komisi vii - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

advertisement
KOMISI VII
EFEKTIVITAS BIROKRASI,
PELIBATAN PUBLIK,
DAN HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH
Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan
Sawangan-Depok, 21 s.d. 23 Februari 2016
SUBTEMA I
PENATAAN REGULASI DAN
HARMONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DAERAH
UU 23 Tahun 2014: Pemerintahan Daerah
• Pasal 9 Urusan Pemerintahan: absolut, KONKUREN, dan umum.
• Pasal 11 ayat (1) dijelaskan Pendidikan adalah pelayanan dasar, yang
menjadi kewenangan daerah atas urusan pemerintahan wajib yang
termasuk dalam urusan pemerintahan konruken.
• Pasal 20 ayat (1) urusan pemerintahan konkuren yang menjadi
kewenangan daerah provinsi: diselenggarakan sendiri oleh daerah
provinsi, menugasi daerah kabupaten/kota berdasarkan asas TUGAS
PEMBANTUAN; atau menugasi Desa.
• Pasal 22 ayat (1) pada perangkat daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan yang hanya diotonomikan kepada daerah provinsi,
dapat dibentuk CABANG DINAS pada kabupaten/kota.
ROADMAP KEGIATAN PENGALIHAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN MENENGAH DARI
KAB./KOTA KE PROPINSI
Agustus - Desember 2015
Oktober 2014
Ditetapkan
UU nomor 23
Tahun 2014
16 Januari 2015
SE Mendagri nomor
120/253/sj tentang
Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan
Setelah ditetapkannya
UU 23 Tahun 2014
1
2
3
28 Mei 2015
Konsolidasi Nasional dengan
Dinas Pendidikan Provinsi
Seluruh Indonesia
Pendampingan Inventarisasi
P3D dalam bentuk
Koordinasi/Bimtek/
Workshop Asistensi dalam 7
region dan 2 tahap:
• Dinas Pendidikan Provinsi
• Dinas Kab./Kota
• Pusat (Kemendikbud dan
K/L terkait)
4
5
Juni – Agustus 2015
Inisiasi Koordinasi
oleh Provinsi*
Januari – 31 Maret 2016
Verifikasi dan Pemantauan
hasil inventarisasi P3D
SE Mendagri No. 120/5935/Sj
Maret - 2 Oktober 2016
Pelaksanaan serah terima
personil, sarana prasarana, dan
dokumen
Paling lambat 31 Desember
2016
Serah terima pendanaan
6
7
1 Januari 2017
Pelaksanaan
Pengelolaan
Pendidikan Menengah
oleh Provinsi
Ket:* Inisiasi Koordinasi antara Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kab./Kota sudah ada yang memulai
sebelum konsolidasi nasional tanggal 28 Mei 2015
8
Dampak pada Pengelolaan Pendidikan
PROSES PELIMPAHAN WEWENANG BIDANG PENDIDIKAN
MENENGAH
• Maret s.d. Oktober 2016: Personel, Sarana dan Prasarana, serta Dokumen DAN
31 Desember: Serah terima Pendanaan dari pemerintah Kab/Kota ke Provinsi.
PELAKSANAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN MENENGAH DAN
PENDIDIKAN KHUSUS
• Usulan Kenaikan Pangkat dan Peningkatan Kompetensi PTK
• Pendataan Sarana Prasarana, Personel, dan Kesiswaan.
