang meliputi : asuransi
berjangka (term insurance), whole life, endowment, annuity.Annuitas
(Annuity)Asuransi industri (Industrial insurance)
Asuransi Kerugian. Usaha asuransi kerugian menurut Undang-undang No. 2
tahun 1992 yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan
risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Sedangkan
perusahaan asuransi kerugian adalah perusahaan yang hanya dapat
menyelenggarakan usaha dalam bidang usaha asuransi kerugian termasuk
reasuransi. Menurut UU No. 2 tahun 1992 tersebut perusahaan asuransi
kerugian tidak diperkenankan melakukan kegiatan diluar usaha asuransi
kerugian dan reasuransi. Asuransi kerugian di beberapa negara juga disebut
general insurance yang terdiri dari asuransi kebakaran, pengangkutan laut
dan udara, kendaraan bermotor, kompensasi bagi pegawai, profesi, jaminan
dan sebagainya.34Selanjutnya usaha asuransi kerugian dalam prakteknya di
Indonesia dapat dibagi sebagai berikut :35
Asuransi kebakaran yaitu asuransi yang menutup risiko kebakaran, petir,
ledakan dan kejatuhan pesawat.
Asuransi pengangkutan
Asuransi aneka yaitu jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan
ke dalam asuransi kebakaran dan asuransi pengangkutan. Jenis asuransi
aneka ini antara lain meliputi :
Asuransi kendaraan bermotor
Asuransi kecelakaan diri
Pencurian
Uang dalam pengangkutan
Uang dalam penyimpanan
-
-
-
-
34
Ronny Kountur, Manajemen Risiko Operasional, PPM, Jakarta 2004, hal 25.
Husein Umar, “Manajemen Risiko Bisnis, Gramedia Jakarta 1998
35
17
- Kecurangan Dan sebagainya.
Penanggung jawab kegiatan yang berbahaya dan berisiko tersebut hanya dapat
dibebaskan dari pertanggungjawaban apabila ia dapat membuktikan bahwa kerugian
yang timbul adalah akibat dari kesalahan penggugat sendiri atau akibat bencana
alam.Dengan demikian, yang harus dibuktikan dalam kasus Tanggung Gugat tanpa
kesalahan (Strict liability) adalah: (a) Kerugian (damages), (b)Kausalitas (causal
link), (c)Beban pembuktian terhadap kedua unsur diatas tetap merupakan beban
penggugat (psl 163 HIR dan 1865 BW), (d)Beban pembuktian tentang faktor yang
dapat menghapus tanggung gugat (pembelaan) ada pada diri tergugat ( tidak ada
pembalikan beban pembuktian). Dengan demikian, hubungan sebab akibat (causal
link) antara kerugian dan perbuatan tergugat tetap harus dibuktikan oleh penggugat.
Yang tidak perlu dibuktikan hanyalah kesalahan tergugat.36
2. Tujuan dan Manfaat Asuransi
Manfaat apa yang sebenarnya dapat ditarik oleh kegiatan industri atas konsep
asuransi lingkungan ini. Dengan mengeluarkan dana (premi) yang relatif kecil, akan
memungkinkan bagi suatu industri untuk menangani pengelolaan maupun
penanganan resiko kerusakan lingkungan yang membutuhkan biaya yang tidak kecil.
Dengan terkumpulnya dana bagi pengelolaan lingkungan pada suatu usaha jasa
asuransi, akan memungkinkan suatu kelompok usaha atau industri tertentu
membangun unit pengolahan limbah sehingga upaya pengelolaan limbahnya dapat
lebih ditingkatkan. Dengan asuransi lingkungan akan dapat membantu pihak industri
didalam menyediakan dana yang dapat digunakan segera untuk menghadapi resiko
pencemaran atau kerusakan lingkungan serta tuntutan ganti rugi dari pihak atau
masyarakat sekitar yang dicemari. Dan pada akhirnya konsep asuransi lingkungan ini
akan membuka peluang usaha baru bagi pihak jasa asuransi:
- Adanya kepastian hukum dan rasa keadilan bagi anggota
masyarakat.Membantu pihak masyarakat dalam hal biaya penggantian
kerugian dan pemulihan lingkungan apabila terjadi pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan. Pihak pelaku usaha melalui pihak asuransi telah
mencadangkan dana untuk hal-hal tersebut sehingga pihak masyarakat akan
mendapatkan kepastian biaya konpensasi dan dilakukannya pemulihan
terhadap lingkungan yang tercemar/rusak, hal ini memberikan rasa keadilan
bagi masyarakat.
- Membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Membantu pihak masyarakat di dalam mendapatkan lapangan pekerjaan
36
http://aapialang.co.id/latest/strict-Liability-dan-asuransi-lingkungan.htmlhttp:// aapialang.co.
id/Latest/Strict-Liability-dan-Asuransi-Lingkungan.html diakses tanggal 4 september 2013.
18
baru karena asuransi lingkungan merupakan jenis asuransi yang belum ada
di Indonesia dengan terbukanya lapangan pekerjaan yang baru akan
mengurangi pengangguran dan berpengaruh pada pendapatan masyarakat.
Terpeliharanya kondisi lingkungan, hal ini sangat penting dan tentunya
memberikan keuntungan bagi masyarakat sekarang dan bagi masyarakat di
masa yang akan datang.
- Keuntungan dan Manfaat bagi Lingkungan. Terpeliharanya sumber daya
alam, hal ini penting terutama dalam mengendalikan pemanfaatan sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui.Terpeliharanya keseimbangan
semua unsure lingkungan, seperti diketahui bahwa untuk tidak merubah
ekosistem maka keseimbangan antara bumi, air, udara, flora, fauna dan
manusia harus tetap terpelihara. Asuransi lingkungan sangat penting untuk
memberikan perlindungan dan jaminan kepada masyarakat untuk tetap dapat
memperoleh manfaat ekologi dan ekonomi dari sumber daya alam dan
lingkungan yang terdapat di sekitarnya
D. Asuransi Lingkungan
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Asuransi Lingkungan
Asuransi lingkungan pada prinsipnya sama dengan asuransi umum, yaitu suatu
pengalihan resiko dari seseorang atau badan usaha ke usaha jasa asuransi. Asuransi
ini akan dapat berjalan apabila badan usaha yang potensial mengalami resiko
mencemari lingkungan mau mentransfer resiko tersebut dan mengumpulkan resiko
(risk pooling) tersebut kepada usaha jasa asuransi yang bergerak di bidang asuransi
lingkungan. Mekanisme pelaksanaannya adalah dengan menyerahkan sejumlah uang
sebagai premi, sehingga resiko kerugian secara moneter yang mungkin mereka alami
akan lebih kecil.Konsep asuransi lingkungan ini pada dasarnya adalah untuk
mendukung program pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh pihak industri
dengan cara menyediakan pendanaan melalui lembaga usaha moneter bukan bank
(jasa asuransi), sehingga dapat mendukung usaha pengelolaan dan penanganan
pencemaran lingkungan secara lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Sejalan dengan prinsip pengansuransian, salah satu pelaksanaan asuransi
lingkungan ini adalah dengan cara menerapkan konsep pemindahan resiko (risk
transfer), dimana suatu usaha jasa asuransi menjamin beberapa atau semua resiko
yang mungkin dihadapi oleh suatu industri sesuai dengan premi yang dibayarkannya.
