Bahan Kuliah Klimatologi Dasar Bab V Iklim

advertisement
IKLIM
Merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari
atau merupakan rata-rata cuaca.
Anasir iklim: Anasir Cuaca
Untuk mencari harga rata-rata tergantung kebutuhan dan keadaan.
Perlu diketahui bahwa untuk mengetahui penyimpangan iklim harus
berdasarkan pada harga normal suatu harga rerata selama 30 tahun.
Hampir tidak terbatas jumlah iklim di permukaan bumi ini yang memerlukan
penggolongan dalam satu kelas/ tipe. Semua klasifikasi iklim buatan manusia
sehingga masing-masing ada kebaikan dan keburukan.
Tujuan:
Berusaha untuk menyederhanakan jumlah iklim lokal tidak terbatas
menjadi golongan yang jumlahnya relatif sedikit yang mempunyai
sifat-sifat penting yang bersamaan.
A. Beberapa penggolongan iklim
1) Klasifikasi dengan dasar temperatur,
- Klasifikasi yang dibuat pada jaman Yunani. Daerah
Tropika- sedang dan kutub
- Klasifikasi Klages (1942)
2) Klasifikasi Koppen
3) Klasifikasi Thornthwaite
4) Klasifikasi di Indonesia
- Klasifikasi Mohr
- Klasifikasi Schmidt dan Ferguson
- Klasifikasi Oldeman
B. Hubungan Iklim dan Lingkungan
1.
2.
3.
4.
5.
Iklim dan pertanian
Iklim dan Hama-Penyakit Tumbuhan
Iklim dan sumber daya air
Iklim Agihan vegetasi dan jenis tanah
Iklim dan ternak
1. KLASIFIKASI BERDASAR TEMPERATUR
a. Klasifikasi Pada Jaman Yunani : 3 daerah
 Daerah tropika
Tidak ada musim dingin, temperatur terus menerus tinggi
 Daerah Sedang (U-S)
Di sini ada musim yang berbeda tegas, satu musim panas/ hangat
lainnya sejuk/ dingin
 Daerah Kutub (U-S)
Tidak ada musim panas, temperatur rendah
b. Klasifikasi Klages (1942): 5 daerah
 Daerah tropika
Rata-rata
 Daerah subtropika
4 – 11 bulan T>20C
 Daerah sedang
4 – 12 bulan T 10 -20C
 Daerah dingin
1 – 4 bulan T 10 - 20C dan
yang lain <10C
 Daerah kutub
T rata-rata -1C dgn tanpa
bulan yang T >10C
T>20C
2. KLASIFIKASI KOPPEN
Wladimir Koppen (1846-1940) seorang biologis Jerman
1900  klasifikasi I berdasarkan vegetasi
1918  revisi dengan memasukkan temperatur, hujan dan tanda khusus
musiman.
Koppen membagi 5 golongan besar yang diberi simbol huruf: A – E
A
Iklim hujan tropika
B
Iklim kering
C
Sedang
D
Dingin
E
Kutub
Sehingga secara garis besar dasar klas Koppen
- Rata - rata curah hujan (bulanan/ tahunan)
-Temperatur (bulanan/ tahunan)
-Vegetasi asli dilihat sebagai kenampakan terbaik
dari keadaan iklim yang sesungguhnya
Koppen menilai bahwa daya guna hujan terhadap perkembangan dan
pertumbuhan tanaman tidak hanya tergantung pada jumlah curah hujan
tetapi juga intensitas penguapan, baik dari tanah maupun tanaman.
Oleh karena ini Koppen berusaha menunjukkan intensitas penguapan
dan daya guna hujan adalah dengan menggabungkan temperatur dan
hujan.
Musim hujan sama, jatuh pada musim panas adalah kurang berguna
dibanding jatuh pada musim dingin.
Walaupun metode untuk mengukur daya guna hujan kurang memuaskan.