KOORDINASI PAUD DIKMAS DAN PENDIDIKAN DASAR
• Penyelenggaraan Ujian Nasional
• Penyetaraan Paket C
• Pengukuran IKU dan IKK di semua jenjang pendidikan
PELAKSANAAN LOMBA-LOMBA DAN FASILITASI PELAKSANAAN KESISWAAN
TINGKAT PROVINSI, NASIONAL, INTERNASIONAL
ALTERNATIF PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG
DIOTONOMIKAN PADA DAERAH PROVINSI
TUGAS PEMBANTUAN
KELEBIHAN:
(1) Tidak Menambah Struktur
(2) Efisiensi Anggaran
(3) SDM yang akan menangani
sudah tersedia di Kab/Kota
KEKURANGAN:
Penyelenggaraan urusan
berpotensi kurang maksimal
CABANG DINAS
KELEBIHAN:
Pengendalian dan Pengawasan
Penyelenggaraan Urusan Lebih
Terkontrol
KEKURANGAN:
(1) Menambah Beban Anggaran
Keuangan Daerah dan
Negara/Tidak Efisien
(2) Menambah Jumlah Instansi
Penyelenggara Urusan
(3) Perlu pengadaan sumber daya
SUBTEMA II
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Belanja Negara APBN 2016
Kerangka Strategis
Kemendikbud 20152019
Rp. 2.095,72 T
Anggaran Pendidikan
Rencana
Pelaksanaan APBN
2016
Rp.419,18 T
Postur Anggaran
Pendidian 2016
Dana Alokasi Khusus
Bidang Pendidikan
(63,9%)
(34,9%)
Anggaran
Kemendikbud
Kegiatan Prioritas
2016
(20%)
(Rp. Triliun)
Belanja Pemerintah Pusat
146,288.40
1. Kementerian Dikbud
49,232.80
2. Kementerian Ristek dan dikti
39,491.50
3. Kementerian Agama
46,840.40
4. K/L lainnya
10,723.70
Belanja Transfer Daerah
1. DAU yang diperkirakan untuk Anggaran Pendidikan
2. DAK Pendidikan
3. Dana Tambahan Penghasilan Guru (DTPG) PNSD
4. Tunjangan Profesi Guru PNSD
5. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
6. BOP PAUD
7. Dana Insentif Daerah
8. OTSUS yang diperkirakan untuk Anggaran
Pendidikan
Anggaran Pendidikan melalui Pengeluaran Pembiayaan : 5 T (1,2%)
(Rp. Triliun)
267,888.00
142,087.60
2,665.30
1,020.50
71,020.40
43,923.60
2,281.90
4,624.30
Postur Anggaran Pendidikan 2015-2016
Kerangka Strategis
Kemendikbud 20152019
Rencana
Pelaksanaan APBN
2016
Postur Anggaran
Pendidian 2016
Anggaran
Kemendikbud
Kegiatan Prioritas
2016
Dana Alokasi Khusus
Bidang Pendidikan
KOMPONEN ANGGARAN PENDIDIKAN
I Anggaran Pendidikan melalui Belanja Pemerintah Pusat
Anggaran Pendidikan pada Kementerian Negara/Lembaga
a Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
b Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
c Kementerian Agama
d Kementerian Negara/Lembaga lainnya
II Anggaran Pendidikan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa
a DAU yang diperkirakan untuk anggaran pendidikan
b DAK Pendidikan
d Dana Tambahan Penghasilan Guru (DTPG) PNSD *)
e Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD *)
f Bantuan Operasional Sekolah *)
g BOP PAUD *)
h Dana insentif daerah
i Otsus yang diperkirakan untuk anggaran pendidikan
III Anggaran Pendidikan melalui Pengeluaran Pembiayaan
Dana Pengembangan Pendidikan Nasional
Anggaran Pendidikan
Belanja Negara
Rasio Anggaran Pendidikan (%)
*) Dalam RAPBN 2016 masuk ke dalam DAK Non Fisik
**) Belum memiliki alokasi anggaran
^) Berdasarkan hasil Banggar
(Rp. milyar)
APBNP 2015
154,363.75
154.363,75
53.278,55
42.707,76
49.409,85
8.967,59
APBN 2016 ^)
146,288.40
146,288.40
49,232.80
39,491.50
46,840.40
10,723.70
254,180.93
134,970.30
267,888.00
142,087.60
10,413.00
2,665.30
1,096.00
70,252.70
31,298.30
1,664.50
4,234.70
1,020.50
71,020.40
43,923.60
2,281.90
**
4,624.30
-
5,000.00
-
5,000.00
408,544.68
1,984,449.71
419,176.40
2,095,724.80
20.59%
20.00%
Tantangan dalam Pelaksanaan Anggaran 2016
dan Persiapan 2017
1. Memastikan semua jenjang pemerintahan melaksanakan kewenangannya secara
konsekuen.
2. Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang mengelola anggaran
pendidikan dan kebudayaan terbesar, mengakselerasi rencana pelaksanaan
anggaran 2016 dan memberikan laporan secara rutin kepada pemerintah pusat
atas pelaksanaan program di daerah.
3. Menyiapkan rencana kebutuhan anggaran 2017 dengan mengacu pada program
prioritas 2017 yang ditetapkan di dalam Rencana Strategis 2015-2019.
4. Semaksimal mungkin melibatkan partisipasi masyarakat termasuk dalam
pelaksanaan program 2016 dan perencanaan 2017.
5. Perlunya menyiapkan SDM di pusat dan daerah untuk merencanakan dan
melaksanakan program anggaran.
SUBTEMA III
PENGAWASAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN DI PUSAT DAN DAERAH
Kebijakan Pengawasan
1. Pelaksanaan kebijakan strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui kegiatan pemeriksaan, memberikan
peringatan dini, memberikan jaminan kualitas atas pelaksanaan
tata kelola, memberikan masukan dan koreksi kegiatan yang
berpotensi menyimpang sebagai upaya pencegahan melalui
pendampingan penyusunan manajemen risiko dan audit berbasis
risiko, serta melakukan audit investigasi atas dugaan KKN dan
berbagai bentuk penyimpangan lainnya;
2. Mendorong percepatan tindak lanjut hasil pemeriksaan baik
internal maupun eksternal;
3. Perwujudan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK);
4. Mendorong terwujudnya Tata Kelola Kemendikbud Menuju
Pemerintahan yang Baik;
5. Peningkatan kompetensi SDM Inspektorat Jenderal dan
pemberdayaan Satuan Pengawasan Intern di Satuan Kerja.
12
FOCUS: Inspektorat Jenderal Kemdikbud
2015-2019
1.
2.
3.
KEUANGAN
•
Opini LK WTP, Asset Clear, TL temuan tuntas
•
Prinsip Zero Findings, Forum PPK, Kontes PPK (PPK Award)
•
Risk Based PKPT, Continuous Audit (CA), Psikologi audit
•
Tugaskan LO di setiap UKE & Petakan Risk & Ctrl
•
Maksimalkan inputing PBJ ke eProc + Pakta Integritas Vendor.
KINERJA
•
Kawal LAKIP (LKj) UKE, Petakan Risk & Ctrl
•
Evaluasi Kinerja & Laporan Capaian Kinerja Per UKE I, di ttd 3 pihak (Menteri, Dirjen/Ka UKE I, &
Irjend)
•
Reviu tajam TOR & RAB (bila perlu undang tenaga ahli /expert)
•
Koord Tim Teknis Baperjakat: Usulkan penempatan Auditor senior memperkuat Biro Umum &
Biro Keuangan
•
Kawal area perubahan (di semua lini) &memanfaatkan PIC - UKE
•
Khusus Area Pengawasan: Pantau LHKPN, LHKASN, Konfirmasi Gratifikasi UKE I & II,
WBS/Pengaduan (tuntaskan layanan karya siswa).
•
& Peningkatan IACM + Kompetensi Auditor (Comm skill, business process, regulasi)
•
Bantu meyakinkan RI-1, MenPANRB, dan Menkeu bahwa Kemdikbud pantas dinaikkan Tukin-nya (
dengan menunjukka KINERJA nya !).