Pada prakteknya dapat dianlogikan dengan asuransi kerugian, akan tetapi dalam hal
ini yang diasuransikan adalah resiko tercemarnya atau rusaknya lingkungan yang
diakibatkan oleh suatu industri.Konsep asuransi lingkungan lain yang mungkin
diterapkan adalah dengan cara menyisihkan dana sebagai simpanan apabila terjadi
19
suatu resiko, seperti misalnya: pencemaran yang sudah diketahui resikonya dan upaya
pembersihannya dan pertangungjawabannya. Prinsip ini umum dikenal sebagai
konsep pembiayaan resiko (risk funding). Cara ini memungkinkan jaminan pada
industri untuk menangani resiko yang tidak dapat ditangani didalam program
pemindahan resiko (risk transfer). Konsep yang kedua saat ini mulai banyak
diterapkan oleh industri berskala besar, seperti industri pertambangan, minyak dan
gas bumi.Asuransi Lingkungan adalah suatu lembaga yang berperan sebagai pihak
penanggung, yang berfungsi melakukan aktivitas jasa pengalihan jaminan pemenuhan
pertanggungan terhadap berbagai risiko lingkungan. Dalam hal ini, jasa asuransi
lingkungan hidup dalam aktivitas fungsinya tersebut sebagai lembaga penghimpunan
dan pendanaan siap untuk menunjang aktivitas pengelolaannya 37Peraturan Menteri
(Permen) Nomor. 18 thn 2009 pasal 8 38yang menyebutkan diperlukannya Asuransi
untuk Perusahaan yang kegiatan utamanya pengelolaan limbah B3 dan/atau
mengelola limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan industry sendiri maupun yang
bukan dari kegiatan sendiri.
Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa asuransi lingkungan merupakan
salah satu instrumen ekonomi yang dapat diterapkan untuk mendukung penerapan
Prinsip Tanggung jawab Mutlak (strict liability) sehingga dapat menjamin
terpenuhinya tanggung jawab pencemar/perusak lingkungan. Latar Belakang
Penemuan Strict Liability bermula pada kasus Rylands vs. Fletcher (1868) di Inggris.
Keputusan Court of Exchequer Chamber di Inggris menyatakan ” Kegiatan atau
aktivitas yang mengandung bahaya atau resiko, apabila mengakibatkan kerugian bagi
orang lain tidak memerlukan pembuktian, apakah seseorang yang mengakibatkan
kerugian bagi orang lain tersebut memenuhi unsur kesalahan. Dengan asuransi
lingkungan akan dapat membantu pihak industri didalam menyediakan dana yang
dapat digunakan segera untuk menghadapi risiko pencemaran atau perusakan
lingkungan serta ganti rugi dari pihak atau masyarakat sekitar yang dicemari. Pada
akhirnya konsep asuransi lingkungan ini akan membuka peluang usaha baru bagi
pihak jasa asuransi. Konsep ini masih enggan diterapkan oleh pihak industri karena
akibat dari suatu kerusakan lingkungan baru terlihat dalam waktu yang lama serta
sulit untuk menyatakannya dalam parameter ekonomi. Sehingga banyak terjadi
kesulitan dalam menentukan besar dan macam pengganti kerugian serta premi yang
harus dibayar.
2. Tujuan dan Manfaat Asuransi Lingkungan
37
George Pigault, Impact to The Environment: Liability, Prevention, Insurance, New York,
American Intewrnasional Group, 1994, hlm 13.
38
Peraturan Menteri (Permen) Nomor. 18 Tahun 2009 pasal 8.
20
Keuntungan menggunakan asuransi lingkungan ada berbagai macam.
Diantaranya dikemukakan oleh TeguhSoedarsono, selaku Kepala Pusat
Pengembangan Informasi dan Penataan Lingkungan Bapedal 1996, tujuan asuransi
lingkungan adalah:
1. Perwujudan peran nyata lembaga jasa asuransi dalam proses pembangunan
yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
2. Memberdayakan kemampuan masyarakat dalam penataan norma dan
persyaratan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia. Menyiapkan dana
siap bagi pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia.
Tujuan utama dari konsep asuransi lingkungan adalah untuk menerapkan
program pengelolaan dan pengendalian pencemaran lingkungan yang dapat merusak
lingkugan da membahayakan masyarakat terutama bagi yang bermukim di seputar
kawasan industri. Selain itu juga untuk menyediakan pendanaan yang tepat untuk
pengelolaan lingkungan hidup melalui sesuatu lembaga usaha yang efektif dan efisien
dalam pengelolaan dan penanganan pencemaran lingkungan.Asuransi lingkungan
adalah suatu lembaga yang berperan sebagai pihak penanggung (insurer atau
insurador), yang berfungsi melakukakan aktifitas jasa pengalihan jaminan
pemenuhan pertanggungan terhadap berbagai risiko lingkungan. Dalam hal ini jasa
asuransi lingkungan hidup dalam aktivitas fungsinya tersebut berfungsi sebagai
lembaga perhimpunan dan pendanaan siap untuk menunjang aktivitas pengelolaan
lingkungan. Jelaslah bahwa lembaga asuransi lingkungan merupakan salah satu upaya
pencadangan dana untuk menjamin biaya pemulihan lingkungan. Namun di samping
hal tersebut asuransi lingkungan memberikan manfaat lain bagi lingkungan dunia
usaha, seperti : pelaku usaha, pemerintah, masyarakat, dan lingkungan.
Keuntungan dan manfaat bagi pelaku usaha. Dengan membayar premi dan/atau
retribusi yang kecil dapat menyiapkan dana taktis untuk pertanggung jawaban risiko
lingkungan. Membantu pihak pelaku usaha di dalam hal penyediaan dana yang dapat
digunakan segera dalam menghadapi risiko pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan yang mana membutuhkan biaya yang tidak sedikit dalam kaitan dengan
adanya tuntutan ganti rugi oleh pihak ke-3 dan pemulihan lingkungan.