Kriteria Klasifikasi Iklim Koppen
A. IKLIM HUJAN TROPIKA
Temperatur bulan terdingin > 18 C (64.4F)
f
Bulan terkering > 60 mm
m
m
Bulan terkering < 60 mm, tetapi > 98,5 - r/ 25
Jumlah hujan pada bulan basah dapat mengimbangi
kekurangan hujan pada bulan kering, masih terdapat
hutan cukup lebat.
w
w
Bulan terkering < 98.5 r/25
Jumlah bulan basah tidak dapat mengimbangi
kekurangan hujan pada bulan kering. Vegetasi yang ada
padang rumput dengan pohon jarang.
mm
Af
60
*
C
H
40
20
*
m
*
B
U
L
A
N
A
N
Aw
Am
*
w
500
1000
1500
2000
2500
CH TAHUNAN
DIAGRAM KOPPEN UNTUK TIPE A
mm
B. IKLIM KERING
r < 0.44 (t – 19.5) CH Merata sepanjang tahun
r < 0.44 (t – 7)
CH Mengumpul pada ms. Panas 70%
r < 0.44 (t – 32)
CH Mengumpul pada ms. Dingin 70%
Dibagi 2 Bs & Bw
BS ½ Batas Atas – Batas Atas
Bw < ½ Batas Atas Ket. Sama
- Bs
0.44 (t -…..)
Stepa
0.22 (t -…..)
- Bw
0
Padang
Pasir
C. IKLIM SEDANG
Temperatur bulan terdingin > - 30C dan < 180C
Temperatur bulan terpanas > 100C
S
Pada musim panas kering (jumlah CH bulan terkering pada musim panas <
1/3 jumlah hujan terbasah pada musim dingin
W
Pada musim dingin kering dan musim panas lembab (jumlah hujan terkering
pada musim dingin <1/10 jumlah hujan terbasah pada musim panas)
f
Selalu lembab sepanjang tahun , tidak dijumpai keadaan s dan w. CH > 30
a.T rerata bulan terpanas ≥ 220C
b.T rerata untuk 4 bulan ≥ 100C & T bulan terpanas < 220C
c.T rerata 1 – 3 bulan ≥ 100C & T bulan terpanas < 220C
Csa
: daerah pedalaman
Csb
: daerah pantai (marine)
Cwa
: subtropika musiman
Cwb
: tropika lahan tinggi
Cfa
: subtropika lembab
Cfb
: Iklim marine
Cfc
: Iklim marine
D. IKLIM DINGIN
Rata-rata temperatur bulan terpanas > 100C dan terdingin kurang dari – 30C
w
Sama C
f
Sama C
a
Sama C
b
Sama C
c
Sama C
d
Rata-rata temperatur bulan terdingin < 2.8 dan dipakai diluar a,b,& c
dfa
Kontinental lembab (iklim dingin dengan periode kering)
dfb
Kontinental lembab
dfc
Sub artika
dfd
Sub artika
dwa
Iklim kontinental lembab (iklim dingin dengan musim dingin kering)
dwb
Iklim kontinental lembab
dwc
Sub artika
dwd
Sub artika
E. IKLIM KUTUB
Rata-rata temperatur bulan terpanas < 100C
T
Rata-rata temperatur bulan terpanas 0 – 100C
F
Rata-rata temperatur bulan terpanas ≤ 00C
ET
Iklim tundra (lumut)
EF
Iklim es – salju abadi
H
Temperatur seperti E, tetapi disebabkan tinggi tempat > 5000 feet
3. KLASIFIKASI IKLIM THORNTHWAITE
1899 – 1963 (Thornthwaite)
1931 memperkenalkan klasifikasi yang pertama khusus dipakai
di Amerika Utara
1933 memakai sistem tersebut untuk seluruh dunia
Dasar: Vegetasi, Evaporasi, Hujan & Temperatur
Thornthwaite:
Menganggap bahwa kebutuhan air tanaman tidak hanya tergantung
pada besarnya Curah Hujan tetapi juga tergantung evaporasi.
