STUDI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RSUP . Dr

advertisement
Jurnal Penelitian Teknik Sipil
STUDI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RSUP . Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO
H. Halidin Arfan 1, Ahmad Zubair 1, Alpryono2
ABSTRACT: In an effort to improve public health, especially in large cities has increased the establishment of the hospital
(RS). As a result of the effluent quality of hospital waste does not qualify. Hospital waste can pollute the environment
around the hospital and can cause problems of health.The purpose of this research is to create an efficient WWTP planning
in land use as well as having greater power bin and also merencankan WWTP using anaerobic and aerobic system that
produces enfluen in accordance with effluent quality standard by reference to existing debit Dr. DR.Wahidin
Sudirohusodo
389.53
m3/day
and
also
the
characteristics
of
the
existing
waste
water.
Keywords: WWTP, Wastewater Treatment, Study
ABSTRAK: Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya di kota-kota besar semakin meningkat
pendirian rumah sakit (RS). Sebagai akibat kualitas efluen limbah rumah sakit tidak memenuhi syarat. Limbah rumah sakit
dapat mencemari lingkungan penduduk di sekitar rumah sakit dan dapat menimbulkan masalah kesehatan.Tujuan dari
penelitian ini adalah membuat Perencanaan IPAL yang efisien dalam penggunaan lahan serta
memiliki
daya
tampungan yang lebih besar dan juga merencankan IPAL dengan menggunakan sistem anaerob dan aerob sehingga
mengahsilkan enfluen yang sesuai dengan baku mutu limbah cair dengan mengacu pada debit eksisting RSUP.
DR.Wahidin Sudirohusodo yaitu 389,53 m3/hari dan juga karakterisitik air limbah yang ada.
Kata Kunci : IPAL, Pengolahan Air Limbah, Studi
PENDAHULUAN
Dalam proses pelaksanaannya, RSU. Dr.
Wahidin Sudirohusodo menghasilkan limbah
yang terdiri dari limbah padat dan limbah cair.
Limbah cair yang dihasilkan RSU. Dr. Wahidin
Sudirohusodo berasal dari dua sumber, yaitu
limbah proses pelayanan dan limbah domestik.
Limbah cair dari proses pelaksanaan masuk ke
saluran yang berada di dalam rumah sakit untuk
kemudian dialirkan ke instalasi pengolahan air
limbah. Sementara itu jumlah pengunjung dan
pasien rumah sakit yang bertambah seiring
dengan perkembangan membutuhkan IPAL
yang lebih mampu dalam menangani produksi
air limbah dimasa yang akan datang.
Limbah cair dari proses pelaksanaan
terutama dihasilkan akibat penggunaan air yang
besar dalam proses pelayanan rumah sakit. Air
limbah proses pelayanan rumah sakit berasal
dari kegiatan pelaksanaan rumah sakit. Beban
air limbah yang akan diterima oleh IPAL
bergantung pada jumlah pasien yang dilayani
oleh RSU. Dr. Wahidin Sudirohusodo dan
akan meningkat seiring dengan peningkatan
kapasitas pelayanan RSU. Dr. Wahidin
Sudirohusodo.
GAMBARAN UMUM
RSU. Dr. Wahidin Sudirohusodo
berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan,
Makassar- Sulawesi Selatan dengan koordinat
Geografis berada pada 5° 8' 6" LS dan 119° 29'
36" BT. Luas areal rumah sakit sekitar 13,5
hektar dengan luas total bangunan sebesar 5,2
hektar. Topografi daerah Makassar relatif
datar, yaitu di antara 4 m-5m diatas permukaan
laut. Menurut klasifikasi Schimidt dan
Ferguson, daerah Makassar termasuk dalam
kelompok iklim tropis tipe B (basah) dengan
suhu rata-rata 220 C - 360 C dan curah hujan ”
1. Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
2. Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 9025, INDONESIA
Jurnal Penelitian Teknik Sipil
2.000 - 3.000 mm, dan jumlah hari hujan ratarata 108 hari pertahun.
RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo
dalam melaksakan aktifitasnya ditunjang oleh
poliklinik spesialis dan sub spesialis yang
ditangani oleh 270 dokter ahli meliputi
pelayanan Bedah Umum, Bedah Tumor, Bedah
Anak, Bedah Ortopedi, Bedah Urologi, Bedah
Saraf, Kardiologi, Anak. Selain itu juga
didukung oleh tenaga paramedis perawatan
sebanyak 697 orang, tenaga Paramedis Non
Perawatan sebanyak 290 orang, Tenaga non
medis sebanyak 1014 orang.