Mendapatkan bantuan teknis dan informasi dalam pengelolaan lingkungan
hidup. Membantu pihak pelaku usaha pada tahap awal di dalam hal teknis dan
informasi dari perusahaan asuransi secara langsung maupun tidak akan membantu
pihak pelaku usaha di dalam mengelola usahanya agar sesuai dengan pengelolaan
lingkungan hidup yang berlaku. Sehingga dapat dihindari pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan yang diakibatkan oleh proses industrinya. Dalam hal ini pihak
21
asuransi akan dibantu oleh tenaga ahli di bidang pengelolaan industri dan lingkungan
yang berdiri sendiri atau merupakan bagian dari perusahaan asuransi.
Mendapatkan analisis hasil monitoring dan laporan evaluasi kemungkinan
terjadinya dampak lingkungan. Membantu para pelaku mendapatkan laporan secara
teratur mengenai perkembangan dan evaluasi serta pemantauan hasil kegiatan
pengelolaan dari pihak asuransi. Sehingga akan diketahui secara dini apabila terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan di dalam proses industrinya sehingga dapat dilakukan
antisipasi atau perbaikan terhadap hal tersebut.Dapat membentuk kondisi ketenangan
dan bekerja lebih konsentrasi
dalam bidang
produksi, pemasaran, dan
pengembangan industri.
Membantu para pelaku usaha dengan adanya pihak lain yaitu pihak asuransi
yang turut serta membantu di dalam hal penyediaan dana dan memonitor proses
industrinya akan meringankan beban pelaku usaha sehingga pelaku usaha dapat
mencurahkan perhatian sepenuhnya kepada tugas pokoknya.
Manfaat Asuransi bagi Masyarakat.39Manfaat apa yang sebenarnya dapat
ditarik oleh kegiatan industri atas konsep asuransi lingkungan ini. Dengan
mengeluarkan dana (premi) yang relatif kecil, akan memungkinkan bagi suatu
industri untuk menangani pengelolaan maupun penanganan resiko kerusakan
lingkungan yang membutuhkan biaya yang tidak kecil. Dengan terkumpulnya dana
bagi pengelolaan lingkungan pada suatu usaha jasa asuransi, akan memungkinkan
suatu kelompok usaha atau industri tertentu membangun unit pengolahan limbah
sehingga upaya pengelolaan limbahnya dapat lebih ditingkatkan. Dengan asuransi
lingkungan akan dapat membantu pihak industri didalam menyediakan dana yang
dapat digunakan segera untuk menghadapi resiko pencemaran atau kerusakan
lingkungan serta tuntutan ganti rugi dari pihak atau masyarakat sekitar yang dicemari.
Dan pada akhirnya konsep asuransi lingkungan ini akan membuka peluang usaha
baru bagi pihak jasa asuransi.
Membantu pihak masyarakat dalam hal biaya penggantian kerugian dan
pemulihan lingkungan apabila terjadi pencemaran dan/atau perusakan lingkungan.
Pihak pelaku usaha melalui pihak asuransi telah mencadangkan dana untuk hal-hal
tersebut sehingga pihak masyarakat akan mendapatkan kepastian biaya konpensasi
dan dilakukannya pemulihan terhadap lingkungan yang tercemar/rusak, hal ini
memberikan rasa keadilan bagi masyarakat. Membuka lapangan pekerjaan dan
meningkatkan pendapatan masyarakat.
39
Herman, Robert I and BA Hedges, “Risk Management Concept and Applications”, Richard
Irwin Homewood, 2001. Hal 22
22
Membantu pihak masyarakat di dalam mendapatkan lapangan pekerjaan baru
karena asuransi lingkungan merupakan jenis asuransi yang belum ada di Indonesia
dengan terbukanya lapangan pekerjaan yang baru akan mengurangi pengangguran
dan berpengaruh pada pendapatan masyarakat.
Terpeliharanya kondisi lingkungan, hal ini sangat penting dan tentunya
memberikan keuntungan bagi masyarakat sekarang dan bagi masyarakat di masa
yang akan datang. Keuntungan dan Manfaat bagi LingkunganTerpeliharanya sumber
daya alam, hal ini penting terutama dalam mengendalikan pemanfaatan sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui. Terpeliharanya keseimbangan semua unsure
lingkungan, seperti diketahui bahwa untuk tidak merubah ekosistem maka
keseimbangan antara bumi, air, udara, flora, fauna dan manusia harus tetap
terpelihara. Asuransi lingkungan sangat penting untuk memberikan perlindungan dan
jaminan kepada masyarakat untuk tetap dapat memperoleh manfaat ekologi dan
ekonomi dari sumber daya alam dan lingkungan yang terdapat di sekitarnya
III. PENERAPAN ASURANSI LINGKUNGAN DALAM PENCEGAHAN
PENANGGULANGAN PENECEMARAN LINGKUNGAN DI PT. INTI
INDRAYON UTAMA
A. Penanggulangan Dampak Pencemaran Lingkungan PT. Inti Indrayon
Utama dihubungkan dengan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Pengeololaan Lingkungan Hidup
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup berdasarkan Pasal 1 angka
(2) Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UUPPLH) adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, penfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penagakan hukum.40Upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menjadai kewajiban bagi negara,
pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan agar lingkungan hidup Indonesia dapat tetap menjadi sumber dan
penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta mahluk hidup lain.Ketentuan Pasal 1
angka (3) Undang – Undang Lingkungan Hidup (UUPPLH), menetapkan bahwa
pembangunan berkelanjutan sebagai upaya sadar dan terencana yang memadukan
aspel lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi kedalam strategi pembangunan untuk
40
Pasal 1 angka (2) Undang – Undang Nomor.32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
23
menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan,
dan mutu hidup generaasi masa kini dan generasi masa depan41.
Pengelolaan lingkungan hidup memberikan kemanfaatan ekonomi, sosial, an
budaya serta pula dilakukan berdasarkan prinsip kehati – hatian, demokrasi
lingkungan, desentralisasi, serta pengakuan dan penghargaan terhadap kearifan lokal
an kearifan lingkungan, sehingga lingkungan hidup yang harus dilaksanakan secara
taat asas dan konsekuen dari pusat sampai kedaerah.
