I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit

advertisement
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyakit periodontal adalah penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan
jaringan periodontal, hilangnya tulang alveolar, dan pada kasus yang parah dapat
menyebabkan kehilangan gigi. Penyakit periodontal terutama disebabkan oleh
bakteri
plak
spesifik
pada
subgingiva,
salah
satunya
adalah
bakteri
Porphyromonas gingivalis (Suwandi, 2010). Menurut Cai dkk., (2015),
Porphyromonas gingivalis adalah bakteri gram negatif yang merupakan salah satu
patogen penting pada periodontitis kronik. Bakteri P. gingivalis menghasilkan
faktor virulensi seperti lipopolisakarida (LPS), fimbria, kapsul, hemaglutinin, dan
gingipains yang dapat menginduksi respon inflamasi jaringan periodontal dan
resorbsi tulang alveolar.
Pencegahan terhadap penyakit periodontal dapat dilakukan dengan kontrol
plak. Saat ini kontrol plak dilengkapi dengan penambahan jenis bahan aktif yang
mengandung bahan dasar alami sebagai bahan antibakteri (Pratiwi, 2005). Zat
antibakteri alami tersebut dapat ditemukan pada bahan makanan yang dapat
dikonsumsi, salah satunya adalah kismis (Rivero-Cruz dkk., 2008). Kismis dahulu
dikenal sebagai pemicu terbentuknya karies gigi dan penyakit periodontal karena
kismis memiliki kandungan gula yang tinggi, namun berdasarkan penelitian
Rivero-Cruz dkk. (2008), rasa manis kismis ternyata berasal dari glukosa dan
fruktosa, bukan dari sukrosa yang merupakan gula yang menjadi substrat untuk
perlekatan glukan pada plak gigi manusia, sehingga kismis baik untuk dikonsumsi
sebagai cemilan. Kismis berasal dari buah anggur kecil yang dikeringkan secara
1
2
alami dibawah sinar matahari. Buah anggur dikenal sebagai buah yang mahal
harganya, karena anggur yang biasa dikonsumsi sebagian besar masyarakat
Indonesia adalah anggur yang diimpor dari luar negri, padahal Indonesia sendiri
memiliki kebun budidaya anggur yang cukup besar serta memiliki kualitas yang
baik. Buah anggur yang telah mengering sejak dari pohonnya dan menjadi kismis
sering kali tidak dipanen oleh para petani anggur, padahal kismis tersebut
memiliki kandungan yang sangat baik bagi kesehatan.
Kismis (Vitis vinifera L.) juga mengandung komponen yang memberi
keuntungan terhadap kesehatan gigi dan gingiva, salah satunya adalah asam
oleanolat.
Asam
oleanolat
memiliki
aktivitas
anti-infalmasi,
antitumor,
hepatoprotektif, sitotoksik, antidiabetogenik, antiHIV, dan antibakteri. Asam
olenolat pada kismis dapat menghambat pertumbuhan bakteri plak gigi dan
kalkulus gigi (Rivero-Cruz dkk., 2008). Asam oleanolat bekerja dengan cara
merusak struktur dinding sel bakteri, yaitu dengan mengaktifkan enzim
peptidoglikan hidrolase. Enzim peptidoglikan hidrolase adalah enzim yang dapat
merusak ikatan dan melarutkan fragmen dalam lapisan peptidoglikan pada
dinding sel bakteri. Ikatan-ikatan dalam lapisan peptidoglikan yang dirusak antara
lain adalah N-acetyglucosamine (NAG) dan N-acetylmuramic acid ( NAM)
(Kurek dkk., 2010).
Asam oleanolat konsentrasi 70% efektif dalam menghambat pertumbuhan
bakteri gram positif. Konsentrasi asam oleanolat yang dibutuhkan untuk
menghambat bakteri gram negatif lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi
untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif karena bakteri gram negati
memiliki outer membrane (Kurek dkk., 2010; Horiuchi dkk., 2007). Berdasarkan
3
penelitian Seta (2010), asam oleanolat konsentrasi 80% dapat menghambat bakteri
gram negatif Aggregatibacter actinomycetemcomitans, namun pada konsentrasi
tersebut juga memberikan hasil yang kurang efektif karena zona hambat yang
terbentuk lebih kecil dibandingkan dengan kontrol positif, dengan menaikkan
konsentrasi menjadi 85% diharapkan akan memberikan efek yang lebih maksimal
dalam menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif penyebab periodontitis
lainnya, yaitu bakteri P. gingivalis.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
penulisi ingin menguji daya hambat asam oleanolat konsentrasi 85% terhadap
pertumbuhan bakteri gram negatif penyebab periodontitis yaitu bakteri
Porphyromonas gingivalis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disebutkan diatas dirumuskan
permasalahan yaitu, apakah terdapat daya hambat asam oleanolat hasil fraksinasi
ekstrak kismis (Vitis vinifera) konsentrasi 85% terhadap pertumbuhan bakteri
Porphyromonas gingivalis.
C. Keaslian Penelitian
Penelitian sebelumnya oleh Rivero-Cruz dkk., (2008) mengkaji kemampuan
kandungan Vitis vinifera secara keseluruhan sebagai antibakteri rongga mulut
yang menggunakan bakteri Porphyromonas gingivalis dan Streptococcus mutans,
dan didapatkan hasil berupa konsentrasi hambatan minimum, tetapi tidak meneliti
besarnya zona hambat yang terbentuk. Penelitian juga dilakukan oleh Seta (2014)
4
mengenai daya hambat asam oleanolat hasil fraksinasi ampas bunga cengkeh
(Syzygium aromaticum) konsentrasi 80% terhadap pertumbuhan bakteri gram
negatif Aggregatibacter actinomycetecomitans. Penelitian mengenai daya hambat
asam oleanolat hasil fraksinasi ekstrak kismis Vitis vinifera konsentrasi 85%
terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis, sepengetahuan penulis
belum pernah dilakukan sebelumnya.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat asam oleanolat hasil
fraksinasi ekstrak kismis (Vitis vinifera) konsentrasi 85% terhadap pertumbuhan
bakteri Porphyromonas gingivalis.
E. Manfaat Penelitian
1.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi ilmiah
mengenai pengaruh daya hambat asam oleanolat hasil fraksinasi kismis (Vitis
vinifera) konsentrasi 85% terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas
gingivalis.
2.
Dalam dunia penelitian, diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai
bahan informasi untuk penelitian selanjutnya.
Download