HIV - ETD UGM

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini penyakit Human Immunodeficiency Virus
(HIV) semakin berkembang. Secara global, prevalensi HIV
meningkat dimana pada tahun 2002 terdapat 31 juta Orang
Dengan HIV dan AIDS/Acquired Immunodeficiency Syndrome
(ODHA) dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 35,3 juta
ODHA. Hal ini dikarenakan ODHA yang diterapi dengan
obat
antiretroviral
sehingga
memiliki
jangka
waktu
hidup yang lebih lama (Maartens et al., 2014).
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan, pada
tahun 2014 dari bulan Januari hingga Maret dilaporkan
sebanyak 22.869 kasus HIV baru dimana persentase HIV
tertinggi
dengan
dilaporkan
faktor
pada
resiko
kelompok
penularan
umur
25-29
terbanyak
tahun
melalui
heteroseksual. Jika dilihat dari faktor epidemiologi
berdasarkan usia yang kebanyakan menyerang pada usia
25-29 dimana seharusnya pada usia tersebut menjadi usia
yang produktif, tetapi dapat terjadi penurunan kualitas
hidup
ketika
seseorang
terkena
HIV
yang
menurunkan
sistem kekebalan tubuh sehingga mengakibatkan menjadi
1
2
lebih mudah untuk terkena penyakit (Indonesian General
Directorate
of
Communicable
Disease
Control
and
Environmental Health, 2014).
Infeksi oportunistik merupakan penyebab predominan
terjadinya morbiditas dan mortalitas pada pasien yang
terifeksi
HIV.
Area
utama
yang
biasanya
terserang
adalah saraf, saluran pencernaan dan sistem pernapasan,
dan kulit. Level imunitas menentukan kejadian dan tipe
infeksi oportunistik yang terjadi. Secara umum, infeksi
ringan seperti herpes zoster dan infeksi kulit lainnya
terjadi
lebih
dahulu
dibanding
infeksi
yang
dapat
mengancam jiwa seperti toxoplasmosis sistem saraf pusat
dan meninggitis cryptococcal yang terjadi pada kondisi
imun
yang
buruk
(Federal
HIV/AIDS
Prevention
and
Control Office, 2008).
Hubungan antara infeksi oportunistik dan infeksi
HIV
bersifat
kondisi
imunosupresan
oportunistik
yang
pasien
menular
virus
untuk
seksual,
yang
HIV.
sebagai
yang
yang
dimana
dapat
menyebabkan
terinfeksi
oportunistik
pada
bidireksional,
ko-infeksi
penyakit
yang
HIV,
menyebabkan
bersirkulasi,
menyebabkan
memudahkan
Sementara
terinfeksi
juga
HIV
sehingga
patogen
pada
pasien
itu,
infeksi
sering
terjadi
seperti
infeksi
peningkatan
dapat
kadar
mempercepat
3
progresi HIV dan meningkatkan transmisinya (Panel on
ooportunistic
infection
in
HIV
infected
adults
and
adolescents, 2013)
Pada tahun 2014 dilakukan sebuah penelitian di Fiji
dengan hasil bahwa penghitungan jumlah limfosit tidak
dapat
dijadikan
sebagai
alternatif
pada
perhitungan
jumlah CD4 dikarenakan ketika seorang individu memiliki
jumlah limfosit ≤2300 sel/mm3 memiliki nilai prediksi
positif 87% dan nilai prediksi negatif 17% untuk CD4
≤350
sel/mm3,
untuk
CD4
dan
≤500
jika
sel/mm 3
digunakan
akan
sebagai
pengganti
mengakibatkan
seluruh
pasien yang terinfeksi HIV akan menerima terapi ARV
walaupun belum memenuhi syarat (Balak et al., 2014).
Hasil
penelitian
penelitian-penelitian
sebelumnya
limfosit
yang
dapat
ini
sangat
yang
mengatakan
menjadi
bertentangan
sudah
bahwa
alternatif
pernah
dilakukan
perhitungan
dari
dengan
jumlah
perhitungan
jumlah CD4. Seperti penelitian yang dilakukan di China
menunjukkan bahwa terdapat korelasi kuat antara jumlah
limfosit dengan jumlah sel CD4 (Chen et al., 2013).
Oleh karena itu dilakukan penelitian ini untuk mengukur
apakah
perhitungan
jumlah
limfosit
alternatif dari perhitungan jumlah CD4.
dapat
menjadi
4
1.2
Perumusan Masalah
2. Apakah
terdapat
perbedaan
jumlah
limfosit
pada
pasien HIV sebelum dan sesudah terapi ARV selama 6
bulan?
3. Apakah terdapat korelasi antara jumlah limfosit
dengan jumlah sel CD4 pada monitoring pasien HIV
selama 6 bulan?
1.3
Tujuan Penelitian
2. Membandingkan
perubahan
jumlah
limfosit
pada
pasien HIV sebelum dan sesudah diterapi ARV selama
6 bulan
3. Mencari
jumlah
korelasi
CD4
monitoring
antara
sehingga
terapi
ARV
jumlah
dapat
pada
limfosit
dengan
digunakan
untuk
pelayanan
kesehatan
yang tidak dapat melakukan pengukuran jumlah CD4
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian
manfaat
diharapkan
ini
bahwa
dapat
diharapkan
perhitungan
digunakan
dapat
jumlah
sebagai
memberi
limfosit
metode
alternatif dalam memonitor pasien HIV yang sedang
terapi ARV selama 6 bulan, terutama pada pelayanan
5
kesehatan
yang
tidak
memiliki
fasilitas
perhitungan jumlah CD4
1.5
Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian serupa juga telah dilakukan,
antara lain dapat dilihat pada tabel 1. Keaslian
Penelitian.
Tabel 1. Keaslian Penelitian
No
.
1
2
Penulis,
tahun, Topik
Judul
(Fasakin et al., Tema :
2014)
Perhitungan
jumlah
limfosit
sebagai alternatif perhitungan
“Total and CD4+ jumlah
CD4
sebagai
standar
Tlymphocyte memulainya terapi ARV
count
correlation
in Populasi :
newly
diagnosed 180 orang yang baru terinfeksi
HIV patients in HIV di sebuah rumah sakit di
resource-limited Nigeria
setting”
Metode :
Cross-sectional
(Angelo
2007)
et
Hasil
Perbedaan
Perhitungan
jumlah
limfosit
berkorelasi
dengan
perhitungan
jumlah
CD4,
sehingga
dapat
digunakan
sebagai
keputusan
untuk
dimulainya
terapi ARV pada
pasien
HIV
di
Nigeria