Menyadari potensi dampak negatif yang ditimbulkan sebagai konsekuensi dari
pembangunan, terus dikembangkan upaya pengendalian dampak secara dini. Analisis
mengenai dampak lingkungan (Amdal) adalah salah satu perangkat preemetif
pengelolaan lingkungan hidup yang terus diperkuat melalui peningkatan akuntabilitas
dalam pelaksanaan penyususnan amdal dengan mempersyaratkan lisensi bagi penilai
Amdal dan diterapkannya sertifikasi bagi penyusun dokumen Amdal, serta dengan
memperjelas sanksi hukum bagi pelanggar di bidang Amdal. Amdal juga menjadi
salah satu persyaratan utama dalam memperoleh izin lingkungan yang mutlak
dimiliki sebelum diperoleh izin usaha. Upaya preventif dalam rangka pengendalian
dampak lingkungan hidup sadah terjadi, perlu dilakukan upaya represif berupa
penegakan hukum yang efektif, konsekuen, dan konsisten terhadap pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup yang sudah terjadi. Sehingga perlu dikembangkan satu
sistem hukum perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang jelas, tegas dan
menyeluruh guna menjamin kepastian hukum sebagai landasan bagi perlindungan
dan pengelolaan sumberdaya alam serta pembangunan lain.
Mendayagunakan berbagai ketentuan hukum, baik Hukum Administrasi,
Hukum Perdata, Hukum Pidana, diharapkan selain akan menimbulkan efek jera juga
akan meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kepentingan tentang betapa
pentingnya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.Dalam permasalahan PT.
Inti Indrayon Utama telah dilakukan beberapa cara penyelesaiaan permasalahan.
Namun sebelum mengurai penyelesaiaan permasalahan PT. Inti Indrayon Utama yang
dihubungan dengan peraturan pengelolaan lingngkungan hidup yakni Undang –
Undang Nomor 32 tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, terlebih
dahulu mngkaji atau menganalisis keberadaan PT. Inti Indrayon Utama:42
 Deontologi
41
Pasal 1 angka (3) Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
42
http://www.Unpad.ac.id/2013/12/Asuransi, Lingkungan Berperan Dalam Menjamin
Lingkungan.
24
PT. Inti Indrayon Utama didirikan secara yuridis pada tahun 1983, Indrayon
mendapat Hak Penguasaan Hutan Tanah Industri (HPHTI) seluas 269.000
keltar. Perusahaan menanami kembali hutan – hutan baru di areal yang tidak
produktif, dan akan memperbaiki secara cepat keadaan lingkungan. Indrayon
menikut sertakan masyarakat dan pengelolaan tanah industri dengan pola
Perkebunan Inti Rakyat (PIR). Masyarakat menanam sendiri lahannya
dengan pohon industri. Bibit, biaya pengolahan lahan, pemupukan dan
perawatan sepenuhnya disediakan perusahaan. Para pekerja dilahan sendiri
tetap mendapat upah.
 Kaffah
Peristiwa tragis pabrik Indrayon mempunyai dampak besar atas semua orang
yang selama ini menggantungkan hidupnya pada perusahaan. Sebelum
pabrik dibangun disana, Sosor Ladang adalah desa kecil, tetapi kemudian
berkembang menjadi kota mini. Pada maret 1999 perusahaan masih
membayar gaji kepada karyawannya walaupun pabrik tidak beroperasi.
Tanggung jawab dalam konteks ekonomi dalam bisnis adalah melestarikan
lingkungan atau memamfaatkan sumber daya alam demikian rupa sehingga
kualitaas lingkungan tidak dikurangi, tetapi bermutu sama seperti
sebelumnya.
 Strenght
- Indrayon memeproleh Ijin Pemnafaatan Kayu (IPK) Pinus
- Indrayon mendapat Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI)
- Ditanaminya kembali hutan – hutan baru diareal tidak produktif yang
penuh semak belukar
- Perusahaan mengikut serta masyarakat dalam pengembangantanaman
Industri dengan Pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
 Weaknesses
- Pencemaran Lingkungan
- Kurangnya membuka lahan pabrik tidak dilakukan terlebih dahulu
- Sebelum membuka lahan pabrik tidak dilakukan terlebih dahulu Analisa
Dampak Lingkungan (Amdal) sehingga menimbulkan pencemaran
lingkungan yang merugikan masyarakat.
- Tidak menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat disekitar lokasi
pabrik dan pasokan bahan baku.
- Tata kelola perusahaan yang buruk dalam mengelola hutan pinus disekitar
danau toba yang menjadi sumber utama bahan baku kertas perusahaan,
25
sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan hutan dan mengganggu
system tata air di sekitar danau toba.
 Oportunities
- Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat
- Merobah desa kecil menjadi kota mini
- Meningkatkan perekonomian masyarakat setempat
- Meningkatkan penghasil pendapatan Pemda setempat
 Threats
- Jika pencemaran/polusi merugikan lingkungan, akan mengakibatkan
pelanggaran semua kegiatan yang mengakibatkan polusi.
- Masyarakat setempat yang tidak menerima keberadaan pabrik yang
katanya menimbulkan pencemaran dan perusakan lingkungan (hutan –
hutan).
Perlindungan negara terhadap warganya yang trdampak kerusakan lingkungan
seakan tidak ada. Pada hal di Indonesia sudah menerbitakan Undang – Undang
Nomor 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Aturan itu kemudian diganti dengan Undang – Undang Nomor 27
Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan pada 2009 menjadi Undang
– Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1982 adalah langka pertama Indonesia
menuangkan prinsip Deklarasi Stockholm pada tahun 1972, Declaration of Human
Environment, bahwa lingkungan hidup adalah hak asasi manusia sehingga harus
dilundungi hukum secara mandiri. Pada amandamen Undang – Undang Dasar Tahun
1945 disebutkan pula dalam pasal 28 H bahwa Lingkungan Hidup yang baik dan
sehat adalah hak asasi manusia serta hak konstitusional setiap warga Negara.43Sejauh
ini ganti rugi kepada korban perusakan lingkungan direalisasikan disebutkan dalam
pasal 1 (25) Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009, bahwa44“Sengketa
Lingkungan Hidup adalah perselisahan antara dua pihak atau lebih yang timbul dari
kegiatan yang berpotensi dan/atau telah berdampak pada lingkungan hidup”
Dalam Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 terdapat beberapa Pasal yang
menerangkan penyelesaiian pencemaran lingkungan hidup sebagai berikut:Pasal 87
ayat (1). Ayat (2), ayat (3) dan ayat (4):45Ayat (1) “Setiap
penanggung
jawab
usaha dan/atau kegiatan yang melakukan perbuatan melanggar hukum berupa
43
Pasal 28 Undang – Undang Dasar Tahun 1945.