RB
Governance
Risk
Ctrl
MITRA: BPK RI, BPKP, KPK, KEPOLISIAN & KEJAKSAAN (APH), OMBUDSMAN; PPATK;
LPSK; AAIPI (Kode Etik, Standard Audit, Profesionalism); IIA-Ind Chapter,
YPIA, LSM & PERS,
Oleh: Daryanto- Inspektur Jenderal Kemdikbud
(Jkt, 1 Juli 2015)
13
Isu– Isu Pengawasan
Hubungan Pusat Daerah
• Pengawasan Pendidikan dan Kebudayaan Pusat dan Daerah belum
efektif
• Pelaporan Implementasi Dana Transfer daerah belum dilakukan
secara berkala
• Pengawasan anggaran fungsi pendidikan dana transfer daerah
(DAU,DAK,Bagi Hasil,dan Otonomi Khusus) belum terintegrasi
14
Contoh Permasalahan Dana Transfer Daerah
1
BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)
1. Data siswa tidak akurat
2. Keterlambatan update data siswa di Dapodik
3. Penggunaan BOS tidak sesuai dengan petunjuk teknis
4. Pengelolaan dana BOS kurang transparan
5. Alokasi dana BOS belum mempertimbangkan indeks kemahalan
2
BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) / KARTU INDONESIA PINTAR (KIP)
1. Tidak adanya informasi secara real time apakah dana BSM telah diterima oleh siswa
miskin
2. Sekolah penerima bansos sarana prasarana belum menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penggunaan dana
3. Direktorat hanya mengandalkan data laporan dari Bank penyalur
4. Sekolah tidak memperoleh informasi yang valid tentang jumlah siswa penerima BSM
5. Dana BSM masih tersimpan di Bank Penyalur cq Rekening Virtual
15
Contoh Permasalahan Dana Transfer Daerah
3
TUNJANGAN PROFESI GURU
1. Keterlambatan pembayaran TPG
2. Indikasi pemotongan TPG
3. Pembayaran TPG tidak memenuhi persyaratan
4
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) PENDIDIKAN
1. Pelaksanaan keg sarana (metode tender) lebih lambat dibandingkan kegiatan prasarana
(metode swakelola);
2. HPS (Rujukan dari Kementerian PU) sulit dipenuhi khususnya daerah/kecamatan
terpencil;
3. Pemilihan/penetapan menu kegiatan sarana pendidikan (alat, media, dan buku) masih
bersifat subyektif, belum didasarkan atas kebutuhan sekolah;
4. Beberapa kab/kota mengalami kesulitan menentukan HPS Sarana Pendidikan;
5. Tidak semua kab/kota melaporkan pelaksanaan DAK
6. Alokasi DAK 2010 s/d 2013 yang belum terserap yaitu sekitar Rp.10 triliun
16
Contoh Permasalahan Dana Transfer Daerah
5
BANTUAN SOSIAL (BANSOS)
1. Bansos belum dipertanggungjawabkan
2. Pada akhir tahun masih terdapat saldo Bansos yang masih belum disalurkan oleh Bank
penyalur
3. Lembaga Penerima Bansos menerima lebih dari satu jenis bansos
4. Penerima bansos belum sesuai SK, data identitas penerima belum akurat, dan belum
sesuai ketentuan
5. Proses penyelesaian retur belum optimal
6. Belum melaksanakan penatausahaan aset tetap secara tertib (aset belum
diserahterimakan ke Pemda)
7. Terdapat kelebihan penyaluran Bansos
8. Juknis RKB belum tegas menetapkan sanksi yang terkait bagi sekolah yang melakukan
penyimpangan
17
18
MoU Kemendikbud dan BPKP
Tahun 2016
Akan dilakukan
kerjasama
pengawasan
Dana Alokasi
Khusus (DAK)
Pendidikan
19
Syukur
Opini BPK-RI atas LK Tahun 2014
dan 2015 memperoleh Opini WTP
Nilai LAKIP dari Kemenpan-RB
73,43 (Kategori BB)
Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi
Kemendikbud Tahun 2015
mendapat nilai 70,79 (Tukin 70%)
LHKPN 99% dari 2.272 W LHKPN (-33 )
LHKASN 87% dari 13.893 W LHKASN
(-1.815)
20
Program Pengendalian Gratifikasi
21
SUBTEMA KOMISI VII:
1. Penataan regulasi dan
harmonisasi kebijakan pusat dan daerah
2.PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
3. Pengawasan pembangunan
pendidikan dan kebudayaan di pusat
dan daerah
Terima Kasih
23
Download