Jumlah
limfosit
total
meemiliki
spesifisitas
yang
tinggi
dalam
mengidentifikasi
pasien
untuk
pemberian
profilaksis,
tetapi
memiliki
sensitivitas
Populasi :
yang
rendah,
Sebanyak 1174 pasien terinfeksi sehingga
tidak
HIV di Salvador, Brazil, pada dapat
digunakan

al., Tema :
Evaluasi jumlah limfosit total
sebagai marker pengganti dalam
“EVALUATING
perhitungan
jumlah
sel
CD4
TOTAL LYMPHOCYTE untuk mengidentifikasi pasien
COUNTS
AS
A yang
membutuhkan
profilaksis
SUBSTITUTE
FOR dalam
mencegah
infeksi
CD4
COUNTS
IN oportunis (CD4 < 200 sel/mm3)
THE FOLLOW UP OF dan pasien dengan CD4 < 350
AIDS PATIENTS”
sel/mm3


Populasi
negroid,
180 sampel dengan 54
pria & 126 wanita,
usia 20-80 tahun
Pasien di diagnosis
HIV
berdasarkan
konseling
dan
tes
menggunakan
teknik
two
rapid
enzyme
immunoassay
(EIA),
yaitu Determine Kit
dan Unigold Kit
Populasi
Brazil
dengan sampel yang
besar 1174
Sampel
yang
akan
diukur kadar jumlah
limfosit total dan
jumlah
sel
CD4
diambil antara jam 8
pagi hingga jam 10
pagi
untuk
menghindari variasi
akibat
siklus
sirkadian
May 2003 hingga September 2004
Metode :
Prospektif Observasional
3
(Diseases,
Kano, & State,
2013)
“Evaluation
of
the
probability of
using
total
lymphocyte
count
as
an
alternative to
CD4 count in
initiation
of
art”
Tema :
Menghitung jumlah limfosit dan
CD4 pada pasien yang positif
terinfeksi HIV dan pada pasien
yang
negatif
terinfeksi
HIV
(sebagai
kontrol),
sehingga
perhitungan
jumlah
limfosit
dapat
menjadi
alternatif
perhitungan jumlah CD4 dalam
mendiagnosis pasien HIV
Populasi :
Individu seropositif
orang (Test)
Individu
seronegatif
orang (Control)
Metode :
Cross-sectional
sebagai
pengganti
perhitungan
jumlah sel CD4
pada
pasien
terinfeksi HIV
Terdapat
perbedaan
yang
signifikan
pada
perhitungan
jumlah
CD4
antara
kelompok
test
dan
control.
Sementara
itu,
tidak
terdapat
perbedaan
yang
signifikan
pada
HIV 244 perhitungan
jumlah
limfosit
HIV
50 antara
kelompok
test
dan
control.


Populasi
dibagi
dalam
4
kelompok
usia,
yaitu
2030,31-40, 41-50, dan
51-60
Pengambilan
sampel
dilakukan pada jam 8
pagi – 10 pagi
Download