Pasal 1 angka (25) Undang – Undang Nomor 32. Tahun 2009 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
45
Pasal 87 Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
44
26
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian pada
orang lain atau lingkungan hidup wajib membayar ganti rugi dan/atau melakukan
tindakan tertentu”.Ayat (2) “Setiap orang yang melakukan pemindahtanganan,
pengubahan sifat dan bentuk usaha, dan/atau kegiatan dari suatu badan usaha yang
melanggar hukum tidak melepaskan tanggung jawab hukum dan/atau kewajiban
badan usaha tersebut”.Ayat (3)
“Pengadilan dapat menetapkan pembayaran
uang paksa terhadap setiap hari keterlambatan atas pelaksanaan putusan
pengadilan”. Ayat (4) “Besarnya uang paksa diputuskan berdasarkan peraturan
perundang – undangan”. Pasal 88: “Setiap orang yang tindakanya, usahanya,
dan/atau kegiatannya menggunakan B3, menghasilkan dan/atau mengelola limbah
B3, dan/atau yang menimbulkan ancaman serius terhadap lingkungan hidup
bertanggung jawab mutlak atas kerugian yang terjadi tanpa perlu pembuktian unsur
kesalahan”.Penjelasan pasal 88:
Yang dimaksud dengan “bertanggung jawab
mutlak” atau strict liability adalah unsur kesalahan tidak perlu dibuktikan oleh pihak
penggugat sebagai dasar pembayaran ganti rugi. Ketentuaan ayat ini merupakan lex
specialis dalam gugatan tentang perbuatan melanggar hukum pada umumnya.
Besarnya nilai ganti rugi yang dapat dibebankan terhadap pencemar atau perusak
lingkungan hidup menurut Pasal ini dapat ditetapkan sampai batas tertentu.Yang
dimaksud“sampai batas waktu tertentu” adalah jika menurut penetapan perundang –
undangan ditentukan keharusan asuransi bagi usaha dan/atau kegiatan yang
bersangkutan atau telah tersedia dana lingkungan hidup.
Dari paparan beberapa pasal diatas meskipun pengusaha dibebani dengan
kewajiban seperti memasang atau memperbaiki unit pengelolaan limbah, memulihkan
fungsi lingkungan hidup, dan menghilangkan penyebab pencemaran seperti
tercantum pada pasal 87 ayat (1), sanksi ini masih macan ompong, dikarenakan
masalah denda dan cara menghitung kerugian dan ganti rugi tidak dibahas dalam
Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009. Ketentuan perdata untuk menentukan ganti
rugi kepada korban praktis tidak ada.Dengan demikian bahwa issu lingkungan hidup
dan juga undang – undang lingkungan hidup yang mengatur akan adanya
tanggungjawab dari pengelola pabrik akan kerusakan lingkungan hidup yang akan
diakibatkan oleh proses pabrik tentunya membuka peluang asuransi yang cukup
besar. Industri asuransi sudah seyogyanya mulai melakukan persiapan dalam rangka
mencoba menangani ataupun melakukan penelitian atas potensi bisnis asuransi yang
timbul dari issu lingkungan tersebut.Dalam Industri Asuransi di Indonesia, jenis
asuransi polusi (Pollution Liability Insurance) yang spesifik menutup risiko polusi,
sampai dengan saat ini masih belum ada. Jenis asuransi polusi dapat dikelompokan
dalam kelompok Liability Insurance. Liability Insurance adalahtanggungjawab
27
hukum (legal liability) daripada tergugat/defedent terhadap kerugian material
(material damage) dan/atau luka badan (Bodily Injury) yang diderakibat
kesemberonoan/negligance daripada tergugat dalam menjalankan usahnya atau hal –
hal yang berkaitan dengan aktifitas sehari – hari46.
Dengan demikian unsur pokok yang paling penting dalam Asuransi Tanggung
Gugat adalah bahwa pihak penggugat harus bisa membuktikan bahwa tergugat telah
melakukan kesembronoan/negligence, dimana negligance tersebut merupakan unsur
pokok dalam tuntutan klaim. Selain itu, tergugat secara hukum harus mempunyai
kewajiban (duty of care) kepada masyarakat atas dampak akibat usaha yang
dikelolanya. Dengan melakukan pelanggaran (Breach of Duty Care), maka pengelola
usaha tersebut bisa dikategorikan telah melakukan negligance dan secara hukum
harus bertanggung jawab (legally liable) terhadap pihak yang dirugikan47. Apabila
penggugat tidak bisa membuktikan adanya pelanggaran (negligance), maka tuntutan
klaim dengan sendirinya tidak berhasil.Apa yang diuaraikan diatas menyimpulkan
bahwa potensi asuransi cukup besar tetapi kemampuan dari perusahaan asuransi di
Indonesia untuk menangkap peluang tersebut dapat dikatakan belum optimal, karena
itu masih diperlukan peran yang lebih aktif dari perusahaan asuransi di Indonesia
untuk melakukan penelitian maupun pengembangan suatu produk asuransi
lingkungan hidup ataupun diperlukan kajian – kajian dan kerjasama diantara
perusahaan asuransi dalam rangka mendapatkan suatu keputusan yang saling
menguntungkan
antara
dunia
usaha/industri,pemerintah
dengan
dunia
asuransi.Langkah lain yang perlu dipertimbangkan agar produk asuransi lingkungan
ini dapat berjalan dengan baik apabila terjalin kerjasama yang baik antara pelaku
dalam lingkungan hidup ini, yaitu 48:
a. Pihak Industri Asuransi.Dengan adanya potensi yang besar merupakan suatu
kesempatan yang baik bagi industri asuransi. Dunia asuransi harus lebih
proaktif dan memberikan penjelasan yang lebih efektif dan
berkesinambungan kepada dunia usaha dan Pemerintah akan manfaat
asuransi tersebut. Dan selanjutnya mengingat risiko yang ditimbulkanya
cukup besar diperlukan adanya suatu kerjasama anatara perusahaan asuransi
atau dibentuk konsorsium sebagiamana telah dilakukan atas risiko – risiko
tinggi di Indonesia yaitu atas asuransi pasar dan asuransi tanaman, sehingga
akan lebih mudah untuk mempersiapkan hal – hal yang mencakup :
46
http://aapialang.co.id/blogs/strect-hability dan asuransi lingkungan, diakses pada tanggal 10
November 2013
47
Ibid.
48
http://www.unpad.ac.id/2013/11/asuransi lingkungan berperan dalam menjamin lingkungan
28
 Konstruksi polis.
 Proposal form/SPPA.
 Warranty dan Klausula.
 Skedul Polis.
 Perhitungan Tarip Premi yang adequate dengan risiko.