Debit (m3/hari)
(m3/hari)
Rata-rata
(137 m3/hari)
Maks (147
m3/hari)
170
160
150
140
130
120
110
100
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Hari
Gambar 1. Fluktuasi Debit Harian Eksisting
Total penggunaan air di RSU. Dr. Wahidin
Sudirohusodo, baik untuk proses pelayanan
maupun kegiatan lain rata-rata sebesar 389.53
m3/hari yang berasal dari PDAM dan air tanah.
Dari rata-rata penggunaan air bersih
tersebut berasal dari pengunjung, pasien dan
berbagai perangkat rumah sakit. Berikut adalah
daftar pengunjung beserta pasien rumah sakit
pada tahun 2012 yang dapat dilihat pada tabel
1.
Tabel 1. Data Pengunjung dan Pasien
Tahun
(2012)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Pengunjung
15467
13447
13200
13235
14135
12154
Pasien
R.Inap
R.Jalan
2314
17961
1973
14372
2120
14293
2095
14964
2161
15774
2207
14212
Berikut adalah gambar fluktuasi debit air
limbah rumah sakit yang dapat dilihat pada
gambar 1.
Kualitas air limbah menyatakan banyaknya
kontaminan yang terdapat dalam air limbah.
Kontaminan di dalam air limbah dapat berupa
kontaminan fisik, kimia, maupun biologi.
Karakteristik utama air limbah RSU. Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar adalah
kandungan COD yang ada di dalam air limbah
yang sangat tinggi. Selain COD yang tinggi,
karakteristik air limbah RSU. Dr. Wahidin
Sudirohusodo adalah tingginya BOD, minyak
dan lemak, serta TSS.
Data kualitas air limbah RSU. Dr. Wahidin
Sudirohusodo dapat dilihat pada tabel 2 dan
tabel 3.
Jurnal Penelitian Teknik Sipil
Tabel 2. Data Kualitas Air Limbah Influen
Parameter
Temperatur
TDS
TSS
pH
Besi (Fe) m
Fluorida (F)
NTK
Nitrat, sebagai N
Nitrit, sebagai N
P- total
BOD
COD total
COD terlarut (sCOD)
COD tidak terlarut (pCOD)
Fenol
MBAS
Minyak&Lemak
Satuan
C
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
Besaran
35
447
2030
3,4
1,302
12,41
28,016
28,5091
0,353
0,1069
12008
54090
35808
18282
0,134
0,471
2113,16
Data kualitas enfluen yang dihasilkan oleh
IPAL RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo yang
diperoleh dari hasil tes laboratorium dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Data Kualitas Air Limbah Enfluen
Parameter
Temperatur
TDS
TSS
pH
Besi (Fe) m
Fluorida (F)
Nitrat, sebagai N
Nitrit, sebagai N
BOD
COD
Fenol
MBAS
Minyak&Lemak
Satuan
C
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
Besaran
26
330
8
7,53
0,2714
0,7343
1,705
0
7,53
39,12
0,3912
0,3113
-
RANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN
AIR LIMBAH RUMAH SAKIT
Untuk mengolah parameter-parameter
air limbah, unit-unit pengolahan yang akan
diterapkan terdiri dari unit pengolahan
pendahuluan, unit pengolahan primer, dan unit
pengolahan sekunder
Pada pengolahan primer dilakukan
operasi fisik yang bertujuan untuk menyisihkan
padatan yang terapung maupun terlarut di
dalam air limbah. Pengolahan primer
menyiapkan air limbah untuk memasuki
tahapan
pengolahan
selanjutnya,
yaitu
pengolahan sekunder. Dalam pengolahan
sekunder digunakan proses biologi atau kimia
untuk menyisihkan sebagian besar kandungan
organik dalam air limbah
Adapun Standar Baku Mutu Air Limbah
menurut SK. Gub. Sulsel No. 14 Tahun 2003
yang dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Baku Mutu Air Limbah
Parameter
Satuan
Besaran
Temperatur
TDS
TSS
pH
Besi (Fe) m
Fluorida (F)
Amoniak bebas (NH3-N)
Nitrat, sebagai N
Nitrit, sebagai N
BOD
COD
Fenol
MBAS
Minyak&Lemak
C
mg/L
mg/L
30
2000
30
6-9
5
2
0,1
20
1
50
30
0,5
5
10
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
Berdasarkan pemilihan yang telah
dilakukan, maka di dalam IPAL RSU. Dr.
