Kriteria abnormalitas (Nevid, dkk., 2005)

advertisement
PERILAKU ABNORMAL
SEHAT vs NORMAL
SEHAT
Sehat mengandung pengertian keadaan yang
sempurna secara biopsikososial, lebih sekedar
terbebas dari penyakit atau kecacatan.
Sehat menurutWHO adalah suatu keadaan fisik,
mental, dan kehidupan sosial yang lengkap dan
tidak semata-mata karena tidak adanya penyakit
atau cacat/luka
NORMAL
Ada lima pengertian normalitas:
1. Tidak adanya gangguan atau kesakitan
2. Keadaan yang ideal atau keadaan mental yang
positif
3. Normal sebagai rata-rata pengertian statistik
4. Diterima secara sosial
5. Proses berlangsung secara wajar, terutama
dalam tahapan perkembangan.
Latar Belakang…
Secara Demonologis merupakan suatu doktrin yang menyebutkan
bahwa perilaku abnormal seseorang disebabkan oleh pengaruh
roh jahat atau kekuatan setan.
Demonologi ditemukan dalam budaya Cina, Mesir dan Yunani.
Pada zaman Yunani Kuno, orang-orang yang berperilaku
abnormal sering dikirim ke kuil untuk persembahan pada
Aesculapius, yaitu Dewa Penyembuhan.
Lanjutan …
 Para pemuka agama pada masa itu melakukan suatu upacara untuk
mengeluarkan pengaruh roh jahat dari tubuh seseorang. Metode tersebut
dinamakan exorcism.
PERPEKTIF HISTORIS TENTANG GANGGUAN
ABNORMAL
1.
Model Demonologi
Perilaku abnormal merefleksikan serbuan/ invasi dari roh-roh jahat.
Lubang di atas ditujukan untuk jalan agar roh-roh yang marah dapat keluar (terapi
trephination). Model ini mengaitkan perilaku abnormal dengan supranatural atau hal-hal gaib.
2. Asal Mula Model Medis: dalam “CairanTubuh Manusia Memicu Penyakit”.
Perilaku abnormal terjadi karena ketidakseimbangan cairan dalam tubuh.
CONTOH:
a) Orang yang tidak bertenaga atau lambat diyakini memiliki kelebihan lendir
(plegm)
b) Kelebihan cairan empedu hitam diyakini menyebabkan depresi atau
melankolia.
c) Terlalu banyak cairan darah menimbulkan disposisi sanguinis: ceria, percara
diri, optimis.
d) Kelebihan cairan empedu kuning membuat orang-orang menjadi muram dan
koleris (cepat marah).
3. Zaman Pertengahan (475-1450M)
Kekuatan supranatural sebagai penyebab perilaku abnormal dikuatkan kembali oleh
Gereja Katolik Roma.
Upaya penanganan dengan Upacara Pengusiran Roh Jahat.
Metodenya:
Berdo’a, mengayun-ayunkan tanda salib, memukul dan mencambuk.
Jika tak kunjung sembuh, disiksa dengan alat yang sangat menyakitkan, dengan
harapan si penderita dapat termotivasi untuk menyesuaikan perilaku mereka dengan
masyarakat.
4. Gerakan Reformasi dan Terapi Moral (akhir 18 – awal 19)
Penderita abnormalitas seharusnya ditangani secara manusiawi. yakni memberikan
penanganan yang manusiawi dalam lingkungan yang santai dan layak dapat
mengembalikan fungsi yang normal.
5. Pertengahan abad 19
Keyakinan bahwa perilaku abnormal dapat disembuhkan
kurang disukai, dan menganggap perilaku ini tidak dapat
disembuhkan.
6. The National Comite of Mental Hygine (1909), di AS
bertujuan untuk:
Menyatakan bahwa penyakit mental tidak bisa disembuhkan,
membawa cacat dan kutukan.
Apakah Perilaku Abnormal Itu?
PERSPEKTIK TENTANG PERILAKU ABNORMAL
 Perspektif Biologis
 Psikologis,
 Sosiokultural, dan
 Biopsikososial
Perspektif Biologis
• Perspektif biologis:
Perilaku abnormal berakar pada penyakit di otak dan
gangguan mental berhubungan dengan penyakit fisik.
Perspektif Psikologis:
 Disebabkan karenan konflik psikologis diluar alam sadar yang dapat
dilacak pada masa kecil pada masa perkembangan psikoseksual:
a. Tahap oral: Bayi memperoleh kepuasan seks dengan mengisap
payudara Ibunya.
b. Tahap anal: pemenuhan kepuasan seks melalui kontraksi dan relaksasi
saat memngeluarkan kotoran (BAK&BAB)
c. Tahap phalic: Oedipus complex dan erectra complex.
Perspektif Sosiokultural
 Pandangan ini meyakini bahwa kita harus
mempertimbangkan konteks-konteks sosial yang
lebih luas di mana suatu perilaku muncul untuk
memahami akar dari perilaku abnormal.