 Treaty Reasurance yang tepat.
b. Pihak Pemerintah.Pihak Pemerintah yang terlibat langsung dalam
lingkungan ini adalah Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan Instansi
yang menangani AMDAL. Kesuksesan terlaksananya peluncuran asuransi
lingkungan hidup sangat ditunjang oleh dukungan yang optimal daro
Pemerintah. Pemerintah selama ini sudah menunjukkan dukungan yang
cukup baik akan perlunya asuransi lingkungan hidup dan sudah beberapa
kali dilakukan seminar terbatas. Langkah selanjutnya yang diperlukan darp
Pemerintah adalah dukungan dalam hal pengawasan ataupun
persyaratan/pengawasan yang ketat atasi dunia usaha dalam melaksanakan
lingkungan hidup yang baik yang intinya adalah kewajiban dari dunia usaha
untuk menutup asuransi lingkungan hidup, sehingga diperlukan suatu
peraturan Pemerintah yang menikat.
c. Pengelola Pabrik. Adalah perlu ditanamkan kepada dunia usaha akan
semakin perlunya adanya asuransi sebagai tindak lanjut dari pemahaman
yang baik dari dunia usaha atas risk management. Langkah selanjutnya yang
dilakukan dunia asuransi adalah keterbukaan dan manajemen yang baik dari
dunia usaha. Dalam hal ini dunia usaha dapat memberikan informasi yang
seluas – luasnya akan data maupun keterangan yang diperlukan oleh dunia
asuransi, dan dunia usaha betul – betul menunjukan itikat yang baik dalam
mengelola risiko lingkungan hidup tersebut.
Selanjutnya dunia usaha juga harus semakin menyadari bahwa industri yang
dapat berkembang dimasa mendatang adalah industri yang betul – betul
memperhatikan aspek lingkungan hidup.Dari paparan diatas asuransi lingkungan
sebagai salah satu upaya penanggulangan yang tepat untuk pencemaran lingkungan
yang terjadi di PT. Inti Indrayon Utama, sebagaiman telah diatur dalam Undang –
Undang Noor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Yang diatur dalam Pasal 42 dan 43.Pasal 42 (1) : Dalam rangka melestarikan
fungsi lingkungan hidup, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan
dan menerapkan instrumen ekonomi lingkungan hidup.Pasal 42 (2) : Instrumen
ekonomi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
1. Perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi;
29
2. Pendanaan lingkungan hidup; dan
3. Insentif dan/atau disinsentif.
Pasal 43 ayat (3) : Insentif dan /atau disinsentif sebagiama dimaksud dalam
Pasal 42 ayat (2) huruf c antara lain :
a. Pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan hidup;
b. Penerapan pajak, retribusi, dan subsidi lingkungan hidup;
c. Pengembangan sistem lembaga keuangan dan pasar modal yang ramah
d. Pengembangan sistem perdagangan izin pembuangan limbah dan/atau emisi;
e. Pengembangan sistem pembayaran jasa lingkungan hidup;
f. Pengembangan asuransi lingkungan hidup;
g. Pengembangan sistem label ramah lingkungan hidup;
h. Sistem penghargaan kinerja di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
B. Penerapan Hukum Asuransi Lingkungan di PT. Inti Indrayon Utama
Resiko lingkungan yang terjadi akibat kegiatan PT. Inti Iindrayon Utama yang
diakibatkan oleh perusahaan ini terhadap warga sekitar dapat dilakukan dengan upaya
pencegahan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan melalui penerapan asuransi
lingkungan. Asuransi Lingkungan sangat penting untuk memberikan perlindungan
dan jaminan kepada masyarakat untuk tetap dapat memperoleh manfaat ekologi dan
ekonomi dari sumberdaya alam dan lingkungan yang terdapat disekitarnya. Dalam
konteks ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses dan prosedur
asuransi lingkungan sumberdaya alam di Indonesia dapat diterapkan, yaitu49:
a. Perlu adanya sumber data dan informasi yang akurat terkait dengan
keberadaan sumberdaya alam yang akan diansuransukan.
b. Perlu menentukan pendekatan penilaiian ekonomi-ekologi yang tepat dan
baku serta sesuai dengan sifat dan karakteristik sumberdaya.
c. Perlu nelakukan valuasi ekonomi sumberdaya.
d. Perlu dikaji sistem kelembagaan dan prosedur klaim asuransi lingkungan,
dan
e. Perludisiapkan payung hukum dan perundangan yang adil dan tegas.
Keuntungan menggunakan asuransi lingkungan ada berbagai macam.
Diantaranya dikemukakan oleh Tegoh Soedarsono, selaku Kepala Pusat
Pengembambangan Informasi dan Penataan Lingkungan Bapedal 1996, tujuan
asuransi lingkungan adalah :
49
http://eprints.undip.ac.id/2013/12, analisis dimensi sengketa dan dinamika serta identitas
Strategipenyelesaian kasus PT. Inti Indrayon Utama.
30
1. Perwujudan peran nyata lembaga jasa asuransi dalam proses pembangunan
yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
2. Memberdayakan kemampuan masyarakat dalam penataan norma dan
persyaratan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia.
Pencegahan dan proteksi bertujuan untuk memperkecil kerugian (loss) yang
terjadi. Preventive dan protective efforts kita bagi dalam tipe – tipe pencegahan
berikut 50:
1. Truly Preventive. Pencegahan disini bertujuan mengeliminasi sebab – sebab
yang bisa menimbulkan kerugian (cause of loss), misalnya pada “Help
Insrunce” untuk usaha mengurangi risiko (sakit), biasa dilakukan dengan
mendirikan poliklinik – poliklinik dan rumah sakit.
2. Protective. Tujuanya adalah untuk melindungi barang – barang atau orang
yang akan dirugikan (the purpose of which is to protect thing or person
subject to damage).