Wahidin Sudirohusodo akan digunakan unitunit pengolahan sebagai berikut:
 Unit pengolahan pendahuluan : fine
screen, tangki ekualisasi
Jurnal Penelitian Teknik Sipil


Unit pengolahan tingkat pertama :
dissolved air flotation (DAF)
Unit pengolahan tingkat kedua : upflow
anaerobic sludge blanket (UASB),
sequencing batch activated sludge
Adapun Skema dari beberapa tahapan diatas
dapat dilihat pada gambar 2.
instalasi dapat terhindar dari shock loading.
Bentuk tangki ekualisasi yang akan digunakan
adalah segi empat. Selama ekualisasi dilakukan
pengadukan untuk mencegah pengendapan
solid dan timbulnya bau. Oksidasi biologi
akibat adanya pengadukan di dalam tangki,
menurut
Metcalf&Eddy
(2003),
dapat
menurunkan konsentrasi total COD sebesar 1020%.
Dimensi dari desain tangki ekualisasi
dapat dilihat pada tabel 4 dan gambar desainnya
pada gambar 3.
Gambar 2. Skema Instalasi pengolahan Air
Limbah
Keterangan secara berurutan :
1. Tangki ekualisasi
2. DAF
3. Tangki Netralisasi pertama
4. Reaktor UASB Asidogenesis
5. Tangki Netralisasi kedua
6. Reaktor UASB Metanogenesis
7. Tangki Penambahan Nutrien
8. Reaktor Sequencing Batch
Sludge
9. Bak kontrol Akhir
Tabel 4. Rekapitulasi Desain Tangki Ekualisasi
Parameter
Panjang sisi tangki
Luas permukaan
Kedalaman tangki
Surface aerator
Pompa air limbah
Activated
Nilai
5
25
3
2
2
Gambar desain tangki ekualisasi dapat
dilihat pada gambar 3 berikut.
inffluent
barscreen
a. Fine Screen dan Tangki Ekualisasi
Fine screen
digunakan untuk
menyisihkan materi padatan yang berukuran
lebih besar dari 2 mm. Tujuan penyisihan ini
adalah
untuk
menghindari
gangguan
operasional pada proses yang terjadi di unitunit pengolahan selanjutnya.
Penggunaan tangki ekualisasi bertujuan
untuk menghasilkan aliran yang seragam
sehingga unit-unit pengolahan di dalam
Satuan
m
m2
m
unit
unit
surface
aerator
pompa
effluent
Gambar 3. Desain Tangki Ekualisasi
1
Tangki Ekualisasi
Jurnal Penelitian Teknik Sipil
b. Dissolved Air Flotation (DAF)
Pada sistem DAF, udara dilarutkan ke
dalam air limbah pada tekanan tertentu di atas
tekanan atmosfer kemudian dilepaskan ke
dalam tangki flotasi pada tekanan udara
atmosfer. Penggunaan DAF bertujuan untuk
menyisihkan minyak dan lemak serta TSS dari
air limbah. TSS yang terkandung di dalam air
limbah akan disisihkan menggunakan DAF
karena kecepatan pengendapannya yang sangat
kecil.
Dimensi dari desain tangki ekualisasi
dapat dilihat pada tabel 5 dan gambar desainnya
pada gambar 4.
Tabel 6. Rekapitulasi Tangki Netralisasi
Pertama
Tabel 5. Rekapitulasi DAF
Parameter
Jumlah tangki
Diameter kolom flotasi
Luas permukaan
Kedalaman kolom flotasi
Tekanan
akan memasuki reaktor anaerob. Pengadukan
bahan kimia yang akan terjadi di dalam tangki
netralisasi
pertama
merupakan
jenis
pengadukan cepat (rapid mixing). Karena air
limbah bersifat asam dengan pH 3,4 maka
netralisasi akan dilakukan dengan penambahan
basa. Basa yang akan digunakan untuk
keperluan netralisasi air limbah RSU. Dr.
Wahidin Sudirohusodo adalah NaHCO3.
