Psikologi Konseling - Universitas Mercu Buana

advertisement
Psikologi Konseling
Modul ke:
Review Materi dan Praktikum
Fakultas
PSIKOLOGI
Program Studi
Psikologi
www.mercubuana.ac.id
Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog.
Pengertian
• Konseling sebagai hubungan membantu di
mana salah satu pihak (konselor) bertujuan
meningkatkan kemampuan dan fungsi mental
pihak lain (klien), agar dapat menghadapi
persoalan/konflik yang dihadapi dengan lebih
baik.
Konseling dan Psikoterapi
• Mappiare (2002) mengelompokkan persamaan
dan perbedaan konseling dan psikoterapi :
Æ Tujuan konseling dan psikoterapi adalah
sama, yaitu eksplorasi diri, pemahaman diri,
dan perubahan tingkah laku.
Æ Keduanya menekankan pentingnya klien
dapat mengambil keputusan dan terampil
membuat perencanaan.
Konseling dan Psikoterapi
(Perbedaan)
• Konseling bersifat konstruktif dan edukatif,
sementara psikoterapi bersifat rekonstruktif.
• Proses pelatihan pada konseling kurang
menyeluruh, sementara psikoterapi
menyeluruh.
• Waktu pelaksanaan konseling lebih singkat
dibandingkan psikoterapi
• Konseling menangani permasalahan
nonmedis, sedangkan psikoterapis lebih
mengarah ke medis dan lebih mendalam.
Etika, Moral, dan Hukum
• Etik meliputi keputusan yang bersifat moral
(Kitchener, 1986). Etik bersifat normatif dan
berfokus pada prinsip dan standar yang
mengatur hubungan antan individu.
• Moralitas, meliputi penilaian atau evaluasi
perbuatan.
• Hukum adalah penyusunan yang akurat dari
standar pemerintah yang dibuat untuk
menjamin keadilan legal dan moral.
Etika dalam Pemikiran Moral
• Dalam pengambilan keputusan etik tidaklah
mudah, selain pengetahuan dibutuhkan
kualitas seperti karakter, integritas, dan
keberanian moral (Welfel, 2006).
• Menurut Hayman & Covert (1986), ada 5
dilema etik diantaranya :Kepercayaan, Konflik
Peran, Kompetensi konselor, Konflik dengan
atasan atau institusi,Tingkat kepentingan.
Aplikasi Prinsip Moral dan Etik
• Tingkah laku etik sangat dipengaruhi oleh sikap
yang dominan dalam lingkungan tempat
seseorang bekerja, oleh rekan kerja, dan oleh
tugas yang dilakukan konselor.
• Konselor sebaiknya meneliti kebiiakan umum
dan prinsip-prinsip institusi sebelum
menerima pekerjaan karena bekerja di tempat
spesifik berarti konselor setuju dengan aturan,
prinsip, dan etik yang berlaku.
Dasar Pemikiran Rogers
• Rogers berpandangan bahwa sifat manusia
pada dasarnya baik (Rogers, 1961). Manusia
secara karakteristik mengarah kepada hal-hal
positif, bergerak maju, konstruktif, realistik dan
dapat diandalkan (Rogers, 1957, p.199).
• Berkat pandangan filosofis bahwa individu
memiliki kesanggupan yang inheren untuk
menjauhi maladjustment menuju keadaan
psikologis yang sehat, terapis meletakkan
tanggung jawab utamanya bagi proses terapi
pada klien.
Dasar Pemikiran Rogers
• Rogers mengatakan bahwa konsep diri
manusia seringkali tidak sesuai dengan
kenyataan. Rogers menggunakan istilah
inkongruen untuk merujuk pada
“ketidaksesuaian” antara konsep diri (Ideal
Self) dan realitas (Real Self).
• Kongruen adalah kesesuaian yang cukup
akurat antara konsep diri dan realitas.
Pendekatan Konseling Non Directive
• Pendekatan client-centered difokuskan pada
tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk
menemukan cara-cara menghadapi kenyataan.
• Terapi client-centered memasukkan konsep
bahwa fungsi terapis adalah tampil langsung
dan bisa dijangkau oleh klien serta
memusatkan perhatian pada pengalaman di
sini dan sekarang, yang tercipta melalui
hubungan antara klien dan terapis.
Pendekatan Konseling Non Directive
• Dalam kerangka client-centered, “teknikteknik”-nya adalah pengungkapan dan
pengomunikasikan penerimaan, respek, dan
pengertian, serta berbagi upaya dengan klien
dalam mengembangkan kerangka acuan
internal dengan memikirkan, merasakan dan
mengeksplorasi.
Pendekatan Konseling Non Directive
• Rogers merangkum hipotesis dasar terapi
client-centred dalam satu kalimat, yaitu: “jika
saya bisa menyajikan suatu tipe hubungan,
maka orang lain akan menemukan dalam
dirinya kesanggupan menggunakan hubungan
itu untuk pertumbuhan dan perubahan,
sehingga perkembangan pribadi pun akan
terjadi” (Rogers, 1961, hlm. 73).
Empati
• Memahami orang lain dari sudut kerangka
berpikirnya dan harus ditunjukkan. Konselor
harus menyingkirkan nilai-nilainya sendiri dan
tidak boleh terpengaruh atau larut terhadap
nilai-nilai yang dianut klien.
• Menurut Roger, empati sebagai kemampuan
yang dapat merasakan dunia pribadi klien
tanpa kehilangan kesadaran diri
Attending
Attending yang baik yakni :
• Kepala- setuju
• Ekspresi wajah-tenang, ceria, senyum
• Posisi tubuh-duduk akrab berhadapan atau
berdampingan.
• Tangan- variasi gerakan
• Mendengar aktif
Proses Wawancara Konseling
•
•
•
•
•
•
Preparing for the Counseling Interview
Structuring the Interview
Creating an Appropriate Climate and Tone
Conducting the Interview
Closing the Interview
Evaluating the Interview
Active Listening
• Encouraging
Æmeminta klien terus berbicara. Gunakan
probing jika diperlukan.
• Paraphrasing
ÆInti dari apa yang baru saja dikatakan oleh
klien dan mengklarifikasi komentar klien.
• Summarizing
Æmemperjelas dan menyaring apa yang klien
katakan selama rentang waktu tertentu (Pada
saat mengakhiri atau berpindah topik)
Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah antara lain:
• Konselor dapat mengenal kepribadian klien
yang dianggap mempunyai masalah yang luas
dan mendalam
• Konselor dapat memahami dan menetapkan
faktor-faktor penyebab permasalah yang
dihadapi klien.
• Konselor dapat menentukan jenis layanan yang
tepat dan sesuai dengan permasalahan klien
Identifikasi Masalah
•
•
•
•
Data yang dapat dikumpulkan untuk
mendukung proses identifikasi masalah:
Data Pribadi
Data Kelompok
Secara umum teknik pengumpulan data dapat
dilakukan secara tes dan nontes.
Teknik tes
Teknik non tes
Penerapan Wawancara Konseling
• Latihan
ÆMenentukan Topik
ÆMenyusun Struktur atau panduan
ÆLet’s practice
Terima Kasih
Muhammad Ramadhan , M.Psi
Download