Menggunakan istilah dayaguna presipitasi =
P – E rasio
Perbandingan antara P dan E, yang
menunjukkan daya guna hujan bagi
kehidupan tanaman.
P
Presipitasi bulanan rerata (inci)
E
Penguapan dari permukaan air bebas
rerata bulanan (inci)
P – E ratio selama 12 bulan disebut P – E indek
Perhitungan :
P – E ratio = 10 P/E
12
P – E indek = Σ (10 P/E) n
n=1
Tetapi karena kesulitan data evaporasi maka untuk mengatasi diadakan
Hubungan antara temperatur (T), Penguapan (E) dan Presipitasi (P)
sehingga akhirnya diperoleh P – E rasio tanpa data evaporasi.
P – E rasio
P – E indek
: 115 ( P ) 10/9
T-10
12
: Σ
115 ( P ) 10/9 n
n=1
T-10
P : Presipitasi rerata bulanan dalam inci
T : Temperatur rerata bulanan dalam 0F
Simbol
Gol Lembab
Ciri Vegetasi
PE Indek
≥ 128
A
Basah
Hutan Hujan
B
Lembab
Hutan
C
Agak Lembab
Padang Rumput
32 – 63
D
Agak Kering
Steppa
16 – 31
E
Kering
Gurun Pasir
T – E indek = Jumlah 12 bulan dari T – E rasio
T – E rasio = ( T – 32 ) efisiensi temperatus rasio
4
12
T – indek = Σ ( T – 32 ) n
n=1
4
64 – 127
< 16
Atas dasar T – E indek dibedakan :
6 Golongan temperatur
TIPE IKLIM
T – E INDEK
A1 – Tropika
≥ 128
B1 – Mesotermal
64 -127
C1 – Mikrotermal
32 - 63
D1 – Taiga
16 - 31
E1 - Tundra
1 - 15
F1 - Frost
0
Pembagian selanjutnya adalah berdasar agihan presipitasi bulanan sbb:
r
Hujan merata seluruh musim
s
Hujan kurang di musim panas
w
Hujan kurang di musim dingin
d
Hujan kurang di seluruh musim
Berdasarkan kombinasi simbol P – E indek T –E indek dan agihan hujan
musiman yang dijumpai tercatat ada 32 tipe iklim:
AA1r
BA1r
CA1r
DA1w
EA1d
AB1r
BA1w
CA1w
DA1d
EB1d
AC1r
BB1r
CA1d
DB1w
EC1d
BB1w
CB1r
DB1s
BB1s
CB1w
DB1d
BC1r
CB1s
DC1d
BC1s
CB1d
D1
E1
F1
1
1
1
CC1r
CC1s
CC1d
3
7
10
6
3
Σ 32
4. KLASIFIKASI IKLIM DI INDONESIA
a. Mohr (1933)
Menurut Mohr, Koppen kurang berlaku di Indonesia terutama
tentang hujan.
Mohr mencoba presipitasi dan evaporasi sebagai indikasi
khusus daerah tropika.
Berdasarkan penelitian tanah, Mohr membedakan 3
tingkat kebasahan untuk berbagai bulan dalam satu
tahun.
Bulan Basah
CH ≥ 100 mm
CH > Ev
Bulan Lembab
CH 60 ≤ CH ≤ 100 mm
CH = Ev
Bulan Kering
CH < 60 mm
CH < Ev
Untuk mencari bulan basah dan kering Mohr menggunakan rerata
curah hujan masing-masing bulan selama beberapa tahun.
Jan – Bb, Feb – Bb, Maret – Bb, Agust – BK.
Mohr membagi 5 golongan iklim yaitu
Golongan
Daerah
Jumlah BKering
I
Basah
II
Agak Basah
1-2
III
Agak Kering
3–4
IV
Kering
5–6
V
Sangat Kering
0

6
b. Schmidt & Ferguson (1951)
Dasar sama seperti Mohr yaitu : BB dan BK, hanya cara mencarinya yang
berbeda, dengan menghitung BB dan BK untuk masing-masing tahun.