Dimensi dari desain tangki ekualisasi
dapat dilihat pada tabel 6 dan gambar desainnya
pada gambar 5.
Satuan
unit
m
m2
m
psig
Nilai
2
1
0,78
1,8
89
Gambar desain tangki DAF dapat dilihat
pada gambar 4 berikut.
Parameter
Panjang sisi tangki
Luas permukaan
Kedalaman tangki
Diameter Impeller
Pompa
Pengaduk
Satuan
Nilai
m
0,6
m
0,36
m
1
m
0,27
unit
2
Low shear
hydrofoil 4 blades
Gambar desain tangki netralisasi pertma
dapat dilihat pada gambar 5 berikut.
half
bridge
scraper
minyak
motor
drive
pembuangan
minyak
white
water
influen
2 Ø 12
2 Ø 12
2
Tangki DAF
pembuangan
lumpur
bottom
scrapper
pompa
udara
Gambar 4. Desain Tangki DAF
c. Tangki Netralisasi Pertama
Tangki netralisasi pertama berfungsi
sebagai fasillitas penambahan bahan kimia
untuk menetralisasi pH efluen dari DAF yang
3 Tangki
Netralisasi
Gambar
5. Desain
TangkiINetralisasi Pertama
Jurnal Penelitian Teknik Sipil
d. Upflow Anaerobic Sludge Blanket
Asidogenesis dan Metanogenesis
Untuk pengolahan limbah cair di RSU.
Dr. Wahidin Sudirohusodo akan digunakan
reaktor UASB. Alasan pemilihan reaktor ini
adalah karena memiliki organic loading yang
besar sehingga limbah yang terolah dapat lebih
banyak dan volume reaktor yang diperlukan
tidak akan terlalu besar. Pemanfaatan solid
sebagai sludge blanket juga akan menghasilkan
lumpur yang lebih stabil.
Reaktor UASB dilengkapi dengan zona
pemisahan zona pemisahan gas, solid, dan
liquid sehingga dapat menghemat penggunaan
lahan. Dalam pengolahan air limbah RSU. Dr.
Wahidin Sudirohusodo akan digunakan dua
tahap pengolahan secara anaerob, yaitu
asidogenesis dan metanogenesis. Hal ini
disebabkan tingginya konsentrasi COD yang
harus diturunkan di dalam air limbah. Tahapan
asidogenesis akan berlangsung pada reaktor
pertama sementara tahapan metanogenesis akan
berlangsung pada reaktor kedua.
Tahap pertama merupakan tahapan
asidogenesis
yang
berfungsi
untuk
mengkonversi substrat (COD) menjadi asam
asetat dan CO2.
Dimensi dari desain tangki ekualisasi
dapat dilihat pada tabel 7 dan gambar desainnya
pada gambar 6.
Tabel 7. Rekapitulasi Tangki Upflow Anaerobic
Sludge Blanket Asidogenesis
Parameter Perencanaan
Luas permukaan reaktor
Panjang sisi reaktor
Ketinggian total reaktor
Jumlah GLSS
Satuan
m2
m
m
unit
Nilai
64
8
5,5
2
Gambar
desain
tangki
Upflow
Anaerobic Sludge Blanket Asidogenesis dapat
dilihat pada gambar 6 berikut.
pipa
penyalur
gas
pengumpul
gas
effluent dari main
launder
plat
pengendap
deflector
beam
influent
sludge blunket
nozzle
feeding
4
Reaktor UASB Asidogenesis
Gambar 6. Desain Tangki Upflow Anaerobic
Sludge Blanket Asidogenesis
e. Tangki Netralisasi Kedua
Efluen dari reaktor asidogenesis perlu
mengalami penyesuaian pH sebelum memasuki
reaktor metanogenesis. Hal ini disebabkan
terjadi penurunan pH pada proses asidogenesis,
sementara bakteri metanogen yang berperan
dalam proses metanogenesis memerlukan
lingkungan pH yang netral, antara 6,6-7,6
(Anh, 2004). Diasumsikan pH efluen reaktor
asidogenesis adalah sebesar 4. Pengadukan
bahan kimia yang akan terjadi di dalam tangki
netralisasi kedua merupakan jenis pengadukan
cepat (rapid mixing).
Dimensi dari desain tangki ekualisasi
dapat dilihat pada tabel 8 dan gambar desainnya
pada gambar 7.
