sex dan gender pertemuan 12

advertisement
Matakuliah : O0042 – Pengantar Sosiologi
Tahun
: Ganjil 2007/2008
SEX DAN GENDER
PERTEMUAN 12
1. Pengertian Sex dan Gender
• Sex
Seks mengacu pada jenis kelamin (Sunarto, 2000:112, Macionis, 1989:
314-315) yakni perbedaan bilogis antara perempuan dan laki-laki;
perbedaan antara tubuh perempuan dan laki-laki. Defenisi konsep
seks tersebut menekankan perbedaan kromosom pada janin. Oleh
karena itu kalau kita berbicara tentang perbedaan jenis kelamin, kita
berbicara tentang manusia (Fakih, 1995:8) yang berjenis laki-laki dan
manusia yang berjenis kelamin perempuan. Jenis kelamin laki-laki
adalah manusia yang memiliki penis, dan memproduksi sperma.
Sedangkan manusia perempuan memiliki alat reproduksi seperti
rahim, dan saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki
alat vagina dan mempunyai alat menyusui. Alat-alat tersebut secara
biologis melekat pada manusia jenis kelamin perempuan dan laki-laki
selamanya.
Bina Nusantara
Artinya, secara biologis alat-alat tersebut tidak bisa tidak bisa
dipertukarkan antara alat biologis yang melekat pada manusia lelaki dan
perempuan. Secara permanen tidak pernah berubah dan merupakan
ketentuan biologi atau sering dikatakan sebagai ketentuan Tuhan atau
kodrat.
• Gender
Gender merupakan suatu sifat (Fakih, 1995:8-9) yang melekat pada kaum
lelaki mapun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural.
Misalnya perempuan itu dikenal: lemah lembut, cantik, emosional, keibuan.
Sementara lelaki dianggap: kuat, rasional, jantan, perkasa. Ada beberapa
karakter dari sifat-sifat tersebut yang dapat dipertukarkan.
pertama, ada lelaki yang emosional, lemah lembut, keibuan, sementara juga
ada perempuan yang kuat, rasional dan perkasa.
Bina Nusantara
Kedua, perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat
ketempat lain. Misalnya saja zaman dahulu di suatu suku tertentu
perempuan lebih kuat dari laki-laki, tetapi pada jaman yang lain
ditempat yang berbeda lelaki yang lebih kuat.
Ketiga, dari kelas ke kelas masyarakat yang lain juga berbeda. Pada
perempuan kelas bawah di pedesaan pada suku-suku tertentu lebih
kuat dibandingkan kaum lelaki.
Menurut Giddens (Sunarto, 2000:112) konsep gender menyangkut
perbedaan psikologis, sosial dan budaya antara laki-laki dan
perempuan. Macionis (1989:315) mendefenisikan gender sebagai
suatu sifat manusia yang diikat oleh budaya pada masing-masing
jenis kelamin.
Bina Nusantara
2. Gender dan Ideologi Patriarkhi
• Ideologi
Ideologi (Jeffries, 1980:339) mengandung tiga elemen yaitu nilai, norma dan
kepercayaan-kepercayaan. Nilai memuat apa yang diharapkan, diinginkan untuk
dicapai, sedangkan norma mengandung unsur kewajiban yang memaksa seseorang
untuk memenuhi apa yang diinginkan. Norma pada dasarnya bersifat mengatur.
Elemen yang terakhir adalah kepercayaan yang memuat pandangan-pandangan
yang ada dalam masyarakat.
• Patriarchy
Patriarki (Macionis, 1989:317) merupakan suatu bentuk organisasi sosial yang mana
laki-laki mendominasi perempuan.
• Indeologi patriarkhi
Berdasarjan penjelasan dua konsep sebelumnya; ideologi dan patriarkhi, maka
yang dikamsudkan dengan ideologi patriarki adalah pandangan yang menempatkan
laki-laki sebagai superordinat dari perempuan. Perempuan dalam hal ini bersifat
subordinat.
Bina Nusantara
3. Gender dan Stratifikasi Sosial
Macionis (1989:328) mendefenisikan stratifikasi gender yaitu sebagai ketimpangan
dalam pembagian kekayaan, kekuasaan dan privelese antara laki-laki dan perempuan.
Menurut Macionis, ketimpangan ini dijumpai diberbagai bidang; di dunia kerja, dalam
pelaksanaan pekerjaan rumah tangga, dibidang pendidikan, di dibidang politik, selain itu
perempuan lebih cenderung menjadi korban kekerasan laki-laki dari pada sebaliknya.
Adanya stratifikasi gender (Sunarto, 2000:116) telah mendorong lahirnya gerakan sosial
di kalangan kaum perempuan, yang bertujuan membela dan memperluas hak-hak kaum
perempuan. Gerakan ini dinamakan fenimisme.