Sebagai dasar penggolongan iklim 2 orang ini menggunakan suatu
rasio Q = ∑ Rerata BKering
∑ Rerata BBasah
Data curah hujan diperoleh dari tahun 1921 – 1940 dengan
menghilangkan data yang kurang dari 10 tahun.
BK – CH < 60mm
BL – CH 60 – 100mm
BB – CH > 100mm
12
Lbk
11
10
sk
a = berisi antara 0 - 8
H
k
9
G
8
ak
7
F
6
s
E
5
ab
D
4
b
C
3
2
sb
B
1
01
2
3
4
5
6
7
8
9
10A 11 12
Garis batas tipe iklim pada Q =
1.5 a
12 – 1.5 a
a : Nilai dari 1 - 7
Schmidt & Ferguson, membagi iklim di Indonesia : 8 tipe (A – H)
≤ Q < 0.143
A
0
B
0.143 ≤ Q < 0.333
Basah
C
0.333 ≤ Q < 0.60
Agak basah
D
0.60
≤ Q < 1.00
Sedang
E
1.0
≤ Q < 1.67
Agak kering
F
1.67
≤ Q < 3.00
Kering
G
3.00
≤ Q < 7.00
Sangat kering
H
7.00
≤Q
Luar biasa kering
Makin kecil Q makin basah
Sangat basah
c. Klasifikasi Oldeman
-Oldeman, L.R. An Agroclimatic Map of Java 1975
- Oldeman, L.R. An Agroklimatic Map of Sulawesi 1977
- Oldeman, L.R. An Agroklimatic Map of Sumatera 1979
-
1980
Expert LP 3 = Lembaga Pusat Penelitian Pertanian, Bogor
Faktor utama di bidang pertanian daerah tropika adalah ketersediaan
lengas untuk evapotranspirasi dari tanaman, curah hujan adalah
faktor iklim dengan prioritas tinggi.
Dari perhitungan Oldeman diperoleh hasil
- Padi Sawah memerlukan
: 213 mm/bln
- Tanaman lahan kering memerlukan : 120 mm/bln
Bulan
CH (mm/bln)
Bulan Basah
≥ 200
Bulan Lembab
100 - 200
Bulan kering
≤ 100
Contoh : C2 (Lihat skema Iklim Oldeman)
Berarti :
Masa pertumbuhan 9 – 10 bulan
Periode Basah 5 – 6 bulan
Periode kering 2 – 3 bln
Skema Oldeman sbb :
0 12
1
11
10
9
2
3
4
5
6
7
8
E4
E3
E2
10
11
5
4
2
C2
D2
D1
E1
1
6
B3
9
0
C4
C3B3
D3
8
12
7
D4
3
4
C1
5
6
B2
A2 2
B1
7
8
3
1
A1
9
10
0
11
12
C. Agihan Tanaman atas Iklim
Contoh tanaman berdasarkan adaptasi, sejarah dan arti
ekonomi dibedakan :
Tanaman Tropika
Tanaman Sub Tropika
Tanaman Iklim Sedang
: Coklat/Kakao, Pisang, Tebu,
Kopi
: Padi, Kapas
: Jagung, Gandum, Apel
Iklim – Pola agihan vegetasi
Vegetasi
k/d
b/d
Es dan Salju
Tundra/lumut
Taiga
Padang
Pasir
Steppe
Praire
Padang Rumput
Savana
Hutan
k/p
Hutan
Hujan
b/p
Iklim – Pola agihan tanah
Es dan Salju
Tanah Tundra
Podzol
Tanah
Gurun
Tanah
Coklat
Chernozem
Tanah
Praire
Podzol
Podzol Coklat – Kelabu
Podzol Merah - Kuning
Laterit
Download