Tabel 8. Rekapitulasi Tangki Tangki Netralisasi
Kedua
Parameter
Panjang sisi tangki
Luas permukaan
Satuan
m
m
Nilai
0,6
0,36
Kedalaman tangki
m
1
Diameter Impeller
Pompa
m
unit
0,27
2
Jurnal Penelitian Teknik Sipil
Gambar
desain
tangki
Tangki
Netralisasi Kedua dapat dilihat pada gambar 7
berikut.
Gambar 8. Upflow Anaerobic Sludge Blanket
Metanogenesis
6
5 Tangki
Gambar
7. Desain
Tangki Tangki
Netralisasi
Netralisasi
II
Kedua
f. Upflow Anaerobic Sludge Blanket
Metanogenesis
Tahapan Kedua, yaitu metanogenesis,
merupakan tahapan pembentukan gas metan
dari substrat.
Dimensi dari desain tangki ekualisasi
dapat dilihat pada tabel 9 dan gambar desainnya
pada gambar 8.
Tabel 9. Rekapitulasi Upflow Anaerobic
Sludge Blanket Metanogenesis
Parameter Perencanaan
Panjang sisi reaktor
Ketinggian total reaktor
Luas permukaan reaktor
Jumlah GLSS
Satuan
m
m
m2
unit
Nilai
11
6,5
121
2
Gambar
desain
tangki
Upflow
Anaerobic Sludge Blanket Metanogenesis dapat
dilihat pada gambar 8 berikut.
Reaktor UASB Metanogenesis
g. Tangki Penambahan Nutrien
Agar proses degradasi substrat secara
biologi dapat berjalan baik maka diperlukan
nutrien dalam jumlah yang mencukupi. Apabila
dalam air limbah tidak terdapat nutrien yang
cukup maka diperlukan adanya penambahan
sumber nutrien. Tangki penambahan nutrien
yang diletakkan sebelum reaktor aerob
bertujuan untuk mencampurkan sumber nutrien
yang diperlukan, berupa nitrogen dan fosfor, ke
dalam influen reaktor aerob. Pencampuran
nutrien di dalam tangki penambahan nutrien
akan dilakukan dengan cara pengadukan cepat
(rapid mixing).
Dimensi dari desain tangki ekualisasi
dapat dilihat pada tabel 10 dan gambar
desainnya pada gambar 9.
Tabel 10. Rekapitulasi Tangki Penambahan
Nutrien
Parameter
Panjang sisi tangki
Luas permukaan
Kedalaman tangki
Diameter Impeller
Pompa
Satuan
m
m
m
m
unit
Nilai
0,6
0,36
1
0,27
2
Jurnal Penelitian Teknik Sipil
Gambar desain tangki Penambahan
Nutrien dapat dilihat pada gambar 9 berikut.
berfungsi sebagai inisiasi kontak antara
mikroorganisme dan substrat.
Dimensi dari desain tangki ekualisasi
dapat dilihat pada tabel 11 dan gambar
desainnya pada gambar 10.
Tabel 11. Rekapitulasi Tangki Sequencing
Batch Activated Sludge
Parameter Perencanaan
Jumlah tangki
Panjang sisi tangki
Kedalaman total
Luas permukaan total
7 9.
Tangki
Penambahan
Nutrien
Gambar
Upflow
Anaerobic
Sludge Blanket
Metanogenesis
h. Sequencing Batch Activated Sludge
Yang akan digunakan sebagai unit
pengolahan di RSU. Dr. Wahidin Sudirohusodo
adalah reaktor sequencing batch activated
sludge. Alasan pemilihan reaktor ini adalah
karena dapat mengolah air limbah yang
memiliki kandungan organik yang tinggi.
Selain itu, operasionalnya yang fleksibel
memungkinkan reaktor ini untuk berfungsi
sebagai selector sehingga dapat meminimasi
terjadinya sludge bulking. Sludge bulking
adalah peningkatan volume lumpur di dalam
reaktor akibat adanya
mikroorganismne
filamentous atau mikroorganisme yang bersifat
hidrofili, yaitu mikroorganisme yang dapat
menyerap air ke dalam tubuhnya.