4. Feminisme
Menurut Giddens (Sunarto, 2000:116), feminisme telah bermula di Perancis pada abad
ke 18 dan kemudin menyebar ke negara-negara lain dibenua Eropa, Amerika, Afrika dan
Asia.
Bina Nusantara
Macionis (1989:336-337) mengatakan bahwa feminisme merupakan
suatu cara pandang baru dan berbeda mengenai diri kita sendiri
dan masyarakat kita. Feminisme merubah pola-pola sosial yang
konvensioanl yang diterima sebagaiman apa adanya oleh
masyarakat. Dalam konteks ini, feminisme merupakan suatu
tantangan baru khususnya terhadap nilai-nilai kekuasaan dan
dominasi maskulinisme terhadap masyarakat yang patriarkhi. Oleh
karena perjuangan feminisme bertujuan untuk menyamakan
kedudukan sosial laki-laki dan perempuan, maka feminisme sering
dianggap mereintegrasi kemanusiaan. Artinya kemanusiaan lakilaki dan perempuan adalah sama, dan oleh karena itu sudah
seharusnya kesempatan-kesempatan sosialpun harus sama pada
laki-laki dan perempuan.
Bina Nusantara
5. Sosialisasi Gender
Sosialisasi peran gender mulai dilakukan dikeluarga, kelompok-kelompok sebaya,
dilembaga-lembaga pendidikan dan juga media masa. Institusi dan kelompoks sosial di
atas seringkali memberikan peran sosial yang berbeda kepada laki-laki dan perempuan.
6. Perspetif sosiologi terhadap stratifikasi gender
 Perspektif Konflik.
Randal Collins (Jeffries, 1980:198) mengatakan bahwa kepemilikan alat produksi
memungkinkan kelas yang satu mengeksploitasi kelas yang lainnya. Pada umumnya
kelas yang berkuasa itu adalah laki-laki. Ini berarti laki-laki mendominasi wanita
berdasarkan kepemilikan alat-alat produksi. Dalam masyarakat tradisional di mana
pemanfaatan teknologi masih rendah tidak ada pembagian kerja yang signifikan
antara laki-laki dengan wanita, namun tidak demikian halnya menurut Collins dalam
masyarakat modern. Masyarakat modern lebih kompleks dan ekonomi pada
umumnya dikuasai oleh kaum laki-laki.
Bina Nusantara
Ekonomi merupakan sumber dari kekuasaan. Oleh karena perempuan kurang
memiliki akses terhadap ekonomi secara signifikant, maka kontrol laki-laki
terhadap perempuan tidak dapat dihindari lagi. Perempuan dalam hal ini tidak
memiliki kekuasaan.
 Perspektif Fungsional
Stratifikasi seksual merupakan sesuatu yang seharusnya bagi organisasi keluarga
dn integrasi masyarakat yang lebih luas. Pembedaan antara laki-laki sebagap
pencari nafkah dan perempuan sebagai isteri rumahan menyumbang kohesi sosial,
kemurnian peran, dan penyelesaian tugas-tugas penting kemasyarakatan.
Perspektif ini lebih jauh mengemukakan bahwa keluarga merupakan suatu institusi
vital penting yang menyumbang integrasi sosial karena perannya memelihara
anak, mempertahankan kelangsungan hidup dan sosialisasi kepada anak-anak.
7. Ketidakadilan gender
Pembedaan gender pada dasarnya (Fakih,1995: 11-20) tidaklah menjadi masalah
sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender. Namun persoalan nyata, pembedaan
gender telah melahirkan berbagai ketidak adilan.
Bina Nusantara
Ketidakadilan itu nampak dalam marginalisasi peran
perempuan dalam berbagai sektor kehidupan; pendidikan,
politik, ekonomi dan sosial. Disribusi kekuasaan, presites dan
hak-hak istimewa dalam masyarakat tidak seimbang.
Ketidakadilan yang lain nampak dalam subordinasi perempuan.
Perempuan dianggap sebagai kelas bawah dan suaranya tidak
dapa diperhitungkan, di sini ada stereotipe. Dan yang lebih
buruk lagi adalah kekerasan yang cenderung di alami oleh
perempuan, pada hal perempuan memikul beban ganda dan
keluarga.
Bina Nusantara
Tugas:
1. Apa perbedaan seks dan gender?
2. Carilah contoh relasi gender berdasarkan
perspektif konflik dan fungsional
3. Apa pendapat anda mengenai relasi gender yang
anda amati di sekitar anda? Berikan contoh dan
penjelasan anda
Bina Nusantara
Download