Perspektif Bio-Psiko-Sosial
 Pandangan ini meyakini bahwa perilaku abnormal
terlalu kompleks untuk dapat dipahami hanya dari
salah satu model atau perspektif. Mereka mendukung
pandangan bahwa perilaku abnormal dapat dipahami
dengan paling baik bila memperhitungkan interaksi
antara berbagai macam penyebab yang mewakili
bidang biologis, psikologis, dan sosiokultural.
Kriteria abnormalitas (Nevid, dkk., 2005)
1. Perilaku yg tidak biasa
ex:
Cemas selama interviu kerja
= biasa
Cemas ketika masuk mall
= tdk biasa
2. Perilaku yg tidak dapat diterima secar sosial atau melanggar norma sosial
ex: “homo / lesbi”
3. Persepsi atau interpretasi yg salah terhadap realitas
Ex : If u talk to God, u’re praying
If God talk to u, u’re schizophrenic
4. Penyimpangan perilaku yg biasa dilakukan sebagian besar anggota
masyarakat.
5. Perilaku membahayakan diri .
Ex : Suicide (bunuh diri)
6. Perilaku maladaptif
Perilaku maladaptif adalah perilaku yang mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Menimbulkan akibat yang tidak menyenangkan bagi pelaku maupun
lingkungannya,
b. Tidak sesuai dengan stimulus yang dimunculkan oleh lingkungannya
MODEL PERILAKU ABNORMAL
1. Model Demonologis
Dasar PL abnormal : Kepercayaan pada unsur2 mistik, ghaib (kekuatan setan, guna2,
sihir)
Gejala-gejala :
Halusinasi, PL aneh, tanda jasmani khusus (warna kulit, pigmen, dsb) yang dianggap
tanda setan
Gangguan mental :
Bersifat “jahat” -dianggap berbahaya, bisa merugikan / membunuh orang
Cara mengatasi
 Zaman batu: tengkorak dibor (dibolong), sebagai jalan keluar roh jahat
 Abad pertengahan : disiksa, dibunuh, dimusnahkan, dipenjara, RSJ
 Perkembangan di gereja : pendeta yang mengobati (doa, sembahyang, penebusan
dosa)
2. Model Naturalistis
 Dasar penyebab : Proses2 fisik / jasmani
PL abnormal selalu berhubungan dengan fungsi2 jasman yang
abnormal (bukan karena gejala spiritual)
 Misal :
Hipocrates – Galenus
PL abnormal --- karena gangguan pada sistem humoral (cairan dalam
tubuh)
 Cara mengatasi :
Perlakuan terhadap penderita lebih humanistic/manusiawi – lebih
lembut, wajar & menghilangkan bentuk siksaan2
3. Model Organis / Biologis
Dasar PL abnormal :
Kerusakan pada jaringan syaraf / gangguan biokimia pada otak karena kerusakan
genetic, disfungsi endokrin, infeksi, luka2 – khususnya pada otak
4. Model Psikologis
Dasar PL abnormal :
Pola-pola yang patologis,
Pendekatan : Psikoanalisis, Behavioristis, kognitif, humanistic,
Terapi Perilaku Abnormal: Perspektif
Biologis
1. Kemoterapi (Chemotherapy)
Chemotherapy atau Kemoterapi dalam kamus J.P.
Chaplin diartikan sebagai penggunaan obat bius dalam
penyembuhan gangguan atau penyakit-penyakit mental.
Adapun penemuan obat-obat ini dimulai pada awal tahun
1950-an, yaitu ditemukannya obat yang menghilangkan
sebagian gejala Schizophrenia.
Beberapa tahun kemudian ditemukan obat yang dapat
meredakan depresi dan sejumlah obat-obatan
dikembangkan untuk menyembuhkan kecemasan.
2. Electroconvulsive
Terapi elektrokonvulsif (electroconvulsive therapy)
dijelaskan oleh psikiater asal Itali Ugo Carletti pada
tahun 1939. Pada terapi ini dikenal electroschot
therapy, yaitu adanya penggunaan arus listrik kecil
yang dialirkan ke otak untuk menghasilkan kejang
yang mirip dengan kejang epileptik. Pada saat ini
ECT diberikan pada pasien yang mengalami depresi
yang parah dimana pasien tidak merespon pada terapi
otak.
3. Psychosurgery
Pada terapi ini, tindakan yang dilakukan adalah adanya pemotongan serabut saraf
dengan penyinaran ultrasonik. Psychosurgery merupakan metode yang digunakan
untuk pasien yang menunjukan tingkah laku abnormal, diantaranya pasien yang
mengalamai gangguan emosi yang berat dan kerusakan pada bagian otaknya.
Pada pasien yang mengalami gangguan berat, pembedahan dilakukan terhadap serabut
yang menghubungkan frontal lobe dengan sistim limbik atau dengan area hipotalamus
tertentu.
Terapi ini digunakan untuk mengurangi simptom psikotis, seperti disorganisasi
proses pikiran, gangguan emosionalitas, disorientasi waktu ruang dan lingkungan,
serta halusinasi dan delusi.
Download