Efluen dari UASB metanogenesis akan
memasuki reaktor sequencing batch activated
sludge untuk diolah secara aerob. Tahapan yang
terjadi di dalam reaktor sequencing batch
activated sludge
terdiri dari tahapan
pengisisan, aerasi, pengendapan, pengeluaran,
dan pembuangan lumpur. Tahap pengisian yang
akan digunakan merupakan aerated fill yang
Jumlah floating decanter per
tangki
Jumlah diffuser per tangki
Jumlah blower
Satuan
Nilai
2
5
5
27,2
m
m
m2
unit
1
unit
unit
29
2
Gambar desain tangki Sequencing
Batch Activated Sludge dapat dilihat pada
gambar 10 berikut.
inffluent
effluen
decanter
blower
diffuser
pembuangan
lumpur
8
Reaktor SBAS
Gambar 10. Desain Sequencing Batch
Activated Sludge
i. Bak Kontrol Akhir
Bak kontrol akhir berfungsi untuk
menampung air limbah yang keluar dari tangki
SBR sebelum dibuang ke drainase samping
rumah sakit. Bak kontrol akhir berfungsi juga
sebagai fasilitas pengecekan performansi IPAL
secara keseluruhan.
Jurnal Penelitian Teknik Sipil
Dimensi dari desain tangki ekualisasi
dapat dilihat pada tabel 12 dan gambar
desainnya pada gambar 11.
bimbingan dan pengarahannya sehingga tugas
akhir ini dapat terselesaikan.
Tabel 12. Rekapitulasi Bak Kontrol Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Parameter
Diameter m
Kedalaman total m
Luas permukaan total
Satuan
m
m
Nilai
2,55
1,5
m2
5.11
Gambar desain Bak Kontrol Akhir
dapat dilihat pada gambar 11 berikut.
influent
effluent
9 BakDesain
Kontrol
Gambar 11.
Bak Kontrol Akhir
KESIMPULAN
Rancangan IPAL diasumsikan dapat
menampung sekitar 1300 m3 air limbah dalam
sehari dan memiliki luas areal tanah sebesar
272 m2 yang mana dalam perencanaannya
IPAL
RSUP.Dr.Wahidin
Sudirohusodo
menggunakan proses aerobic dan anaerobic.
Instalasi pengolahan air limbah di
RSUP.Dr.Wahidin
Sudirohusodo
yang
direncanakan akan menghasilkan effluen yang
sesuai dengan standar baku mutu limbah cair
bagi kegiatan rumah sakit menurut SK. Gub.
Sulsel No. 14 Tahun 2003.
Ucapan Terima Kasih
Bapak Dr. Ir. H. Halidin Arfan,
MSCdan Bapak Ir. Ahmad Zubair, MSC yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan
Depkes RI, 2004. Keputuan Menteri Kesehatan
No.1204/MENKES/SK/2004
tentang
Persyaratan
Kesehatan
Lingkungan
Rumah Sakit, Jakarta : DepkesRI.
Depkes Sulsel, 2003. Keputuan Menteri
Lingkungan Hidup No.58/MENLH/12/2003
tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Rumah Sakit,Jakarta : Depkes RI.
Ginting Perdana, 2007. Sistem Pengelolaan
Lingkungan dan Limbah Industri,Bandung
: CV. Yrama Widya.
Gubernur Sulawesi Selatan, 2003. Keputusan
Gubernur Sul-Sel No.14/2003 tentang
Pengelolaan, Pengendalian Pencemaran
Air, Udara, Penetapan Baku Mutu Limbah
Cair, Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi
serta Tingkat Gangguan Kegiatan yang
Beroperasi di Propinsi Sulawesi Selatan
Karia & Christian,G L Karia R.A Christian.
Wastewater Treatment: Concepts And
Design Approach
Metcalf & Eddy, Inc. 2003. Wastewater
Engineering : Treatment, Disposal and
Reuse 4th Edition. Mc Graw Hill. New
York.
Sastrodimedjo, Soewito, Pengantar Studi
Pengelolaan Air Kotor (Jakarta :
Pusdiknakes Departemen Kesehatan, 1985.
Siregar A., 2005. Instalasi Pengolahan Air
Limbah, Yogyakarta : Kanisius.
SK. Gub. Sulsel No. 14 Tahun 2003
Sugiharto. 2008. Dasar-dasar pengolahan air
limbah.Jakarta.
Jurnal Penelitian Teknik Sipil
Sutawijaya I.B.G. 2005. Kerja Praktek :
Evaluasi Sistem Pengolahan Limbah Cair
Pabrik
Gula
Watoetoelis.
Teknik
Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya.
Download