Tujuan utama dari konsep asuransi lingkungan adalah untuk menerapkan
program pengelolaan dan pengendalian pencemaran lingkungan yang dapat merusak
lingkungan dan membahayakan masyarakat terutama bagi yang bermukim di seputar
kawasan industri. Selain itu juga untuk menyediakan pendanaan yang tepat untuk
pengelolaan lingkungan hidup melalui sesuatu lembaga usaha yang efektif dan
efesien dalam pengelolaan dan penanganan pencemaran lingkungan.Asuransi
lingkungan adalah suatu lembaga yang berperan sebagai pihak penanggung (insurer
atau insurador), yang berfungsi melakukan aktifitas jasa peralihan jaminan
pemenuhan pertanggungan terhadap berbagai resiko lingkungan. Dalam hal ini jasa
asuransi lingkungan hidup dalam aktivitas fungsinya tersebut berfungsi sebagai
lembaga perhimpunan dan pendanaan siap untuk menunjang aktifitas pengelolaan
lingkungan.Jelaslah bahwa lembaga asuransi lingkungan merupakan salah satu upaya
pencadangan dana untuk menjamin biaya pemulihan lingkungan. Namun di samping
hal tersebut asuransi lingkungan memberikan manfaat lain bagi lingkungan dunia
usaha, seperti : pelaku usaha, pemerintah, masyarakat, dan lingkungan.Keuntungan
dan manfaat bagi pelaku usaha :
a. Dengan membayar premi dan/atau retribusu yang kecil dapat menyiapkan
dana taktis untuk pertanggung jawaban risiko lingkungan. Membantu pihak
pelaku usaha di dalam hal penyediaan dana yang dapat digunakan segera
dalam menghadapi risiko pencemaran dan/atau perusakan lingkungan yang
50
Ibid
31
mana membutuhkan biaya yang tidak sedikit dalam kaitan dengan adanya
tuntutan ganti rugi oleh pihak ke-3 dan pemulihan lingkungan.
b. Mendapatkan bantuan teknis dan informasi dalam pengelolaan lingkungan
hidup. Membantu pihak pelaku usaha pada tahap awal di dalam hal teknis
dan informasi dari perusahaan asuransi secara langsung maupun tidak akan
membantu pihak pelaku usaha di dalam mengelola usahanya agar sesuai
dengan pengelolaan lingkungan yang diakibatkan oleh proses industrinya.
Dalam hal ini pihak asuransi akan dibantu oleh tenaga ahli dibidang
pengelolaan industri dan lingkungan yang berdiri sendiri atau merupakan
bagian dari perusahaan asuransi.
c. Mendapatkan analisis hasil monitoring dan laporan evaluasi kemungkinan
terjadinya dampak lingkungan. Membantu para pelaku mendapatkan laporan
secara teratur mengenai perkembangan dan evaluasi serta pemantauan hasil
kegiatan pengelolaan dari pihak asuransi. Sehingga akan diketahui secara
dini apabila terjadi hal – hal yang tidak diinginkan di dalam proses
industrinya sehingga dapat dilakukan antisipasi atau perbaikan terhadap hal
tersebut.
d. Dapat membentuk kondisi ketenangan dan bekerja lebih konsentrasi dalam
bidang produksi, pemasaran, dan pengembangan industri.
Membantu para pelaku usaha dengan adanya pihak lain yaitu pihak asuransi
yang turut serta membantu di dalam hal penyediaan dana dan memonitor proses
industrinya akan meringankan beban pelaku usaha sehingga pelaku usaha dapat
mencurahkan perhatian sepenuhnya kepada tugas pokoknya.Kita sadari bersama
bahwa masalah pencemaran terus bertambah serius di masa mendatang, dimana
diperlukanya adanya upaya – upaya untuk mencegah atau meminimalis dampak
lingkungan yang ditimbulkannya. Strategi pembangunan yang berkonsentraaasi
disektor industri seperti apa yang saat ini diterapkan oleh pemerintah, perlu didukung
oleh perangkat kebijakan lingkungan yang memadai sehingga tidak akan
menimbulkan biaya tinggi terhadap kelanjutan pertumbuhan ekonomi maupun sosial
di Indonesia. Salah satu cara untuk dapat terus mendukung strategi pertumbuhan
ekonomi tersebut adalah dengan menerapkan konsep Asuransi Lingkungan.Asuransi
lingkungan pada prinsipnya sama dengan asuransi umum, yaitu suatu pengalihan
resiko dari seseorang atau badan usaha ke usaha jasa asuransi. Asuransi ini akan
dapat berjalan apabila badan usaha yang potensial mengalami resiko mencemari
lingkungan mau mentransfer resiko tersebut dan mengumpulkan resiko (risk pooling)
tersebut kepada usaha jasa asuransi yang bergerak di bidang asuransi lingkungan.
Mekanisme pelaksanaannya adalah dengan menyerahkan sejumlah uang sebagai
32
premi, sehingga resiko kerugian secara moneter yang mungkin mereka alamai akan
lebih kecil.
Konsep asuransi lingkungan ini pada dasarnya adalah untuk mendukung
program pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh pihak industri dengan cara
menyediakan pendanaan melalui lembaga usaha moneter bukan bank (jasa asuransi),
sehingga dapat mendukung usaha pengelolaan dan penanganan pencemaran
lingkungan secara lebih berhasil guna dan berdaya guna.Sejalan dengan prinsip
pengansuransial, salah satu pelaksanaan asuransi lingkungan ini adalah dengan cara
menerapkan konsep pemindahan resiko (risk transfer), dimana suatu usaha jasa
asuransi menjamin beberapa atau semua resiko yang mungkin dihadapi oleh suatu
industri sesuai dengan premi yang dibayarkan. Pada prakteknya dapat dianalogikan
dengan asuransi kerugian, akan tetapi dalam hal ini yang diasuransikan adalah resiko
tercemarnya atau rusaknya lingkungan yang diakibatkan oleh suatu industri.Konsep
asuransi lingkungan lain yang mungkin diterapkan adalah dengan cara menyisihlan
dana sebagai simpanan apabila terjadi resiko, seperti misalnya : pencemaran yang
sudah diketahui resikonya dan upaya pembersihanya dan pertanggungjawabannya.
Prinsip ini umum dikenal sebagai konsep pembiayaan rsiko. (risk funding). Cara ini
memungkinkan jaminan pada industri untuk menangani resiko yang tidak dapat
ditangani didalam program pemindahan resiko (risk transfer). Konsep yang kedua
saat ini mulai banyak diterapkan oleh industri berskala besar, seperti industri
pertambangan, minyak dan gas bumi.
Manfaat yang dapat ditarik oleh kegiatan industri atas konsep asuransi
lingkungan ini adalah dengan mengeluarkan dana (premi) yang relatif kecil, akan
memungkinkan bagi suatu industri untuk menangani pegelolaan maupun penanganan
resiko kerusakan lingkungan yang membutuhkan biaya yang tidak kecil. Dengan
terkumpulnya dana bagi pengelolaan lingkungan pada suatu usaha jasa asuransi, akan
memungkinkan suatu kelompok usaha atau industri tertentu membangun unit
pengelolaan limbah sehingga upaya pengelolaan limbahnya dapat lebih ditingkatkan.
Dengan asuransi lingkungan akan dapat membantu pihak PT. Inti Indrayon utama
didalam menyediakan dana yang dapat digunakan segera untuk menghadapi resiko
pencemaran atau kerusakan lingkungan serta tuntutan ganti rugi dari pihak atau
masyarakat sekitar yang dicemari. Dan pada akhirnya konsep asuransi lingkungan ini
akan membuka peluang usaha baru bagi pihak jasa asuransi.
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penanggulanagan dampak penecamaran lingkungan di PT. Inti Indrayon
Utama secara garis besar sudah dijelaskan dalam undang – undang nomor
33
32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
akan tetapi masih belum dilaksanakan semaksimal mungkin, ini
dikarenakan pengaturan tentang penanggulangan pencemaran lingkungan
tidak secara spesifik dijelaskan dalam undang – undang tersebut, oleh
sebab itu salah atu solusi yang harus diterpakan adalah pengaturan khusus
tentang penanggulangan pencemaran lingkungan yaitu dengan cara
asuransi lingkungan. Namun PT . Inti Indrayon Utama belum menerapkan
asuransi lingkungan sebagai penanggulangan dalam pencegahan
pencemaran lingkungan sesauai Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagaimana
diatur dalam Pasal 43.
2. Penerapan asuransu lingkungan adalah so;usi penanggulangan
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup maka akan menjadi konsep
yang apabila diterapkan maka program pengelolaan dan pengendalian
pencemaran lingkungan hidup yang dapat merussak lingkungan dan
membahayakan masyarakat terutama bagi yang bermukim diseputar
industri bisa teratsi, dapat pula membantu para pelaku usaha dengan
adanya pihak lain, yaitu pihak asuransi yang turut serta membantu di
dalam hal penyediaan dana dan memonitor proses industrinya akan
meringankan beban pelaku usaha.
B. SARAN
1. Dengan semakin banyaknya tuntutan penutupan kegiatan industri karena
pencemaran lingkungan, penerapan konsep asuransi lingkungan sebaiknya
diatur secara khusus, sehingga pencemaran lingkungan hidup dapat
dipecahkan.
2. Mensosialisasikan asuransi lingkungan pada seluruh lapisan, yaitu pihak
asuransi, serta pelaku usaha dan anggota masyarakat. Sehingga para pihak
tersebut dapat mengetahui secara mendalam mengenai kegunaan dan
pentingnya asuransi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Halim,
Hak
Asasi
Asasi
Lingkungan
Hidup
PembangunanBerkesinambungan, Garuda Nusantara, Jakarta, 1990.
Agus Prawato, Hukum Asuransi Indonesia, Djaya Pirusa, Jakarta, 1982
A. Hasyim Ali, Agus Subekti, Kamus Asuransi, Wardaka, Jakarta, 2002.
34
dan
Brantyo Djohan Putro, Manajemen Resiko Koprporat Terintetegrasi, PPM, Jakarta,
2004.
C. Artur Wiliam and Richhard M. Hans, “Risk Management and Insurance, Mc Graw
Hill Book Company, 2003.
Dahlan Sianat, Manajemen Lembaga Keunagan, Intermedia, Jakarta, 1990.
Djoko Subagyo, Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangan, Rieke Cipta,
Jakarta, 1991.
Sentosa Sembiring, “ Asuransi Jaminan Sosial Disertai Peratiran Undang – Undang,
Nuansa Alia, Bandung, 2006.
Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Pertanggungan Wajib/Sosial, Fakultas Hukum
Gadjah Mada, Yogyakarta, 1980.
Emil Salim, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Mutiara, Jakarta, 1982.
E. Suprihantono Atmojo, Menyinegrikan Pembangunan & Lingkungan Telaah Kritis
Berwawasan Lingkungan, Yogyakarta, 2005.
George Pigualt, Impct to the Environment;Liability, Prevetion, Insurance, New York
American Internasional Group, 1994.
Herman Darmawi, Manajemen Resiko, Bumi Aksara, Jakarta, 1992.
Herman, Robert and BA Hedges, Risk Management Concept and Application,
Richard Irwin Homewood, 2001.
Husein Umar, Manajemen Resiko Bisnis, Gramedia, Jakarta, 2004.
JA Asmila, Sampai Dimana Pencemaran Lingkungan Akibat Industri, Majalah
Dialog. No. 068/1981.
Koesnadi Hardjosoematri, Hukum Tata Lingkungan, Gajah Mada University, Press,
Yogyakarta, 2006.
Man Suparman Sastrawihardjaja, Aspek-Aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga,
Alumni, Bandung, 2003.
Mas Ahmad Santosa, Aktualisasi Prinsip – Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
yang Berwawasan Lingkungan dalam Sistem Praktek Hukum Nasioanal, Jurnal
Hukum Tahun III No.I, Jakarta, 1996.
Munadjat Danusaputro, Hukum Lingkungan Buku I, Bina Cipta, Bandung, 1982.
35
M’itchell, Bruce, B,Setiawan, Dwita Hadi Rhami, Pengelolaan sumberdaya
Lingkungan, Gadja Mada University, Yogyakarta, 2003.
Otto Sumarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Njambatan, Jakarta,
1982.
Rangkuti dan Siti Sundari , Hukum Lingkungan dan Kebijakan Lingkungan Nasional,
Airlangga University Press, Surabaya, 2005.
Robert I.Mahr DAN Emerson Cammack, Principle of Insurance, Homewoods,
Richard, 1980.
Ronny Kountor, Manajemen Resiko Operasional, PPM, Jakarta, 2004.
SR Diacon, Succes In Insurance, London, 1994.
Sri Redjeli Hertina, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Cipta Grafika,
Jakarta, 1950.
Sudarmadjo, Pembangunan Berkelnjutan, Lingkungan Hidup dan Otonomi daerah,
Yogyakarta, 2010.
Surya T. Djaja Diningrat, Industialisasi dan Lingkungan Hidup, Muhammadiyah
University Press, Surakarta, 1996.
Zulfikar Pratono, Konsep Prosedur dan Format Penerapan Jasa Asuransi Dalam
Pengelolaan dan Penataan Lingkungan, Jakarta, 1996.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang – Undang Dasar Tahun 1945.
Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.
KUHPerdata
KUHDagang
Peraturan Mentri Nomor 18 Tahun 2009
AMDAL
36
MAKALAH
Mahkamah Agung, Naskah Akademis Tentang Lingkungan Hidup, Jakarta, 2006
Hhtt://asuransilimbah.blogspot.com
http://gurungeblog.wordpress.com
http://mutiarayanti.blogspot.com
http://makalah.susanto.pdf.
http://manifetstmaya.blogspot.com Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
http://iatpi.org/isi.php=arikel.
http://eprintis.undip.ac.id: Sejarah PT. Inti Indrayon Utama
http://www.unpad.ac.id
Lingkungan
:Asuransi
Lingkungan
37
Berperan
Dalam
Menjamin
Download